First Kiss

Like a Drama - versi Indonesia
Please Subscribe to read the full chapter

Sorry for Miss Typo n Hope you enjoy it~ ^^

 

...........

 

Siang itu, Junho dan Wooyoung duduk di meja kantin bersama, seperti biasa. Tapi tidak setenang seperti hari biasa sebelumnya. Di samping Wooyoung, Junho mulai mendumel sendiri sambil memandang tak suka pada Chansung yang duduk lima meter dari depan meja makan mereka.

 

"Lihat dia. Kelakuannya, benar-benar menjijikkan," desis Junho, melihat tingkah Chansung yang dengan percaya diri menghampiri meja kumpulan para yeoja, menyapa mereka dengan sok akrab. "Tch. Dia pikir dengan begitu bisa menarik hati cewek apa? Dasar sok narsis."

 

"Terserah apa katamu, Junho," timpal Wooyoung tak peduli, tak mau terlibat dalam pertikaian keduanya. Dengan sumpitnya, Wooyoung memakan kimbab dari atas piring. Suara bisikan-bisikan siswi yeoja mulai terdengar nyaring. Tanpa mencari tahu, Wooyoung sudah tahu kalau siswa pindahan bernama Nichkhun —yang jadi pusat perhatian itu— telah memasuki kawasan kantin.

 

Meski Wooyoung berusaha untuk tidak peduli dengan suasana keributan yeoja di sekitarnya —yang rasanya sudah jadi makanan sehari-hari sejak kedatangan Nichkhun ke dalam sekolahnya— tapi Wooyoung tak bisa mencegah bahwa lirikan matanya —lagi-lagi tanpa disadarinya— mencari ke arah sumber pusat perhatian tersebut. Terlihat Nichkhun yang baru saja berbalik dari counter makanan di sisi ruangan kantin, membawa nampan makanannya sendiri. Berjalan mencari meja kantin untuk ditempati, tanpa sekalipun menghilangkan senyuman ramahnya pada siapa saja yang ia lewati. Membuat semua mata para siswi tak akan pernah bosan untuk memandangnya.

 

Nichkhun terhenti ketika ia melihat teman sekamarnya. Senyuman mengembang makin lebar. Berjalan menghampiri salah satu meja persegi kantin yang sudah ditempati Minjun seorang diri. Tepat berada di arah jam dua dengan jarak tiga meter dari meja kantin yang ditempati Wooyoung dan Junho.

 

Nichkhun duduk di seberang meja Minjun, tersenyum sambil menyapanya. Minjun membalasnya dengan senyum simpul yang sama, lalu kembali melanjutkan makan makanannya sendiri. Nichkhun memisahkan kedua pasang sumpitnya, ikut memulai makan siangnya. Tapi ia terhenti sesaat, seolah ada suatu hal yang menjanggal di hatinya. Seperti sebuah firasat di mana kau merasa ada yang menatapmu intens dari jauh. Well, meski sebenarnya ia selalu mendapatkan perasaan yang sama dari para yeoja sekitar yang selalu memperhatikannya diam-diam maupun terang-terangan. Tapi yang ini...... rasanya lebih berbeda.

 

Nichkhun celingak-celinguk sesaat, sampai akhirnya mata coklat gelap miliknya bertemu pandang dengan onyx bening milik Wooyoung, yang menatapnya sejak tadi. Senyuman ramah Nichkhun berubah menjadi seringai kecil yang jahil. Ia mengedipkan mata nakal pada Wooyoung. Membuat mata Wooyoung melebar terkejut, dan segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Pipi chubby-nya sempat memanas, entah karena ia malu telah tertangkap basah, atau merah karena asal lain.

 

Nichkhun terkekeh senang, terhibur.

 

"Apa yang kau tertawakan?" tanya Minjun bingung.

 

"Mmmm..." Nichkhun menopang dagunya dengan sebelah tangan yang bertumpu pada meja, menatap Minjun di hadapannya dengan senyuman nakal. "Haruskah aku memberi tahumu? Bagaimana kalau nanti kau cemburu?"

