LIMA sempurna

We Are Family, Aren't We?

Suasana di kantin memang tidak pernah sepi, tidak salah kalau kebijakan sekolah membuat jam istirahat jadi 60 menit, karna pihak sekolah tidak mau ada anak muridnya yang tidak sempat makan karna masih mengantri atau tidak kebagian tempat duduk.

Begitu juga di salah satu meja panjang di sudut ruangan yang di dominasi oleh anak SMA dan satu orang pria SMP. Yang membedakan anak SMP dan SMA adalah warna rok atau celana panjang nya. Kotak-kotak merah untuk SMA dan kotak-kotak biru untuk SMP. SM school memang kreatif.

Jongin masih duduk bersama dengan genk populer yang berisik dan berpasang-pasangan. Baekkie dan Chanyeol contohnya. Mereka bisa di bilang pasangan aneh yang selalu berbeda pendapat. Hal sekecil apapun juga bisa jadi perdebatan di antara mereka. Dan sekarang, mereka sedang memperdebatkan warna case handphone yang akan mereka pesan online.

 

“Sayang baekkie, kamu warna pink aja.. aku warna biru nya.” Chanyeol menunjukan gambar case handphone berwarna biru dari layar handphone nya.

“Berapa kali sih harus gue bilang kalau gue gak suka warna pink?” jawab Baekkie sinis.

“Tapi pink itu sesuai banget loh sama karakter kamu yang manis, lembut, lemah gemulai dan unyu-unyu.” Chanyeol menjelaskan sambil memajukan bibir nya dan hanya di balas dengusan oleh Baekkie.

“Channie, kenapa gak lo ajah yang warna pink? Menurut gue warna pink cocok banget sama lo yang manis, lembut, lemah gemulai dan unyu-unyu.” Kali ini Kris yang sedang merangkul pundak Layla angkat bicara dan membuat seluruh penghuni meja itu tertawa.

Layla menyubit pinggang Kris pelan yang di tanggapi dengan wajah pura-pura kesakitan dari Kris.

 

Kris memang kelihatan nya galak dan wajah nya sangat mengintimidasi, apalagi sebagai ketua OSIS dia sangat di segani oleh seluruh siswa siswi SM School, bahkan oleh mahasiswa dan mahasiswi di SM University.

Tetapi kalau sudah jadi teman baik nya, dia tidak segan untuk memberikan bantuan apapun dan tanpa pamrih tentu nya. Dia juga pribadi yang humoris, walau kadang lawakan nya hanya membuat suasana jadi kaku, tapi setidak nya dia sudah berusaha untuk membuat suasanya menjadi lebih hangat.

 

“Oia Kris, taun ini siapa sih calon terpilih buat jadi ketua Osis buat ngegantiin kamu?” Layla mengadahkan kepala nya keatas dan bertanya pada kekasih nya.

“Kalo aku bisa, aku mau nyalonin lagi, Lay. Tapi sayang nya gak boleh, udah kelas tiga aku harus fokus sama pelajaran aku.” Kris hanya memakai bahasa ‘Aku-Kamu’ dengan Layla, dan Lay adalah panggilan kesayangan dari Kris.

“Aduh, Kris. Lo tuh pinter apa keblenger sih? Yang di tanyain Layla itu calon ketua Osis taun ini, bukan apa alasan lo ga boleh nyalonin diri jadi ketua Osis lagi!” Sembur Minsun yang sedang memakan bakso kesukaan nya.

 

Kris hanya melirik sinis ke arah Minsun yang duduk di sebelah nya.

 

“Taun ini ada 3 calon ketua Osis terpilih dari kelas dua. Kenapa di pilih dari kelas dua? Karna kalau kelas satu masih kemudaan...” Kris berhenti sejenak karna melihat Layla dengan tangan pendek nya kesusahan mengambil tempat tissue yang berada di depan Jonghyun yang sedang sibuk membalas beratus-ratus pesan di handphone nya. Lalu Kris mengulurkan tangan panjang nya untuk mengambil tempat tissue dan langsung di berikan pada  kekasihnya, setelah layla bergumam ‘makasih’, diapun kembali melanjutkan pidato nya. “... dan tiga orang terpilih nya itu adalah...”

