cebeyas

We Are Family, Aren't We?

sorry for typo(s) and thank you for your attempt to read this failed project from failed author. enjoy^^


 

Tidak pernah sekalipun terfikir oleh Layla untuk kembali lagi ke tempat ini, malam ini. Jika bukan karena hujan deras yang sangat deras memaksanya untuk berjauhan dari kasur dan selimut hangat yang sudah menunggunya di rumah dan juga memaksanya untuk bermalam di tempat ini, tempat yang pernah menjadi cita-cita dan masa depan nya.

Layla duduk di sofa empuk yang selalu berada di ruangan itu, hanya diam dan menjadi saksi bisu atas apa saja yang pernah terjadi disana. Ia hanya benda mati yang tidak bisa berbicara dan dimintai keterangan. Tetapi jika ia diberi kesempatan untuk berbicara, ia pasti memilih untuk meceritakan semua kejadian manis yang pernah terjadi di antara sepasang (mantan) kekasih yang masih tersesat dalam perasaan mereka sendiri.

Kris yang jelas-jelas melakukan kesalahan dan Layla yang jelas-jelas berusaha mengabaikan jeritan hati nya yang masih memanggil-manggil nama Kris

“Kamu basah kuyub, kamu mau mandi? Biar nanti aku siapin baju yang bisa kamu pakai buat gantiin baju kamu yang basah.” Kris berkata sambil duduk di samping Layla yang gemetaran.

Layla hanya mengangguk. Kalau boleh jujur dia memang merasa sangat kedinginan, tubuh nya menggigil, pendingin ruangan di ruangan itu sama sekali tidak membantu.

Kris bangun dan mengisyarat kan Layla untuk mengikutinya. Kris membawa Layla ke depan kamarnya. “Kamu tunggu di sini, aku ambilin handuk sama baju nya dulu.” Kris tau bahwa Layla masih takut dengan dirinya, jadi ia tidak akan memaksa Layla untuk masuk ke kamar nya. Padahal sebelum nya Layla tanpa ada rasa canggung akan masuk ke sana bahkan menawarkan diri untuk membersihkan kamarnya yang tidak mungkin di tolak oleh Kris.

Tidak lama berselang Kris keluar kamar sambil membawa handuk, kaus oblong warna merah yang Layla kenali sebagai baju nya sendiri dan celana piyama warna pink.

“I-Itu…”

“Iya, ini baju kamu kan? Inget gak waktu kamu maksain kesini Cuma untuk nganterin bubur buatanmu karna aku lagi sakit, padahal di luar itu lagi hujan dan kamu ampe kebasahan,” Kris menarik nafas dan menghembuskan nya, “Sampai akhirnya kamu ganti baju basahmu dengan switer rajutku dan ninggalin baju ini di tumpukan cucian kotor.”

Tentu saja Layla ingat. Saat itu hari minggu sore dan gerimis ketika Layla keluar rumah. Karna hanya gerimis kecil ia pun tidak membawa payung karena barang bawaan nya sudah lumayan banyak. Ia membawa satu tas tenteng lumayan besar yang berisi bubur, sup, dan makanan lain nya yang sekiranya enak jika di makan bersama bubur dan sup. Di tangan satu nya ia menenteng tas yang lebih kecil berisikan satu botol jus jambu biji, susu jahe, dan lemonade buatan Layla sendiri.

“Kenapa sih kamu bela-belain dateng saat itu?” Tanya Kris sambil berjalan perlahan ke arah kamar mandi, Layla mengikuti di belakang.

“Soalnya kamu harus sembuh kan senen nya ada ujian harian…” Layla masuk ke kamar mandi setelah melihat kris berhenti di depan pintu dan mengisyaratkan nya untuk masuk. Jawaban Layla membuat Kris tersenyum. Layla memang sangat perhatian dengan nya, itulah yang membuat Kris jatuh cinta padanya.

Layla masuk ke kamar mandi dan menutup pintu nya perlahan, “Padahal setelah itu kamu seminggu gak masuk sekolah kan karena sakit?” Kris berbisik, tidak menujukan pertanyaan nya pada siapapun.

 

***

 

Setelah menghabiskan 20 menit di kamar mandi akhirnya Layla keluar dengan memakai baju yang kering dan menenteng baju basah nya yang langsung ia taruh di tempat cucian kotor dekat kamar mandi. Iya membuat catatan untuk dirinya sendiri bahwa setelah ini ia akan mencuci semua pakaian kotor yang terlihat sudah menumpuk dan mengganggu pemandangan.

