LAPAN

We Are Family, Aren't We?

 

 

"Toilet.. Toilet.. Hmm, toilet.." Zita bersenandung lagu 'toilet' sambil berjalan santai menuju ke arah yang tadi di tunjukan oleh Layla.

 

Ketika ia hampir sampai di depan toilet dan ingin berbelok ke kanan (karna toilet cewe adanya di sebelah kanan, cowo sebelah kiri) ia melihat sosok seorang pria tinggi yang tampan.

 

"Hey, anak baru. Kamu anak baru kan?"

 

Zita menatap pria tinggi itu dengan tatapan tidak bersahabat. Siapa dia, berani-beraninya memanggilnya seperti itu, fikirnya.

 

"Nama gue bukan anak baru. Dan jangan pernah lo berani manggil gue dengan sebutan anak baru."

 

Pria tinggi itu terkejut mendengar jawaban dari Zita.

 

"Oke, gue minta maaf. Gue Minho, Choi Minho." Ia mengulurkan tangan nya. "Dan kamu?"

 

Zita yang masih menatap Minho dengan tatapan mematikan, kemudian tersenyum menyeringai. Ia berbalik menuju toilet, mengabaikan uluran tangan Minho yang menanyakan nama nya dan membanting pintu kubikel toilet sampai engselnya hampir copot dan mengakibatkan sebuah dentuman yang keras.

 

"Wow, wanita yang menarik." Minho menyeringai dan kembali ke kelas nya yang berada di samping toilet.

 

Kelas nya masih ramai seperti biasa, hari ini Bu Boa yang mengajar biologi tidak bisa masuk. Mungkin ia sedang keluar negri mencari obat penambah tinggi badan.

 

"Eh, lo pada udah ketemu anak baru yang menggemparkan sekolah kita belum?" Minho melempar pertanyaan pada teman-teman dekatnya, Jonghyun dan Kris.

 

"Belum, dan gak penting juga sih." Jawab Kris malas. Ia duduk di bangkunya, tangan nya terlipat di atas meja dan kepalanya bersandar pada tangan nya yang terlipat. Pikiran nya berkecamuk.

 

"Gausah ngomong sama orang galau, Ho. Ga bakalan nyambung." Lirik Jonghyun pada Kris. "Sini, sini, duduk sama gue dan coba jelasin anak baru mana yang lo maksud."

 

Minho duduk di atas meja Jonghyun. "Lo ga tau kalo sekolah kita kedatengan murid baru?" Mata bulat nya semakin membulat.

 

"Enggak." Jawab Jonghyun santai sambil mengherdikan bahu.

 

"Ya ampun.. Selama ini lo tinggal di mana sih? Di goa?" Tanya Minho sarkastik.

 

"Lo mau terus ledekin gue apa mau cerita tentang anak baru itu, sih?" Tanya Jonghyun yang suara nya semakin meninggi, bukan badan nya.

 

"Calmdown, boy. Calmdown. Kalem ke bawah. Wahahahaaa..." Minho tertawa atas lelucon nya sendiri. "Tadi gue ketemu si anak baru di toilet. Anaknya menarik, loh."

 

"Dia narikin apa lo di toilet?" Tanya Jonghyun dengan senyuman nakal.

 

"Yee, bokep aja pikiran lo." Minho menjitak kepala Jonghyun pelan. "Keluar yuk, kita tungguin dia keluar dari toilet, trus ajak kenalan, deh.

 

"Emang lo belom kenalan sama dia? Katanya udah tarik-tarikan di toilet?"

 

"Gue udah ajak kenalan, men. Tapi dia nyuekin gue! Gila gak? Seorang Choi Minho, men. Di cuekin sama anak baru!"

 

"Oke, yuk kita cegat dia di depan kelas. Gue jadi penasaran sama si anak baru." Jonghyun kembali menyeringai, "Wahay Wu Yifan, ikutkah anda dengan kami?" Ia bertanya pada Kris yang kepalanya masih tenggelam di lipatan tangan.

 

"Hmm.. Ikut deh," ia mengangkat kepalanya malas. Matanya mengantuk, tapi ia tidak bisa tidur. Benar-benar mencirikan seseorang yang sedang galau.

 

Dan mereka bertiga pun duduk manis di depan kelas menunggu si anak baru keluar dari toilet.