 

Kris terdiam, dia sengaja memberikan spasi di kata-kata nya agar terdengar lebih menarik. Seketika meja itu pun hening karna menunggu lanjutan pidato Kris dengan suara berat dan agak serak.

 

“Kandidat yang pertama adalah Lee Sungmin. Cowo mungil yang sok imut itu ngotot banget pengen jadi kandidat calon ketua Osis. Jangan tanya gue, karna gue gak tau alesan nya. Yang kedua adalah Kim Kibum.” Kris mengambil botol air mineral dan menenggak nya perlahan. Ketika dia ingin melanjutkan pidato nya, terlihat Gwibun mengangkat tangan nya, menginterupsi pidato Kris. “Kenapa, Gwi?”

“Serius lo Kim Kibum yang artis itu nyalonin diri jadi ketua Osis?” tanya Gwibun dengan ekspresi tidak percaya.

“Nah, itu dia masalah nya. Dia dengan PD nya mencalon kan diri jadi ketua Osis, padahal dari berita yang gue dapet selama ini, masuk sekolah aja jarang tu anak.”

Gwibun hanya mengangguk, “Pencitraan kali yah, biar keren aja gitu. Udah artis, ketua Osis pula.”

Kris pun melanjutkan pidato nya “Nah, jadi menurut gue pribadi, calon terkuat sebagai Ketua Osis pengganti gue taun ini yah kandidat ketiga ini. Kim Junmyun, yang juga kakak dari anak SMP songong yang entah bagaimana bisa gabung di sini.” Kris berkata sambil menatap Jongin yang ada di depan nya tajam, Jongin yang memang terkenal selengean itu tidak merespon sindiran Kris dan masih asik main game 'Cooking Mama' dari Handphone Kyunga yang tadi dia pinjam.

 

Hingga semua mata kini tertuju pada Jongin yang masih asyik bermain games. Kyunga mencoba menyadarkan Jongin dengan menyikut rusuknya dan akhirnya pria hitam manis itu menghentikan game nya dan melihat sekeliling.

“Loh, kenapa? Ada apa ini, ada apa?” dia berkata sambil melihat ekspresi orang yang aneh melihat nya. “Muka kalian kenapa sih, kaya abis liat hantu ajah.”

“Sejak kapan lo disitu?” Jongdae bertanya.

“Pengen tau banget apa pengen tau ajah?” jawab Jongin sambil melemparkan senyuman jail ke arah Jongdae dan membuat Jongdae mengerenyit jijik.

“Tumben lo bisa pisah dari Taemin, kenapa? Patah hati yah Taemin nya udah sama Minho?” kali ini Baekkie yang bertanya.

“Males. Di situ isinya pasangan lovey dovey yang kalo makan mau nya suap suapan. Mending gue di sini deh, ngedengerin bang Kris lagi ceramah.” Jawab nya santai.

“Ceramah gigi lo, gue pidato, tauk!” Kris menjawab dengan emosi dan langsung mendapat penanganan khusus dari Layla berupa elusan mesra di punggung.

“Jangan marah-marah terus, sih. Nanti cepet tua, loh.” Suara Layla yang lembut menangkan hati kris yang sedang memanas. Jongin si tersangka malah tertawa pelan melihat Kris yang sangar dapat di taklukan oleh Layla yang gemulai.

 

“Layla!”

 

Terdengar suara seorang pria memanggil Layla dari keramaian, semakin lama sosok itu semakin mendekat memperlihatkan wujud nya.

“Eh, Junmyun. Panjang umur, baru aja kita ngomongin kamu.” Jawab layla sambil bangun dari kursi nya.