Mandi air hangat setelah di guyur hujan memang sangat nikmat. Untung saja kamar mandi milik Kris adalah kamar mandi modern yang sudah ada pilihan air dingin dan hangat seperti di hotel berbintang. Layla mengeringkan rambut nya dengan handuk sambil berjalan ke arah dapur dan mendapati Kris sudah berganti baju sedang duduk di meja makan. Di depan nya sudah tersedia dua cangkir minuman yang Layla yakini adalah coklat panas. Memang mereka berdua punya kebiasaan menikmati turun nya hujan sambil menikmati coklat panas.

“Masih suka coklat panas, kan?” Kris bertanya sambil melemparkan senyuman 100 watt miliknya.

Mau tidak mau Layla ikut tersenyum dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Kris. Tanpa menjawab pertanyaan Kris, Layla menarik salah satu cangkir yang ia duga adalah miliknya dan melingkarkan telapak tangan dingin nya di badan cangkir mencari kehangatan.

“Masih kedinginan? Mau pake jaket?”

“Gak papa, maka- hatchi!”

Mendengar Layla bersin, Kris langsung bangun dari duduk nya dan bergegas duduk di samping Layla. Menangkup kan tangan besar nya di kedua belah pipi Layla. Merasakan suhu tubuh Layla yang sedikit berbeda dengan biasanya. Mau tidak mau Layla menatap ke arah matanya, sorot mata Kris hanya berisikan ke khawatiran yang tinggi.

“Cepet di abisin deh minuman nya, abis itu minum obat terus tidur yah. Nanti aku telepon Kyunga biar dia bilang ke tante kalo kamu nginep di rumah nya, biar tante gak khawatir.”

“A-Aku tidur dimana?”

Kris melepaskan kedua tangan nya dari pipi Layla. Ia sudah mengira pertanyaan itu akan terlontar dari mulut Layla.

“Terserah sih, mau tidur di kamarku atau di kamar tamu.” Kris mengangkat bahu nya.

“Di kamar tamu aja kalau gitu.”

 

***

 

Mereka berdua ada di kamar tamu. Tapi kamar tamu ini sama sekali tidak seperti yang Layla bayangkan. Kamar tamu memang khusus untuk orang tua Kris jika berkunjung dan menginap. Dan sepertinya sudah lama sekali dari terakhir kali orang tua Kris berkunjung yang berakibat kamar itu seperti rumah hantu dengan debu tebal menutupi seluruh permukaan lantai dan juga kasur queen size yang berada di tengah ruangan.

“Kapan terakhir mama mu dateng, Kris?”

“Emm.. kalau gak salah sebulan yang lalu.”

“Jadi selama sebulan kamar ini gak kamu bersihin sama sekali?”

“Jangan kan kamar ini, kamar ku sendiri aja jarang-jarang aku bersihin...” Kris mengalihkan pandangan nya ke arah kasur queen size dengan sprai warna pink, “…apalagi setelah kamu pergi ninggalin aku.” Kata-kata terakhirnya hanya berupa bisikan.

Mereka pun keluar dari kamar itu menuju ruang tamu setelah Layla beberapa kali batuk dan bersin hingga hidung nya berwarna merah.

Layla kembali bertemu dengan sofa putih yang menyimpan banyak sekali kenangan. Ia duduk di sana bersebelahan dengan Kris. Entah mengapa setelah masuk ke apartment Kris untuk kedua kalinya di hari ini, Layla merasakan dirinya lebih nyaman dan hampir tidak merasakan ketakutan yang tadi sangat mengganggu interaksi nya dengan (mantan) kekasihnya itu.

“Berhubung kamu lagi gak enak badan, gimana kalo kamu tidur aja di kamarku.”

“Terus kamu nya?”

“Aku tidur di sofa.”

“Yaudah kalau gitu aku aja yang tidur di sofa. Ini kan rumah kamu, Kris.”

“Tapi kamu kan lagi ga enak badan, Lay.”

“Aku gak pa- hatchi! Hatchi!” Layla langsung menutupi hidung nya dengan telapak tangan.

