A Trip That Can Make You Change Your Mind

Soulmate from Seoul

Kamu masih ingat Nenek-ku yang waktu itu?” tanya Baekhyun.

Aku mengangguk. Aku baru saja selesai kuliah, dan Baekhyun menghampiriku.

Baekhyun tersenyum. “Sepertinya Nenek-ku juga mengingatmu. Ia menyuruhku mengajakmu untuk datang ke tempatnya di Daejeon,” ucapnya. Ia mengalihkan pandangannya dariku.

Aku menatap Baekhyun kaget. “Seriously? Are you making this up?” tanyaku curiga.

Baekhyun tertawa. “Do you really have to be that skeptical about me?” tanyanya. Ia tersenyum. “You’ll be fine. Nenek-ku suka dengan orang asing.”

“No, I’m not good with old folks. I’ll ruin everything,” ucapku. Mungkin karena aku tidak dekat dengan keluargaku, aku suka grogi bila menghadapi orang yang lebih tua. Aku sering melakukan hal bodoh.

Baekhyun tersenyum. “You’ll be fine. Come on,” ucapnya menenangkan.

Aku terdiam. Banyak alasan untuk menolak ajakan Baekhyun. Aku bukanlah siapa-siapa dan tiba-tiba aku bertemu Nenek nya. Even I think this is awkward. Tapi sepertinya aku tidak bisa menolak ajakan orang yang lebih tua, apalagi kalau itu adalah Nenek Baekhyun. “I don’t know--”

Baekhyun menarik tanganku dan menuntunku ke mobil. Aku tidak bisa menolak dan aku hanya mengikutinya saja. Di dalam mobil, aku terus diam. Aku memikirkan apa yang akan aku lakukan jika bertemu dengan Nenek Baekhyun. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa atau bersikap seperti apa.

“You’ll be fine, I promise,” ucap Baekhyun menenangkan.

Apa yang harus aku bicarakan dengan Nenek-mu?” tanyaku bingung.

Baekhyun tertawa kecil. “Sepertinya ini pertama kali aku melihatmu sebingung ini. Apa kamu begitu grogi?” tanyanya heran.

Aku menghela nafas. “Stop joking, this is not funny,” ucapku kesal. Aku kembali diam sambil menatap keluar jendela.

Tiba-tiba Baekhyun menepuk kepalaku pelan. “You’ll be fine. It’s not like my grandma gonna torture you or something. I’ll be by your side all the time,” ucapnya lembut. Ia menarik tanganku dan menggenggamnya.

Aku melirik kearah Baekhyun dan menarik tanganku cepat. Ia melakukannya lagi, pikirku kesal. Ia selalu melihat kelemahanku. Tapi entah kenapa, mendengar kata-katanya dan memegang tangannya, membuatku sedikit lebih tenang.

Tiba-tiba Baekhyun tersenyum. “Do you know that this is our very first trip together?” tanyanya senang.

Aku terdiam dan tidak melihat kearahnya. He remember every little thing we do.

Tidak lama, kami sampai di rumah nenek Baekhyun. Rumah itu terlihat seperti rumah kuno, dengan pekarangan yang besar dan segala perabotnya yang terbuat dari kayu. Aku memandang rumah itu dan sekelilingnya dengan takjub. Rumah ini sangat indah dan bersih. Aura kekeluargaan mengisi segala udara dalam rumah ini. Aku benar-benar senang melihat rumah ini.

Nenek Baekhyun keluar dari rumah dan menyapa kami berdua. Baekhyun memeluk nenek-nya dengan sayang. Nenek Baekhyun menghampiriku dan juga memelukku.

Annyeonghaseyo, Halmoni,” ucapku sambil menunduk sopan.

Nenek Baekhyun tersenyum. “Aigoo, kamu cantik sekali. Coba lihat badanmu bagus sekali,” ucapnya sambil menepuk pipiku pelan.

Aku tertawa kecil. “Terima kasih,” ucapku pelan.

Nenek membawa kami masuk ke dalam rumahnya. Ternyata ia sedang menyiapkan makanan untuk kami. Masakannya masih di dapur, tapi meja makan sudah rapi tertata di ruang tengah.

Nenek, biar aku yang membawa makanannya keluar. Nenek duduk saja,” ucapku. Aku bertanya kepada Baekhyun dimana dapurnya dan segera menyiapkan makanannya.

Baekhyun tersenyum melihatku membantu Neneknya menyiapkan makanan meskipun baru saja datang.

Setelah semua makanan ada di meja, Nenek menyuruh kami untuk makan. Makanan yang Nenek buat sangat enak dan cocok di lidahku. Ada beberapa macam makanan yang tidak pernah aku coba, bahkan tidak pernah aku lihat. Aku sibuk menanyakan nama makanan, mencobanya, dan meracau.

Makanan ini benar-benar enak. Aku tidak pernah makan makanan yang begitu beragam seperti ini,” ucapku setelah selesai makan.