“Wah, kaya artis aja di omongin.” Senyuman Junmyun selalu merekah lebar jika ia sedang berhadapan dengan Layla, pujaan hatinya.

“Jadi, ada apa nih nyariin aku?” tanya Layla.

“Kamu anggota klub memasak, kan? Tadi aku udah bicarain sama pembina Osis kita, Pak Leeteuk, kalo aku bisa kerjasama sama klub masak buat bantu promosiin aku sebagai calon ketua Osis. Kamu mau bantuin aku, kan?”

Pertanyaan sopan Junmyun di jawab dengan tatapan membunuh dari kris yang masih duduk di tempatnya. Dia langsung bersikap protektif dengan memeluk pinggang Layla dari belakang.

“Kris...” bisik Layla dengan pipi yang sudah memerah menahan malu atas kelakuan kekasih nya.

“Yailah, gak di sini, gak di sana sama aja.” Jongin memutar matanya dan mengangkat kedua tangan nya, “Ya Tuhan, tolong Jongin. Tolong jauhkan Jongin dari kelompok orang-orang yang gak bisa nahan nafsu nya sendiri, ya Tuhan. Amin...”

 

Semua mata tertuju pada Jongin. Lagi.

 

***

 

Jongin Pov

 

Besok hari penentuan nya si cadel Thehun buat masuk klub dance. Karna dia Cuma punya waktu sebentar untuk latihan, jadi gue, the king of dance, menawarkan dia untuk latihan sepulang sekolah tiap hari sama gue. Tapi gue minta sama dia, ga usah bawa Luhan, soalnya kalau ada Luhan, yang ada bukan latihan dance, tapi latihan bercinta.

 

Dan gue yang single berasa mau muntah tiap liat kemesraan mereka.

 

Jadi di sinilah gue berada, di ruangan dance pribadi gue, Cuma berdua sama seongok pria cadel dengan rambut silver, tubuh keringetan, dan nafas engap-engapan.

 

“Jongin, latihan hari ini cukup thampe dithini aja yah.. aku udah capek banget..”

“Emang lo udah apal semua gerakan nya?” tanya gue sambil ngelemparin dia botol minum kecil yang ada di kulkas.

“Udah, kok. Kan kamu yang ngajarin, aku jadi cepet bitha nya.” Jawab nya sambil menenggak air di botol hingga habis setengah nya.

“Baguslah, jangan malu-maluin gue, besok kan hari penentuan nya.” Dia menjawab dengan tersenyum dan memamerkan jempol tangan nya.

Setelah itu suasana nya tiba-tiba hening. Gue dan Sehun terlentang di lantai berdampingan, tatapan mata menuju ke langit-langit. Masih belum ada yang membuka mulut untuk melepas keheningan, yang terdengar hanya desahan nafas gue dan Sehun yang masih terengah-engah. Aduh, bahasa gue kenapa jadi kaya novel dewasa gini sih..

 

“Jongin..” Sehun manggil gue yang Cuma gue jawab dengan gumaman. “Malam minggu bethok, kamu mau gak temanin aku main ke rumah Luhan?” duh, males banget.

“Mau ngapain?”

“Aku Cuma pengen kenal dia dan keluarganya.”

“Buat apa?”

“Emang thalah yah kalo aku pengen main ke rumah pacar aku?”

“Di bagian itu nya sih emang gak salah, TAPI KENAPA HARUS BAWA-BAWA GUE????” gue menyentak, dia Cuma nengok ke gue sekilas dan kembali melihat langit-langit.

“Banyak alathan nya, Jongin.”

“Jelasin. Kalo masuk akal, gue dengan senang hati bantuin lo.”

“Pertama, karna kamu thahabatku. Aku thuka melakukan thethuatu thama kamu, apapun itu. Kedua, karna kamu pathti udah lebih dulu kenal Luhan dan keluarganya, jadi kamu pathti bitha bantu aku buat ngobrol lancar thama keluarga Luhan. Ketiga, kamu itu membawa aura pothitip, kalo ada kamu, aku yakin aku bitha.”