“Tukan, kamu tuh sakit, Lay. Plis dong kali ini kamu jangan-“ kata-kata Kris di potong oleh Layla yang langsung berlari ke arah kamar mandi.

SROOOOOTTTTTTT

...

...

...

“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAA INGUSAN KAN HAHAHAHAHAHHAAA”

Setelah puas tertawa, Kris menghampiri Layla yang terlihat lelah ketika keluar dari kamar mandi. Melihat Kris yang masih cekikikan, membuat Layla malu dan menutup muka nya dengan kedua tangan.

“Yaudalah, ingusan itu manusiawi kok. Ternyata titisan malaikat kaya kamu bisa ingusan juga ya.”

Kris hanya mendengar Layla menggerutu atas ketidak pekaan Kris sambil berjalan cepat menuju ruang tamu dan meninggalkan Kris yang masih cekikikan di belakangnya.

 

 

***

 

Chanyeol menghampiri si kembar Baek-Kyung yang sedang bermain bola bekel berdua di depan televisi yang menyiarkan acara joget joget gak jelas.

“Cinta, aku gimana pulang nya ini kalo ujan nya deres begitu ih.” Chanyeol berkata sambil menaruh bokong nya di lantai, duduk di samping baekkie yang sedang serius bermain bekel.

“Pake payung lah, kaya aku nya gak punya payung ajah.” Jawab Baekkie datar, masih sibuk melempar bola bekel dan mengambil biji bekel nya dua dua.

“Terus motor akunya gimana?” tanya Chanyeol lagi.

“Yaudah naek motor sambil bawa payung ajah biar kaya sarimin.” Sekarang Baekkie mengambil biji bekel nya tiga tiga.

“Ih si cinta mah tega amat sih, masa pacar sendiri di samain sama sarimin yang suka pergi ke pasar itu.” Chanyeol manyun.

“Emang sarimin siapa sih?” Tanya Kyunga yang baru datang karena habis menerima telepon dari Kris yang menyuruh nya bilang ke mama Zhang kalau anak cantik nya menginap di rumah mereka padahal Layla menginap di rumah Kris karena hujan. Setelah bertanya bagaimana keadaan Layla dan di jawab baik oleh Kris, Kyunga menyudahi menutup telepon dan langsung menghubungi mama Zhang yang percaya kalau anak nya menginap di rumah si kembar. setelah merasa tugasnya selesai, Kyunga kembali ke ruang tamu tempat dimana ia dan Baekkie bermain bola bekel di temani oleh Chanyeol sebagai orang ke tiga.

“Topeng monyet.” Jawab Chanyeol masih manyun.

Kyunga yang baru duduk langsung ketawa sambil rolling like a buffalo di lantai.

“Cintaaaaaa…. aku di ketawain sama Kyunga tuh! belain dooooonggg....." ujar Chanyeol. Setelah tidak mendapatkan reaksi apa-apa dari kekasihnya, ia pun melanjutkan, "Ih akunya di cuekin, sebel.” Manja Chanyeol ke Baekkie. "Cintaaaaaaaa......" kali ini sambil nempel-nempel dan noel-noel sampai akhirnya baekkie yang lagi nengkarak dua gak bisa ngebalikin biji bekel nya.

“ARGH! CHANYEOL! GUE MATI KAN TUH AH ELAH LU YAH!”

Baekkie menjerit, mata sipit nya langsung melotot hampir sama besar nya mata Kyunga. Kyunga dan Chanyeol reflek tutup kuping, teriakan Baekkie memang sangat berbahaya untuk kesehatan gendang telinga mereka berdua.

Chanyeol masih manyun. “Abis kalau gak gitu, aku nya gak di peratiin sih, gak di belai-belai juga.. aku jadi ngerasa jablay, jarang di belay.”

Baekkie langsung memberikan death glare ke arah Chanyeol. Yang di balas dengan senyuman bergigi keahlian nya.

