Cepuyuh

We Are Family, Aren't We?

a/n: ini fokus KRAY untuk KRAY shipper di luar sana. I Love You All!!!!


Setelah kejadian yang sangat memalukan menurut Layla, malam nya mau tidak mau Layla pergi juga ke apartment tempat tinggal kris selama ini. Sebenarnya Layla masih sangat trauma dengan kejadian yang pernah menimpa nya beberapa waktu yang lalu, tapi mau bagaimana lagi, Layla tidak punya pilihan. awalnya ia juga masih tidak percaya kalau tadi di sekolah Kris berlutut di depan nya. Tapi dengan bantuan Jongin, ia pun percaya kejadian tadi memang benar-benar terjadi.

 

*Fashback*

 

“Jadi gimana, kak? Mau pergi ke rumah bang Kris nanti malam?” Kyunga bertanya sambil berjalan perlahan di samping Layla yang sedari tadi terdiam dan menunduk. Raut kekhawatiran terpampang jelas di wajah chubby nya. Kyunga memang wanita perasa yang tidak bisa melihat orang lain bersedih, apalagi sahabat dekat nya yang sudah di anggap sebagai saudara sendiri.

“Sepertinya aku akan kesana, mau gak mau ya aku harus pergi. Mungkin Kris benar dengan ucapan nya, mungkin ia udah menyadari kesalahan nya,” Layla mengangkat wajah nya hingga mata nya bertemu dengan tatapan khawatir dari Kyunga.

“Serius lo? Gak takut di apa-apain sama Kris lagi?” tanya Jongin yang dari tadi membuntuti Kyunga seperti seekor puppy. Mereka bertiga pulang sekolah bersama dengan berjalan kaki. Disamping karena tidak hujan, tidak ada ojek, dan juga keadaan jalan tidak becek, merekapun memutuskan untuk berjalan kaki sambil menikmati angin sore yang sejuk dan sepoi-sepoi.

“Rasa takut pasti ada.. tapi aku berusaha buat percaya sama Kris. Aku pacaran sama dia kan gak sebentar sebelum ada masalah ini. Aku yakin dia berusaha buat berubah.” senyuman kecil tersungging di bibir nya. “Walaupun aku masih gak percaya seorang Kris Wu bisa berlutut di depanku.” Layla terkikik mengingat gaya Kris yang sangat gak banget itu.

Mendengar kata-kata Layla, Jongin langsung mengeluarkan handphone nya. “Kalo lo masih gak percaya, nih gue punya foto Kris yang lagi berutut di depan lo. Mau gue kirimin gak?”

Layla membulatkan mata nya, ia terkejut. Tidak menyangka bahwa ada orang yang mengambil gambar kejadian memalukan tadi. Setelah ini pasti seluruh isi sekolah akan tau apa yang di lakukan Kris terhadapnya. Ia menghembuskan nafas panjang. “Coba aku liat.”

Ketika Jongin ingin memberikan Handphone nya ke Layla, iya merasa ada seseorang yang menarik-narik lengan nya. Ternyata itu adalah Kyunga yang meloncat-loncat dan menjadikan lengan Jongin sebagai penahan berat badan nya. Ia berusaha melihat foto yang ada di handphone Jongin. Tetapi karena Jongin terlalu tinggi dan Kyunga memang mungil alias tidak terlalu tinggi maka ia berusaha melihat dengan cara melompat-lompat agar dapat melihat foto itu dengan jelas.

Jongin hanya tersenyum melihat kelakuan si anak kembar mungil di sebelah nya. Dia berfikir bahwa apa yang di lakukan Kyunga sangat lucu dan kekanakan. Walaupun Kyunga satu tahun lebih tua dari dirinya.

“Kalau kamu mau lihat, kamu bisa bilang, Kyung.. Bukan nya malah loncat-loncat macem kodok gitu..”

Kata-kata Jongin menyadarkan Kyunga dan ia pun langsung berhenti melompat dan bersembunyi di balik tubuh Jongin sambil mendekatkan wajah nya ke lengan pria itu. walau ia tidak bisa melihat tetapi ia sangat yakin kalau wajah nya sangat merah karena malu akan kelakuan nya yang seperti anak kecil.

