Final

Soulmate from Seoul

Aku memikirkan hal ini selama berhari-hari. Mungkin ini saatnya aku melupakan semua yang terjadi. Aku butuh liburan untuk menjernihkan pikiranku.

                ”Kamu udah bilang Baekhyun kalau kamu akan pulang hari ini?” tanya Arya sambil mengambil salah satu tas dari tanganku.

                Aku menggeleng pelan. ”Belum. Kayaknya udah nggak perlu juga. Aku udah nyerah. Harusnya Aku emang nggak memulai apapun di sini,” jawabku sambil tersenyum. Yaa, sepertinya memang ini adalah akhir perjalananku dengannya. Begitu banyak kenangan sedih maupun senang, khususnya dengan Baekhyun.

                Arya menepuk kepalaku pelan. ”Hahaa. Nggak usah sok kuat deh. Aku tau kamu pasti nggak mau kan pulang ke Indonesia? Apalagi ninggalin Baekhyun-hyung. Apa nggak apa-apa nih kamu pulang begitu aja tanpa bilang dia?” tanyanya khawatir.

                Aku tersenyum lagi. ”Nggak apa-apa. Toh, Aku kayanya nggak akan ketemu lagi sama dia. And actually, I hate saying goodbye. I can’t bear the fact that we won’t meet again afterwards,” ucapku. “Some says, there are certain people who aren’t meant to fit into your life no matter how much you want them to. Maybe Baekhyun is one of them,” tambahku.

                Kanya berdiri disamping Arya dengan tangan terlipat. “Are you sure this is the right thing? Bukan cuma karena kamu pengen lari dari kenyataan?” tanyanya.

                Arya memukul kepala Kanya pelan. “Whoa, sarcastic much? Ini keputusannya, kita nggak bisa ikut campur,” ucapnya. Ia memelukku erat. “Never try to act like you’re strong in front of us. Just say the truth. It’s not that bad to say it out kamuud,” ucapnya.

                Entah kenapa, air mataku langsung mengalir diluar kendali, seakan seluruh benteng yang kubuat mengelilingi hatiku hancur saat mendengar kata-kata Arya. Tidak bisa dibohongi kalau semua perkataan Arya benar. Aku tidak mau meninggalkan Korea. Aku tidak mau pergi tanpa mengatakan apa-apa kepada Baekhyun. Aku juga tidak mau tidak bertemu lagi dengan Baekhyun.

                Arya melepas pelukannya dan memegang kedua pipiku. “Just say it,” ucapnya.

                “Aku pengen ketemu. I really want to see him, it’s driving me crazy,” ucapku masih sambil menangis.

                Kanya tersenyum. “Should I call him? Aku nggak mau kamu pulang dengan menyesal,” ucapnya.

                Aku menggeleng cepat. Ini bukan film BBF dimana Jihoo-sunbae akan muncul mengejar orang yang ia sayang sampai ke Paris, pikirku. Semakin lama aku di sini, aku akan semakin menyesal tidak melakukan hal-hal yang harusnya aku lakukan untuk memperjuangkan cintaku.

                ”Aku harus masuk sekarang. Aku nggak bisa lama-lama di sini. Makasih untuk semuanya. We’ll keep in touch,” ucapku cepat dan memeluk Arya dan Kanya sekali lagi, lalu masuk ke ruang tunggu di dalam.

                Arya dan Kanya masih tetap berdiri di sana. Mereka menungguku hingga tidak terlihat lagi. Aku duduk di salah satu kursi ruang tunggu. Aku memperhatikan HP ku yang dilayarnya adalah fotoku dan Baekhyun. Kepulanganku ini semakin berat begitu mengingat sebenarnya ada beberapa hal yang belum kami selesaikan. Tapi ini lebih baik daripada sakit hatiku lebih besar.

                Pesawatku sebentar lagi akan berangkat. Aku berjalan dengan lemah ke dalam pesawat. Dalam beberapa menit aku akan meninggalkan Korea. Tanpa sadar, aku meneteskan air mata lagi.

 

******************

 

 “Is she gonna be okay?” tanya Arya sesaat setelah aku pergi.

                Kanya mengangkat bahu. “I dunno. Bener kata kamu, ini keputusannya, kita nggak bisa ikut campur. Ini hidupnya, bukan hidup kita. Kita cuma bisa berdoa dengan supaya ia bahagia meskipun tanpa Baekhyun,” jawabnya.

                Arya tersenyum. “I know she can do better than this. You know, fight for love?” ucapnya santai.

                “Yeah, I know,” balas Kanya santai.

 

*****************

 

Sudah sebulan aku meninggalkan Korea. aku tidak mendengar kabar apapun dari Baekhyun. Mungkin ia juga sudah marah karena aku lari dari masalah ini tanpa memberitahunya dulu. Saat ini aku memutuskan untuk benar-benar meninggalkan Korea dan tidak berniat untuk kembali lagi dalam waktu dekat ini.