Kyunga melempar bola bekel menandakan giliran main nya di mulai. Dia mengambil biji bekel nya satu satu sambil sesekali melirik ke arah pasangan aneh di depan nya. Masih bertanya-tanya mengapa dua pribadi yang sangat berbeda bisa bersatu dan menjalin hubungan. Dia sangat tau bagaimana Baekkie, sebagai saudara kembar tentu saja ia mengetahui sifat Baekkie luar dalam. Baekkie itu paling ga bisa di atur-atur, dia melakukan apapun yang dia sukai tanpa ada yang bisa melarang, selama hal itu tidak merugikan orang lain. Seperti berpacaran dengan Chanyeol, Kyunga yakin jika Baekkie tidak suka Chanyeol, mana mungkin ia mau berpacaran dengan nya. Yang membuat gadis bermata besar itu bingung adalah alasan di balik rasa suka Baekkie terhadap Chanyeol melihat selama ini Baekkie selalu jutek dan galak di depan Chanyeol. Dari pada ia mati penasaran, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya pada orang nya langsung.

“Baekkie, aku mau nanya sama kamu.”

“Apa?”

“Hal apa yang ada di Chanyeol yg bisa bikin kamu suka sama dia?”

Mendengar pertanyaan kembaran nya, Baekkie langsung blushing dan mengalihkan tatapan matanya jauh dari Chanyeol.

“K-kenapa nanya gitu?” Baekkie bertanya balik dengan terbata.

Kyunga menghentikan permainan nya sebentar, padahal dia mulai masuk nengkarak satu demi menanti jawaban dari Baekkie. Chanyeol yang berada di samping Baekkie sudah duduk berlutut seperti seekor anak anjing yang menanti majikan nya melempar bola, bedanya lidah Chanyeol gak keluar aja.

Kyunga mengangkat bahu, “just curious, that’s it.”

“Emn.. gimana yah..” jawab Baekkie, keringat dingin mulai muncul di dahinya. Tatapan mata nya mulai gak fokus, melihat ke segala arah selain ke Chanyeol yang ada di samping nya, menanti jawaban nya dengan rasa penasaran tingkat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kalau boleh jujur, sebenernya Chanyeol juga sampai sekarang gak tau kenapa Baekkie mau di ajak pacaran dengan nya karena Baekkie memang terkenal sangat galak dan pelit senyum, terutama dengan orang yang belum di kenal nya. Hal itu sangat berbeda 180o dengan kembaran nya yang ramah dan murah senyum, Kyunga.

Chanyeol jadi teringat waktu ia mulai menyukai Baekkie yang galak dan irit senyum itu.

 

*Flash Back*

 

Seorang anak kecil berkacamata dengan pipi gembul sedang bermain dengan seekor ferret di taman. Bisa di tebak anak itu bernama Park Chanyeol karena ini memang flash back nya Chanyeol dan kalau anak itu bernama Junmyun mungkin ia tidak sedang bermain ferret tapi sedang bermain dengan uang kertas dan uang koin di taman.

Ketika Chanyeol sedang asik mengelitiki ferret nya sambil berguling-guling di pasir hingga bajunya kotor semua, ia melihat seorang anak perempuan manis bermata sipit dengan rambut yang di kuncir tinggi model ekor kuda sedang memandang nya dengan tatapan aneh.

Melihat ada seorang anak perempuan menatap nya, bukannya bangun Chanyeol malah tiduran terlungkup di atas pasir dengan kedua siku menopang tubuh gembulnya, matanya bertemu dengan mata sipit yang masih menatap nya dengan tatapan super aneh.

“Hey, kenapa kamu ngeliatin aku kaya gitu?” tanya Chanyeol sambil memberikan senyuman andalan nya.

Bukan nya menjawab pertanyaan Chanyeol, anak perempuan itu mundur selangkah dengan ekspresi terkejut. Mata nya terbelalak dan mulut nya terbuka sangat lebar yang menandakan ia sangat sangat sangat terkejut.

Chanyeol yang melihat anak yang lumayan imut menurut nya itu bertingkah aneh, langsung bangun dan duduk bersila masih di atas pasir yang sama. Ia memiringkan kepala nya ke kanan, menyipitkan mata besar nya di balik kacamata bulat nya, dan mengerutkan kedua alisnya.

“Kamu kenapa, sih? Ngomong dong jangan mangap gitu, nanti ada lalet masuk mulut kamu terus ketelen terus kamu jadi sakit perut, terus-“

Kata-kata Chanyeol terpotong karena ia melihat anak perempuan yang masih tidak di ketahui nama nya itu mengangkat tangan dan meletakan telapak tangan nya di depan wajah Chanyeol, maksudnya untuk membuat Chanyeol berhenti bicara dan ia berhasil.

“Kamu bisa ngomong?” Anak perempuan itu berbicara. Suara cempreng nya terdengar indah di telinga caplang milik Chanyeol.

