PART 10 - REVEALED

THEY SAID YOU ARE MY MOTHER

Yixing’s POV

“Appa… jadi Saem itu siapa sebenarnya?” pertanyaan polo situ begitu sangat menusukku, bagaimana aku harus menjelaskannya.  Haruskah aku menceritakan padanya dari awal?

Aku baru saja sampai diruang kerjaku, dan kudapati Teya duduk menunggu disofa hangat sambil membaca bukunya, buku nadanya, aku tahu itu hadiah dari Miyoung untuk pementasan festival kemarin. Aku meraih putriku dalam pelukan hangatku.

“Appa percaya Teya sudah lebih dari cukup untuk mengerti tentang apa yanga akan Appa ceritakan. Jadi dengarkan ya, nak.” Dia mengangguk.

“Nak, Eomma Teya belum meninggal. Selama ini Appa berbohong karena Appa tidak tahu keberadaan Eomma setelah melahirkan Teya. Eomma mengalami keguncangan jiwa, karena Eomma pikir Teyalah yang meninggalkan Eomma. Eomma selama ini hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah. Sweetheart, Eomma Teya itu adalah Saem Mi, namanya Jang Miyoung. Kalau Teya kemarin melihat Saem Mi atau Eomma berteriak histeris saat melihat Appa, berati Appalah yang bersalah disini. Teya mau memaafkan Eo…”

“Apa-apaan kau Zhang Yixing!!!” pintu ruang kerjaku yang tak tertutup kini menunjukkan perempuan yang paling aku hormati sedunia tengah berdiri dengan wajah memerah karena marah, “Ma.. aku sedang menjelaskan pada Teya. Dan sepertinya Mama perlu mendengarkannya juga.” Ujarku dingin.

Ibuku menatapku tak percaya, kemudian meraih kedua bahu Teya dan berkata dengan lembut, khasnya, “Teya, masuk kekamar dulu, ya. Nenek ingin bicara dengan Appa.” Teya menatapku muram, kemudian dia tetap beranjak kekamarnya. Aku melepaskannya dengan anggukan dan senyuman.

“Apa yang kau bicarakan? Kesalahan apa? Siapa Saem Mi? jang miyoung? Kau sudah gila putraku??” ibuku bertanya beruntun dengan sedikit berteriak. Aku tersenyum, kemudian meraih handle pintu ruang kerjaku, menutupnya, memastikan Teya tidak mendengar yang akan kami debatkan.

“Ma, Jang Miyoung, menantu mama masih hidup. Selama ini kita tidak menyadarinya, dialah wali kelas Teya. Selama hampir 9 bulan Miyoung terus menghubungi kita untuk menyampaikan progress belajar Teya disekolah, tapi kita tidak menyadarinya. Dan begitu juga Miyoung dia tidak menyadarinya, itu kita.

Ma, kondisi Miyoung saat ini benar-benar parah. Dia selalu histeris dan panik saat melihatku. Tatapannya marah dan sangat membenciku, dan aku selalu penasaran kenapa. Hingga calon suaminya, ya ma., dia memiliki calon suami saat ini, dan itu Kris, klien bisnis kita selama ini. Begitu indah kan Tuhan mengaturnya untuk kita?

Kris mengatakan, menemukan Miyoung 4 tahun lalu jauh dari rumah sakit dimana dia seharusnya berada malam itu. Ditengah hujan deras, tanpa alas kaki, dan masih menggunakan baju bersalin panjang rumah sakit, bekas persalinan menempel dibajunya, dia duduk ditepian jalan dalam kondisi mengenaskan dan menangis.

Tidak ada orang yang berniat menolongnya, sampai Kris lewat didepannya. Hampir 3 jam Miyoung berada diposisi itu, seandainya Kris tak menemukannya, mungkin Miyoung benar-benar sudah mati.

Mati-matian Kris menunggu Miyoung untuk menyampaikan masalahnya. Dan Miyoung tampak histeris tiap berhadapan dengan laki-laki jika terlalu dekat dengannya. PTSD, dia mengalami PTSD dan itu karena aku, Ma.

Aku tak tahu, apa yang sebenarnya terjadi, karena itulah aku menunggu mama mengatakan semuanya padaku, apa yang terjadi 4 tahun lalu, Dimalam dia melahirkan Teya? Apakah Teya putri kami? Apa yang mama lakukan sampai dia begitu membenciku? Jawab Ma. Jawab putramu ini jika mama benar menyayangiku.”

Ibuku diam mematung, kemudian wajahnya memerah. “Mama yang mengusirnya. Benar mamalah  yang mengusirnya. Karena bagaimanapun dia mengambil putra mama satu-satunya untuk menikahinya. Perempuan bodoh itu percaya saja saat mama bilang putrinya meninggal, terutama saat faktanya rahimnya terluka dan tidak mungkin hamil lagi. Lebih baik kalian berpisah.”

“Astaga!! Mama tau apa yang mama lakukan? Mama sedang memisahkan seorang ibu dengan putrinya!!” teriakku. Aku berani bersumpah ini pertama kalinya aku benar-benar marah sampai teriak pada ibuku. Hatiku terlalu kecewa mengetahui kenyataan dan kebohongan gigantis yang disembunyikan ibuku sendiri, orang yang paling aku cintai didunia ini.

“Dia memisahkan mama dengan putra mama! Dia merusak masa depan putra mama!” balas ibuku. Aku menatapnya, perlahan air mataku luruh. Rasa lelah hidup daam kebohongan selama ini perlahan menghinggapiku.

“Yixing tak pernah meninggalkan mama. Yixing hanya tidak bisa meninggalkannya sendirian lebih lama. Setengah hidupnya dia sendirian dan terus menerus kehilangan. Yixing hanya ingin memastikan setengah dari hidupnya lagi dia menghabiskannya dengan Yixing, Ma. Tapi kenyataannya, perempuan yang paling Yixing cintai karena telah melahirkan Yixing, orang yang paling ingin Yixing ucapkan terima kasih karena menghadirkan Yixing untuk mencintai dan melindungi Miyoung, ternyata telah membohongi hidup Yixing. Rasanya terluka dibagian sini.” Ujarku sambil menunjukk tepat kejantungku.

Ibuku menatapku, kemudian perlahan wajah kerasnya berubah menjadi terharu, “Jangan terluka karena Mama, Nak. Jangan.” Ujar beliau sambil menghampiriku. Tangannya terulur kearah leherku, ingin memelukku.

Aku menghindarinya, “Yixing mau tidur dengan Teya malam ini.” Ujarku sambil meninggalkan kamar dan ibuku didalamnya.

***

Bip!

Aku melirik jam digital tepat disebelah tempat tidur Teya. Pukul setengah 3 dini hari. Aku masih terjaga dan duduk menatap malaikat kecilku yang tidur pulas. Air mata yang tadi sepertinya tidak akan berhenti, perlahan mongering sendirinya. Luka yang aku rasakan perlahan mulai tersamarkan melihat senyuman Teya dalam tidurnya.

“Saem Mi…. Eomma…. Eommaaaa…” aku menatap putriku yang mengigau, tak kah ada keinginan untukmu kembali Miyoung? Putri kita merindukanmu.

***

 

To : [email protected]

From : [email protected]

Text : Let me know anything that I should know Kris. I am tired didn’t know the truth since beginning. My mom was lied, and that hurt me. Help me once again Kris. Please.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
riezaimar #1
sediiih... tapi gw suka kris nya bahagia...:)