chapter 3

Tears of Gumiho
Please Subscribe to read the full chapter

*Dunia Manusia*

            Aku tak menyangka rasa pusingnya akan terasa sangat menyiksa. Dalam sekejap tubuhku berpeluh keringat. Samar-samar kudengar suara seseorang yang tengah memanggilku dan bahuku terasa bergoyang. Makin lama semakin kencang. Namun, berkat guncangan itu akhirnya rasa pusing yang awalnya aku rasakan perlahan menghilang.

            Rasa kaget menyergapku ketika mendapati seorang namja berada di sampingku sambil memegang bahuku. Tak dapat berpikir jernih akhirnya aku teriak, bahkan tanganku secara spontan memukulinya. Sorot matanya memang tidak menunjukkan keinginan untuk berbuat jahat, tetapi aku belum bisa menguasai rasa takutku.

            Alhasil, karena perlakuanku, namja itu beranjak dari tempat duduknya dan mulai menjauh. Anehnya, setelah kepergian namja itu tiba-tiba rasa takut yang memang sedari awal telah aku rasakan semakin bertambah. Seolah rasa sesak mulai menggelayuti perasaan. Secara tak sadar mataku menerawang memandang punggung namja itu. Punggung itu seolah familiar. Seolah aku pernah mengenalinya. ’Ah...pintu keluarku!’ Terlambat. Namja itu telah turun dari bus.

             ’Bagaimana ini? Aku tak tahu harus ke mana? Apa yang harus aku lakukan sekarang?’

            ”Boleh aku duduk di sini?” tanya seorang namja yang entah sejak kapan sudah duduk di sampingku.

            ”Hah?! Ah...iya. Silakan!” jawabku sekenanya. Otakku masih menerawang dengan kepergian namja tadi.

            ”Apa kau tahu mengenai Gumiho? Atau kau pernah mendengarnya, mungkin?”

            ”Gumiho?! Kenapa memangnya? Lagipula, siapa kau tiba-tiba bertanya mengenai hal itu?” tanyaku penuh curiga. Aku baru di dunia ini, tidak ada salahnya sedikit berhati-hati dengan semua orang yang aku temui.

            Bukannya langsung menjawab, mata namja di sampingku ini menatap lekat kalung yang kini tengah aku kenakan. Setelah beberapa saat ia pun mengeluarkan kalung dari dalam bajunya. Masih dengan tanpa kata-kata, ia menunjukkan ekor rubah di kalungnya itu. Jumlahnya ada lima.

            ”Kau... Kau Gumiho?” tanyaku berhati-hati.

            ”Seperti yang kau lihat. Aku rasa pertanyaanmu sudah terjawab dengan adanya kalung ini di leherku. Hanya saja alasan aku bertanya padamu mengenai Gumiho karena auramu berbeda dari Gumiho pada umumnya.” Jelasnya panjang lebar.

            ”Aku baru di dunia ini. Lihatlah ekor rubah di kalungku masih ada sembilan. Aku bingung harus ke mana dan aku masih belum tahu apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu.”

            ”Kau bisa ikut denganku. Ouh iya...kenalkan namaku Sungjong. Namamu?”

            ”Aaahhh...syukurlah aku punya teman di dunia ini. Senang berkenalan denganmu, Sungjong. Aku Hoya.”

            Setelah mengobrol panjang lebar, Sungjong mengajakku turun di sebuah halte yang tentunya masih asing bagiku. Ia tak menyebutkan tempat tujuan kami. Ia hanya bilang bahwa aku akan terkejut bila sudah sampai di sana.

            Sungjong merupakan Gumiho yang tidak terlalu tinggi, tetapi kulitnya lebih putih dibandingku, selain itu wajahnya pun terlihat sangat manis. Syukur teman pertamaku adalah seorang Gumiho juga. Dengan begitu aku tidak perlu menutupi jati diriku dan aku bisa bercerita lebih leluasa.

            Benar kata Sungjong, sesampainya di tempat tujuan aku langsung terkejut. Bukan karena tempatnya yang tak nyaman, tetapi karena orang-orang yang ada di dalam rumah ini. Semuanya memakai kalung yang sama denganku, hanya saja ketika aku perhatikan lebih teliti, jumlah ekor pada tiap kalung berbeda-beda. Ya Tuhan...ternyata sangat banyak Gumiho yang ada di dunia manusia. Sungai itu benar-benar memberikan aura yang mampu menghipnotis. Terbukti dari banyaknya para rubah yang merasa tertarik dengan dunia ini.

            Tanpa memerlukan waktu yang lama, aku sudah dapat beradaptasi dengan tempat ini. Aku sudah akrab dengan semua Gumiho yang tinggal di rumah ini. Mereka semua pun mengizinkan aku untuk tinggal di sini sampai waktu menetapku di dunia ini habis.

***

4 Tahun Kemudian

            Tak teras

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyugyunam #1
yuhuuu.. kudu komen duluu
rhe3a_1891 #2
Chapter 11: Sweet dongwoo ...
Urgh dilema bgt buat hoya ...
rhe3a_1891 #3
Chapter 10: Hoya udah 'harus' kembali k dunia rubah karna Sungjong...?
rhe3a_1891 #4
Chapter 9: Jd ... Myungyeol ortuny hoya ...?
Makin seru nh ...
Update hwaiting ..
rhe3a_1891 #5
Update hwaiting ..
rhe3a_1891 #6
Chapter 7: Foto siapa y ... ?
rhe3a_1891 #7
Chapter 6: GumihoYa imut bgt ...
Update hwaiting ...
pakicol #8
Chapter 5: Ada ada aja ni ngidamnya hoya. Mawar biru pula hadueh..
Lanjut dah. Penasaran gimana hoyanya..
aiai_kimie #9
Chapter 4: Yeeeeyyy woogyu... i love it.. suka suka..
Lanjuuut ya thooor ;)
pakicol #10
Chapter 4: Daebak. Thor. Sweet banget woogyu momentnya. Haduh. Jadi minder euy. Hehhehe.
Dilanjut penasaran ama nasib si guminho hoya. Kekeke