“Yaiyalah bisa! Emang kamu pikir aku ini bisu?”

“Soalnya aku peratiin dari tadi kamu Cuma bilang ‘nyak’, ‘ihing’, ‘iyut’, 'ehet', dan berbagai kata-kata aneh lain nya yang aku gak ngerti. Aku kira kamu ga bisa ngomong.”

Kali ini bagian Chanyeol yang terkejut, mata nya terbelalak dengan mulut terbuka lebar. Ia sangat tidak menyangka anak berwajah imut tapi galak itu berfikiran sangat aneh. Mungkin anak itu tadi melihat interaksi Chanyeol dengan piaraan nya.

“Sejak kapan kamu liatin aku main sama Ferra?”

“Ferra? Ferra siapa?” anak itu melihat keadaan sekitar, ia tidak melihat ada anak lain yang bermain dengan si kacamata kecuali dirinya. Sedangkan ia hanya berbicara dengan si kacamata. Hanya berbicara tidak bisa di sebut bermain kan?

“Ckck, Ferra itu ini.” Chanyeol menunjukan ferret piaraan nya ke depan muka anak perempuan itu. “Kenalin, ini Ferra. Dia cantik kan?”

“HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”

Suara teriakan anak perempuan itu membuat Chanyeol dengan reflek menutup kedua telinga caplang nya dengan telapak tangan yang membuat ferret yang tadi dipegang nya terlepas, jatuh ke tanah, dan berlari menjauhi suara si anak perempuan yang bisa di pastikan dapat menyebabkan gangguan pendengaran di usia dini.

Setelah puas teriak, anak itu menjatuhkan dirinya di tanah dengan genangan air mata di sudut matanya, siap untuk keluar.

Chanyeol langsung merangkak mendekati anak perempuan yang terlihat sangat terkejut itu. Tetapi semakin Chanyeol mendekatinya, anak itu semakin menjauhi nya dan mulai terisak.

“Hey, kamu kenapa?” tanya Chanyeol dari jauh dengan tatapan bingung. Anak itu gak bisa di dekati. Semakin Chanyeol dekat, dia akan semakin menjauh.

“A-aku takut sama t-tikus…”

“Itu bukan tikus, itu ferret. Dia piaraan ku, udah steril kok tenang ajah.” Jawab Chanyeol sambil tersenyum dan berdiri. Dia maju selangkah dan mengulurkan tangan nya ke arah anak itu.

Awalnya anak itu terlihat ragu, tetapi ia akhirnya menyambut tangan Chanyeol yang membantu nya untuk berdiri.

“Aku Chanyeol, nama kamu siapa? Kok aku baru liat kamu disini?”

“Aku Baekkie, aku baru pindah hari ini.”

“Oh, pantes. Kamu mau gak main ke rumah ku, nanti aku kenalin sama Ferro, kembaran nya Ferra.”

“Tikus yang tadi kembar?”

“Ih, kamu. Tadi itu bukan tikus, itu ferret. Ferret itu beda sama tikus dan ya, mereka kembar.” Chanyeol memberikan senyum bergigi andalan nya.

“Sama dong! Aku juga kembar!” jawab Baekkie dengan mata berbinar.

“Oya? Wah kayaknya kamu dan kembaran mu harus main ke rumah ku dan ketemu Ferra Ferro deh.” Chanyeol celingak celinguk liat sekeliling nya tetapi ia tidak juga melihat keberadaan Ferra dimana pun. “Loh, Ferra kemana yah?”

Setelah satu jam berkeliling taman sambil meneriaki nama Ferra, Chanyeol yang di bantu Baekkie akhirnya menyerah dan duduk di bangku taman. Baekkie memang memaksa Chanyeol untuk membantu mencari Ferra karena ia tidak mau Ferro yang berada di rumah Chanyeol merasa sangat kesepian jika mengetahui bahwa kembaran nya hilang.

Langit sudah berwarna merah kelabu yang menandakan malam sebentar lagi tiba. Chanyeol yang dari tadi berusaha menguatkan diri agar tidak menangis, akhirnya menumpahkan air mata nya di depan Baekkie.