Gue nengok ke Sehun sambil mangap. Gue gak nyangka anak irit suara itu bisa ngomong panjang lebar kaya tadi. Kayaknya omongan dia itu bisa di jadiin satu paragraf dengan gue sebagai gagasan pokok nya. Duh, gue jadi kepikiran PR bahasa gue tentang mencari ide pokok dari suatu paragraf. Makasih Sehun yang udah ingetin gue.

 

“Sehun..” gue berbisik sambil natap muka nya yg datar dan tanpa ekspresi itu.

 

“Hmm?” dia nengok, muka nya kini berhadapan sama muka gue.

 

“Mending lo tulisin aja deh omongan lo tadi, biar gue baca. Soalnya, tulisan sama suara lo lebih jelasan tulisan lo.”

 

Sehun pun langsung memukul kepala gue dengan botol air plastik yang isi nya masih ada setengah.

 

 

***

 

Hari yang sangat di nanti Sehun akhirnya tiba. Dia memutuskan untuk ke rumah gue dulu, baru abis itu kita jalan kaki ke rumah Luhan.

“Lo baik-baik aja kan?” gue nanya keadaan dia ketika kita baru keluar dari rumah gue. Menurut gue pribadi sih dia gak baik-baik sama sekali. Muka nya pucet, sepucet rambut nya. Tangan nya gemeteran di balik kantong jaket nya. Ekspresi nya kaya orang kebelet, kebelet apapun itu.

Dia Cuma mengangguk, gue tapi gue yakin 1000% kalau dia gak baik-baik aja. Gue takutnya kejadian waktu di kantin terulang lagi, ketika dia grogi duduk sebelahan sama Luhan sampe harus di gotong ke UKS.

Gue heran deh sama ni anak, tadi pas dia audisi buat klub dance, sama sekali ga ada ketegangan di wajah nya. Dia keliatan tenang dan expretionless kaya biasa. Pas udah di atas panggung juga dia keliatan tenang dan menikmati perform nya banget. Beda sama sekarang, dia keliatan menyedihkan.

 

“Lo yakin kalo lo gak papa?” gue tanya lagi supaya dia bener-bener yakin kalo dia baik-baik aja.

“A-Aku.. m-mungkin aku th-thedikit.. nervouth?”

“Lah mana gue tau! Kenapa lo tanya sama gue? Lanjut gak, nih?” dia langsung menganggukan kepalanya cepat.

“L-Lanjut, lanjut! Luhan udah nunggu. Katanya dia udah buat cookieth gitu buat nyambut kedatangan kita.” Kalo ngomongin Luhan aja wajah nya langsung berbinar. Susah sih yah kalo orang lagi jatuh cinta mah.

 

Gak kerasa kita udah sampai di depan rumah Luhan, gue ketuk pintunya, Luhan keluar dan menyuruh kita duduk di ruang tamu. Sehun masih terdiam tanpa suara, tapi senyuman nya sedikit terlihat ketika Luhan bilang dia akan mengambilkan minum dan kue yang  sudah dia buat untuk menyambut kedatangan kita, lebih tepat nya sih, untuk merayakan keberanian Sehun main kerumah nya.

 

“Eh, ada tamu ya..” sesosok wanita paruh baya muncul dari dalam ruangan. Dengan rambut panjang terikat dan di sisihkan di bahu sebelah kanan, mama Luhan terlihat cantik banget di umur nya yang emang udah gak muda lagi. Senyuman nya hangat dan keibuan banget. Kalo di peratiin, Luhan kayaknya asli 99% jiplakan mama nya, mungkin sifat nya yang berisik dan pecicilan itu kaya papa nya. “Eh Jongin, udah lama gak main kesini. Gimana kabar abang kamu? Dia juga udah lama ga keliatan.”