 

"By the way, lo galau knapa Kris?" Minho memberanikan bertanya pada Kris yang muka nya kusut kaya baju belum di setrika.

 

Kris melirik tajam ke arah Minho. Ia menimbang-nimbang bercerita atau tidak pada sahabat nya itu. Setelah ia fikir Minho tidak ember seperti Luhan atau Minsun, ia pun memutuskan untuk bercerita padanya.

 

"Gue di putusin sama Layla." Jawab nya penuh rasa penyesalan.

 

"WOW!! AMAZING!! Akhirnya suatu ketidak mungkinan yang ada di dunia menjadi mungkin!!!" Kata Minho excited

 

"Maksud lo?" Tanya Jonghyun.

 

"Layla mutusin Kris itu salah satu keajaiban dunia tau!!" Jawab Minho masih terdengar excited. "Emang apa sih alasan Layla mutusin lo? Dia selingkuh sama Junmyun ya?" Tanya Minho polos.

 

Deg.

 

Jantung Kris berdetak cepat ketika mendengar pertanyaan Minho.

 

Bagaimana jika Layla sekarang berpaling darinya.

 

Bagaimana jika Junmyun mengambil kesempatan untuk mendekati Layla.

 

Bagaimana jika Lalya akhirnya berpacaran dengan Junmyun.

 

"Aaaarrrgggghhhhhh!!!!!" Kris berteriak sambil menjambak rambutnya frustasi. Dia berfikir betapa kebodohan nya dapat memisahkannya dengan Layla, wanita yang sempurna, yang sangat mencintainya.

 

Minho dan Jonghyun hanya melongo melihat kelakuan aneh Kris.

 

 

Di sisi lain, Zita yang telah selesai  menyelesaikan urusan nya di toilet, dengan senyuman sumringah mencuci tangan di depan wastafel sambil berkaca.

 

"Pria bermata kodok yang tadi lucu juga." Gumam nya.

 

Setelah mengibas kan tangan nya yang basah, ia pun keluar dari toilet menuju kelas nya.

 

Ketika sampai di depan kelas 3A, dia di hadang oleh 3 orang pria tampan. Yang satu bertubuh lebih pendek darinya, yang satu sedang duduk tertunduk tanpa memperlihatkan wajahnya, dan yang satunya ada pria yang tadi dia temui di toilet.

 

"Hey!!" Sapa Minho sambil melambaikan tangan nya. "Kita ketemu lagi, nih. Namamu siapa, sih?"

 

Zita hanya terdiam dan menatap Minho sinis.

 

"Aduh, cantik. Jangan galak-galak gitu, dong. Kita kan cuma pengen tau nama kamu ajah." Sekarang giliran Jonghyun yang maju. Ia meletakan tangan nya di bahu Zita.

 

Tanpa banyak bicara, Zita meraup tangan Jonghyun. Ia memutar tubuhnya hingga membelakangi Jonghyun dan dengan sekali tarikan, ia membanting tubuh Jonghyun ke depan.

 

Jonghyun pun jatuh dengan punggung menghantam lantai keramik dengan kencang hingga menimbulkan bunyi yang sangat keras.

 

Semua siswa siswi yang ada di sekitar sana terbelalak melihat adegan tadi, tidak terkecuali Minho dan Kris.

 

"Jangan. Pernah. Sentuh. Gue. Lagi. Oke?!" Ucap Zita penuh penekanan di setiap kata nya.

 

Ketika Zita bersuara, Kris tercengang. Ia sangat mengenali suara wanita itu. Ia berdiri dan menatap punggung Zita.

 

"Kamu....." Kris mengulurkan tangan nya hendak menyentuh bahu Zita. Tapi ia berhenti karna tidak ingin berakhir mengenaskan seperti Jonghyun.

 

Zita mendegar suara Kris dan mempunyai fikiran yang sama seperti apa yang tadi Kris fikirkan. Ia membalikan tubuhnya.

 

"Loh, kamu?" Zita menunjuk wajah Kris dengan jari telunjuknya. Wajah nya mengerenyit. "Kamu masih sekolah? Kamu sekolah di sini?" Tanya Zita penuh rasa tidak percaya.

