Chapter 2
OverprotectedOverprotected
Wonkyu
Boys Love,
= = =
“Kau sudah bangun?”
Adalah kata pertama yang menyambutnya pagi itu. Kyuhyun baru saja mengerjapkan matanya, saat dirasanya seseorang mengecup pipi kanannya. Kepalanya terasa berat. Matanya juga terasa lengket. Dengan sekuat tenaga, Kyuhyun akhirnya berhasil membuka matanya. Meski terasa mengganjal karena ia rasa, matanya membengkak. Kyuhyun segera mengubah posisinya menjadi duduk saat matanya menangkap sosok Kangin yang duduk di ranjangnya.
Kangin tersenyum simpul. Jemarinya tidak tahan untuk tidak mengelus surai yang kini berdiri acak-acakan. “kau baik-baik saja?” Tanyanya. Masih mempertahankan kegiatan mengelusnya.
Kyuhyun menganggukkan kepalanya. “Appa tidak ke kantor?” meraih lengan Kangin dan memeluknya. Menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Kangin. Menguap lebar tanpa mau repot-repot menutup mulutnya.
“Setelah kau makan, appa akan segera ke Kantor.” Kangin meraih mangkuk yang berisi bubur jagung buatan Siwon. Well, Kangin tidak sempat untuk memasak karena bangun agak siang. Meraih sesendok bubur, lantas menyuapkannya pada Kyuhyun.
Kyuhyun menelan buburnya sebelum mengajukan pertanyaan. “Appa tidak mau menemaniku?” Bibirnya mengerucut runcing.
“Maaf, Babykyu. Appa tidak bisa meninggalkan pekerjaan. Lagipula, Hyungmu sedang tidak ada kuliah hari ini. Kau bersama Siwon saja, oke?”
Kyuhyun kembali menganggukan kepalanya. Menerima suapan Kangin dengan tenang. Lengannya melingkar pada pinggang Kangin. “Siwon Hyung masih marah?”
“Dia hanya khawatir. Bukan marah.” Kangin memberikan suapan terakhirnya. Menyerahkan segelas susu coklat pada Kyuhyun. “Appa sudah menelpon wali kelasmu. Kau istirahat saja.”
Semalam Kangin mendapati Kyuhyun tidak ada di meja makan bersama Siwon yang tengah menyantap semangkuk ramen. Kangin bahkan sangat tau jika Kyuhyun sangat senang mengganggu Siwon saat sedang memakan terigu kenyal panjang yang sangat menggairahkan lidah itu. Dan Siwon tak dapat mengelak untuk tidak bercerita pada Kangin, apa yang dialaminya sore itu.
Kyuhyun segera menenggak habis susu coklatnya. Menyimpan gelas yang sudah kosong itu di atas meja.
“Sudah. Appa harus berangkat.” Kangin beranjak setelah mengecup pipi Kyuhyun.
Kyuhyun kembali membaringkan tubuhnya setelah bayangan Kangin menghilang di telan pintu kamarnya. Menatap langit-langit kamar. Yang sesungguhnya, hanya ada lampu yang menggantung disana. Kyuhyun masih malas untuk beranjak dari tempat tidurnya. Lagipula, kepalanya masih sedikit berat.
Ceklek
Kyuhyun menoleh saat pintu kamarnya terbuka. Menampilkan Siwon dengan lingkaran hitam yang menghiasi sekitar matanya. Pria jangkung itu berjalan dengan tergesa-gesa. Menaiki ranjang yang sama dengan Kyuhyun. Mau tak mau membuat Kyuhyun mengernyitkan kening heran. “Hyung, kau kenap--?
Siwon berbaring di sebelah Kyuhyun. Lengannya memeluk pinggang Kyuhyun dengan erat. “Aku tidak bisa tidur semalaman. Biarkan aku tidur sebentar.”
Kyuhyun tidak mengerti. Namun, ketika tangan Siwon semakin memeluknya erat. Dan hembusan nafas yang menggelitik ceruk lehernya. Tubuhnya terasa membeku. Detak jantungnya berirama dengan cepat. Kyuhyun menolehkan kepalanya. Berhadapan dengan wajah Siwon yang terpejam dengan tenang. Kyuhyun dapat merasakan hembusan nafas Siwon kini menerpa wajahnya. Wangi mint yang disuguhkan membuat kepalanya semakin pusing. Ada getaran menyenangkan yang menggelitik perutnya.
= = =
Kyuhyun berbaring di atas sofa. Mengompres matanya yang membengkak dengan menggunakan air es. Kyuhyun sama sekali tidak menyangka, jika matanya akan membengkak dengan lama. Pasti karena ia menangis kemarin. Kyuhyun bahkan tidak ingat berapa lama ia menangis.
Kyuhyun masih bertahan dalam posisinya ketika bel rumahnya berbunyi. Samar-samar Kyuhyun dapat menangkap suara Siwon yang mempersilahkan sang tamu masuk. Kyuhyun terperanjat saat telinganya menangkap suara Donghae yang menanyakan keadaannya. Tidak! Kyuhyun tidak ingin bertemu dengan Donghae saat ini. Oh! Ia tidak ingin jika Donghae melihat wajahnya yang sedang terbentuk aneh, karena matanya yang bengkak.
Kyuhyun segera berlari menuju kamar Siwon. Berharap menemukan kacamata hitam yang sering Siwon kenakan saat mereka berlibur ke pantai. Kyuhyun menghembuskan nafasnya lega. Ia meraih kacamata yang tersimpan rapih di dalam lemari kaca milik Siwon. Memakainya. Tidak lupa merapihkan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Kyuhyun melangkah dengan santai menuju ruang tengah. Tempatnya tadi berbaring.
“Hai, Kyuhyunnie~”
Ah! Senyum Donghae memang selalu menjadi yang terbaik. Senyumnya terasa begitu menawan. Kyuhyun benar-benar memuja senyum pria tampan itu. “H-Hai Hyung~” Kyuhyun tidak dapat untuk tidak tersipu.
Donghae tertegun. Menatap bayangan dirinya yang terpantul dari kacamata hitam yang Kyuhyun kenakan. “Kenapa memakai kacamata hitam di dalam rumah?” keningnya berkerut. Memiringkan kepalanya seolah sedang berpikir dengan keras.
“A-ah ti-tidak—“
“Matanya bengkak karena menangis seharian kemarin. Akh—“
Suara Siwon seolah meruntuhkan rasa percaya dirinya. Kyuhyun tidak tahan untuk tidak mencubit pinggang Siwon. Dan apa katanya? Menangis seharian? Hell, Kyuhyun hanya menangis eum entahlah dia tidak ingat dan tak ingin mengingatnya. Tapi jelasnya, dia tidak menangis seharian.
Donghae tertawa lebar. “Kau tidak perlu malu seperti itu, Kyu!” Donghae menarik nafasnya. “Aku bahkan sudah melihat betapa mengerikannya kau menangis kemarin.”
Comments