“Maafin aku, yeol. Gara-gara aku piaraan kamu kabur.” Baekkie mengelus-elus punggung Chanyeol bermaksud agar anak berkacamata itu tenang. Tetapi tangisan Chanyeol malah semakin menjadi, air mata nya mengalir seperti mata air yang mengalir sampai ujung dan akhirnya menjadi air terjun.

“Rumah kamu dimana? Aku anter pulang yah, bentar lagi malem loh.” Baekkie turun dari kursi taman dan mengulurkan tangan nya ke arah Chanyeol yang masih menangis sambil menunduk.

Chanyeol mengangkat kepala nya, menatap wajah Baekkie yg diliputi rasa kasihan dan penyesalan. Ia mengangguk, meraih tangan Baekkie, lalu turun dari kursi taman dan berdiri di samping baekkie.

Akhirnya sore itu Baekkie mengantar Chanyeol sampai kerumah nya yang ternyata tidak jauh dari rumah baru nya, hanya beda dua gang saja. Di sepanjang jalan, Baekkie berusaha menceritakan hal-hal lucu agar Chanyeol berhenti menangis.

Saat itu juga Chanyeol berfikir ternyata pepatah yang berbunyi hilang satu tumbuh seribu itu ada benarnya juga. Karena di kala ia kehilangan satu ekor piaraan, ia malah mendapatkan seribu rasa baru di dalam hatinya. Rasa yang masih belum bisa ia tafsirkan ketika ia masih menjadi bocah berkacamata berumur enam tahun.

 

*End Flashback*

 

“Emmh.. enghhh…”

“…”

“Eummn, gimana yah bilang nya…”

“…”

“duh, emmnn…”

“Kamu mau cerita gak sih sebener nya?” tanya Kyunga setelah sekian lama Baekkie hanya mengeluarkan gumaman gak jelas.

“Hehehehe, kayaknya gak deh, gak sekarang ketika si sarimin ini ada disini. Males banget gue, nanti dia ke-ge-er-an lagi ngedenger jawaban gue. Ayo cepet lo jalan, Kyung!”

Chanyeol cemberut, Kyunga melanjutkan permainan bekel nya yang tadi terhenti di nengkarak satu.

“Dasar, queen bee who in love with street monkey.” Chanyeol bergumam. Lalu tanpa aba-aba ia merebahkan dirinya dan tiduran dengan beralaskan paha Baekkie dengan menaruh satu tangan di atas kepalanya.

 

“Duh, ujan nya makin deresssss…. gue pulang nya gimana iniiiiiiiiiii…????”

 

 

***

 

Setelah layla menuntaskan urusan nya di kamar mandi, ia kembali duduk di satu-satu nya sofa di ruang tamu apartment Kris. Ia duduk sendirian disana karena Kris entah berada dimana.

Tidak lama kemudian Kris menghampiri Layla dan duduk di samping wanita berambut hitam itu, tapi kali ini ia membawa sebuah sendok, obat flu berbentuk sirup rasa strawberry kesukaan Layla, dan segelas air putih hangat. Ia menuangkan obat itu ke dalam sendok sampai penuh lalu mengarahkan nya ke mulut Layla.

“Nih, buka mulutnya, aaaa….”

Layla membuka mulutnya perlahan dan langsung menelan obat rasa strawberry yang hempir menutupi rasa pahit dari obat itu sendiri.

“Sekarang di minum air nya sampai abis, yah.” Kris memberikan gelas belimbing transparan yg berisi air hangat yang lansung di ambil dan di tenggak habis semua isinya oleh Layla. Kris tersenyum. “Good girl. Sekarang, yok ke kamar.”

“Hah? Mau ngapain?” Layla melotot.

Kris berdiri, “Ya tidur lah, kamu gak ngantuk emang?”

“Trus kamu?” Lalya masih melotot.

“Aku nganterin kamu ke kamar lah.” Jawab Kris enteng.

“M-maksudnya, kamu tidur dimana?” Layla udah gak melotot.

Kris nunjuk sofa. “Di situ.”

“T-tapi ini kan-“

“Iya aku tau ini rumah aku, apartmen aku, tapi kamu lagi sakit dan aku gak masalah tidur di sofa, okay? Cut. Pembicaraan ini sampai disini aja, sekarang ayo kita ke kamar.”