                Aku menjalankan hari-hariku seperti biasa di Jakarta. Aku sudah bertekad akan benar-benar kembali ke kehidupanku yang dulu dan menyimpan kenangan perjalananku ke Korea rapat-rapat di ujung memoriku. Aku tidak ingin melupakan apa yang telah terjadi, tapi aku tidak ingin kembali.

                “Kirana! Udah liat berita di allkpop?” tanya Dian, teman kuliahku.

                Aku menggeleng. “Ada berita tentang siapa emangnya?” tanyaku sambil menghampirinya.

                Dian menggeser laptopnya agar aku melihat. “Ini ada Byun Baekhyun. Dia ganteng banget loh! Dia salah satu member EXO. Kayanya lagi naik daun banget deh,” jawabnya santai.

                Aku terdiam sebentar. Aku memperhatikan foto itu. “Byun..Baek..hyun,” gumamku sejenak.

                “Oiya bulan-bulan kemaren kan dia juga heboh tuh gara-gara ada skandal sama Krystal. Itu pas kamu di sana kan?” tanya Dian lagi.

                Aku mengangguk pelan. Kepalaku pusing. Dengan munculnya Baekhyun di berbagai acara, berita yang dulu akan dibicarakan lagi. Sepertinya Baekhyun menghukumku agar tetap mengingat kesalahanku pada dirinya dengan membiarkanku melihat berita ini.

 

*****************

 

Aku meletakkan kepalaku di meja belajar. Aku capek dengan segala berita tentang dunia per-Kpop-an yang hampir semua membahas tentang Baekhyun. Aku membaca salah satu artikel tentangnya di internet. Ia bilang ia pernah suka dengan orang asing tapi orang tersebut meninggalkannya. Rasanya hatiku jatuh ke tanah saat itu juga. Aku tau betul orang itu adalah aku.

                Aku mengambil sebuah majalah khusus K-pop yang tadi ku beli. Aku membuka halaman-halamannya. Ada juga artikel tentang Baekhyun di sana serta foto-fotonya. Salah satu fotonya diambil secara candid. Di foto itu Baekhyun terlihat sedang berdiri santai di jarak yang agak jauh sambil memegang topinya.

                Aku tersenyum. “Dulu Aku pernah bilang posisi favoritku melihat Baekhyun adalah dari jauh. Sekarang harusnya Aku seneng banget ya soalnya Aku selalu bisa melihat Baekhyun di posisi favorit ini,” ucapku pelan. Air mataku menetes di pipiku dengan deras tanpa bisa dihentikan.

                Memoriku seakan membuat keadaan semakin buruk. Ia tetap memutar ulang kenanganku dengan Baekhyun di Korea.

                “aku ingin bertemu..” ucapku perlahan.

 

******************

 

 “Kirana, where are you? I’m coming home. We should meet right away!!!” teriak Kanya di telfon.

                Aku menjauhkan HP ku dari telinga sesaat. Aku tersenyum. Sudah lama aku tidak mendengar suara si cerewet satu ini. “Kapan mau ketemu? Besok yaa,” ucapku. Kami berjanji untuk bertemu makan saing besok di sebuah restoran di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.

                Keesokannya, aku datang ke restoran yang di janjikan sedikit lebih cepat. Restoran itu tidak ramai. Suasananya nyaman dan sangat tenang. Aku memilih untuk duduk di ujung ruangan dekat jendela. Aku melihat keluar jendela, aku membayangkan diriku duduk di salah satu café di Hongdae yg suasananya hampir sama. Aku rindu sekali dengan suasana Seoul.

                “Kirana-yaa!! Apa kabarmu?” ucap Kanya senang. Ia baru saja datang dan langsung memelukku dan duduk di hadapanku.

                “Hey, Kanya. Udah lama ya nggak ketemu,” jawabku senang. Aku benar-benar senang bertemu dengan Kanya lagi. Cewe ini satu-satunya teman cewe yang paling aku sukai.

                Kanya tersenyum lebar. “Aaah, udah lama banget nggak balik ke Jakarta. Akhirnya Aku bisa makan-makanan Indo lagi nih setelah sekian lama,” ucapnya sambil memilih-milih menu.

                Kami ngorbrol sebentar sambil makan.

                “Jadi, kamu nggak bakal balik lagi ke Seoul?” tanya Kanya.

                Aku mengangkat bahu. “I don’t know. Yang pasti nggak dalam waktu dekat sih yaa. Kayanya Aku masih.. Well, mungkin nanti Aku akan balik lagi,” jawabku perlahan. Aku tidak bisa bilang kalau aku masih mengingat Baekhyun dan belum sanggup untuk kembali ke kota itu kalau segala hal masih menghubungkanku dengannya.

