Let's Just Stay Here

Soulmate from Seoul

Aku mulai terbiasa dengan keseharian Baekhyun sebagai idol. Aku selalu berusaha untuk menontonnya dari TV ataupun mendengarkan siaran mereka dari radio. Walaupun Baekhyun masih belum boleh memegang HP, kami selalu berkomunikasi melalu email atau apapun. Ia juga beberapa kali datang ke apartemenku di saat sedang senggang, meskipun itu sangat jarang.

            “Where are you?” tanyaku. Saat ini Baekhyun sedang menelponku. Ia bilang, ia meminjam HP coordi noona yang sangat baik.

            “Still in broadcast station. I just finished recording. Did you saw me?” tanyanya semangat.

            “Eng!”

            “Did I do great?”

            “Eng!”

            “Ya! What’s with the short answer?”

            Aku tertawa pelan. “Are you mad?”

            “Eng!”

            Aku tertawa lagi. Baekhyun benar-benar seperti anak kecil. “Did you just change your hair color?” tanyaku.

            “Is it bad?

            “No. it looks good, but a little too red. Makes you looked so white. I won’t stand beside you for that. I’m too dark for you,” jawabku cepat.

            “Should I change it?”

            “No, you can’t. It’s your concept. Your company made you do it, right?  You can’t change it.”

            “Ahh, you’re right. I have to go now. I’ll call you later when I can,” balasnya.

            “Yeah. Take care of yourself.”

            “Sure. I love you,” ucapnya cepat.

Lalu telfonnya terputus tanpa sempat aku menjawab. Aku tersenyum sedih. Aku memang mulai terbiasa dengan hal ini, tapi sudah lama sekali rasanya aku bertemu dengan Baekhyun. Aku berdiri dan mendapatkan ide. Aku langsung cepat-cepat mengambil jaket dan keluar dari apartemen.

Aku berrencana untuk mendatangi stasiun TV tempat Baekhyun akan siaran. Aku tahu kalau selama siaran berlangsung, para fans bisa menonton mereka dari luar. Dan seluruh siaran itu akan disiarkan di TV juga.

Saat sampai, sudah kuduga kalau tempat itu akan banyak fans EXO. Aku berjalan dan mencoba untuk mendekat kearah kaca yang memisahkan ruangan siaran dengan para fans. Aku melihat EXO baru saja datang dan memberi salam kepada kedua DJ yang sedang siaran.

Setelah merasa cukup dekat dengan kaca, aku melambai dengan semangat kearah mereka seperti yang dilakukan oleh fans-fans lainnya. Aku mencoba terus melambai hingga akhirnya aku mendapat perhatian Baekhyun.

Baekhyun menatapku dengan kaget. Aku terus melambai dan mengangkat tanganku ke atas kepala, membentuk sebuah hati besar kearah Baekhyun. Baekhyun tersenyum dan melambai kearahku. Aku melirik kearah fans disampingku yang berteriak. Aku terus melambai dan mendengar fans-fans dibelakangku berteriak karena lambaian Baekhyun.

Tentu saja tidak ada yang menyadari kalau Baekhyun melambai kearahku. Baekhyun mengeluarkan ‘senyuman idol’ kebanggaannya dan terus melambai ke semua arah. Aku tertawa kecil. Jadi seperti ini cara idol menutupi status pacarnya, pikirku.

Perlahan aku melangkah mundur dari kerumunan fans. Aku duduk di salah satu café tepat di depan stasiun TV itu. Di ujung ruangan, ada beberapa cewek yang duduk di salah satu meja. Aku tahu kalau mereka fans EXO, terlihat dari papan-papan nama yang mereka taruh di pangkuan mereka. Sepertinya mereka baru saja menonton siaran radio EXO.

Kalian lihat senyum Baekhyun-oppa tadi? Benar-benar seperti malaikat,” ucap seorang yang berrambut panjang. Yang lain mengangguk cepat.

Aku tidak pernah melihat senyumnya begitu manis,” ucap cewek yang lain.

Ahh, aku pasti tidak akan rela kalau ia punya pacar. Pokoknya senyum malaikat itu tidak boleh di monopoli oleh satu cewekpun,” tambah cewek lainnya.