 

"Kamu sendiri masih sekolah dan sekolah disini?" Kris menganga. Jari telunjuknya juga menunjuk ke arah Zita. "Oohh, ternyata kamu si anak baru yang jadi bahan pembicaraan seluruh sekolah!" Matanya membulat.

 

"Lo kenal sama dia?" Tanya Minho menengahi aksi tunjuk-tunjukan Zita dan Kris.

 

Kris tersenyum pada Zita, begitu juga Zita. Tapi Minho tidak mengartikan itu sebagai senyuman melainkan seringaian.

 

Ya, mereka saling menyeringai.

 

 

 

***

 

 

 

Kantin hari itu masih ramai seperti hari-hari biasa. Tetapi ada secuil perubahan yang dapat membuat orang lain terheran-heran sekilas.

 

Perubahan itu terjadi di meja panjang di pojok kantin, tempat biasa Kris dan Layla duduk berdampingan.

 

Disana masih ada Kris, Jonghyun, Minsun, Jongdae, Gwibun, Kyunga dan Jongin tentu saja. Akhir-akhir ini Jongin selalu mengikuti dimana saja Kyunga berada. Bisa di bilang Jongin adalah ekor nya Kyunga.

 

Juga ada Minho yang membawa serta Taemin untuk bergabung di meja itu. Minho yang sangat setia kawan tidak bisa bersenang-senang di atas penderitaan sahabat nya yang sedang galau tingkat dewa api.

 

Baekkie dan Chanyeol memilih untuk memisahkan diri. Sebenarnya bukan memisahkan diri, tapi Baekkie mencium aroma aneh antara Kris dan Layla, dan memutuskan untuk duduk bersama dengan Layla dan teman baru nya, Zita. Dan tentu saja, Chanyeol mengekor di belakangnya.

 

Untuk Luhan dan Sehun. Ahh.. Pasangan over lovey dovey itu sedang asik di dunianya sendiri tanpa peduli keadaan di sekelilingnya yang mulai menegang. Mereka berdua duduk di pojok lain kantin yang jauh dari keramaian. Dan hanya mereka berdualah yang tau apa yang sedang mereka bicarakan.

 

"Layla.. Sebenarnya kamu sama Bang Kris kenapa sih? Cerita dong sama aku..." Bujuk Baekkie agar Layla mau menceritakan masalahnya.

 

Tentu saja Layla bukan orang yang dengan mudahnya membicarakan hal seperti itu dengan orang lain, bahkan kepada Baekkie, sahabatnya dari kecil.

 

"Aku baik-baik aja, Baek. Gak ada yang perlu di khawatirin, kok." Layla tersenyum. Tapi hanya senyuman palsu menurut Baekkie.

 

Sebenarnya Baekkie tau, dia tidak akan dapat apa-apa jika bertanya saat ini dengan Layla. Karna disini ada Chanyeol dan Zita yang notaben nya adalah orang luar. Tapi setidaknya, menemani Layla duduk disini adalah salah satu bentuk kepedulian nya terhadap kondisi Layla yang menurut Baekkie sangat-tidak-baik-baik-saja.

 

"Kamu sakit?" Zita bertanya pada Layla dengan polosnya.

 

"Enggak, kok. Aku sehat. Baekkie cuma terlalu khawatir sama aku." Layla tersenyum lalu menggenggam tangan Baekkie yang terkepal di atas meja dan menatap lurus ke arah bola mata Baek. "Aku baik-baik aja, Baek."

 

Semakin Layla berkata dia baik-baik saja, semakin Baek yakin bahwa dia tidak. Tapi dia hanya tersenyum tulus pada Layla agar terlihat bahwa ia percaya pada perkataannya.

 

Baekkie memutar otak, mencari cara agar Layla mau berterus terang padanya.

 

Bagai di komik-komik, muncul bohlam yang bersinar terang di atas kepala Baekkie dan ia menjentikan jari.

 

"Kalau nanti malam aku nginep di rumahmu, gimana? Aku ada PR matematika dan sama sekali gak ngerti. Aku butuh bantuanmu, nih.."

 

Layla tersenyum. Dia sepertinya sangat mengetahui apa yang di inginkan Baekkie. Sebenar nya ia juga sangat ingin menceritakan apa yang mengganggu fikiran nya, tapi tidak disini.

