The First Fight

Like a Drama - versi Indonesia
Please Subscribe to read the full chapter

Sorry for Miss Typo n Hope you enjoy it~ ^^

 

...........

 

Nichkhun menyeringai jahil saat ia berhasil menarik tangan Wooyoung dan ikut terjatuh bersamanya. Kepala Wooyoung menabrak ranjang empuk tepat di samping kepala Nichkhun yang berbaring ke atas.

 

"Wauw, kau benar-benar ganas yah?" ledek Nichkhun sambil nyengir lebar.

 

Wooyoung mengumpat kecil. Dengan bantuan tangan yang bertumpu pada atas kasur di sisi tubuh Nichkhun, ia hendak bangkit dari atas tubuh Nichkhun. Namun entah karena apa, tumpuannya tergelincir, membuatnya kembali terjatuh, kini dengan sisi pipi yang meninpa selangka leher Nichkhun. Seolah ia hendak melakukan kissmark pada Nichkhun.

 

Nichkhun terkekeh geli. "Sabar sayang. Malam belum tiba," candanya nakal.

 

"Diam," desis Wooyoung makin kesal. Mengangkat kepala, menengadah ke atas hanya untuk mendapati jarak wajah keduanya sangat dekat. Garis rahang bawah Nichkhun yang tampak tegas, tepat berada di ujung bawah lubang hidung Wooyoung. Padangan mata Wooyoung jatuh pada bibir indah merah cerry yang melengkung membentuk seringai kecil. Antara sadar dengan tidak, Wooyoung terdiam, terpaku menatap bibir itu penuh minat.

 

Menyadari tatapan Wooyoung pada satu titik di bibirnya, membuat seringai Nichkhun perlahan menghilang. "Apa yang kau lihat?" bisiknya curiga, dengan nada yang lebih serius kali ini, tanpa candaan.

 

Wooyoung tersadar, padangannya beralih pada mata coklat di atas bibir tersebut. Sinar mata coklat gelap Nichkhun menatap Wooyoung intens, penuh selidik. "Aku—" suara Wooyoung tercekat, matanya melebar sendiri, tersadar dengan apa yang baru saja ia pikirkan. Serentak, ia tak bisa mencegah rona merah malu dalam pipinya.

 

Mata Nichkhun ikut melebar terkejut, seolah ia bisa membaca pikiran Wooyoung melalui matanya, dan tak menyangka akan reaksi yang ditimbulkan namja berpipi chubby dengan rona merahnya—yang awalnya hanya ingin ia goda dengan jahil. Hei, Nichkhun hanya sedang main-main, mengapa suasananya malah berubah jadi kikuk begini?

 

Terlalu larut dalam pikiran masing-masing, membuat mereka bahkan tak sadar dengan pintu kamar yang terbuka dari luar. Dengan dua namja lain yang baru masuk ikut terpaku dengan keadaan mereka.

 

"GYAAAAAA!!!"

 

"HUWAAAA!!!"

 

Teriakan histeris dari kamar sebelah, mampu menjadi alarm bagi keempat namja yang berada dalam keheningan —dengan arti yang berbeda, di kamar tersebut.

 

Wooyoung tersentak, panik. Ia bangkit berdiri, tapi lagi-lagi ia bergerak ceroboh. Kali ini kakinya yang tergelincir, terpleset.

 

Mata Nichkhun ikut melebar, tanpa pikir panjang, ia ikut bangkit dari baringnya, dengan gerakan sigap memeluk punggung telanjang Wooyoung, sebelum namja itu terjatuh ke belakang.

 

Badan Wooyoung terayun ke depan, kepalanya yang agak menengadah itu langsung bertumpu pada atas pundak di sisi kepala Nichkhun. Mulut Wooyoung terbuka sedikit, speecless sendiri dengan apa yang baru saja terjadi. Bisa ia rasakan, satu-satunya handuk yang melilit di pinggangnya, mulai mengendur. "O, o, handukku," bisik Wooyoung was-was.