Layla dan Jongin hanya tertawa melihat Kyunga yang malu-malu sambil terus berjalan beriringan.

 

***

 

Kini Layla berdiri mematung di depan pintu bernomor 1807, yaitu pintu apartment mewah milik Kris. Sebelum nya pintu ini selalu membawa Layla kepada kebahagiaan. Ya, bertemu Kris adalah salah satu kebahagiaan di hidup nya. Kris adalah contoh seorang kekasih yang mendekati sempurna. Ia tampan dan baik hati (walau baiknya hanya kepada Layla). Ia juga seorang yang berkecukupan (walaupun Layla selalu menolak barang-barang mewah yang di berikan Kris kepadanya), juga sangat menghormati Layla sebagai wanita, sampai tragedi itu terjadi dan mengubah hidup keduanya.

Terjadi pertarungan sengit di kepala Layla. Antara tetap disana atau secepatnya pergi sebelum semuanya terlambat. Juga antara mengetuk pintu atau memencet bel karena Layla tau Kris sangat terganggu jika ada orang yang datang kerumah nya dengan mengetuk pintu. Tetapi ia sangat tidak siap untuk kembali masuk ke tempat dimana ia hampir mengalami kejadian yang sangat ingin ia lupakan.

Di dalam kegalauan nya, handphone nya berbunyi. Nama Kris terpampang di layar depan telepon genggam nya. Dengan jantung berdebar ia menekan tombol hijau dan langsung terdiam, mulut nya tidak sanggup mengutarakan sepatah kata apapun itu.

“Hallo?”

“…”

“Hallo, Lay?”

“…”

“Hallo? Hey, Layla.. kok diem?”

“…”

“Zhang Layla? Are you there?

Y-Yes.. I-I’m here.”

“Ahh.. akhirnya kamu ngomong juga. Aku kira kamu kelelep di bak mandi, hehehe.. kamu udah mandi kan?”

I-I’m right in front of your door, fan.

Layla masih menaruh ponsel di telinga walaupun tidak ada jawaban dari Kris yang ternyata sedang berjalan dari kamar nya menuju pintu depan. Dengan tergesa ia membuka konci pintu rumah nya. Layla hanya mematung dan memejamkan mata. Sedikit menyesali jawaban nya barusan yang membuat ia semakin cepat masuk ke dalam apartmen Kris, tempat pertama yang sangat ia hindari selain gang sempit gelap tanpa lampu.

Pintu pun terbuka. Kris menatap Layla yang masih memejamkan mata dengan ponsel masih di tempel di telinga. Parfum manis milik Layla langsung menyambut indra penciuman Kris. Layla memakai skinny jeans warna hitam dengan kaus merah yang di tutupi dengan jaket bahan warna biru yang tidak di sleting membuat Kris bisa melihat jelas gambar unicorn pada kaus nya.

Melihat ekspresi Layla yang seperti orang ketakutan, Kris sangat merasa bersalah dan menyesali perbuatan bodoh nya waktu itu. dia merutuki dirinya sendiri mengapa bisa ia melakukan perbuatan yang sangat di benci oleh wanita yang sangat ia sayangi dan juga menyayangi dirinya.

Sampai sekarang pun Kris yakin kalau Layla masih sangat menyayangi nya. Buktinya, Layla ada disini sekarang, di depan apartment nya, rela mengesampingkan ketakutan nya demi untuk membantu Kris belajar karena Layla sangat ingin Kris bisa Mendapatkan nilai yang cukup untuk membantunya masuk universitas yang di harapkan nya.

“Hey, Layla. Are you okay?

Mendengar suara berat milik Kris, debaran di dada nya semakin kencang yang tidak beraturan. Aroma blue emotion, parfum favorit Layla yang selalu di pakai Kris ketika bertemu dengannya sama sekali tidak membantu menenangkan jantungnya.

