Super-unpredictable
Shadow : Addicted to YouMalam hari adalah waktu yg tepat untuk ber santai. Sehari penuh berkutat dengan pekerjaan, menikmati segelas teh dan cemilan manis. Itu hal yg rutin di lakukan oleh Wendy, tapi tidak untuk Krystal.
Ia masih saja bersikeras mencari data lewat komputernya.
"Eonnie, apa kau yakin dengan keputusanmu?"
Krystal membisu. Ia masih belum siap dengan ini! Pernikahan? Anak? Oh tidak.. Aku harus mencari jalan keluar. Tentu saja, dengan cara ini.
"Mengadopsi anak? Lalu..status nya nanti akan jadi anak angkatmu. Yah.. Mengadopsi anak tak semudah yg kau bayangkan. Eonnie..."
Mendengar Wendy mengomel dengan mulut penuh camilan, Krystal menoleh ke arah Wendy dengan tatapan membunuh.
"Bisa kah kau diam sebentar dan bantu aku?"
Wendy menggeleng. Ia masih enggan beranjak dari meja yg penuh dengan camilan.
Karena kesal dengan dirinya sendiri, Krystal berlari ke arah Wendy dan ikut makan bersamanya.
"Ish, eonnie egois."
"Diam saja kau, bocah."
"Aku bocah yg siap jadi bibi dari anakmu."
"Hentikan-itu-dasar-bodoh! Aku tidak akan menikah!"
"Selamanyaaa? Selama lama lama lama lama lama lama.... "
Bruk!!
Setelah selesai melempar bntal ke arah Wendy, Krystal masuk ke dalam kamarnya untuk segera tidur.
Percuma saja memikirkan hal ini.. Akan berat jika aku tidak segera mencegah Appa.
Aku tau..
Appa memintaku untuk menikah dengan org pilihanku.
Tpi jika tidak?
Ya benar! Perjodohan. .
"Eonnie...mengapa kau tidak menerima tawaran direktur Park?"
Wendy lagi-lagi muncul dari balik pintu kamar Krystal.
Mendengar saran dari Wendy, sontak Krystal mengerutkan dahinya dan berpikir
Apa dia gila? Sudah jelas aku menolak dan hampir meludah di depan Amber! Bagaimana mungkin aku meminta nya kembali untuk menikahiku?
"Itu ide bodoh. Aku tidak akan melakukannya."
Krystal mematikan lampu kamarnya dan bergegas untuk tidur.
Besok ia harus segera bangun pagi dan menemui Appa Jung.
Sudah jelas sekali bahwa Appa-nya itu akan membahas pernikahan dan juga cucu untuknya! Sial.
Pagi yg tidak di harapkan tetaplah datang.
Krystak menghadap ke arah Appa Jung dengan gugup.
Pagi itu diriny memang berjanji datang kembali untuk membahas permintaan Appa.
"Appa...um..."
"Iya, nak? Kau keberatan?"
"Ah, tidak Appa. Hanya saja..."
Krystal meraih tangan Appa Jung dan menggenggamnya seerat mungkin.
"Appa ingin cucu kan?"
"Iya, Krys. Sangaaat ingin.."
Ah.
Krystal merasakan hatinya sakit. Seharusnya permintaan Appa bisa dg mudah ia turuti.
Melihat wajah Appa Jung yg nampak antusias mendengar kata cucu.
"Bagaimana dengan adopsi? Bukankah itu lebih baik kulakukan skrg?"
Raut wajah Appa Jung mendadak sedih. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Krystal dan tersenyum.
"Ah... Kita sudah punya anak asuh di beberapa panti asuhan. Kurasa mengadopsi salah satu bukanlah solusi."
Sudah kuduga Appa tidak akan setu
Comments