 

Di lain pihak, Nichkhun yang sedang memeluk punggung Wooyoung, bertemu pandang dengan Taecyeon yang berdiri di dekat pintu keluar, tak jauh di belakang Wooyoung. Belum sempat Nichkhun mengartikan tatapan tajam Taecyeon yang diberikan padanya, ia mendengar bisikan Wooyoung mengenai handuknya. Mata Nichkhun melirik ke bawah, sadar dengan handuk merah di pinggang Wooyoung yang mengendur, dan nyaris melorot ke bawah. Gawat!

 

Nichkhun segera memutar tubuh mereka, mendorong tubuh Wooyoung ke atas kasur, sementara tangan yang lain dengan sigap menahan handuk merah Wooyoung yang nyaris terjatuh dari pinggang Wooyoung.

 

Mata Wooyoung masih melebar, berbaring di atas ranjang dengan dada telanjang yang naik turun, terlalu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Ia memperhatikan Nichkhun yang berada di atasnya, memperbaiki letak handuk Wooyoung pada pinggangnya. Mata coklat gelap Nichkhun lalu beralih memandang onyx Wooyoung. Tanpa kata, Nichkhun menatap tajam Wooyoung, seolah ia sedang marah dengan tindakan ceroboh Wooyoung barusan.

 

Suara langkah kaki yang berjalan dengan cepat terdengar mendekat. Bahkan sebelum Nichkhun menoleh ke belakang, seseorang memariknya dengan kasar. Tanpa tahu masalah yang baru saja terjadi, Taecyeon meraih kerah baju Nichkhun penuh tatapan amarah. "Beraninya kau—" Sebelah tangannya yang mengepal terayun. "Akh, akh, akh!" tapi Taecyeon malah meringis sakit duluan, bahkan sebelum ia bertindak lebih jauh.

 

Kepala Taecyeon miring ke samping. Cekramannya pada baju Nichkhun langsung terlepas, beralih untuk menyelamatkan sebelah telinganya yang ditarik oleh Minjun.

 

"Apa yang coba ingin kau lakukan, hah? Memukul orang?" suara Minjun naik satu oktaf, aksen kental asli Daegu-nya keluar begitu saja.

 

"Tidak! Tidak Jun, Sungguh tidak." Taecyeon menggeleng cepat dengan panik, menatap Minjun dengan pandangan memohon agar telinga besarnya  segera dilepas.

 

"Bagus." Minjun mengangguk puas. Melepaskan telinga Taecyeon. Minjun menoleh ke arah Nichkhun dan Wooyoung, yang keduanya menatap speechless pada Minjun. Membuat Minjun segera tersadar. "Maaf," gumam Minjun pelan sambil menyembunyikan sebagian wajahnya hingga hidung pada boneka panda yang ia dekap. "....sudah bertindak kurang sopan," ungkapnya malu.

 

Taecyeon mengusap telinganya yang memerah, memandang Minjun tak percaya.

 

Wooyoung yang setengah berbaring di ranjang, mengerjap kagum pada Minjun.

 

Sementara Nichkhun yang sempat melongo, mulai tersenyum geli melihat tingkah Minjun.

 

"KELUAR DARI KAMARKU! SEKARANG!" suara gertakan itu keluar dari kamar sebelah, di susul dengan bunyi barang yang dibanting keras.

 

Wooyoung tersentak. "Itu Junho." Ia segera bangkit, buru-buru keluar kamar untuk menuju ke kamarnya di sebelah.

 

"Junho?" Taecyeon ikut tersadar, berlari menyusul Wooyoung keluar kamar.

 

"Tunggu!" Nichkhun memungut seragam sekolah Wooyoung yang sempat terjatuh, lalu ikut berlari ke luar kamar. Tapi ia sempat terhenti, berbalik untuk melemparkan senyuman lebar pada Minjun. "Terima kasih panda-sshi." Sempat Nichkhun melemparkan wink andalannya dengan nakal.