 

"Ide bagus! Nanti aku buatin kue jahe kesukaan mu, deh!" Senyuman Layla semakin melebar. "Ajak Kyunga juga biar makin ramai!"

 

"Sayaaangggg.. Nanti malem kita ga jadi nonton dvd yang baru aku beli dong?" Tanya Chanyeol manja sambil menarik-narik lengan baju Kyunga.

 

"Duh, Channie." Baekkie memutar bola matanya. "Kita kan bisa nonton dvd itu kapan ajah."

 

"Dan kamu juga bisa nginep di rumah Layla kapan ajah." Chanyeol melawan.

 

"Tapi PR matematika gue jauh lebih penting dari pada sekedar nonton dvd sama lo, Channie!!!" Baek berkata sambil mengertakan giginya. Dan Chanyeol sangat mengerti kalau Baek sudah memakai kata ganti Gue-Lo itu tandanya emosinya sudah memuncak. Dan yang Chanyeol harus lakukan adalah meredakan emosinya.

 

Chanyeol membelai pipi Baekkie dengan ibu jarinya. Tatapan matanya melembut menatap manik hitam Baekkie. "Selamat bersenang-senang yah nanti malam, jangan lupa buat sms aku." Ia mencium pipi Baekkie yang tadi sudah ia sentuh dengan ibu jarinya, dan membuat pipi Baekkie bersemu merah ke pink-pink-an.

 

"Kalian romantis..." Ujar Zita dengan mata berkaca-kaca melihat adegan barusan. "...aku harap aku akan di perlakukan seperti itu oleh seorang pria yang aku cinta..." Zita dengan perlahan meletakan kedua tangan nya di atas meja, kemudian membenamkan kepalanya diantara kedua tangan nya. "...aku harap."

 

Layla yang melihat tingkah laku Zita hanya tersenyum dan membelai rambut hitam Zita. "Nanti, ada saatnya."

 

Untuk memecah kesunyian yang ada, Baekkie sedikit berbasa basi menanyakan apakah Zita juga ingin ikut menginap di rumah Layla malam ini, tapi Zita menolak dengan alasan ia belum meminta ijin pada paman nya, dan kemungkinan paman nya tidak menijinkan nya. Karna dia masih harus belajar untuk mengejar ketinggalannya.

 

 

 

 

***

 

 

 

 

"Bro, ini gue bela-belain nginep di rumah lo padahal harusnya gue lagi pacaran sama Taemin, loh.." Ucap Minho sambil memakan keripik kentang yang tadi di bawa nya sebagai camilan.

 

Kris menatap wajah Minho sekilas, lalu kembali menatap tv yang menayangkan Reply 1997. "Gue gak nyuruh lo kesini." Jawab nya datar.

 

"Tapi gue beneran khawatir sama lo, lo kenapa? Ada masalah apa sama Layla? Lo harus cerita sama gue dan Jonghyun, harus!" Minho menarik bantal yang ada di pangkuan Kris dan menaruh bantal itu di pangkuannya.

 

Kris yang berada di atas sofa dengan kaki terlipat langsung menatap sinis ke arah Minho, sahabat nya yang sedari tadi terus memaksa nya untuk menceritakan masalahnya dengan Layla.

 

Dia menoleh ke arah Jonghyun yang masih (selalu) sibuk dengan handphone nya dan menarik bantal yang ada di pangkuan nya.

 

Jonghyun yang menaruh siku nya di atas bantal otomatis kehilangan keseimbangan karna dengan tiba-tiba bantal yang di gunakan sebagai tumpuan siku nya di tarik dan di ambil alih oleh si empunya, Kris.

 

"Ish! Apa sih lo, balikin bantal gue! Ga enak nih kalo gak di ganjel!!!" Jerit Jonghyun kesal.

 

"Lo kesini pengen numpang mainan sama hape lo apa karena peduli sama gue sih?" Kris bertanya.

 

Jonghun menghela nafas. "Selain karna gue di tarik paksa sama si anak kodok itu, gue juga ngerasa kasian sama lo." Ia membenarkan posisi duduknya, kini ia menghadap Kris. "Jadi, lo siap cerita?"