Aku menelan ludah mendengar ucapan fans itu. Ya, aku sangat tahu apa akibatnya kalau Baekhyun ketahuan memiliki pacar, apalagi EXO baru saja debut. Karirnya akan langsung hancur. Aku merinding membayangkan hal itu terjadi. aku langsung menyesali keputusanku untuk datang tiba-tiba ke sini. Aku harus benar-benar berhati-hati di lain hari.

            HPku tiba-tiba berbunyi. Dari nomor yang tidak aku kenal. “Yeoboseyo?”

            “Kenapa tiba-tiba datang?” Tanya orang di seberang.

            Aku tersenyum mendengar suara Baekhyun. “Hanya ingin melihat. Where are you now? Are you finished already?”

            “I’m standing in second floor. I can see you from here. What are you doing there alone?”

            Aku langsung melihat kearah gedung stasiun TV di depan café. Aku mencari jendela tempat Baekhyun bisa melihatku. Aku tersenyum, tapi tidak melambai. “Doing nothing,” jawabku.

            Sesaat ada kesunyian. Aku melihat kearah Baekhyun yang berdiri diam di lantai dua. Tidak ada yang bisa aku lakukan meskipun ia berada di dekatku dan melihatku saat ini, pikirku.

            “I’m sorry to make you going through all this,” ucapnya sedih.

            Aku tersenyum. “Baekhyun-ah, we’re not going to talk about this again, ok? I’m here to support you as long as you need me, I’ll always be here.” Aku memlankan suaraku hingga tidak ada yang bisa mendengarku. Aku bisa merasakan ia tersenyum dari atas sana.

            “You just called me ‘Baekhyun-ah’, terdengar sangat nyaman di telingaku,” ucapnya. “I really miss you. Seeing you like this makes me suffer. Feels like I need to give up.”

            Me too, pikirku. “Don’t, ok. You better work your to make me and everyone proud. Never say these words again, ok? I need you to stay strong and never give up on your dream. I’m here to support you. There’s no turning back. I know you can do it,” ucapku cepat. Aku bisa merasakan Baekhyun tersenyum dari atas sana.

            “You are definitely an angel, you know? You gave me strength,” ucapnya tenang. “I need to go now. Thanks for coming,” tambahnya.

            “I miss you,” ucapku cepat sebelum Baekhyun menutup telfonnya. Aku melihat kearah jendela lantai dua, Baekhyun sudah pergi.


**********************

Beberapa hari berlalu setelah aku mendatangi siaran radio Baekhyun. Aku masih tetap sulit untuk menghubungi Baekhyun. Minggu ini adalah minggu terakhir masa promosi EXO. Baekhyun berjanji untuk menemuiku setelah goodbye stage nya selesai.

            Ding dong!!

            Aku berlari ke pintu depan dan langsung membukakan pintu. Aku tersenyum melihat Baekhyun berdiri di depanku. Ia menggunakan kaos dan jaket serta topi yang sengaja ia tarik turun hingga menutupi setengah wajahnya.

            “Apa kamu tidak kemana-kemana hari ini?” tanyanya sambil melangkah masuk.

            Aku bergeser sedikit memberikan jalan untuk Baekhyun masuk. “Tidak, karena pacarku tidak boleh dilihat oleh orang lain, jadi aku memutuskan untuk tinggal di rumah seharian,” jawabku santai.

            Baekhyun berbalik dan memasang wajah sedih. Aku tersenyum dan menepuk bahunya pelan. “Aku hanya bercanda. Tentu saja aku tidak kemana-kemana, karena aku menunggumu,” ucapku cepat. Aku mendorongnya ke meja makan dan menyuruhnya duduk. Aku memanaskan makanan yang sejak tadi pagi sudah kusiapkan untuk Baekhyun.

            “Kamu memasak untukku?” tanyanya senang. Wajah sedihnya sudah terhapus sepenuhnya.

            Aku tidak menjawab dan terus memasak. Tidak lama, aku menyiapkan semua makanan di depan Baekhyun dan duduk di hadapannya. “Selamat makan,” ucapku pada Baekhyun.

            “Wuahh, Selamat makan!!” balasnya.

            Baekhyun terlihat sangat senang. Aku tersenyum dan mengingat wajah cool nya saat di stage. Ini baru Baekhyun yang kukenal, pikirku. Mungkin sangat jarang ada orang yang bisa melihat sisi asli dari Baekhyun, karena image yang harus dipegangnya selama promosi album EXO.