Layla menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan, melemaskan tangan nya dan menaruh mereka kembali ke sisi tubuhnya, membuka mata, dan mengangkat wajah nya sampai tatapan mata nya bertemu dengan Kris. Menarik ujung bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman, lalu menjawab, “I’m Fine.

 

***

 

Rasanya sangat aneh bagi Layla duduk di sofa yang berada di ruang tamu tempat tinggal Kris. Walau di sofa itu banyak sekali memori yang mengingatkan Layla pada pria tinggi yang sempat (dan kemungkinan masih) mengisi relung hatinya, tapi sofa itu juga salah satu saksi bisu perbuatan terlarang yg Kris lakukan yang sama sekali tidak bisa di lupakan oleh Layla. Duduk di tempat empuk itu tak lagi sama rasanya.

Kris sedang sibuk membuatkan minuman untuk Layla di dapur. Walaupun Layla sedang tidak ingin minum apa-apa, Kris tetap bersikeras membuatkan minuman untuk Layla. Mungkin kata ‘membuatkan’ terlalu berlebihan karena Kris hanya menuangkan orange juice dari kotaknya ke gelas wine transparan kesukaan Layla.

Setelah selesai menuangkan dua gelas orange juice, Kris dengan hati-hati membawa gelas itu ke ruang tamu dimana Layla berada. Layla terlihat sedang duduk dengan posisi yang sangat kaku, punggung nya tegap, kedua tangan nya di taruh di atas bantal sofa yang ia letakan di pangkuan nya. Kris mendekatinya tetapi masih menjaga jarak karena ia tau Layla masih sangat trauma terhadap dirinya.

Kris meletakan salah satu gelas orange juice di meja tepat di depan dimana Layla duduk. “Cuma ada orange juice nih, gak papa kan?” Kris mencoba membuka percakapan untuk mencairkan suasana.

“O-Oh, gak papa, makasih.” Layla hanya melirik ke arah Kris lalu matanya kini fokus kepada segelas orange juice yang dingin dan segar. Sejujurnya ia mempertimbangkan akan meminum minuman nikmat itu atau tidak, karena ia khawatir Kris memasukan sesuatu di minuman nya yang akan mengakibatkan ia tak sadarkan diri yang akan berakibat fatal.

Seolah-olah dapat membaca pikiran Layla, Kris berkata, “Diminum, Lay. Di jamin minuman itu sehat dan gak akan menimbulkan efek samping.” Kris menaikan salah satu ujung bibirnya, “kecuali kamu akan merasakan kesegaran di tenggorokan setelah minum minuman itu.”

“Efek samping itu bukan nya selalu negative yah?” tanya Layla polos.

“Kecuali untuk orange juice.” Kris tersenyum.

Ragu-ragu Layla mengangkat dan mengarahkan gelas bening itu ke bibir nya. Menyeruput sedikit cairan berwarna orange dan mengecapnya di lidah. Merasakan rasa asam manis yang seimbang, menimbang-nimbang apakah rasa nya aneh atau tidak. Kris masih menatapnya intense dari single sofa di sebelah kanan sofa panjang yang di duduki oleh Layla, senyuman lebar sampai memperlihatkan gusi masih terjiplak di wajah nya. Melirik sekilas ke arah Kris, akhirnya Layla memutuskan untuk menenggak orange juice yang sangat segar itu hingga habis setengah gelas.

“Mau dimana? Disini apa di kamar?” Pertanyaan Kris membuat Layla membelalakan mata hingga bola matanya hampir copot.

“M-Maksud kamu?”

“Maksud aku, kita mau belajar nya dimana nih, disini aja apa mau di kamarku?”

“D-Di sini ajah.”

Kris menatap Layla yang masih saja fokus ke gelas orange juice yang tinggal setengah, tak habis fikir dengan apa yang sedang di fikirkan (mantan) kekasihnya itu.

“Sebelum kita mulai belajar, aku boleh gak nanya sesuatu sama kamu?” melihat Layla mengangguk walau tanpa melihat ke arahnya, Kris melanjutkan pertanyaan nya, “Apasih yang lagi kamu pikirin, di sini, di apartment ku, di sofa itu, saat ini juga, hmm?” memberanikan diri bertanya karena ia sudah tidak sanggup berspekulasi tentang apa yang sedang di fikirkan Layla saat ini.

