What have you done, Kirana?

Soulmate from Seoul

Berhari-hari aku merasa tidak bisa tidur dan selalu gelisah. Ini merupakan perasaan yang baru bagiku. Jujur saja, aku bukan tipe orang yang percaya dengan adanya cinta. Aku melihat Ayah dan Ibuku sebagai contohnya, hubungan mereka toh akan berakhir juga. Berbagai perasaan rasanya menjadi satu dan bisa meledak setiap saat dari dalam kepalaku.

                Sejak dulu, aku membatasi diriku dari siapapun. Membangun dinding tegap di sekeliling hatiku agar tidak terbawa perasaan layaknya wanita-wanita lain. Aku berpikir dengan logika.

                Baekhyun hanya menciumku. Di pipi. Harusnya aku tidak tergoyahkan semudah ini. Itu hanya ciuman kecil, tidak berarti apapun bagiku. Tapi kenapa aku masih terus memikirkannya? Membayangkan matanya yang begitu misterius. Membayangkan senyumnya yang begitu lembut.

                Baekhyun tidak sempurna. Tapi terlalu banyak nilai positif dalam dirinya.

                Aku berdiri dari tempat tidurku. Rasanya aku tidak ingin bertemu Baekhyun. Aku tahu ia pasti datang ke kampus juga hari ini. Beberapa hari ini Baekhyun memang tidak meminta jawabannya dariku, tapi ini membuatku lebih menderita dan insecure.

                Aku sudah menetapkan hati. Aku akan menolak Baekhyun dengan sopan. Karena sebenarnya Baekhyun memang seorang teman yang baik. Aku berjalan ke kampus dengan semangat. Ingat, perasaan ini hanya sesaat, tidak akan pernah bertahan lama, ucapku berulang kali dalam hati.

                Jeng! Aku melihat Baekhyun sedang berjalan tepat di depanku. Aku menahan langkahku dan memperlambatnya. Mencoba untuk tetap berjalan di belakang cowok ini. Seperti biasa, ia terlihat santai tapi rapi. Aku baru menyadari ternyata sebenarnya aku tidak pernah melihat pergaulan Baekhyun di kampus sama sekali. Ia yang selalu mendatangi tempatku.

                Aku terus mengikutinya hingga masuk kampus. Ia berbelok kearah yang berlawanan dengan kelasku. Aku tetap memperhatikannya. Ia menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul di kursi taman. Sepertinya bukanlah teman yang nakal. Mereka rata-rata membawa alat music.

                “Music Major?” gumamku. Aku tidak pernah tahu major Baekhyun di kampus ini apa.

                Aku menggelengkan kepalaku cepat. Mengembalikan pikiran jernihku. Astaga, aku harusnya tidak peduli! Sejak kapan aku peduli dengan orang lain dan ingin tahu.

 

*********

 

“Where have you been?” Tanya seseorang dari balik pintu kantin.

                Aku tahu itu adalah suara Baekhyun. Aku melihatnya sekilas. “Class, of course.”

                Baekhyun mengikutiku ke luar kantin dan duduk di kursi taman. “How’s your day?”

                Aku tersenyum kecil. “Nice. So far.”

                Ada kesunyian sesaat. Aku tidak menlihat kearahnya dan berkonsentrasi pada banana milk yang baru saja aku beli.

                “So.. have you think about what I said?” Tanya Baekhyun perlahan.

                Aku terdiam dan masih mencoba untuk membuka tutup botol banana milk. Aku tahu aku menaruh terlalu banyak konsetrasiku pada banana milk ini. Baekhyun mengambil banana milk itu dengan cepat dan membuka tutupnya dengan tidak sabar.

                “Thanks,” ucapku cepat sambil mengulurkan tanganku untuk mengambil banana milk.

                Baekhyun menarik banana milk menjauh dariku dan menatapku serius. “Answer me,” ucapnya.

                Aku mengalihkan tatapanku darinya. Aku terdiam. I cursed myself for being like this. Harusnya aku langsung menolaknya dengan tegas.

                “Aku bukan orang yang sabar menunggu,” ucapnya dengan nada tidak sabar.

                “Yeah, I heard that before,” gumamku tidak jelas. Aku tetap tidak menatap Baekhyun.

                Baekhyun menarik daguku dan membuatku menatap matanya. Ia melakukan hal yang sama lagi. Aku menatap matanya dengan perasaan yang campur aduk. Tekadku sesaat terlupakan dan aku tidak bisa berpikir dengan jernih.

                “Answer.  Me. Please?” Baekhyun melepaskan jari-jarinya dari wajahku.

                “I.. I.. Actually I don’t know. I think I can’t do this. This is so new for me. I don’t believe in love or even crush. This isn’t right,” jawabku terbata-bata.

                Baekhyun tersenyum. “I’ll make it up to you. I’ll make you believe that I’m serious. Just, don’t reject me. Just go out with me.” Ia menggenggam tanganku erat.

                Segala pikiran di otakku seperti terhapus. Entah tenaga apa yang dimiliki Baekhyun hingga ia bisa membuatku seperti ini. Tapi genggaman tangannya membuatku merasa nyaman dan aman, seakan bicara kalau semua akan baik-baik saja. Aku terus menatapnya dan tanpa sadar mengangguk.

                Senyum Baekhyun mengembang lebar. Ia memelukku erat tapi hanya sesaat. “Aku akan membuatmu percaya kalau cinta itu ada. Dan aku akan membuatmu percaya kalau aku benar-benar mencintaimu,” ucap Baekhyun senang.

                Aku masih menatapnya kosong. Oh my God, what have you done, Kirana?? Tanyaku pada diriku sendiri. Masalah ini sekarang semakin ruwet. Tidak seharusnya aku terbuai dengan segala perilaku Baekhyun. Tapi aku tidak bisa mundur saat ini.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!