            “Aren’t you going to eat with me?” Tanya Baekhyun.

            Aku menggeleng. “No, because I made this meal is just for you,” jawabku. “I put poison in it, so I can’t eat it too,” tambahku dengan senyum jail.

            Baekhyun tertawa dan kembali makan. Setelah selesai makan, Baekhyun duduk di sofa dan memperhatikanku mencuci piring-piring kotor.

            “Kirana-yaa, melihatmu mencuci piring dari sini, aku merasa sedang shooting acara ‘We got married’ saat ini,” ucapnya santai.

            Aku tertawa. “Yeah right, you’re the hot idol and I’m just plain girl,” balasku. Aku menengok kearah Baekhyun dengan cepat dan menatapnya dengan tatapan mematikan. “Don’t you dare participate in that kind of program, ok?” ucapku.

            Baekhyun tertawa. “So, you’re actually can feel jealous?”

            Aku membuang muka dan kembali mencuci piring. Tentu saja aku akan cemburu kalau melihat Baekhyun bersama artis lain yang lebih cantik dan terkenal dariku. Apalagi kalau mereka harus bertemu dengan intense dan didukung oleh semua fans-nya. Tentu saja aku akan cemburu!

            Setelah selesai mencuci, aku duduk di samping Baekhyun. Baekhyun mendekatkan dirinya kepadaku dan menyenderkan kepalanya di bahuku. Kami menonton siaran ulang acara Dream Concert. Saat itu EXO tampil di layar.

            Aku tersenyum. “Kamu terlihat bagus sekali dengan gaya rambut ini,” ucapku sambil menunjuk Baekhyun di layar TV. Rambut Baekhyun di naikkan dan memperlihatkan dahinya. Ia benar-benar terlihat tampan.

            Baekhyun tersenyum. “Aku akan bilang kepada coordi noona untuk memberikanku model itu lagi,” ucapnya senang.

            “Sehun juga keren sekali,” ucapku. Sehun adalah maknae dari EXO.

            Baekhyun melirik kearahku. “Apakah lebih keren dariku?”

            Aku mengangguk. “Apa dia orang yang baik?” tanyaku. Baekhyun terdiam. “Apa dia selalu terlihat cool seperti itu?” tanyaku lagi. Baekhyun tetap diam. Aku tersenyum geli dan menggenggam tangannya. “Apa kamu marah?” tanyaku.

            Baekhyun melepaskan genggamanku dan menarik kepalanya dari bahuku. “Apa kamu mau aku kenalkan dengan Sehun-ah?” tanyanya kesal.

            Aku tertawa mendengar pertanyaan Baekhyun. “Apa bisa?” tanyaku santai.

            Baekhyun berdiri dengan cepat dan mengambil jaketnya dari meja makan. “Sebaiknya aku kembali saja ke dorm dan bilang kepada manager-hyung agar dimasukkan ke acara WGM,” ucapnya cepat.

            Aku berdiri dan menarik tangannya. “Aku hanya bercanda. Kenapa marah?” tanyaku. Aku menarik jaketnya dan menaruhnya di kursi, dan menariknya ke sofa lagi. Aku menaruh tanganku di pipinya dan memaksanya untuk melihat kearahku. “Kamu yang terbaik. Tidak ada yang lebih keren darimu,” ucapku sambil tersenyum. Aku memiringkan kepalaku sedikit. “Apa kamu masih marah?” tanyaku lagi.

            Baekhyun tersenyum. Senyumnya benar-benar seperti anak kecil yang baru saja diberi permen.

            “So, how’s your dorm life? Is it fun? You never talked about this,” tanyaku penasaran. Baekhyun kembali duduk di sebelahku dan menonton.

            “Cukup menyenangkan. Sejak awal kami memang sudah dekat, jadi tidak pernah ada masalah sampai saat ini. Mereka lucu sekali, tidak seperti saat perform,” jawab Baekhyun santai. Ia menengok kearahku sedikit. “Aku ingin sekali mengenalkanmu dengan mereka,” tambahnya pelan.

            Aku memperbaiki posisi dudukku dengan canggung saat mendengar kata-kata Baekhyun. “Sepertinya bukan ide yang baik untuk memberitahu mereka tentang hubungan kita. Apa sudah ada yang tahu?”

