chapter 9

Tears of Gumiho
Please Subscribe to read the full chapter

*Dunia Manusia*

Bukan hanya Dongwoo yang terkejut melihat perubahan pada diriku, tetapi aku sendiri pun terkejut dengan perubahan pada diriku. Terlebih perubahan ini harus disaksikan oleh Dongwoo. Keterkejutan itu membuat Dongwoo duduk terlemas di tempatnya. Tentu menunggu keterkejutan Dongwoo hilang bukanlah pilihan yang tepat untuk saat ini. Oleh karena itu, aku langsung berlari keluar kamar dan sesegera mungkin menuju pintu depan.

’Bagus...Dongwoo tak percaya dengan adanya Gumiho dan saat ini dia melihat kekasihnya berubah menjadi rubah.’

Aku dapat dengan mudahnya memasuki pintu halaman dan pintu depan. Tidak seperti biasanya kedua pintu itu tidak terkunci bahkan terbuka lebar. Mungkin hal tersebut dilakukan agar kami, para Gumiho, yang berubah di luar rumah dapat dengan mudah melarikan diri ke dalam.

Sesampainya di ruang tengah aku menemukan banyak Gumiho yang telah berubah menjadi rubah. Benar yang dikatakan Sungjong waktu itu, di mana pun kita berada bila ada bulan purnama maka para Gumiho akan secara otomatis berubah. Hanya satu yang aku sesalkan mengenai perubahan ini; Dongwoo. Aku memang tidak berniat merahasiakannya terus menerus, tetapi bukan dengan cara seperti ini aku ingin Dongwoo mengetahuinya.

Ketika matahari pagi bersinar, aku dan Gumiho lainnya berubah kembali ke wujud manusia kami. Semua telah terbiasa dengan perubahan ini. Oleh karena itu, mereka dapat langsung melakukan aktivitas seperti biasa. Berbeda halnya denganku, saat ini yang dapat aku lakukan hanya masuk ke dalam kamar. Termenung... Memikirkan semua hal yang telah terjadi. Merasa takut akan banyak hal. Lalu menangis.

Entah berapa lama aku menghabiskan waktuku di dalam kamar. Aku memutuskan untuk izin tidak masuk kantor. Aku meminta Sungjong untuk menyampaikannya kepada atasan kami. Sungjong langsung mengiyakan tanpa bertanya apa-apa. Bukannya tak peduli, aku yakin Sungjong peduli padaku. Dan cara pedulinya ia tunjukkan dengan memberikan waktu padaku untuk menenangkan diri.

Malam ini aku putuskan untuk keluar kamar. Niatku hanya untuk mengambil minum di dapur. Di sana aku melihat Sungjong tengah memasak makan malam untuk dirinya. Aku dudukkan diriku di kursi yang berada di ruang dapur.

”Sudah merasa baik?” tanya Sungjong tanpa mengalihkan perhatiannya dari makanan yang tengah dimasaknya.

”Entahlah. Aku... aku hanya merasa...” belum sempat menuntaskan jawabanku, air mata yang aku kira tak akan keluar, kini malah mengalir dengan deras.

”Tenanglah Hoya. Ada apa? Sudah lima hari kau mengurung dirimu di kamar. Aku khawatir. Semua yang ada di rumah ini pun khawatir.” Tutur Sungjong sembari mengusap pelan punggungku.

’Benar sudah lima hari aku mengurung diri di kamar. Berarti sudah lima hari pula Dongwoo tak mengabariku. Aku rindu padamu, Dongwoo. Rindu... Sangat rindu.’

”Kau tak apa-apa? Ini minumlah lagi agar kau merasa tenang sedikit.” Ucap Sungjong dengan meletakkan gelas berisi air putih di hadapanku.

”Sungjong...aku takut. Takut...” ucapku tertahan. ”Hiks...hiks...hiks...”

”Takut?! Ada apa? Apa yang kau takutkan? Coba ceritakan, Hoya! Mungkin aku bisa membantumu.”

”Dongwoo... Dongwoo... Aku takut Dongwoo meninggalkanku. Takut Sungjong... Hiks...hiks...”

”Kau ada masalah dengannya? Makanya akhir-akhir ini kau tak keluar kamar. Sebesar itukah permasalahanmu, Hoya?!”

”Dongwoo... Dia... Dia...melihatku berubah ketika malam bulan purnama. Padahal Dongwoo tak percaya dengan Gumiho. Sekali pun dia percaya, tentu bila melihatku berubah dia akan tetap ketakutan. Benar kan, Sungjong?!”

”Tenang Hoya. Mungkin dia kaget, tetapi belum tentu dia akan meninggalkanmu. Bukankah dia sangat mencintaimu?! Dan...kau pun sangat mencintainya kan?!”

”Tentu...aku sangat mencintainya.” Jawabku sembari menghapus sisa-sisa air mata yang telah mengalir di pipi.

”Sekarang lebih baik kau istirahat. Percayalah pada cinta yang kau miliki untuk Dongwoo. Ok?!” Aku anggukan kepalaku sebagai jawaban atas perintah Sungjong.

***

Tok...tok...tok...

Dengan langkah gontai aku menuju pintu kamarku. Tidak seperti biasanya sepagi ini ada yang ingin menemuiku. Secara perlahan aku membuka pintu kamarku.

”Sungjong?! Tumben... Ada apa? Kalau masalah kantor, aku rasa aku belum siap keluar rumah.” Ucapku setelah mengetahui siapa yang berada di depan pintu kamarku saat ini.

”Hoya...kau pasti akan senang mendengar kabar dariku. Kau tahu?! Dongwoo ada di depan gerbang. Ingin bertemu denganmu.” Jelas Sungjong sembari menunjukkan senyum lega; seolah turut bersyukur atas kedatangan Dongwoo.

”Aku belum bisa menemuinya. Aku

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyugyunam #1
yuhuuu.. kudu komen duluu
rhe3a_1891 #2
Chapter 11: Sweet dongwoo ...
Urgh dilema bgt buat hoya ...
rhe3a_1891 #3
Chapter 10: Hoya udah 'harus' kembali k dunia rubah karna Sungjong...?
rhe3a_1891 #4
Chapter 9: Jd ... Myungyeol ortuny hoya ...?
Makin seru nh ...
Update hwaiting ..
rhe3a_1891 #5
Update hwaiting ..
rhe3a_1891 #6
Chapter 7: Foto siapa y ... ?
rhe3a_1891 #7
Chapter 6: GumihoYa imut bgt ...
Update hwaiting ...
pakicol #8
Chapter 5: Ada ada aja ni ngidamnya hoya. Mawar biru pula hadueh..
Lanjut dah. Penasaran gimana hoyanya..
aiai_kimie #9
Chapter 4: Yeeeeyyy woogyu... i love it.. suka suka..
Lanjuuut ya thooor ;)
pakicol #10
Chapter 4: Daebak. Thor. Sweet banget woogyu momentnya. Haduh. Jadi minder euy. Hehhehe.
Dilanjut penasaran ama nasib si guminho hoya. Kekeke