 

 

 

 

***

 

 

 

 

"HAH? Kamu hampir di perkosa sama Bang Kris? For real? Seriusan? Yang bener?" Baekkie membelalakan matanya tidak percaya dengan apa yang di katakan Layla. Setelah mengatakan hal itu akhirnya Layla tertunduk dan kembali menangis.

 

Kyunga yang duduk tenang di sebelah kanan Layla sambil menyemili kue jahe buatan Layla, reflek mendekatinya dan merengkuh Layla ke dalam sebuah pelukan hangat. Ia mengusap-usap punggung Layla agar Layla sedikit tenang. Ia tidak berkata apa-apa, juga tidak paham perasaan seperti apa yang menyelimuti Layla.

 

Kris memang sesosok pria yang akan sangat di impikan seluruh gadis yang ada. Dia baik, lembut, perhatian, dan sangat tampan. Kyunga tidak memungkiri bahwa Kris sangat tampan karna memang begitu keadaan nya. Yang Kyunga tidak habis fikir, kok bisa bisanya Kris menyakiti Layla, kekasihnya sendiri.

 

"Sampai sekarang juga aku masih gak percaya kalo Kris ngelakuin itu, Baek." Kata Layla sambil terisak. "Setiap aku liat dia, aku sakit."

 

Baekkie sangat hapal sifat sahabat kecilnya ini. Ia yakin tadi Layla pasti sangat tersiksa di sekolah. Karna ia, disengaja atau tidak, pasti bertemu dengan Kris. Entah itu di lorong, di kantin, atau ketika jam pulang sekolah.

 

"Bukan nya aku nyangka kamu bohong ya, tapi aku masih sama sekali gak percaya Bang Kris bisa ngelakuin itu sama kamu. Dia kan sayang banget sama kamu, aku tau itu, semua tau itu."

 

Layla mengalihkan tatapan nya dari baekkie ke tembok putih kamarnya. "Aku juga sayang sama dia, sayang banget." Air mata nya pun menetes lagi membasahi pipi yang berlesung pipit.

 

Kyunga yang masih tidak tau harus berkata apa hanya bisa memeluk Layla dan mengusap-usap punggung nya.

 

Tapi semakin erat Kyunga memeluknya, semakin keras tangisan Layla. Memang selama ini ia sangat rapih menyimpan perasaan nya, tapi akhirnya ia luluh juga di tangan si kembar Kyunga-Baekkie.

 

"Makasih banyak yah..." Terdengar suara Layla di tengah isak tangis nya yang memilukan

 

 

 

 

***

 

 

 

 

"Gue... Gue... Gue khilaf. Sumpah gue khilaf!!!" Ratap Kris sambil menarik-narik rambutnya sendiri.

 

Dilihat dari wajahnya, ekspresinya, auranya, sampai gelagatnya, Kris memang sudah sangat-sangat kacau. Dia sendiri tidak habis fikir bagaimana dengan kebodohan nya ia dapat melakukan hal yang menjijikan itu pada Layla, wanita yang sangat dicintai nya, bahkan ia mencintai Layla melebihi dirinya sendiri.

 

Dia lebih memilih harus mati daripada harus kehilangan Layla.

 

"Ya lo juga kadang-kadang bego sih, kenapa lu kaga bisa nahan libido lo sendiri kaya gitu." Jongyun berkata sambil menepuk-nepuk pundak Kris.

 

Kris menatap Jonghyun dengan mata nya yang berair. "Mungkin gue kesurupan?" Tanya nya polos.

 

Jonghun dan Minho mendadak kaku mendengar pertanyaan Kris. Bisa-bisa nya Kris berfikiran kalau ia kesurupan. Jangan-jangan Kris mendadak jadi orang gila setelah di tinggal Layla. Ini berbahaya, fikir mereka.

 

"Kris, Kris, lo udah makan? Lo sehat kan? Udah minum obat?" Minho mendekatkan punggung tangan nya ke kening Kris. Mengukur suhu tubuhnya. "Lo udah periksa ke dokter? Apa mau gue suruh bang Siwon kesini buat ngecek keadaan lo?" Lanjutnya.

 

"Lo gila yah? Gue ini lagi patah hati, gue bukan nya demam atau masuk angin! Kenapa lo suruh gue minum obat? Pake bawa-bawa abang lo segala lagi!" Kris melempar tangan Minho yang berada di kening nya.