Nenek tersenyum bahagia. Ia membawaku keliling rumah. Ia juga memperlihatkan pekarangannya yang luas. Ia menanam berbagai tanaman, dari bunga, buah, sayur, hingga obat-obatan. Ia juga memperlihatkanku foto album keluarganya.

Dari semua itu aku jadi mengetahui banyak hal tentang Baekhyun dan keluarganya. Ternyata Baekhyun dibesarkan oleh Neneknya sejak kecil. Ibu Baekhyun sudah meninggal dunia sejak ia berumur 7 tahun, dan Ayahnya bekerja di Australia dan jarang pulang. Baekhyun memiliki 1 kakak wanita yang sudah menikah. Sejak SMA, Baekhyun mulai tinggal sendiri di Seoul.

Aku tersenyum melihat foto-foto lama keluarga Baekhyun. “You’re so cute here, so small, and innocent,” ucapku sambil menunjuk foto Baekhyun saat berumur sekitar 4 tahun sedang bermain pasir di pantai.

Wajah Baekhyun memerah. Ia cepat-cepat membalikkan halaman album foto itu. Aku tertawa dan menutup album foto itu. Aku melihat Nenek telah tertidur di sofa di depan TV. Baekhyun pergi mengambil selimut dan menaruhnya di atas tubuh Nenek.

Aku memperhatikan Baekhyun saat itu. Cowok itu memang baik. Aku tidak menyesal telah datang ke sini. Aku bisa melihat sisi lain dari Baekhyun serta lebih mengenal dirinya. Aku berjalan keluar dan duduk di ayunan kayu. Ayunan kayu itu menghadap ke belakang rumah. Terdapat pemandangan desa yang begitu menyejukkan. Semua ini membuatku memikirkan banyak hal.

Baekhyun duduk di sampingku. Ia memberiku sebuah gelas berisi teh bunga. “What are you thinking?” tanyanya.

Aku tersenyum. “Sepertinya kamu sangat sayang dengan Nenek-mu,” ucapku sambil menengok ke belakang. Aku melihat wajah Nenek yang begitu damai. “Hidup di sini benar-benar menyenangkan,” tambahku.

Baekhyun mengangguk. Selama beberapa waktu kami terdiam.

Dulu aku juga punya Nenek. She passed away when I was 17. She’s practically my Mom, she raised me. I felt so awful when he died. It feels like I don’t have anyone to lean on anymore,” ucapku perlahan.

“We’re in the same boat. Where is your parents?” tanyanya.

Aku terdiam sebentar. “They’re.. still alive and healthy,” jawabku. Aku meminum teh kuperlahan. “Nenek-ku mengasuhku bukan karena orang tua ku tidak ada. Mereka ada. Hidup dan sehat. Mereka hanya tidak peduli,” tambahku.

Baekhyun menatapku sedih. “Kirana-yaa--”

Aku mengalihkan pandanganku darinya. “Don’t look at me like that. I don’t need your pity,” ucapku cepat.

“Tell me about yourself. I wanna know more, you know mine for free,” ucap Baekhyun lembut.

“Okay. Since your grandma told me about everything. You can ask me,” jawabku.

Baekhyun tersenyum. “Do you have any sister or brother?”

Aku mengangguk. “Aku punya 1 kakak cewe dan 1 kakak cowo. Mereka sudah bekerja dan mapan. Aku anak terakhir.”

“Tell me about your parents.”

Aku terdiam sebentar. Pertanyaan tentang orang tua merupakan salah satu pertanyaan yang aku benci. Aku tidak ingin orang lain tahu ceritaku. Aku tidak ingin mereka ‘membaca’ diriku dari cerita mereka.

Baekhyun tersenyum kecil. “It’s okay if you don’t wanna talk about them,” ucapnya. “I like you, no matter what. And I’m serious. You know it, right?” tambahnya.

Aku terdiam.

Tidak lama. Kami memutuskan untuk pamit pulang. Karena sudah hampir malam dan kami tidak ingin terpaksa untuk menginap di rumah Nenek. Perjalanan pulang memakan waktu sekitar 1,5 jam. Aku membuka jendela dan menikmati udara malam yang begitu sejuk.

Apa kamu serius dengan semua kata-katamu padaku?” tanyaku santai.

Baekhyun terlihat agak kaget mendengar pertanyaanku. Ia memperlambat laju mobil. “Yeah, I’m so serious. Every words in it, I’m serious,” jawabnya.

Aku tersenyum. Aku tahu Baekhyun tidak bohong.

***********************

Keesokannya aku diajak Baekhyun untuk pergi ke Ssamzie. Aku belum pernah ke sana selama berada di Seoul. Aku memang bukan penggemar aksesoris, jadi tempat ini bukan salah satu tempat yang masuk ke dalam list-ku.