Hening. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Setelah Kris melontarkan pertanyaan itu, yang terjadi hanyalah keheningan. Layla masih sama di posisi awal, duduk kaku sambil menatap gelas di hadapan nya. Kris masih bersabar menunggu jawaban jujur yang terlontar dari bibir indah Layla.

Satu menit berlalu, keheningan masih menguasai ruang tamu apartment yang bisa di bilang sangat mewah itu.

Lima menit berlalu, Kris mulai mengubah posisi duduknya, Layla tetap di posisi awal.

Tujuh menit berlalu, Kris mulai mempertanyakan mengapa ia menghitung waktu padahal satu menit terdiri dari beberapa detik saja ia tidak tau.

Mungkin ini yang dinamakan kekuatan cinta, The Power of Love, Batin nya menjawab. Lalu terdengar suara Celine Dion dari kejauhan.

‘Cause I’m your lady, and you are my men’

‘Wherever you reach for me, I’ll do all that I can’

“Eh, Handphone ku bunyi. Aku kebelakang sebentar yah.” Layla setengah berlari menuju dapur, meninggalkan Kris yang kebingungan.

Ternyata suara Celine Dion yang ia fikir hanya sebagian dari backsound hidupnya adalah ringtone dari ponsel Layla.

 

***

 

“Kak, gimana? Ada sesuatu yang aneh gak sama Bang Kris? Kalau ada apa-apa langsung tlp aku ya, kak!” Suara Baekkie terdengar di ujung telepon.

“Sejauh ini masih baik-baik aja kok, makasih yah udah khawatirin aku, aku gak papa kok, Baek. Kalau ada apa-apa aku pasti akan langsung tlp kamu.”

“Sekarang posisi kalian dimana? Bang Kris nyoba buat deket-deket gitu gak?”

“Kita masih ngobrol-ngobrol di ruang tamu, kok. Duduk nya juga jauhan.”

“Pintu depan apartment nya di buka apa di tutup?”

“Emn,” Layla menggigit bibir nya mendengar pertanyaan aneh dari Baekkie. “Di tutup sih, kenapa gitu?”

“WAAAA!!! KENAPA GAK DI BUKA AJA??? KALAU PINTUNYA DI KONCI TERUS GAK BISA DI BUKA GIMANA?!?” Baekkie histeris, terdengar jelas suara berat Chanyeol yang menenangkan nya di belakang.

“Baek, Listen. I’m fine, okay? I really can handle it. Just trust me and Kris, will you?”

Ada jarak yang lumayan lama hingga Baek menjawab, “Okay, I will. I trust you but not that crazy dragon.”

“Nah, gitu dong.. yaudah kalo gitu aku mau balik lagi ke Kris, gamau lama-lama disini, mau langsung ngajarin dia terus pulang deh.” Kalau boleh jujur, itulah jawaban atas pertanyaan Kris tadi. Layla bukan nya tidak mau menjawab, tapi ia mempertimbangkan perasaan Kris, apakah jawaban itu terlalu jahat atau tidak, tapi untungnya telepon dari Baekkie menyelamatkan nya dari menjawab pertanyaan itu.

Setelah mendengar jawaban ‘okay’ dari Baekkie, Layla langsung menutup telepon nya dan kembali menuju ruang tamu. Masih ada Kris disana sambil menenggak sisa orange juice dari gelas nya sendiri. Layla kembali duduk di tempat awal, tetapi ia jauh lebih rileks, mungkin karena ia sudah mengutarakan isi hatinya, walau bukan kepada Kris.

“Langsung belajar aja yuk, takut kemaleman nanti hujan. Kayaknya tadi pas dibelakang aku sempet denger suara gluduk gitu.”

“Oh, okay. How about math?”

“Sounds great!”

 

***

 

Satu jam kemudian, ruang tamu yang tadinya rapih kini sudah berubah bentuk menjadi tempat berserakan nya buku-buku, alat tulis, dan makanan kecil. Layla masih dengan sabar menjelaskan kepada Kris tentang rumus-rumus statistik yang pasti akan keluar di ujian.

