This is Love (2)

Like a Drama - versi Indonesia
Please Subscribe to read the full chapter

Sorry for Miss Typo n Hope you enjoy it~ ^^

Soundtrack :: 2PM - This is Love

 

...........

 

Nichkhun meneliti penampilan anak itu yang masih tetap diam memunggunginya, melihat dari ujung sepatu, kaos kaki putih panjang sampai batas lutut, seperempat paha putih yang terlihat di bawah rok seragam, rambut lurus panjang hitam di punggungnya. Nichkhun sedikit merinding membayangkan kalau dia salah satu fangirls fanatic yang berani menerobos masuk ke kamar asramanya. “Yach, Kau tidak boleh berada di sini,” Nichkhun mulai menegur, tapi dengan nada yang terdengar sehalus mungkin agar tak menyinggung salah satu perasaan ‘fans’nya.

 

Wooyoung tak menjawab, terdiam di tempat tapa ingin berbalik. Ia mulai panic ketika ia mendengar langkah pelan Nichkhun yang mendekat di belakangnya. Tidak, dia tidak ingin Nichkhun melihatnya dalam keadaan seperti ini, ini sangat memalukan. Tanpa kata, Wooyoung kembali ingin melompati jendela di hadapannya, tapi kakinya sedikit tersandung, dan ia tak tahu kesialan apa yang menimpanya hari ini sampai harus tertangkap oleh Nichkhun yang berniat menadah tubuhnya yang oleng ke belakang.

 

Mata mereka bertemu, Wooyoung terkejut, Nichkhun apalagi. Buru-buru Wooyoung bangkit, berdiri tegak, wajahnya memerah saat mendengar suara Nichkhun yang mulai menertawainya.

 

“Berhenti tertawa! Kau kira gara-gara siapa aku bisa seperti ini!”

 

“Siapa? Kau menyalahkan aku? Hei, aku baru saja datang.”

 

“Iya, datang setelah menciptakan semua kekacauan ini,” gerutu Wooyoung. “Untuk apa kau menciptakan sebuah kebohongan di depan publik, hah! Kau pikir itu lucu!”

 

Nichkhun terdiam, tiba-tiba menghentikkan tawanya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan bersandar di dinding. “Kau pikir untuk siapa aku melakukan ini?” wajahnya mulai berubah serius.

 

Wooyoung menatapnya tak mengerti.

 

“Sekarang coba kau bayangkan. Apa yang terjadi kalau aku mengatakan kita tak memiliki hubungan apa-apa, sementara foto berciuman yang beredar itu terlihat begitu intens? Kau tidak berpikir kalau orang-orang akan memandangmu lebih rendah daripada sekarang?” Nichkhun menghela nafas maklum ketika melihat ekspresi terkejut Wooyoung yang tak pernah berpikir sejauh itu. “Aku bisa saja mengatakan kalau kau adalah salah satu fans yang menggodaku, dan mereka pasti mempercayaiku. Tapi aku memilih untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah kulakukan, meski aku harus membuat sebuah kebohongan.”

 

Wooyoung cemberut. “Tapi sampai kapan kau mau berbohong seperti ini?”

 

Nichkhun mengedikkan bahu. “Entahlah. Mungkin sampai suasana publik mereda, aku bisa kembali mengumumkan kalau kita ‘putus’.”

 

Wooyoung melirik lantai di samping, berpikir dalam diam. Tak menyadari kini Nichkhun mulai memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah.

 

“Hei, kau pantas juga berdandan seperti itu,” ada seringai mengejek muncul di wajah Nichkhun.

 

Mood Wooyoung kembali berubah kesal. Ia melempari bantal ke wajah Nichkhun sambil mulai menggurutu dengan kesal kalau semua ini gara-gara dia. Menghentakkan kaki kesal, Wooyoung berjalan menghampiri lemari Taecyeon.

 

“Apa yang ingin kau lakukan?” tanya Nichkhun heran.

 

”Meminjam beberapa baju Taecyeon hyung. Tentu saja aku tak mau keluar kamar menuju kamarku dengan kondisi seperti ini, di luar pasti masih ramai karena ini sore hari.” Wooyoung mengambil kaos dan celana training hyung-nya.

 

”Kau yakin ukurannya cocok untukmu?” Nichkhun menyeringai.

 

”Ini lebih baik daripada pakaian yeoja.” bela Wooyoung, beranjak masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama, ia keluar dengan kaos lengan pendek hijau gelap —yang kerahnya kedodoran ke samping— dengan celana training hitam yang digulung di atas mata kaki, tapi masih dengan wig yang tak bisa ia lepas di atas kepalanya. Meruntuhkan segala rasa malunya, Wooyoung beranjak mendekati Nichkhun, menyondorkan kepalanya sambil meminta dengan nada menggerutu —setengah tak rela. ”Bantu aku melepaskan wig ini,” kata Wooyoung sambil melirik ke direksi lain, tanpa ingin melihat wajah Nichkhun.

 

Nichkhun tersenyum geli.

 

......

 

Wooyoung duduk di sisi ranjang. Kepala tertunduk, membiarkan Nichkhun yang berdiri di hadapannya itu melepaskan beberapa penjepit rambut kecil di antara rambut aslinya dengan wig yang ia gunakan. Jari-jari Wooyoung bertautan dengan gelisah di atas pangkuannya, tak memungkiri kalau keheningan di antara mereka hanya membuat ia bertambah gugup. Ia harus cari topik pembicaraan.

 

”Kau kemana saja selama ini?”

 

”Merindukanku?”

 

”Aku ingin menghajarmu.”