Kami memasuki gedung itu. Gedungnya besar dan isinya banyak sekali. Meskipun aku bukan penggemar aksesoris, tapi semua hal yang di jual di sana begitu menggiurkan dan ingin sekali di beli. Kami berkeliling di sana agak lama. Baekhyun membeli beberapa hal kecil. Ia membelikanku sepasang anting lucu berbentuk sayap kecil. Ia bilang kalau aku seorang “ELF” aku harus punya sayap. Aku tertawa mendengar kata-katanya saat itu.

Setelah selesai kami mampir makan di sebuah restoran korea yang berada di dekat sana. Baekhyun memesankan aku makanan korea yang belum pernah aku coba. Aku memperhatikan suasana restoran ini. Tempatnya sangat nyaman dan beraroma kayu manis. Tapi restoran ini sangat sepi, mungkin karena waktu makan siang sudah lama lewat. Di dalam hanya ada kami dan sepasang kakek-nenek. Aku memperhatikan mereka dengan perasaan tertarik.

Baekhyun melirik kea rah kakek-nenek yang sedang kuperhatikan. Ia tersenyum. “Ini seperti scene yang selalu ada di drama. Harusnya saat ini kita membicarakan tentang masa depan dan keinginan kita untuk menjadi seperti pasangan itu,” ucapnya santai.

Aku berhenti memperhatikan pasangan itu. Aku tidak begitu suka membicarakan masa depan yang belum pasti. Aku suka membuat rencana, tapi aku tidak begitu suka ber-andai-andai.

Dulu, aku tidak pernah memikirkan masa depan. Maksudku, aku tidak pernah memikirkan hal lain selain diriku,” ucap Baekhyun. Ia menarik tanganku dan menggenggamnya erat. “Kirana-yaa, aku benar-benar menyukaimu. Aku tidak berbohong. I want you to be my girlfriend. I can even think about future. And I can picture that there’s you in it,” tambahnya.

Aku kaget. Belum pernah ada orang yang bicara seperti itu kepadaku. kata-kata Baekhyun begitu manis, aku sampai bisa langsung percaya saat itu juga. Tapi aku tidak terbuai oleh semua itu, aku tidak ingin terbuai lebih tepatnya. Aku menarik tanganku perlahan melepas genggaman kuat Baekhyun. Aku menundukkan kepalaku, tidak berani melihat langsung mata Baekhyun.

Sepertinya kamu terlalu terbawa suasana,” ucapku sambil tersenyum kecil. Bohong besar kalau aku bilang kalau Baekhyun tidak sungguh-sungguh dengan kata-katanya saat ini. Tapi aku mencoba untuk tidak percaya.


****************************

Aku menghindari Baekhyun selama beberapa hari. Aku ingin meyakinkan Baekhyun kalau sebenarnya perasaannya saat di restoran waktu itu bukanlah perasaan asli, tapi hanya terbawa suasana. Terlebih lagi, aku ingin meluruskan perasaanku agar tidak terbawa oleh kata-kata Baekhyun saat itu.

                “Lo ngehindar dari Baekhyun ya?” tanya Kanya santai.

                Aku menggeleng cepat. “What makes you think like that?”

                Kanya mengangkat bahu. “Apa Baekhyun ngomong sesuatu yang salah?”

                Aku terdiam sebentar. Menimbang apakah tidak apa-apa kalau aku bercerita pada Kanya.

                “Lo nggak pernah ya nyeritain sesuatu ke orang lain? Curhat gitu nggak pernah?” tanya Kanya heran. “Sometimes, it really helps. Lo tau kan kalo dua kepala lebih baik daripada satu kepala kalo memecahkan sesuatu?”

                Aku menggigit bibirku pelan. Akhirnya aku menceritakan pertemuanku dengan Nenek Baekhyun dan semua yang terjadi hari itu. Aku menunduk saat bicara. Ini merupakan hal yang baru bagiku, tau kan, curhat dengan orang lain. Aku memang biasanya tertutup dan tidak ingin menceritakan kehidupanku dengan orang lain. Tapi kurasa Kanya adalah satu-satunya orang yang bisa kuanggap sebagai teman, dan omongannya selalu masuk akal, jadi mungkin ia tahu apa yang harus aku lakukan.

                “Don’t you think he just proposed you?” tanya Kanya kaget. “Maksud gw, dia bilang kalo dia melihat akan ada lo di masa depannya. Dia nggak main-main, Na. He’s serious and I guess you should do the same. Be serious and think about it,”tambahnya.

                “Tapi gw rasa dia cuma kebawa suasana. Lo tau kan, kalo kaya yang di drama-drama gitu. Mood nya emang pas banget,” sanggahku cepat.

                “Itu Cuma alasan lo untuk nggak mau mikir aneh atau lo sebenernya takut kalo semua yang di omonginnya itu bohong?”

                Aku terdiam sebentar. Memikirkan benar-benar kata-kata Kanya.

                “Maybe it is time for you to think about his feeling a little bit serious. Don’t you think so?” ucap Kanya perlahan.

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!