 

Minjun tersenyum geli menimpalinya. "Dasar," gumamnya sambil menggeleng-geleng maklum. Seolah ia sudah  terbiasa dengan tingkah Nichkhun yang seperti ini.

 

"Hei, Aku serius...." rajuk Nichkhun dengan nada serius yang dibuat-buat. "Bisa repot nantinya kalau kau cemburu padaku."

 

"Aku tak akan cemburu."

 

"Kau membuatku terluka."

 

"Oh yah?"

 

"Ya. Kau sudah menolakku bahkan sebelum aku menyatakan cinta."

 

Minjun terkekeh geli. "Jaga bicaramu Nichkhun. Orang akan salah mengartikan ucapanmu. Bagaimana kalau besok aku jadi target bully para siswi Kirin karena telah menyakiti idola tampannya?" balas Minjun dengan nada canda yang sama.

 

Nichkhun terdiam, sesaat pancaran matanya terlihat kosong. Namun segera ditutupi dengan raut wajah yang dibuat cemberut berlebihan. "Kau benar," ia mendesah. "Hahh.... Betapa susahnya menjadi orang sempurna yang dipuja banyak orang," keluhnya dengan nada frustasi yang dibuat-buat, tak ingin menunjukkan kalau sebenarnya dia memang frustasi dengan hidupnya. "Sangat beresiko kalau terlalu dekat dengan orang sepertiku. Tapi ku harap kau tak menjauhiku hanya karena hal ini," Nichkhun masih berbicara dengan nada canda yang santai dan main-main tanpa beban, meski sebenarnya ia serius dalam hal ini. Entah maksud serius itu tersampaikan dengan baik pada Minjun, atau tidak.

 

Minjun tersenyum kecil menimpalinya. Hendak membalas, tapi kata-katanya malah tergantung di udara ketika matanya tanpa sengaja menangkap sosok Taecyeon yang berjalan tak jauh sambil membawa nampan makan siangnya.

 

Nichkhun yang menyadari tatapan Minjun terpusat pada satu arah di belakangnya, ikut menoleh ke belakangnya, dan ia langsung mendapati namja tinggi itu berjalan ke arah meja mereka. Awalnya Minjun dan Nichkhun mengira Taecyeon juga akan bergabung dengan meja mereka. Tapi yang terjadi Taecyeon malah berjalan melewati meja mereka, sambil terus menatap lurus ke depan, entah karena ia tak peduli atau memang tak sadar dengan kehadiran kedua roommate-nya itu.

 

Sambil tersenyum lebar, Taecyeon menghampiri meja persegi panjang yang sudah ditempati Wooyoung dan Junho. Bukannya mengambil bangku panjang kosong di seberang meja Wooyoung, Taecyeon malah mengambil tempat di sisi kanan samping Wooyoung, di mana Junho juga duduk di sisi kiri samping Wooyoung.

 

Mata Nichkhun kembali bergulir ke arah Minjun di hadapannya, dan ia bisa mendapati sinar kekecewaan dari pancaran mata Minjun yang tertuju pada Taecyeon. Diam-diam, lagi-lagi Nichkhun memperhatikan ekspresi datar Minjun yang menatap Taecyeon dari jauh.

 

"Kau mirip sekali denganku," gumam Nichkhun pelan tanpa sadar.

 

"Eoh?" Minjun kembali menoleh pada Nichkhun. "Kau bilang apa?" tanyanya bingung karena tak fokus dengan ucapan Nichkhun.

 

Nichkhun langsung tersenyum lebar. "Aku bilang kau cantik."

 

Minjun mengernyit aneh. "Jangan menghinaku dengan kata cantik," cibirnya sambil cemberut kesal. "Kalau mengatakan aku cute, tak masalah. Tapi kalau dengan kata cantik. Yach. Aku masih namja tulen seperti dirimu," protesnya dengan aksen Daegu yang mulai keluar kalau dia sedang kesal.

 

Nichkhun terkekeh geli. Tiba-tiba ia berdiri dari duduknya sambil mengambil nampan makanannya dengan satu tangan, dan nampan makanan Minjun di satu tangan yang lain. Minjun terkejut, hendak bertanya tapi Nichkhun sudah mendahuluinya.