 

Minjun hanya melongo di tempat. Tak habis pikir dengan tingkah Nichkhun barusan.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Junho terus menggedor pintu kamar mandi seperti orang kesetanan. "Kubilang keluar dari kamarku!" teriaknya memerintah.

 

"Enak saja! Ini kamarku! Kau yang keluar sana! Dan biarkan aku selesaikan mandiku dengan tenang!" Chansung menyahut dari dalam kamar mandi, sambil terus menahan pintu agar tak terbuka dari luar untuk kedua kalinya. "Sialan. Mengapa aku harus bertemu anak gila itu secepat ini?" umpatnya kesal.

 

"Junho! Berhenti merusak pintu kamar mandi kita!" suara lain menyahut. Itu Wooyoung, yang segera menarik tangan Junho dari pintu kamar mandi.

 

Gedoran pintu pun terhenti. "Tapi Wooyoung-ah. Ada orang idiot yang merusak pemandangan di dalam!" adu Junho sambil menunjuk pintu kamar mandi.

 

"What?" Chansung  menganga tak habis pikir mendengarnya dari dalam kamar mandi. "Idiot yang merusak pemandangan? Sialan." Ia bergegas mengambil jubah handuknya yang tergantung.

 

"Siapa?" Taecyeon mengernyit tak mengerti. "Maksudmu penghuni baru dalam kamar kalian?" tanyanya memastikan.

 

"Penghuni baru?" ulang Wooyoung, segera tersadar. "Ah yah! Ranjang baru itu Junho, lihat!"

 

Selagi Junho menoleh ke arah ranjang ketiga dalam kamar mereka. Pintu kamar mandi mendadak terbuka. Chansung yang dari dalam, langsung melempar seember air pada orang yang berdiri di depan kamar mandi.

 

"Rasakan!"

 

Byuuur

 

Waktu seolah terhenti, dengan keheningan yang tiba-tiba melanda.

 

Junho, yang masih dalam keadaan kering, kembali berbalik ke arah kamar mandi.

 

Chansung menganga di tempat, masih memegang ember kosong di tangan sambil menatap tak percaya pada objek yang salah ia siram.

 

Nichkhun yang juga baru memasuki kamar tersebut, berusaha menahan tawanya melihat kejadian yang baru saja terjadi.

 

Sementara Wooyoung memejamkan mata, menlap wajahnya yang basah kuyup. Menahan nafasnya sesaat. "Aissh.... Jinjaa! Aku baru saja selesai mandi!" rengeknya sambil menghentakkan kaki kesal.

 

Nichkhun tak bisa lagi menahan tawanya. Ia tergelak sambil memegang perutnya. Junho bahkan ikut tertawa melihat kesialan roommate-nya. Melupakan fakta tentang kemarahannya barusan.

 

"Maaf," Chansung bergumam takut. Segera menutup kembali pintu kamar mandi.

 

"Diam!" Taecyeon menatap tajam Nichkhun dan Junho. Ia berbalik mengambil handuk lain dari lemari Wooyoung. Dan segera menutupi tubuh basah kuyup Wooyoung. "Keringkan badanmu dan cepat gunakan pakaianmu sebelum kau terkena flu."

 

"Ndeh hyung," Wooyoung sempat cemberut kesal, ketika ia menyeret langkahnya menuju lemari pakaiannya.

 

Diam-diam, Nichkhun memandang keduanya dengan pandangan berbeda. Perlahan Nichkhun meletakkan seragam sekolah Wooyoung dekat meja belajar terdekat. Melihat bagaimana Taecyeon membantu Wooyoung menggunakan T-shirt kuning-nya tanpa mempedulikan kehadirannya. Nichkhun pun berbalik, meninggalkan kamar tersebut tanpa kata.