 

"Ya ga pake emosi juga kali." Minho kembali duduk sambil melipat kakinya di bawah sofa. "Abis nya, lo bisa-bisanya kepikiran kalo lo kesurupan."

 

"Soalnya pas itu gue bener-bener gak sadar sama apa yang gue lakuin ke Layla. Semua terjadi begitu aja..." Kris menghela nafas, "...sampai gue ketemu Zita."

 

Kali ini perhatian Jonghyun teralihkan dari Handphone nya setelah Kris menyebutkan nama Zita.

 

"Lo ketemu Zita dimana?" Tanya Jonghyun.

 

"Di depan tuh, dia baru balik abis renang gitu. Kayaknya apartment nya satu lantai sama gue."

 

"Dia tinggal disini???"

 

"Ya gak lah! Gue kan tinggal sendiri."

 

"Eh bego, maksud gue dia tinggal di apartmen ini? Di lantai ini? Lo kenapa gak bilang2? Di apartmen nomer berapa dia?" Jonghyun terus meluncurkan berbagai pertanyaan.

 

"Apaan sih lo, gue juga gatau!" Teriak Kris frustasi. Dia tidak habis fikir kenapa teman-teman nya jadi seperti ini aneh nya. Setelah Minho yang menganggap nya sakit, sekarang Jonghyun yang hanya tertarik dengan topik pembicaraan tentang Zita.

 

"Terus setelah lo ketemu Zita, kalian ngapain lagi?" Tanya Minho. "Kenalan? Ngobrol? Diner bareng? Tukeran nomer hape? Trus janjian deh."

 

Kris sedikit melunak setelah mendengar pertanyaan Minho. Ia pun kembali mengingat malam ketika Layla meninggalkan nya dan ia bertemu dengan Zita yang berbaju renang.

 

"Gue....."

 

"Lo....?"

 

"Gue tidur sama dia."

 

Kali ini tidak hanya Minho yang terbelalak dengan mulut menganga, Jonghyun juga. Ekspresi kedua nya hampir sama. Sama-sama mengerikan. Horor.

 

"Tidur bareng gitu? Tidur doang atau sambil melakukan hal lain?" Kali ini Minho mendapat jitakan yang cukup keras dari Jonghyun.

 

"Aduuuuhhhh!!!! Capek gue denger pertanyaan-pertanyaan bego lo dari tadi!" Teriak Jonghyun, suara nya menggelegar dan melengking seperti suara petir ketika badai.

 

"Apa salah gue sih? Gue kan wajar nanya gitu! Siapa suruh Kris pake kata ambigu kaya gitu! Lo pikir gue bakal berfikir apa kalo orang bilang dia tidur sama cwe?"

 

"Ya harusnya lo lebih pinter dikit lah, kalo dia bilang dia tidur, ya pastinya dia melakukan hal-hal yang mengikutsertakan libido dan nafsu birahi!!!!"

 

"Guys, guys, kalian bisa lebih tenang dikit gak sih?" Kris mengurut-urut kening nya. "Gue bakal jelasin, tapi gue mohon, kalian yang tenang yah. Sakit kepala gue ngedenger suara kalian."

 

 

Dan Kris pun mau gak mau harus menceritakan kejadian malam itu bersama Zita dengan sangat detail karena Minho dan Jonghyun selalu menginterupsi dan bertanya jika mereka merasa bahwa Kris menutupi sesuatu atau tidak menceritakan kejadian sesungguhnya pada mereka.

 

 

 

 

***

 

 

 

 

Setelah puas menangis di pelukan Kyunga, Layla merasakan perutnya meraung-raung minta di isi. Perlahan ia melepaskan pelukan nya pada Kyunga. Mengusap air mata yang masih tersisa di pelupuk mata lalu duduk tegak menghadap si kembar yang menatap nya dengan tatapan penuh simpati.

 

"Jangan liatin aku kaya gitu sih, aku gak papa kok." Ucapnya sambil mengibaskan tangan. "Oia, kalian mau makan apa? Aku masakin deh!" Layla berusaha tersenyum memperlihatkan dimple nya yang dalam.

 

"Aku mau spaghetti bolognese!!!" Jawab Baekkie tanpa ragu.