 

"Ayo kita pindah ke meja sana," dengan dagunya Nichkhun menunjuk meja yang ditempati Taecyeon-Wooyoung-Junho. "Makan bersama akan terlihat lebih menyenangkan dengan banyak teman," tambah Nichkhun sambil tersenyum. Tanpa menunggu persetujuan Minjun, Nichkhun sudah berjalan duluan sambil membawa dua nampan makanan mereka.

 

"T-tunggu dulu! Nichkhun— aisshh..." Minjun mendesah kecil. Mau tak mau ia pun ikut menyusul Nichkhun.

 

"Hei Guys," sapa Nichkhun sambil tersenyum ramah.  Meletakkan dua nampan di atas meja, dan mengambil tempat duduk di seberang meja, tepat di hadapan Taecyeon. "Kami boleh bergabung kan?"

 

Mata Wooyoung melebar terkejut, sementara Taecyeon memandang tak suka pada Nichkhun.

 

"Boleh," Junho langsung menjawab sebelum Wooyoung maupun Taecyeon menolaknya. "Apa?" tanya Junho tak mengerti ketika Wooyoung dan Taecyeon sama-sama menatapnya tajam.

 

"Khun-ah," Minjun yang baru menyusul, menarik seragam lengan Nichkhun tanpa mengambil tempat duduk. "Ayo, sebaiknya kita kembali ke meja sebelumnya," bisiknya sungkan, menyadari ketidaksukaan Taecyeon dan Wooyoung.

 

"Oh ayolah Minnie," Khun merajuk dengan nada manja di buat-buat. Membuat Taecyeon maupun Minjun sendiri melotot tak percaya dengan panggilan manis yang baru didengarnya tersebut, sementara Wooyoung dan Junho sama-sama menganga speechless melihat tingkah manja Nichkhun. "Mereka tak mungkin sampai hati mengusir kita," tambah Nichkhun penuh keyakinan.

 

Taecyeon berdehem. "Minjunah tak apa bergabung dengan kami. Tapi kalau untuk kau," Taecyeon menunjuk Nichkhun dengan pandangan tak suka, "Tak ada tempat untukmu di sini."

 

"Itu kejam sekali...." balas Nichkhun dengan nada terluka dibuat-buat. "Kau tak boleh bersikap begitu terhadap saudaramu."

 

"Apa? Saudara?"

 

"Yup. Sejak kita sekamar, kita sudah menjadi saudara sekamar," putus Nichkhun dengan nada final. "Benar kan my brother?" Nichkhun menyeringai kecil, penuh kejahilan.

 

"Enak saja!" sungut Taecyeon tak terima. "Mana mau aku menjadi saudaramu!"

 

"Hyung. Duduklah," pinta Wooyoung melihat Minjun sejak tadi berdiri di samping Nichkhun. Wooyoung tak mau ambil pusing tentang perdebatan antara Taecyeon dan Nichkhun. Well, Wooyoung rasanya sudah terbiasa dengan keributan yang tak beda jauh dengan yang ditimbulkan Junho dan Chansung.

 

Minjun tersenyum kecil sambil mengangguk singkat, akhirnya menurut dengan permintaan Wooyoung dan duduk di samping Nichkhun, tepat bersebrangan dengan Wooyoung. Minjun menyempatkan diri untuk menampar bahu Nichkhun dengan kesal. "Jangan memanggilku dengan nama feminim seperti itu lagi," protes Minjun sebal.

 

Nichkhun malah tersenyum lebar. "Wah, kau sudah berani memukulku seperti kau yang sering memukul Taecyeon. Tidak bersikap malu lagi denganku, eoh? Itu artinya kau sudah menganggap aku sebagai orang terdekatmu selain Taecyeon, iya kan?"

 

Minjun terdiam, menatap tak sangka dengan pemikiran Nichkhun barusan. "Apa yang kau bicarakan? Tentu saja kalian berdua orang terdekatku karena kita teman sekamar, bukan?"

 

"Tapi di hari pertama kita bertemu. Kau terlihat lebih mengenal Taecyeon sebelumnya. Bukan kah kalian memang dekat bahkan sebelum kau pindah ke sini?" Nichkhun berpaling menatap Taecyeon di hadapannya. "Aku benar 'kan Taecyeon?"