Bang Junmyun emang terkenal di kalangan ibu-ibu komplek, gak heran tiap gue main ke rumah temen-temen gue, yang pertama di tanyain pasti kabar bang Junmyun.

“Sehat kok tante, dia lagi sibuk persiapin diri untuk pencalonan ketua osis di sekolah, jadi sibuk terus.”

“Loh, yang ini siapa? Kok tante baru liat?” mama Luhan nunjuk ke arah Sehun, gue nyikut tangan Sehun supaya dia sadar dan memperkenalkan dirinya. Tapi kayaknya ni anak kumat deh, dia Cuma diem aja, mematung.

Mungkin dia nyuruh gue buat ngomong, nyusahin aja ni anak. “Ini Sehun tante, teman sekelas Jongin, teman Luhan juga. Wajar kalau tante baru liat, dia emang baru pindah sekitar tiga bulan yang lalu.”

“Aduh, maaf yah Sehun. disini soalnya jarang banget ada yang baru-baru. Jadi tante Cuma inget muka-muka lama ajah.”

“I-Iya t-tante, gak p-papa...” jawab Sehun terbata.

“Sehun tinggal disini sama siapa?” mama Luhan sekarang asyik menginterogasi Sehun.

“B-Berdua s-sama papa, tante....”

Sebagai teman yang baik, gue bantuin Sehun buat ngomong dan ngejelasin tentang keluarga nya. “Gini loh tante, papa nya Sehun itu pindah kesini katanya sih buat cari cinta pertama nya yang dulu hilang.”

Mama Luhan mengangguk dan mulutnya membentuk huruf ‘o’ dan terdiam, mungkin gak enak kalo harus nanya lebih lanjut tentang masalah pribadi keluarga Sehun.

Keluarga Luhan yang gue tau dari dulu emang hanya terdiri dari Luhan dan mama nya yang awet muda ini. Gue pernah penasaran tentang keberadaan papa Luhan dan nanya ke bang Junmyun, tapi bang Junmyun bilang gue masih terlalu kecil buat ngerti masalah keluarga Luhan. sejak saat itu gue gak nanya-nanya lagi, peduli amat.

“Hey, kalian. Maaf yah lama nunggu nya. Nih cobain kue asli bikinan gue hasil bantuan mama dan Kyunga!!” Luhan keluar dari dapur sambil bawa sepiring cookies warna coklat dan putih dan di taburi chocochip. Kalo murni bikinan Luhan, gue gak yakin ni makanan bakal enak, tapi tadi dia bilang ada campur tangan Kyunga juga, eh, ada Kyunga?

 

Eh bener aja, gak lama sosok mungil itu keluar dari dalam dapur dan membawa sebuah nampan berisi 4 gelas orange jus.

 

“Hay Jongin, hay Sehun.” sapa nya sambil meletakan gelas di atas meja, lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan gue dan Sehun.

“Tante ke dapur dulu yah, mau liat keadaan dapur. Untung aja Luhan ngajak Kyunga, kalo enggak, dapur tante pasti udah gak selamet deh di acak-acak sama Luhan.” mama Luhan tertawa dan beranjak dari kursi nya di iringi teriakan Luhan.

 

Gue sih dari ni kue disuguhin di depan muka gue juga udah gue nikmatin. Beda sama Sehun yang masih betah berdiam diri macem orang kesambet.

Kayaknya Luhan yang sadar sama kelakuan Sehun, maksa duduk di samping Sehun. Sofa mungil di rumah Luhan beda sama Sofa mahal di rumah gue yang bisa memuat 4 orang sekaligus, yang ini sih bertiga aja udah mepet banget. Gue pun terpojokan. Luhan sialan.

“Kamu kenapa, Hunie?” tanya Luhan dengan suara sok lembutnya itu.

“A-Aku.. gak p-papa, Hanie...” Suara yang keluar dari mulut Sehun hanya berupa bisikan.