Mau gak mau Layla nurut, sebenernya dia gak mau banget ngerepotin Kris, tapi kayaknya keputusan Kris kali ini udah gak bisa di debatin lagi. Walaupun Layla sedikit keras kepala, tapi dia memang agak nurut sama Kris, karena Kris itu kan kekasihnya jadi-

Eh, maksudnya mantan kekasihnya.

Tapi memang Layla ini selalu nurut apa yang di katakan Kris, apalagi kalau hal itu untuk kebaikan dirinya sendiri.

Kris bersikap gentlemen as always, membukakan pintu kamarnya untuk Layla dan mempersilahkan Layla masuk duluan. Layla langsung berjalan lurus menuju kasur King size milik Kris dan duduk di pinggir kasur sambil melihat Kris yang berjalan semakin mendekat menuju kasur. Layla mulai paranoid.

“K-kamu mau ngapain?”

Kris menoleh sekilas ke arah Layla sambil merangkak naik ke atas kasur lebarnya. “Mau ambil bantal sama selimut buat aku bobo di depan, kenapa? Gak boleh?”

Layla tanpa sadar menahan nafas semenjak Kris berjalan menuju kasur dan menghembuskan nya hingga dada nya terasa sangat lega sekali.

Setelah mengumpulkan bantal dan selimut miliknya, Kris melirik ke arah Layla yang menghembuskan nafas lega. Kris berfikir, setakut itukah Layla terhadap nya? Separah apa sebenar nya luka yang ia torehkan di jiwa Layla? Dia pun keluar kamar dengan membawa bantal, selimut, dan ribuan pertanyaan.

Mendadak ia teringat sesuatu, kalau selimut di kasur dia bawa, terus Layla pakai apa?

BRAAK!!!

 Layla yang masih melamun menatap pintu kamar Kris tiba tiba berdiri mendengar suara pintu di buka secara kasar.

“Apaan sih kamu ngagetin aja. Ih!”

“Ya ampun Lay, maaf, aku lupa ga ngasih selimut buat kamu, hehehe, maaf.” Jawab Kris sambil cengengesan. Dia langsung mengambil selimut yang berada di atas lemari. Dengan tubuh panjangnya ia dengan mudah mengambil selimut yang masih di lapisi plastik putih menandakan selimut itu habis di laundry.         

Setelah menaruh plastik berisi selimut di atas kasur, dia langsung berjalan menuju pintu tanpa membuat kontak fisik dengan Layla. Sampai di pintu ia menoleh ke belakang, melihat ke arah Layla yang masih berdiri di samping kasur lalu berkata, “Good night, princess.” Kemudian ia menutup pintu.

 

***

 

Jam dinding di kamar Kris menunjukan pukul 12:40 tengah malam. Hujan di luar masih terdengar sangat deras, di sertai suara gemuruh dan kilat yang menyambar. Sudah satu jam berlalu semenjak Kris meninggalkan Layla sendirian di kamar. Layla masih terjaga di bawah selimut putih beraroma kulit jeruk yang tadi di ambil Kris di atas lemarinya untuk di pakai oleh Layla. Selama itu pula layla berfikir dan berfikir. Menimbang nimbang kemungkinan terburuk yang akan di dapatkan Layla jika ia melakukan rencananya.

Sebenarnya, dalam relung hati nya yang terdalam, ia sangat menyayangi Kris. Rasa sayang itu melekat hingga ke dasar dan membuat akar disana yang membuat Layla tidak bisa dengan mudah menampikan debaran jantung nya bila ia berada di dekat Kris, atau diperlakukan dengan manis oleh Kris. Seperti apa yang terjadi hari ini, Kris sama sekali tidak melanggar batas, bahkan bisa di bilang ia sama sekali tidak menyentuh Layla, kecuali kejadian di bawah apartment tadi dan hal itu sama sekali tidak membuat Layla keberatan.

Perlahan Layla menyibakkan selimutnya, turun dari kasur lalu berjalan menuju pintu kamar. Membuka pintu nya perlahan sampai bisa ia pastikan tidak menimbulkan bunyi apapun, dia pun keluar dari kamar dan menuju ruang tamu tempat dimana (mantan) kekasihnya tertidur.