 

Taecyeon tersentak dengan Nichkhun yang mendadak melempar pertanyaan itu padanya.

 

Wooyoung ikut berpaling, mematap penasaran pada Taecyeon di sampingnya. "Dia benar hyung. Aku juga melihat saat kau tak berkutik ketika Minjun hyung mengomelimu. Sedekat apa hubungan kalian sebenarnya?"

 

"Apa kalian berasal dari kota yang sama?" sahut Junho ikut nimbrung dalam percakapan mereka. "Seperti Taecyeon hyung dan Wooyoung."

 

Wooyoung langsung menyangkal tebakan Junho. Ia menjelaskan, kalau Minjun hyung dari Daegu, bukan Busan.

 

"Kalau begitu hubungan dekat seperti apa?" timpal Junho bingung. "Sampai-sampai Taecyeon hyung selalu menurut kalau Minjun hyung mengomelinya."

 

"Itu juga yang membuatku penasaran," tambah Wooyoung. "Apa mungkin kalian sepupu?"

 

Semua mata di meja itu kini memandang Taecyeon dengan rasa penasaran, kecuali Minjun yang menunduk melihat makanannya dalam diam. "Ah, itu," Taecyeon menggaruk tengkuknya kikuk, antara bingung dan ragu bagaimana menjelaskannya. "Kami tak memiliki hubungan darah. Hanya saja—"

 

"Kami teman lama," potong Minjun cepat, memainkan nasi dalam mangkuknya dengan menusuk-nusuknya menggunakan sumpit. Ia mengangkat kepalanya, menampilkan wajah datar sambil tersenyum miring. "Di masa lalu kami bertemu karena situasi sekitar. Dan kami juga dekat karena lingkungan sekitar. Hanya itu saja."

 

"Aku tak mengerti dengan penjelasanmu," cibir Nichkhun tak puas.

 

"Intinya kami hanya kenalan lama," ucap Minjun penuh penekanan pada Nichkhun, melalui lirikan mata pandanya, seolah mengancam Nichkhun untuk tak bertanya lebih lanjut. Mata Minjun lalu berpaling, memberanikan diri untuk menatap langsung pada mata Taecyeon. "Hanya sekedar teman. Tak kurang, dan juga tak lebih. Iya kan?"

 

Sesaat, Taecyeon seperti merasakan sercecah harapan dari sinar mata Minjun, tapi ia memcoba untuk menampik hal itu. Mengira kalau ia hanya sedang berhalusinasi. "Ndeh." Taecyeon beralih menatap Wooyoung di sampingnya, memutuskan kontak mata dengan Minjun. "Dia benar."

 

Wooyoung, Junho, maupun Nichkhun tak bertanya lebih lanjut lagi. Seolah mereka mengerti dengan suasana tak mengenakkan di sekitar keduanya jika membahas hal pribadi ini lebih lanjut.  Masing-masing dari mereka kembali melanjutkan makan siang mereka, dengan suasana yang lebih canggung kali ini.

 

Taecyeon mengambil potongan daaging ayam bagiannya dengan sumpit, memindahkannya pada piring makanan Wooyoung di sampingnya.  "Kau lebih membutuhkan protein untuk pertumbuhan dari pada aku."

 

"Eyyy.... Hyung pikir aku sekecil apa?" timpal Wooyoung dengan nada protes. Meski begitu, Wooyoung tetap memakan ayam pemberian Taecyeon dengan senyuman kekanakan yang mengembang di wajahnya. "Gomawoyo hyung," riangnya.

 

Taecyeon tersenyum lembut melihatnya.

 

"Tch. Tak ada yang peduli dengan pertumbuhanku," cibir Junho sambil menatap sinis Wooyoung di sampingnya.

 

Wooyoung terkekeh. Mencoba membujuk Junho di sampingnya dengan menawarkan makanannya bersama. Sama sekali tak menyadari dengan tatapan berbeda dari Minjun di hadapannya. Hanya Nichkhun yang berada di samping Minjun, menatap lekat bagaimana eksperesi Minjun yang melihat interaksi Taecyeon pada Wooyoung.