 

Dan gue udah gak tahan lagi, gue harus pindah tempat duduk.

 

Gue bangun dari posisi duduk enggak nyaman gue karna di pepet sama pasangan lovey dovey. Sambil bawa segelas orange jus yang baru abis setengah, gue duduk di samping Kyunga, tempat Luhan tadinya duduk.

Kyunga yang mungkin udah terbiasa dengan kehadiran gue di samping dia Cuma nengok sekilas terus balik menatap prihatin Sehun yang kondisinya mengenaskan.

 

“Kamu sakit? Kamu mau ke toilet? Kamu mau apa? Coba bilang sama aku, jangan diem aja kaya gini.”

 

“A-Aku... A-Aku...”

 

Luhan tiba-tiba memajukan wajah nya ke arah wajah Sehun, dia menempelkan bibir nya di atas bibir Sehun yang pucat. Dan mereka pun berciuman.

 

Iya, mereka berciuman.

 

MEREKA BERCIUMAN TEPAT DI HADAPAN GUE DAN KYUNGA!!!!!!!!!!!!!

 

 

***

 

 

a/n

waaaaaaa!!! first kiss nya hunhan!!!

maaf yah kalo chapter ini rada pendek, soalnya si bawel kyuroro maksa bener nyuruh update!

eh, pendek ga sih?

 

by the way, happy reading ^^)9

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xolafsonv #1
Chapter 4: You're welcome eechaayy
Keep writing~ and fighting! ^^
I always support you
Clovexo
#2
Chapter 12: finally oh finally...
setidaknya ada perubahan yg menunjukka masih suka sama kris cihuyy..
ini bocah cadel mau ngapain sih? ckck
lulubaekkie
#3
Chapter 12: astaga thooor! kraynya manis bangeeet~ tapi aku lebih suka sulay sih sebenernya._. tapi ngeliat ini jadi demen kray kkk~ jadi penasaran itu hunhan ngapain. terus penasaran juga gimana reaksi layla pas tau dia dipeluk dengan keadaan.... ahaha lanjut ya thor, hwaiting:D
liuliuyifan #4
Chapter 12: ffnya seruuu thor aku senyum2 sama ketawa2 semdiri bacanya aah lanjutkaan
mirayunda #5
Chapter 12: Asdfghjkl gilirannya hunhan kok malah selesai ceritanya T__T lol
Wah author knp ga bisa nonton tlp? Tp gpp deh thor mending, aku kmrn nonton tp gila itu festivalnya penuh sesak jadi aku kurang puas nontonnya :(
Semoga taun depan ada lagi \^^/ nanti kita nonton bareng yah author hihi~
dyofanz #6
Chapter 11: authornim, Aku reader baru, salam kenal
doh kray bakal balikan gk nih? trus si jong in kpn jadian sama kyunga
btw authornim, Aku mau Tanya. Di CH 4 itu ada 'thanks to dyofanz'
dyofanz aku atau gimana? Dan utk apa? maaf kepo hehe
taohunhun
#7
Chapter 11: Waaa penasaran banget ;; semoga kris sama layla balikaaannn:'3
Pandananaa
#8
Chapter 11: aduh aduhhhhh... aaaakkkk! suka krislayla-nya manis banget eonni :3
endingnye ngeselin ihhhh... egantung gitu, hehe... tapi keren, seruseru.. bikin penasaran... ditunggu :3
Clovexo
#9
Chapter 11: wwaaaaaaaahhhhhhhhhhh O.O
layyyyyyyylaaaa
apakah itu pertanda layla bakalan baikan sama kris?
aaaaaaaaa...
nan joahaeyo~~
mirayunda #10
Chapter 11: Sdsghgkdllgjfl kray maniiiiiiiiis bgt author~!!! Aaa sialan endingnya pas bgt gantungnya T_____T hahaha ditunggu chap selanjutnya. Fighting! ^^~