 

Wooyoung menggunakan celananya trainingnya terlebih dahulu, lalu melepaskan handuk merah dari pinggangnya. Ia sempat celingak-celinguk. Sadar Nichkhun sudah tak ada di kamarnya, Wooyoung menyerahkan handuk merah itu pada Taecyeon, memintanya untuk mengembalikannya sekaligus menyampaikan kata terima kasih.

 

Taecyeon menerima handuk tersebut. Tanpa Wooyoung sadari, Taecyeon meremas handuk itu dengan pandangan tak suka.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Taecyeon kembali memasuki kamar asramanya. Mendapati dua penghuni baru kamarnya, yang sedang mengobrol dengan akrab.

 

"Ah, jadi kau dari Daegu?" timpal Nichkhun yang sedang berbaring tengkurap di ranjangnya, sambil menusuk-nusuk perut boneka panda Minjun dengan jarinya. "Apa itu jauh dari sini?"

 

Minjun yang sedang memindahkan pakaiannya dari koper ke dalam lemari, menjawab seadanya. "Tidak juga. Lumayan dari pada jarak Thailand ke Seoul."

 

Nichkhun terkekeh mendapati jawaban Minjun, meski jelas-jelas Minjun tak mengatakan hal yang lucu. "Ngomong-ngomong. Kota Daegu itu seperti apa? Aku tak pernah ke sana."

 

"Kau tertarik dengan Daegu?" tanya balik Minjun dengan heran. Tak menyangka seorang artis seperti Nichkhun tertarik dengan kota kecil kelahirannya yang biasa saja.

 

"Eumm, tidak juga." Nichkhun menatap balik Minjun. "Aku hanya penasaran. Bagaimana kota asalmu itu, karena aku lebih tertarik denganmu." Nichkhun mulai menyeringai nakal.

 

"Dasar," Minjun tersenyum geli, meski pipinya sempat merona malu, merasa tersanjung dengan ucapan Nichkhun.

 

"Ah, Taecyeon!" Nichkhun langsung menyapa roommate mereka yang baru saja ia sadari kehadirannya. "Kalau kau dari kota mana?" ia langsung bertanya dengan nada sok akrab.

 

"Busan," jawab Taecyeon singkat, tanpa minat. Berjalan ke arah lemarinya sendiri.

 

"Ah, Busan kota pelabuhan itu ya?" timpal Nichkhun, menga

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ruellovcr
#1
Chapter 11: bingung aku sama nichkhun sjksjakjskaj
ruellovcr
#2
Chapter 10: siapa yang nyebarin foto itu deh?? apa jangan2 ada hubungannya sama junho yang nangis?
ruellovcr
#3
Chapter 7: KSKSKSSSKS KACAU ToT
ruellovcr
#4
Chapter 5: chansung sama junho ini kayanya apa2 bisa dibawa ribut melulu ya wkwkwk

oh ya, aku jadi bingung sama nichkhun ... sejauh ini dia lebih milih siapa deh?
ruellovcr
#5
Chapter 4: aku kasian sama nichkhun, tapi kasian juga sama minjun :((
ruellovcr
#6
Chapter 3: baru di chapter ini aja udah gemesin huhuhu
taeckayforever #7
Chapter 3: INI TAUN 2020 DAN AKU BARU BACA, tidak ada harapan lanjut kah? ㅠ.ㅠ
diyoungie #8
Chapter 14: Hai thor, aku kembali di 2019 :) aku tau sih kalo kamu gak bakalan update ff ini, cuma lagi kangen aja sama mereka :')
Amaliaambar
#9
Chapter 14: Aaaaaaaaaaa fix aku baper maksimal paraaahhh, ceritanya ngena banget ih feelnya dapet bgt sumpaaahhhhhhh
aaaah update lg dong author-nim jngn bikin saya mati penasaran, walaupun udh lama update lah author-nim saya penasaran banget bangetan iniiiiii
diyoungie #10
hai thor, aku datang lagi untuk mengingatkan mu agar mengupdate ff ini haha ^^~~~