“Jadi kalau Mean itu untuk nyari nilai rata-rata, Median untuk cari nilai tengah, Modus untuk cari nilai yang sering muncul.”

“Beda nya Mean sama Median apasih? Rata-rata sama nilai tengah definisi nya sama kan?”

“Definisi nya emang sama, tapi yang ngebedain itu cara penggunaan nya, Kris. Kalau Mean itu biasanya di gunakan untuk membedakan kelompok nilai A dan kelompok nilai B, tapi kalau Median digunakan untuk mencari nilai tengah dari suatu kelompok nilai.”

“Masih gak ngerti.”

“Jadi gini, kalau Mean buat nyari jumlah nilai rata-rata di suatu kelompok, contohnya kalau kamu mau ambil jumlah rata-rata nilai kelas kamu, cara hitung nya pake rumus Mean. Tapi kalau kamu mau tau nilai kamu di atas rata-rata kelas kamu apa enggak, pertama-tama kamu harus nyari nilai tengah kelas kamu dulu kan? Nah itu cara nyari nya ya pake rumus Median. Udah gitu kamu baru deh bisa nentuin nilai kamu itu termasuk di atas rata-rata atau enggak.” Jelas Layla panjang lebar.

“Ooooooo…. Gitu. Pantes rumus nya beda bikin ribet.” Kris menggerutu.

Layla hanya tersenyum melihat Kris yang dari dulu tidak pernah bisa akur dengan matematika. Ternyata Kris masih sama, masih Kris yang dulu yang alergi dengan matematika, batin Layla.

 

***

 

Jam di dinding sudah menunjukan pukul 22:00 sudah waktunya Layla pulang dan mengakhiri tutorial matematika yang mudah-mudahan bisa sedikit membantu Kris dalam menyelesaikan masalah alergi angka yang sudah lama terdeteksi dalam dirinya.

Sebenarnya tutorial mereka sudah berakhir dari setengah jam yang lalu, tapi Layla bersikeras membantu Kris membereskan ruang tamu nya dari buku yang berserakan dan remah-remah snack yang mereka makan.

“Aku anter sampe rumah, yah?”

“Ga usah, aku jalan kaki juga bisa kok.”

“Tapi kan udah malem, gelap, nanti kalau ada apa-apa di jalan gimana?”

“Nanti aku tlp kamu kalau kira-kira ada sesuatu yang gak beres, aku lewat jalan biasa kok, semoga aja kamu bisa nyusul aku sebelum aku di apa-apain sama orang jahat.” Layla tertawa kecil atas candaan nya sendiri.

“Gak lucu, aku makin khawatir tau.” Kris menekuk wajahnya. “Lagian mobil aku kenapa harus masuk bengkel di saat yang gak tepat gini sih.” Ia mengacak-acak rambutnya.

Layla menggendong backpack nya dan berjalan ke pintu depan, Kris mengekor di belakang nya. Ketika sampai di depan pintu, Layla berbalik menghadap kris dan berkata, “Makasih yah untuk hari ini.”

“Ada juga aku yang harus nya bilang makasih sama kamu,” Kris memanjangkan tangan nya hingga mengenai kenop pintu yang berada tepat di balik punggung Layla. Ia membuka pintu dan memberikan ruang untuk Layla berjalan keluar. “Aku anter kamu sampe bawah,” ketika Layla ingin menolak, Kris menaruh jari telunjuknya di depan bibir Layla sambil berbisik, “Not accepted rejection.”

Sejauh ini, itulah kontak fisik yang paling dekat yang di terima Layla malam ini bersama Kris, dan hal itu terjadi di luar apartmen kris, bukan di ruang tamu, dapur, kamar, bahkan juga bukan di atas sofa yang menyimpan banyak kenangan. Karena itu, Layla berfikir untuk mengalah dan membiarkan Kris mengantarnya maksimal sampai keluar gedung.