 

Nichkhun terkekeh. ”Ku anggap itu ya. Akkh!” Nichkhun meringis mendapati tinjuan kecil di pinggangnya ”Hei! Aku sedang membantu melepaskan wigmu,” protesnya.

 

Wooyoung tak membalas, menunduk menatap lantai. Kedua tangannya meremas seprai di samping badannya, dengan segala emosi yang mulai bergejolak dalam dirinya. Tak tahu kah Nichkhun apa yang dialami Wooyoung selama ia menghilang tiba-tiba? ”Aku membencimu....” ia berbisik lirih, tapi cukup terdengar oleh Nichkhun yang langsung menghentikkan pergerakan tangannya di atas kepala Wooyoung. ”....sangat membencimu....” Wooyoung menggigit bibir bawahnya yang mulai gemetar tanpa ia izinkan.

 

Nichkhun terdiam, ia kembali mengambil satu penjepit rambut terakhir dari atas rambut Wooyoung, lalu melepaskan wig panjang itu dari rambut pendek Wooyoung. Satu helaan nafas pelan dari Nichkhun, dan ia membalas dengan suara pelan, namun tetap terdengar tulus. ”Maaf....” —untuk semuanya— ”....maafkan aku....”

 

Wooyoung berdiri, tanpa peringatan langsung menendang tulang kering kaki Nichkhun, membuat Nichkhun menunduk sambil meringis.

 

”Yach—” tapi kata protes dari Nichkhun menggantung di udara, tercengang melihat mata Wooyoung berkaca-kaca di hadapannya. Meski ini bukan pertama kalinya ia melihat Wooyoung menangis di hadapannya, entah kenapa kali ini Nichkhun menyesali air mata itu yang tercipta karena dirinya.

 

”Gara-gara kau! Ini semua gara-gara kau....” Wooyoung mulai merengek di sela tangisnya. “... aku membencimu, sangat membencimu...” meski begitu, kata-kata yang terucap di sela tangisnya itu tidak tersirat dengan nada kebencian, malah lebih condong ke arah menyesali apa yang baru saja terjadi dalam kehidupannya.

 

“Maaf...” perlahan tapi pasti, Nichkhun bergerak memeluk tubuh Wooyoung yang terus bergetar karena tangis di hadapannya. “Maafkan aku...” Nichkhun membenamkan kepala Wooyoung pada bahunya, yang malah semakin menangis karena perkataan maaf Nichkhun. “....aku sangat menyesal, Wooyoung-ah....”

 

“Aku membencimu....”

 

“Maafkan aku....”

 

.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Chansung masih saja ngotot menyuruh Jinwoon untuk pulang kembali ke rumah, tapi Jinwoon juga masih keras kepala untuk tetap tinggal sampai Chansung mau pulang bersamanya. Tentu saja sebagai alasan kalau ayah mereka tak mengijinkan Jinwoon pulang sendirian.

 

“Lalu kau mau tidur di mana nanti malam, hah? Tak ada tempat di sini untukmu.”

 

“Aku bisa tidur di ranjangmu, Chanana.”

 

”Shiro! Tidur saja di lantai sana!”

 

“Hyung~”

 

“Jangan memanggilku dengan cara menjijikkan seperti itu!”

 

Junho langsung menyela sebelum mereka bertengkar lebih jauh. ”Kau bisa meminjam ranjangku, Woon-ah.”

 

”Jijjayo? Aku tidur bersamamu?” Jinwoon berbinar.

 

Chansung melotot.

 

Junho terkekeh. ”Tidak. Maksudku, kau bisa tidur di ranjangku. Aku akan tidur bersama Wooyoung saja. Lagipula tubuh kami cukup kok untuk satu ranjang, dan kami kalau tidur tak banyak gerak.”

 

”Wooyoung siapa?” Jinwoon tampak bingung. ”Pacarmu?”

 

”Aniyo, dia hanya sahabatku.”

 

”Lalu bagaimana dengan pacar? Kau sudah punya?”

 

Junho mengerjap, tak mengerti kenapa Jinwoon bertanya seperti itu. ”Belum.”

 

”Jinjja

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ruellovcr
#1
Chapter 11: bingung aku sama nichkhun sjksjakjskaj
ruellovcr
#2
Chapter 10: siapa yang nyebarin foto itu deh?? apa jangan2 ada hubungannya sama junho yang nangis?
ruellovcr
#3
Chapter 7: KSKSKSSSKS KACAU ToT
ruellovcr
#4
Chapter 5: chansung sama junho ini kayanya apa2 bisa dibawa ribut melulu ya wkwkwk

oh ya, aku jadi bingung sama nichkhun ... sejauh ini dia lebih milih siapa deh?
ruellovcr
#5
Chapter 4: aku kasian sama nichkhun, tapi kasian juga sama minjun :((
ruellovcr
#6
Chapter 3: baru di chapter ini aja udah gemesin huhuhu
taeckayforever #7
Chapter 3: INI TAUN 2020 DAN AKU BARU BACA, tidak ada harapan lanjut kah? ㅠ.ㅠ
diyoungie #8
Chapter 14: Hai thor, aku kembali di 2019 :) aku tau sih kalo kamu gak bakalan update ff ini, cuma lagi kangen aja sama mereka :')
Amaliaambar
#9
Chapter 14: Aaaaaaaaaaa fix aku baper maksimal paraaahhh, ceritanya ngena banget ih feelnya dapet bgt sumpaaahhhhhhh
aaaah update lg dong author-nim jngn bikin saya mati penasaran, walaupun udh lama update lah author-nim saya penasaran banget bangetan iniiiiii
diyoungie #10
hai thor, aku datang lagi untuk mengingatkan mu agar mengupdate ff ini haha ^^~~~