Chapter 3
OverprotectedOverprotected
Wonkyu
Boys Love,
. . .
“H-Hyung a-apa itu tidak terlalu banyak?”
Siwon menghentikan kegiatan melipatnya. Memberi tatapan mematikan yang mampu membuat Kyuhyun bungkam. “Baiklah. Tidak ada kemping.” Siwon baru saja akan mengeluarkan semua pakaian Kyuhyun yang telah ia masukkan ke dalam ranselnya.
“Ti-Tidak Hyung. Maksudku, aku pasti akan membutuhkan banyak baju hangat disana. Begitu hyung.” Kyuhyun memberikan cengiran canggung. Untuk saat ini, ia tidak dapat melakukan banyak protes. Biarlah Siwonnya mempersiapkan segalanya. Asal ia dapat mengikuti Kemping.
Siwon kembali memasukkan tiga buah jaket pada ransel Kyuhyun. Membuat ransel itu tampak membengkak karena over limit. Namun, wajah Siwon menampilkan senyumannya. Seolah puas dengan hasil kerjanya.
Siwon mengalihkan atensinya pada Kyuhyun yang menatap nanar ransel yang ugh! Kyuhyun bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana ia bisa menggendong ransel yang bengkak seperti itu. Siwon tersenyum. Tentu saja ia sengaja. Semoga saja Kyuhyun berubah pikiran dan membatalkan keinginannya untuk kemping.
“Dengar! Aku tidak ingin kau kedinginan disana. Aku juga sudah menyiapkan beberapa cemilan agar kau tidak kelaparan. Dan ingat! Selalu siapkan air panas agar kau bisa meminum susu coklatmu dengan baik.”
Kyuhyun sudah membuka mulutnya. Berniat menyela wejangan panjang lebar yang terlalu luas untuknya. Namun, mulut itu hanya terbuka tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Bibirnya mengerucut. Ia sudah lelah! Siwon sudah terlalu banyak bicara.
“—jika kau ingin pulang kapanpun, cukup telpon aku. Aku akan menjemputmu. Dan jangan sampai ponselmu mati. Atau aku akan mengacaukan acaranya!”
Kyuhyun mengangguk lemas. Apakah Hyukhyuk juga mendapat banyak wejangan sepertinya? Ah! Ia lupa. Hyukhyuk anak tunggal. Tidak akan ada kakak cerewet yang akan menceramahinya. Bibirnya meruncing. Menatap Siwon dengan tatapan sebal.
“Ada apa dengan matamu? Kau tidak mendengar yang aku katakan?”
“Aish! Bukan begitu, Hyung. Aku mendengarnya dan mengingatnya. Hyung tidak usah khawatir lagi.” Bibirnya masih mengerucut. Ia jadi merindukan Kangin yang pasti akan membelanya. Rasa-rasanya ia ingin mena—ngis. Hiks! Nah kan? Kyuhyun buru-buru mengusap air matanya.
. . .
Kyuhyun memeluk pinggang Kangin dengan erat. Air matanya terus mengalir tanpa bisa ia cegah. Kyuhyun tidak menyangka jika Siwon benar-benar tidak mengijinkannya mengikuti kemping. Kyuhyun tidak ingin cengeng. Namun egonya begitu menguasainya. Ia tak bisa dengan mudah menghentikan tangisnya.
“Baby, berhentilah menangis.” Kangin mengusap rambut Kyuhyun. Mencoba memberikan pengertian. “Kakakmu hanya khawatir. Sudah. Kau tidak perlu ikut acara seperti itu. bagaimana jika kita liburan ke Jepang saja?”
Bukan jawaban yang Kangin dapat. Anak itu malah semakin keras menangis. Kyuhyun benar-benar tidak bisa dibujuk. Mendesah frustasi. Seandainya kau ada disini. Pasti tidak akan sesulit ini, Hyejin-ah. Kangin masih mempertahankan mengusap kepala si bungsu. Hingga perlahan isakan kecil itu menghilang dan terganti dengan hembusan nafas teratur. Kyuhyun tertidur.
Paginya, aksi merajuk Kyuhyun masih berlanjut. Kyuhyun tidak ingin melepaskan pelukannya pada Kangin. Membuat pria berusia hampir setengah abad itu kesulitan, bahkan untuk ke kamar mandipun. “Appa hanya sebentar, Baby. Setelah appa mandi, kau boleh memeluk appa lagi.”
Kangin menghembuskan nafasnya lega. Ia segera membersihkan dirinya sebelum Kyuhyun berubah pikiran. Mungkin Kangin akan sembunyi-sembunyi untuk pergi ke Kantor. Bukan untuk menghindari Kyuhyun. Hanya saja, pekerjaannya sudah sangat menunggu.
Namun akhirnya, Kangin tidak dapat mengelak. Setelah ia berpakaian rapi, Kyuhyun kembali memeluknya dengan erat. Kangin mengusap rambut Kyuhyun. Membawa Kyuhyun menuju ruang makan. Menampilkan sosok Siwon yang sedang menata meja makan.
Siwon menatap Kyuhyun. Dan hati Siwon mencelos saat Kyuhyun memalingkan wajahnya. Membenamkannya pada punggung Kangin. Membuat Siwon memandang kangin dengan penuh Tanya. Hanya sebuah gelengan yang menjadi jawab atas tanyanya. Siwon menghembuskan nafas gusar. Ia segera menyiapkan susu coklat kesukaan Kyuhyun. Berharap pria yang sedang merajuk itu luluh dengan susu favoritnya.
Namun, Kyuhyun benar-benar nerajuk. Tidak ingin sekolah, makan, minum, mandi dan berganti pakaian. Yang ia lakukan hanya memeluk Kangin. Memaksa Kangin untuk membawanya ke Kantor. Masih dengan piyama hijaunya. Membuat keduanya menjadi pusat perhatian seluruh karyawan disana. Dan Kangin hanya dapat tersenyum canggung. Dalam hati berdoa. Semoga salah satu dari kedua anaknya berubah pikiran, dan melunturkan egonya.
. . .
kyuhyun tersenyum menatap hamparan rumput hijau yang tersaji di hadapannya. matanya berbinar cerah. Kemping yang ia dambakan berada di depan matanya. Kyuhyun bahkan sudah dapat membayangkan bagaimana serunya acara ini. Ia buru-buru berlari memasuki lapangan. Menghampiri Hyukjae yang juga baru sampai disana.
Siwon mendesah. Ia segera membawa dua ransel yang berisi perlengkapan Kyuhyun. Bergerak menghampiri Hyukjae. Membuat Hyukjae dan Kyuhyun sama-sama kaget. Mengajak Hyukjae untuk berbicara empat mata.
Siwon menatap Kyuhyun. Membuat pria manis itu urung mengikuti keduanya. Kyuhyun hanya khawatir. Apa yang akan Siwon lakukan pada Hyukjae? Kyuhyun meremas jemarinya. Menghilangkan rasa takut yang bergerak tak nyaman di hatinya. Bibir bawahnya ia gigit dengan gemas. Kyuhyun ingin mendekat. Mencari tahu apa yang sedang Siwon bicarakan dengan Hyukjae. Kyuhyun masih berharap saat keduanya bergerak mendekat padanya.
“Aku akan segera pulang. Ingat semua yang sudah aku katakan.”
Kyuhyun merasa tidak nyaman. Siwon seolah berubah. Kyuhyun tidak suka berada di situasi ini. siwon berkata dengan datar dan dingin. Seolah Kyuhyun telah membuat sebuah kesalahan. Kyuhyu
Comments