Setelah kata asing yang di ucapkan Kris di depan pintu apartment nya tadi, tidak ada lagi kata-kata yang terucap dari mulut keduanya malam itu. Dijalan menuju lift, ketika menunggu lift, sampai ketika mereka berdua berada di dalam lift yang membawa mereka menuju lantai 1, hanya keheningan yang menyelimuti karna mereka sibuk dengan fikirannya masing-masing. Kris masih mencari cara agar bisa lebih lama bersama Layla, dan Layla sedang berfikir tentang bagaimana cara melepaskan diri dari Kris tanpa melukai perasaan nya.

Bukan nya Layla tidak menikmati keberadaan Kris di samping nya, tapi ia hanya takut akan kembali jatuh hati pada pria tampan yang mendekati sempurna ini. Bukan nya sekarang ia sudah 100% melupakan Kris, tetapi ia mulai mencoba lepas sepenuhnya dari Kris dan menjalani kehidupan barunya tanpa ada embel-embel nama Kris Wu atau Wu Yifan menghantuinya.

Sebuah suara dentingan menandakan bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Pintu lift terbuka, suasana di lobby apartment sudah lumayan sepi karena memang sudah malam, hanya tinggal seorang petugas kebersihan dan dua orang satpam yang menjaga pintu kaca yang transparan.

Masih bertahan dengan posisi awal, Layla berjalan selangkah di depan dengan Kris yang mengekor di belakang, akhirnya sampai juga mereka di depan pintu kaca transparan yang di jaga oleh dua orang satpam berbadan tegak dan berkumis tebal. Walaupun tampilan mereka sangat garang, tetapi mereka sangat baik hati. Mereka sudah sangat hapal dengan pasangan muda ini, karena Layla memang sangat sering berkunjung ke apartment Kris. Mereka membuka kan pintu agar Layla dan Kris dapat keluar dengan mudah.

“Kok gak langsung ke parkiran, mas?” tanya salah satu satpam itu, yang tubuh nya sedikit lebih pendek dari yang satunya.

“Mobil gue di bengkel, belom sempet ngambil.” Jawab Kris sekena nya.

“Trus si eneng nya mau di anter pake apa, mas? Bentar lagi hujan, loh.”

Ketika Kris ingin menjawab pertanyaan si bapak satpam, terlihat pancaran kilat hingga membuat tempat yang gelap menjadi terang seketika dan di ikuti oleh suara gemuruh di langit yang kencang dan memekakkan telinga.

Saat itu juga Layla yang berada di depan Kris langsung berbalik sambil menutup kedua telinganya. Wajahnya otomatis menghadap dada bidang milik Kris yang hanya di lapisi t-shirt putih polos. Gerakan reflek Layla langsung di sambut pelukan dan dekapan erat oleh Kris yang seakan-akan Layla akan hilang jika ia tidak dengan erat, sangat erat, mendekapnya.

Sepertinya malam ini nasib baik sedang berpihak pada Kris karena ia sudah berhasil menahan hasrat nakal nya terhadap Layla. Dan mungkin inilah hadiah yang bisa ia terima.

Hujan mulai turun membasahi halaman gedung apartment tempat tinggal Kris. Dalam 5 detik, hujan yang tadinya hanya berupa butiran-butiran kecil kini sudah menjadi sangat lebat dan mengharuskan dua insan yang berdiri berhadapan di bawah hujan itu menepi untuk menghindari kejam nya guyuran air dari langit. Tetapi semua sudah terlambat, tubuh kedua nya kini sudah basah kuyup. T-shirt putih milik Kris sudah tidak lagi menutupi bagian-bagian tubuhnya. Bentuk badan nya pun sudah mulai terlihat menerawang dari kaus basah itu. Baju dan jaket bahan milik Layla juga sudah basah kuyub hingga tidak memungkinkan untuknya pulang dengan keadaan seperti itu. backpack yang ada di punggung nya juga tidak luput dari serangan hujan.