 

"Kalau kamu Kyunga?" Tanya Layla sambil memandang sosok mungil Kyunga.

 

"Aku akan makan apapun yang kamu buat." Kyunga tersenyum lebar.

 

Melihat Layla bangun dari kasur nya dan berjalan menuju pintu kamarnya, Kyunga dan Baekkie saling bertatapan dan saling tersenyum. Mereka tidak mau membiarkan Layla sendirian. Kalau Layla sendirian, dia pasti akan kepikiran masalah nya dengan Kris. Mereka pun berencana menemani Layla kemanapun Layla pergi, bahkan ke dapur sekalipun.

 

"Layla!" Panggil Kyunga.

 

Layla menoleh dan menjawab dengan gumaman.

 

"Kami boleh gak bantuin kamu?" Kali ini Baekkie berkata sambil tersenyum malu-malu.

 

Senyuman Layla semakin lebar. Dia tidak menyangka bahwa sahabat nya begitu perhatian dengan keadaan nya. Walau ia tau pada akhirnya hanya Kyunga lah yang akan membantunya (karena Baekkie sama sekali tidak bisa memasak), tapi keberadaan mereka berdua pasti sangat menghibur hatinya yang sedang galau.

 

 

 

***

 

 

 

"Jadi Zita itu yang pertama buat lo?" Tanya Minho sambil melahap Jajangmyeon di hadapan nya.

 

Mereka bertiga memesan Jajangmyeon untuk makan malam, karena tidak ada satupun dari mereka yang bisa masak akhirnya mereka memutuskan memesan Jajangmyeon dari restoran cina terdekat.

 

"Ya, bisa di bilang begitu. Sebenernya gue maunya sama Layla, biar kita sama-sama jadi yang pertama gitu."

 

"Loh emang Zita....." Minho sengaja tidak melanjutkan pertanyaan nya karna Kris langsung menjawab pertanyaan nya.

 

"Kemungkinan sih iya, soalnya dia yang lebih dominan."

 

"Yaiyalah, gak mungkin juga baru pertama kali tapi bisa tahan sampe tiga ronde, hahahahaa.” Kris tertunduk bersemu mendengar komentar Jonghyun. “Trus setelah lo tau kalo Zita itu anak baru di sekolah kita, hubungan lo sama dia jadi gimana tuh?"

 

"Gue juga gak tau. Kemungkinan sih dia juga gak mau kalo orang-orang sampai tau tentang kejadian itu. Lagipula, yang tau kan cuma gue dan dia. Dan kalo sampai kalian berdua ngebocorin hal ini.." Kris menggerakan jari telunjuknya di depan lehernya seolah-olah jarinya itu adalah pisau.

 

"Tenang ajah, gue gamau di banting untuk yang kedua kalinya sama tu cewek!" Jawab Jonghyun sambil menyeruput Mie dengan pasta kacang hitam miliknya.

 

Minho hanya mengangguk sambil terus melahap makan malam nya, kejadian Zita membanting tubuh Jonghyun masih melekat di ingatan nya. Dan dapat dipastikan dia enggan menjadi korban kedua Zita. Apalagi dengan tinggi badan Zita yang hampir menyamai tinggi badan si tiang listrik bermata kodok itu.

 

 

 

***

 

 

Ketika mereka bertiga sedang berkutat di dapur keluarga Zhang, tiba-tiba lagu Exo - Don't Go terdengar.

 

"Ah, hapeku bunyi!" Kyunga langsung merogoh kantung celananya dan mengeluarkan handphone nya. Ia melihat nama si penelepon lalu terlihat sedikit bingung.

 

"Siapa, Kyung?" Tanya Baekkie.

 

"Jongin. Aku tinggal bentar yah." Kyunga pun langsung keluar dari dapur menuju halaman belakang rumah Layla.

 

"Hallo."

 

"Hey, kamu. Lagi apa?"

 

"Lagi nerima telepon, kenapa?"

 

"Nerima telepon dari siapa, sih?" Dari suaranya, Kyunga membayangkan wajah Jongin sekarang pasti sedang merengut.

 

"Dari kamu lah, kan kamu lagi tlp aku, gimana sih." Kyunga terkikik.

 

"Maksudnya sebelum nerima tlp dari gue, kamu lagi ngapain, sayaaaaaangggg..."