Antara ingin tertawa dan merasa kasihan melihat posisi tidur Kris, Layla memilih tersenyum dan semakin mendekati Kris. Panjang sofa yang tidak bisa menyamai panjang tubuh Kris membuat kaki pria tampan itu bergantung di pegangan sofa dengan kepala beralaskan bantal di ujung satunya. Selimut terbentang asal, sebagian di atas tubuh Kris dan bagian lain nya terhampar di lantai. Tangan kanan nya terlipat di atas kepala dengan tangan satu nya terjatuh menjuntai dengan indah nya sampai menyentuh lantai. Kalau disimpulkan, posisi tidur Kris ini akan menyebabkan beberapa sendi menjadi ngilu ketika ia bangun nanti.

Melihat pemandangan mengenaskan di hadapan nya, Layla semakin yakin bahwa apa yang akan di lakukan nya adalah keputusan yang sangat tepat.

Ia menghembuskan nafas panjang, lalu menyentuh bahu Kris.

“Kris, Kris, Wu Yifan, Yifan, Fanfan, bangun coba.”

“Engh..” Kris mencoba membuka satu matanya, setelah melihat Lalya yang mengganggu tidur nya, ia pun mengubah posisi tidur nya menjadi duduk bersila di atas sofa sambil memangku bantal dan menaruh kepalanya di atas bantal. Ia lalu bertanya dengan suara serak tipikal habis bangun tidur,  “A-apa, Lay?”

Jawaban Layla membuat mata Kris yang tadinya hanya terbuka satu, menjadi melotot dua duanya.

“Pindah, tidur di kamar bareng aku aja, yuk.”


 

a/n

3910 words, rekor words terbanyak dari semua chapter di ff ini. wah.. *tepuk tangan*

sorry baru update, failed author ini habis uts, terus abis syok masalah kris juga.. jadi ya gitu, butuh berapa hari dulu sampe bisa move on dan lanjutin kisah manis Kray. manis ga sih? Lay sih manis, gatau deh kalo cerita ini mah, haha.

check my other story if you don't mind ^^

eechaayy's authored story

 

Leave comment and upvote for sensible readers....

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xolafsonv #1
Chapter 4: You're welcome eechaayy
Keep writing~ and fighting! ^^
I always support you
Clovexo
#2
Chapter 12: finally oh finally...
setidaknya ada perubahan yg menunjukka masih suka sama kris cihuyy..
ini bocah cadel mau ngapain sih? ckck
lulubaekkie
#3
Chapter 12: astaga thooor! kraynya manis bangeeet~ tapi aku lebih suka sulay sih sebenernya._. tapi ngeliat ini jadi demen kray kkk~ jadi penasaran itu hunhan ngapain. terus penasaran juga gimana reaksi layla pas tau dia dipeluk dengan keadaan.... ahaha lanjut ya thor, hwaiting:D
liuliuyifan #4
Chapter 12: ffnya seruuu thor aku senyum2 sama ketawa2 semdiri bacanya aah lanjutkaan
mirayunda #5
Chapter 12: Asdfghjkl gilirannya hunhan kok malah selesai ceritanya T__T lol
Wah author knp ga bisa nonton tlp? Tp gpp deh thor mending, aku kmrn nonton tp gila itu festivalnya penuh sesak jadi aku kurang puas nontonnya :(
Semoga taun depan ada lagi \^^/ nanti kita nonton bareng yah author hihi~
dyofanz #6
Chapter 11: authornim, Aku reader baru, salam kenal
doh kray bakal balikan gk nih? trus si jong in kpn jadian sama kyunga
btw authornim, Aku mau Tanya. Di CH 4 itu ada 'thanks to dyofanz'
dyofanz aku atau gimana? Dan utk apa? maaf kepo hehe
taohunhun
#7
Chapter 11: Waaa penasaran banget ;; semoga kris sama layla balikaaannn:'3
Pandananaa
#8
Chapter 11: aduh aduhhhhh... aaaakkkk! suka krislayla-nya manis banget eonni :3
endingnye ngeselin ihhhh... egantung gitu, hehe... tapi keren, seruseru.. bikin penasaran... ditunggu :3
Clovexo
#9
Chapter 11: wwaaaaaaaahhhhhhhhhhh O.O
layyyyyyyylaaaa
apakah itu pertanda layla bakalan baikan sama kris?
aaaaaaaaa...
nan joahaeyo~~
mirayunda #10
Chapter 11: Sdsghgkdllgjfl kray maniiiiiiiiis bgt author~!!! Aaa sialan endingnya pas bgt gantungnya T_____T hahaha ditunggu chap selanjutnya. Fighting! ^^~