“Woaaah! Tempatnya sungguh menyenangkan! Kau biasa datang kesini, direktur Park?” Krystal berdiri di balkon penginapan. Keduanya sudah tiba di bibir pantai sejak sore. Ternyata Amber membawanya pergi ke tempat yang jauh dari kota, Desa Hongdae, Busan.

“Baru kali ini datang ke desa, tuan putri?” Cemooh Amber sambil terkekeh. Ia menyulut rokoknya dan duduk di ujung balkon.

“Dulu…. kau sering datang kemari bersama Jessica eonnie, ya?” Tanya Krystal perlahan, matanya mengawasi ke arah pantai. Amber tidak menjawab, asap rokok mengepul lembut di ujung bibirnya.

Entah kenapa Krystal merasakan Amber  masih sulit melupakan kakaknya. Bahkan di situasi yang paling rumit sekalipun---mereka berdua  sudah menikah, Amber tidak terlihat bahagia.

Ish, lagipula aku menikahinya bukan untuk membuatnya bahagia! Ibatin Krystal dalam hati.

“Kakimu masih sakit?” 

Pertanyaan Amber membuyarkan lamunannya, Krystal menunduk, mengawasi ujung kakinya yang lebam. Perlahan-lahan ia menyesal mengapa datang tidak dengan sandal tapi malah dengan high heels setinggi menara Pisa.

“Tidak, sudah cukup membaik.” Tentu saja Krystal berbohong, ia masih menggigit bawah bibirnya untuk menahan perih.

Amber juga ikut menunduk, ia memandangi kaki Krystal yang jenjang. Namun kedua matanya berkerut ketika melihat ujung jari kaki milik istrinya terlihat biru.

Perlahan-lahan ia jongkok, mendekati betis Krystal dan…

Duk!

Krystal melempar