            Baekhyun melirik lagi. “Chanyeollie,” jawabnya perlahan. “Aku tidak bisa tidak cerita dengannya. Ia teman sekamarku dan member yang paling dekat denganku,” tambahnya cepat.

            Aku tersenyum. Lucu sekali melihatnya merasa bersalah. Mungkin tidak akan kenapa-kenapa jika hanya satu member yang tahu tentang hubungan ini. “Ceritakan tentang member yang lain.” Aku menaruh kepalaku di atas pangkuannya. Butuh keberanian tingkat dewa bagiku untuk melakukan hal ini. Ia menyelipkan jari-jarinya diantara helai rambutku.

            “Chanyeol, dia seumuran denganku. Baik sekali dan selalu bermain denganku. Ia selalu punya pikiran yang sama denganku. Ada Kyungsoo, ia seperti Ibuku, selalu marah-marah tentang hal kecil. Ia juga seumuran denganku. Orangnya rapi sekali. Meskipun selalu marah-marah, ia juga baik dan lucu. Jongin, ia lead dancer. Ia selalu berada di depan. Ia seumuran dengan Sehun, tapi sangat berbeda dengan Sehun. Ia selalu cool dan menari dimanapun. Ada juga Suho-hyung, dia leader. Pembawaannya tenang sekali. Terkadang ia sangat ‘cheesy’ sampai kami semua tertawa mendengar kata-katanya. Lalu Sehun, biasmu,” Baekhyun melirik kearahku dengan kesal. “Kamu pasti sudah tahu semua tentangnya kan?” tanyanya ketus.

            Aku tertawa. “Yang aku tahu hanya Byun Baekhyun,” jawabku santai sambil mengangkat bahuku. “Bagaimana dengan Sehun?” tanyaku lagi.

            “Sehun, maknae di group ini. Kami semua selalu terjebak dengan segala aegyo nya. Unlike his appearance, He’s a very playful maknae. Sering membuat kami takut dengan gaya bicaranya yang sering informal,” jawabnya. Kini ia tidak kesal lagi.

           “Apa mereka memperlakukanmu dengan baik?”

            Baekhyun mengangguk. “Aku ingin sekali film ini,” ucapnya asal. Matanya tertuju pada TV.

            Aku menghela nafas. Ia tidak mendengarkan ucapanku.

            Baekhyun berdiri dan menarik tanganku. “Bagaimana kalau kita ke bioskop?” tanyanya semangat.

            Aku menatapnya kaget seakan pertanyaan itu begitu taboo. “Theater? Sekarang?”

            Baekhyun mengangguk. Ia mengambil jaketnya dan juga jaketku. “Baekhyun-ah, that’s not a good idea, I guess,” ucapku perlahan. Aku menatapnya bingung.

            Baekhyun tersenyum dan mengangkat topinya. “Aku akan hati-hati. Aku bawa topi,” jawabnya asal. Ia menarik tanganku.

            Aku melepaskan tanganku dari genggamannya perlahan. “I’m sorry, I think I can’t do this. This is too risky,” ucapku perlahan.

            Baekhyun menepuk pundakku pelan. “It’s ok. They’ll never caught us,” ucapnya tenang.

            Aku menatap Baekhyun kesal. “Can’t we just hang out here, and not going out?” tanyaku frustasi.

            Baekhyun menatapku aneh. “Why?”

            “Because I won’t risk our relationship just for a slightest mistake,” ucapku pelan.

            “What--?”

            Aku menunduk dengan wajah memerah. Aku benar-benar tidak ingin memperlihatkan sisi diriku yang ini pada Baekhyun. Aku tahu aku terlihat lemah saat ini. “I don’t want someone caught us. I’m afraid,” jawabku begitu pelan.

            Baekhyun tersenyum lembut dan mengusap kepalaku. “Ok, if that’s what you want. We can still having fun in this house,” ucapnya menenangkan. Ia kembali duduk dan menarikku untuk duduk di sebelahnya lagi.

            “I’m sorry,” ucapku. Aku benar-benar merasa bersalah.

 

 

 

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

going to add another character. The antagonist one. From SM Town members.

aaaaa, any request? wink

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!