Kris perlahan merenggangkan dekapan nya dan membawa Layla berlari kembali ke beranda gedung yang masih beratap untuk menghindari derasnya hujan, menunggu sekitar 10 menit masih dengan lengan yang melingkari bahu Layla, menjaga nya tetap hangat. Tetapi hujan tidak juga menunjukan tanda-tanda untuk berhenti. Mungkin hujan pun enggan berbaik hati dengan Layla, dan mungkin hujan kali ini adalah salah satu sekutu Kris karena membantunya memberikan tambahan waktu agar bisa lebih lama bersama Layla.

Melihat Layla yang sudah mulai menggigil kedinginan dengan bibir membiru, sebuah ide muncul di kepalanya. Tidak repot-repot berfikir apakah Layla akan setuju dengan ide nya atau tidak, ia pun langsung menyuarakan fikiran nya.

“Kayaknya malem ini kamu harus menginap di tempatku.”

 


 

a/n

hay hay hay!!! aku kambek nih!! (padahal ga ada yg nungguin, okelah)

cape yah nungguin korsel selesai berduka, exo nya jadi ga kambek2 deh *eh

#PrayForKorea

udah gitu ajah, sorry for typo(s) dan kurang nge fluff, maklum kehidupan authornya datar ga pernah ada fluff fluff nya sama sekali jadi gini nih tulisan nya ga bermutu. (curhat, kak?)

chapt ini khusus buat kray shipper yg ngomel2 di kotak komen gara2 otp nya putusan.

'chapt ini buat kamu, iya kamu, selamat baca' *pake suara a la dodit stand up comedy* (kalo gatau dia siapa, silahkan googling)

anyway..

this is my other story > click me!

(promosi) (padahal ceritanya gak bagus-bagus amat)

okay, bye~ comment and upvote are allowed ^o^)b

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xolafsonv #1
Chapter 4: You're welcome eechaayy
Keep writing~ and fighting! ^^
I always support you
Clovexo
#2
Chapter 12: finally oh finally...
setidaknya ada perubahan yg menunjukka masih suka sama kris cihuyy..
ini bocah cadel mau ngapain sih? ckck
lulubaekkie
#3
Chapter 12: astaga thooor! kraynya manis bangeeet~ tapi aku lebih suka sulay sih sebenernya._. tapi ngeliat ini jadi demen kray kkk~ jadi penasaran itu hunhan ngapain. terus penasaran juga gimana reaksi layla pas tau dia dipeluk dengan keadaan.... ahaha lanjut ya thor, hwaiting:D
liuliuyifan #4
Chapter 12: ffnya seruuu thor aku senyum2 sama ketawa2 semdiri bacanya aah lanjutkaan
mirayunda #5
Chapter 12: Asdfghjkl gilirannya hunhan kok malah selesai ceritanya T__T lol
Wah author knp ga bisa nonton tlp? Tp gpp deh thor mending, aku kmrn nonton tp gila itu festivalnya penuh sesak jadi aku kurang puas nontonnya :(
Semoga taun depan ada lagi \^^/ nanti kita nonton bareng yah author hihi~
dyofanz #6
Chapter 11: authornim, Aku reader baru, salam kenal
doh kray bakal balikan gk nih? trus si jong in kpn jadian sama kyunga
btw authornim, Aku mau Tanya. Di CH 4 itu ada 'thanks to dyofanz'
dyofanz aku atau gimana? Dan utk apa? maaf kepo hehe
taohunhun
#7
Chapter 11: Waaa penasaran banget ;; semoga kris sama layla balikaaannn:'3
Pandananaa
#8
Chapter 11: aduh aduhhhhh... aaaakkkk! suka krislayla-nya manis banget eonni :3
endingnye ngeselin ihhhh... egantung gitu, hehe... tapi keren, seruseru.. bikin penasaran... ditunggu :3
Clovexo
#9
Chapter 11: wwaaaaaaaahhhhhhhhhhh O.O
layyyyyyyylaaaa
apakah itu pertanda layla bakalan baikan sama kris?
aaaaaaaaa...
nan joahaeyo~~
mirayunda #10
Chapter 11: Sdsghgkdllgjfl kray maniiiiiiiiis bgt author~!!! Aaa sialan endingnya pas bgt gantungnya T_____T hahaha ditunggu chap selanjutnya. Fighting! ^^~