 

Kyunga bersemu mendengar Jongin menyebut nya dengan panggilan sayang.

 

"Eh, i-itu, aku lagi bantuin Layla bikin spagheti bollognise. Oia, kamu kenapa telepon?"

 

"Gue kangen sama lo. Eh, gue kesana boleh gak? Gue laper nih, bilang sama Layla suruh buatin satu porsi lagi buat gue yaaaa, 10 menit lagi gue sampe. Bye, muaaaaaaach....."

 

Setelah mengirim ciuman jauh untuk Kyunga, Jongin menutup telepon nya. Kyunga yang masih mencerna kata-kata Jongin hanya duduk terdiam di kursi santai yang ada di halaman belakang rumah Layla sambil membelalakan matanya hingga menyamai ukuran bola basket.

 

 

 

 

***

 

 

a/n

 

anu, itu, ngapain sih Jongin pake acara nyusulin si Kyunga segala, dasar gatel -_-

oia buat FanXing shipper yang tiba2 pada mewek gara2 mereka akhirnya putus, jangan khawatir.. ntar juga mereka mesra2an lagi kok *eh spoiler

maaf yah lama banget update nya, soalnya lagi banyak masalah.. mulai dari UTS sampe kecelakaan motor yg bikin kaki bertato dan susah jalan. tapi karna si anu yang nyuruh2 update ajah, akhirnya di update deh..

makasih yah buat new subscribers dan commeners (commeners?)

dan makasih juga buat Clovexo dan vidox_d yang udah meluangkan waktu nya untuk mengklik upvote untuk ff nista ini. kalian mau apa? tar aku kasih pake pic~

aku emang author yg baik :)

 

 

keep comment yah, my commeners ^o^)b

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xolafsonv #1
Chapter 4: You're welcome eechaayy
Keep writing~ and fighting! ^^
I always support you
Clovexo
#2
Chapter 12: finally oh finally...
setidaknya ada perubahan yg menunjukka masih suka sama kris cihuyy..
ini bocah cadel mau ngapain sih? ckck
lulubaekkie
#3
Chapter 12: astaga thooor! kraynya manis bangeeet~ tapi aku lebih suka sulay sih sebenernya._. tapi ngeliat ini jadi demen kray kkk~ jadi penasaran itu hunhan ngapain. terus penasaran juga gimana reaksi layla pas tau dia dipeluk dengan keadaan.... ahaha lanjut ya thor, hwaiting:D
liuliuyifan #4
Chapter 12: ffnya seruuu thor aku senyum2 sama ketawa2 semdiri bacanya aah lanjutkaan
mirayunda #5
Chapter 12: Asdfghjkl gilirannya hunhan kok malah selesai ceritanya T__T lol
Wah author knp ga bisa nonton tlp? Tp gpp deh thor mending, aku kmrn nonton tp gila itu festivalnya penuh sesak jadi aku kurang puas nontonnya :(
Semoga taun depan ada lagi \^^/ nanti kita nonton bareng yah author hihi~
dyofanz #6
Chapter 11: authornim, Aku reader baru, salam kenal
doh kray bakal balikan gk nih? trus si jong in kpn jadian sama kyunga
btw authornim, Aku mau Tanya. Di CH 4 itu ada 'thanks to dyofanz'
dyofanz aku atau gimana? Dan utk apa? maaf kepo hehe
taohunhun
#7
Chapter 11: Waaa penasaran banget ;; semoga kris sama layla balikaaannn:'3
Pandananaa
#8
Chapter 11: aduh aduhhhhh... aaaakkkk! suka krislayla-nya manis banget eonni :3
endingnye ngeselin ihhhh... egantung gitu, hehe... tapi keren, seruseru.. bikin penasaran... ditunggu :3
Clovexo
#9
Chapter 11: wwaaaaaaaahhhhhhhhhhh O.O
layyyyyyyylaaaa
apakah itu pertanda layla bakalan baikan sama kris?
aaaaaaaaa...
nan joahaeyo~~
mirayunda #10
Chapter 11: Sdsghgkdllgjfl kray maniiiiiiiiis bgt author~!!! Aaa sialan endingnya pas bgt gantungnya T_____T hahaha ditunggu chap selanjutnya. Fighting! ^^~