Chapter 10
OverprotectedOverprotected
WONKYU
Boys Love,
. . .
Kyuhyun menggeliat pelan. Tubuhnya terasa sangat lemas. Matanya setengah terpejam. Masih mengantuk karena jika diingat lagi, ia hanya tidur beberapa jam saja. Juga setiap tulangnya kini seolah terlepas dari persendiannya. Tak ingin beranjak dari nyamannya ranjang yang kini ia tempati bersama Siwon. Kyuhyun memiringkan tubuhnya, memeluk Siwon yang tengah bertelanjang dada. Menelusupkan wajahnya pada kehangatan yang selalu tersuguh dari tubuh kekar Siwon.
Siwon mengerjapkan matanya merasa terusik oleh pergerakkan Kyuhyun. Rambut Kyuhyun menggesek dada telanjangnya dengan tepat. Membuatnya merasa geli. “Baby—“ Siwon mengusap rambut Kyuhyun. Semakin membuat Kyuhyun betah dalam pelukannya. “Hei—apa sakit?” Siwon mengusap punggung Kyuhyun dengan gerakan lembut.
Kyuhyun menggeleng. Semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Siwon. Kyuhyun yakin jika wajahnya sudah memerah karena pertanyaan Siwon. “Sedikit.” Kyuhyun mencicit.
“Kalau begitu, tidak usah sekolah saja.”Mendekap Kyuhyun dengan erat.
“Aku ada kuis hari ini, Hyung.” Kyuhyun melepas dekapan SIwon. Menegakkan tubuhnya dengan cepat hingga piyamanya yang tidak terkancing rapi melorot. Menampakkan bahu mulus yang sudah dipenuhi dengan bercak merah keunguan. Hasil perbuatan Siwon.
“Tapi kau masih harus beristirahat, Baby.” Membetulkan letak baju Kyuhyun. Siwon tidak ingin tergoda di pagi hari. Meski ia yakin, akan sangat menyenangkan melakukannya di pagi hari. Lagipula, Kyuhyun pasti masih merasa lelah.
Siwon menegakkan tubuhnya. Dada telanjangnya terekspos. Perutnya yang ditumbuhi otot-otot sempurna, mau tidak mau wajah Kyuhyun kembali memerah. Siwon menangkup pipi Kyuhyun. Meraup bibir semerah chery yang selalu menggodanya. Menyesapnya lembut, lantas melepasnya lagi. “Ayo siap-siap!”
. . .
Kyuhyun menunduk lemas. Ia menelungkupkan wajahnya pada meja di hadapannya. Ia masih sangat mengantuk. Siwon benar-benar tidak membiarkannya istirahat semalam. Namun, Kyuhyun juga menyukainya. Ia sangat menyukai setiap sentuhan Siwon pada sensitifnya. Membuatnya mengerang dan mendamba. Memintanya lagi dan lagi.
Kyuhyun yakin jika ia pasti sudah gila. Bahkan di tengah kantuk yang melandanya, ia masih sempat membayangkan kejadian semalam.
“Aku kira kemarin kau masih baik-baik saja.” Hyukjae menyodorkan satu cup ramen kepada Kyuhyun. Ia sendiri kini tengah mengaduk ramennya. Menyeruputnya dengan tenang sambil masih memandangi wajah mengantuk milik Kyuhyun.
“Aku tidak bisa tidur semalam.” Kyuhyun menguap sebelum menegakkan tubuhnya. Meraih ramennya dan menyantapnya tidak semangat. “Dan kepala ku rasanya sakit.”
“Kau yakin tidak ingin pulang?”
Kyuhyun menggeleng. “Percuma saja. Hyung sedang kuliah dan Appa belum pulang.”
“Kalau begitu kau istirahat saja di ruang kesehatan. Lagipula, kuisnya sudah berakhir kan?” Hyukjae menyentuh dahi Kyuhyun. Tidak panas. Pasti Kyuhyun hanya kurang tidur.
Kyuhyun kembali menggeleng. Ramen yang baru disentuh sedikit itu sudah ia simpan kembali. Matanya benar-benar tak dapat diajak kompromi.
. . .
Siwon menutup buku catatannya. Pikirannya tidak begitu fokus. Batinnya berkecamuk di dalam dilemma. Ia bahagia bahwa Kyuhyun sudah menjadi miliknya seutuhnya. Di sisi lain, ada rasa bersalah yang teramat menghantui jiwanya. Kyuhyunnya yang begitu polos telah ia resapi. Sorot ketakutan Kyuhyun menggelapkan pikirannya hingga ia berbuat sejauh itu. memaksa Kyuhyun menutupi segala ketakutannya akan kehilangan pemuda berkulit pucat itu.
Siwon tidak pernah mengerti sejak kapan pandangannya kepada Kyuhyun berubah. Ia hanya tidak ingin jika Kyuhyun jatuh ke dalam dekapan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kyuhyun adalah segalanya untuknya. Dan ia adalah yang Kyuhyun butuhkan. Siwon yakin bahwa Kyuhyun pun tidak akan keberatan untuk menghabiskan seluruh masa hidupnya berdua bersamanya.
“Siwon, ponselmu berbunyi.”
Siwon menoleh pada Donghae yang kini menatap heran padanya. Ia berpaling meraih ponsel yang berkedip menandakan pesan masuk. Wajahnya menegang saat membaca isi pesan tersebut. Dengan gerakan cepat, ia membereskan seluruh barangnya. Mengemasnya ke dalam ransel. “Hae, tolong absenkan aku. Kyuhyun sakit. Aku harus menjempuntnya.”
“BabyKyu?”
Wajah Siwon mengeras dengan tangan yang terkepal erat. “
Comments