 

Minjun menunduk. Menatap bosan pada makanannya, seolah ia telah kehilangan selera makannya saat itu juga. Sebuah headset mendadak tertempel di sebelah lubang telinganya. Minjun tersentak, menoleh ke samping, melihat Nichkhun yang memasangkan headset pada telinganya sambil tersenyum. Nichkhun juga memasang pasangan headset itu pada telinganya sendiri, menyetel sebuah lagu pada Ipone yang menghubungkan kabel headset tersebut. Berbagi berdua, mendengarkan sebuah alunan musik lembut yang sama.

 

Minjun masih terdiam menatap tak mengerti pada Nichkhun.

 

"Apa?" protes Nichkhun kikuk menerima tatapan dari Minjun. "Ini lagu kesukaan kita kan?"

 

"Ah, ya," Minjun mengerjap, mulai paham. "Kau benar." Ia lalu tersenyum kecil sebagai ucapan terima kasih. Minjun kembali berkutat pada makanannnya. Setidaknya, suasana hatinya mulai terobati dengan alunan musik yang ia dengar dari headset Nichkhun.

 

"Lagu apa yang kalian dengar?" sahut Wooyoung, tak bisa menyembunyikan nada ketus kekanakan yang ia keluarkan. Seolah ia sedang kesal melihat orang bermain sesuatu dengan sangat menyenangkan tanpa melibatkan dirinya yang ingin sekali bergabung dalam permainan itu. Sebut saja, dia cemburu karena tidak dilibatkan.

 

"Lagunya Fedric Chopin," jawab Nichkhun sambil tersenyum jahil melihat tingkah cemberut Wooyoung. "Kalau kau juga mau mendengarnya. Datang saja nanti malam ke kamarku, Kita bisa mendengarkannya berdua di atas ranjangku." Nichkhun mengedipkan sebelah matanya dengan nakal.

 

Minjun terkekeh kecil. Taecyeon melotot tajam pada Nichkhun. Wooyoung kehabisan kata, mendecih sambil memalingkan wajahnya yang sempat memerah.

 

"Kau bilang Fedric Chopin?" sahut Junho dengan nada heran. "Pianis terkenal dari Jerman itu?" tanya Junho memastikan, Nichkhun mengangguk memberi jawaban. "Apanya yang kalian suka dari lagunya? Semua tema musik yang ia bawakan terdengar menyedihkan."

 

Wooyoung dan Taecyeon sama-sama memandang Junho tak mengerti, jelas mere

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ruellovcr
#1
Chapter 11: bingung aku sama nichkhun sjksjakjskaj
ruellovcr
#2
Chapter 10: siapa yang nyebarin foto itu deh?? apa jangan2 ada hubungannya sama junho yang nangis?
ruellovcr
#3
Chapter 7: KSKSKSSSKS KACAU ToT
ruellovcr
#4
Chapter 5: chansung sama junho ini kayanya apa2 bisa dibawa ribut melulu ya wkwkwk

oh ya, aku jadi bingung sama nichkhun ... sejauh ini dia lebih milih siapa deh?
ruellovcr
#5
Chapter 4: aku kasian sama nichkhun, tapi kasian juga sama minjun :((
ruellovcr
#6
Chapter 3: baru di chapter ini aja udah gemesin huhuhu
taeckayforever #7
Chapter 3: INI TAUN 2020 DAN AKU BARU BACA, tidak ada harapan lanjut kah? ㅠ.ㅠ
diyoungie #8
Chapter 14: Hai thor, aku kembali di 2019 :) aku tau sih kalo kamu gak bakalan update ff ini, cuma lagi kangen aja sama mereka :')
Amaliaambar
#9
Chapter 14: Aaaaaaaaaaa fix aku baper maksimal paraaahhh, ceritanya ngena banget ih feelnya dapet bgt sumpaaahhhhhhh
aaaah update lg dong author-nim jngn bikin saya mati penasaran, walaupun udh lama update lah author-nim saya penasaran banget bangetan iniiiiii
diyoungie #10
hai thor, aku datang lagi untuk mengingatkan mu agar mengupdate ff ini haha ^^~~~