                Senyum Kanya hilang seketika. “Sekarang dia mulai muncul di berbagai acara,” ucapnya. kata-kata itu terlontar sebagai sebuah pernyataan, bukan pertanyaan.

                Aku mengangguk. “He makes it a lot harder for me,” ucapku sambil tertawa pahit.

                “Don’t you love him?” tanya Kanya perlahan. Sangat hati-hati.

                Aku menggigit bibirku pelan. “We’re different. We’re done.”

                Kanya menatapku nggak percaya. “Aku kira kamu tipe orang yang serius yang akan melakukan segala hal kalo emang kamu pengen sesuatu. Ternyata kamu gampang nyerah juga yaa.”

                “Maksud kamu?”

                Kanya tersenyum. “Aku temen kamu. Aku tau kamu. Aku tau apa yang udah kamu laluin dari dulu sampe sekarang,” ucapnya. “Sama Baekhyun, Aku tau kalo kamu sayang sama dia. Aku tau kalo kamu bilang putus karena kamu takut di sakitin lagi. Tapi apa gunanya kamu udah terlanjur disakitin tapi sekarang kamu nggak bisa bahagia? Semua yang kamu laluin sia-sia dong?” tambahnya.

                Aku terdiam sebentar. Menatap kosong piring makananku yang masih belum habis.

                Kanya tersenyum lagi. “Kirana, listen to me,” ucapnya mengambil kembali perhatianku. “Kamu tuh harus bisa meng-ekspresikan perasaan kamu. Orang nggak akan tau kalo kamu diem aja. Kamu pikir kamu bisa ngasih tau orang sesuatu Cuma dengan tatapan mata kamu? Orang akan salah sangka dengan ekspresi kamu. Aku tau, bohong besar kalo kamu bilang kamu nggak sakit hati dan marah sama semua kejadian Krystal.” Kanya menunjuk wajahku sambil tertawa kecil. “Tapi dengan ekspresi muka kamu yang adem terus kaya gini nih, orang nggak akan tau. Orang pasti masih ngira kakamu kamu cewe dingin yang nggak tersentuh,” tambahnya.

                Aku meneguk minumanku. Aku menerima segala ucapan Kanya. Apa yang dikatakannya benar.

                “Jangan menutup diri kamu dari semua orang. Kalo di tahan terus, kamu bisa meledak,” ucap Kanya dengan senyum nakalnya.

                Aku tersenyum mendengar kata-katanya.

                Garis wajah Kanya melembut. “So, tell me how you feel right now?” tanyanya.

                Aku terdiam sesaat. Memilah-milah kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaanku saat ini. “Obviously, I'm not okay. Still. There are so many thoughts buzzing through my head that I can't even concentrate. I feel so horrible it hurts to smile,” ucapku cepat. Aku menghela nafas setelah menjawab pertanyaan itu. Aku merasa lega mengeluarkan kata-kata itu.

                Kanya tersenyum. Senyumnya lembut dan tersirat rasa bangga di dalamnya. “Just say it out loud. Express your feelings. Don’t be afraid,” ucapnya. “Aku tau ini udah telat kalo Aku bilang kejar dia sekarang. Salah Aku nggak ngomong ini dari pas kamu memutuskan buat pulang ke Jakarta. Tapi lebih baik telat daripada nggak sama sekali.”

 

 

“Waah. Minggu depan konser SMTown di Singapore yaa? Aaaa, mau nonton banget deh. Oiyaa, pasti ada Baekhyun juga lah ya? Aaaa, tambah mauuuu!” ucap Dian sambil membalik-balik majalah di kantin.

                Aku menggigit bibirku. Aku ingat kata-kata Kanya kemarin. Aku tidak bisa diam seperti ini terus. Aku sudah memikirkannya sejak kemarin. Aku yakin Baekhyun masih mengingatku. Aku harus berjuang kalau mau cintaku ini terbalas dan semua kenanganku tidak sia-sia. Aku harus berjuang dan memperlihatkan pada Baekhyun kalau aku tidak meninggalkannya begitu saja. Membuktikan pada Baekhyun kalau aku tidak mau hanya menjadi ‘orang asing yang pernah ia sukai’.

                Tanpa sadar aku telah memesan tiket pesawat serta penginapan di Singapore untuk minggu depan. Entah apa yang aku pikirkan, aku menguras segala tabunganku secara random.

 

******************

 

Seminggu setelahnya aku berangkat ke Singapore. Aku bahkan tidak bilang apa-apa pada teman-temanku. Aku berangkat hanya bermodal nekat. Aku bahkan tidak tahu apa benar Baekhyun ikut di tour konser ini atau tidak. Aku hanya berbuat spontan.

                Sesampainya di Singapore, aku langsung ke hostel menaruh tasku dan berjalan ke daerah dekat stadium tempat SMTown konser. Sekarang sudah jam 4 sore. Venue sudah ramai dengan fans-fans yang membawa berbagai atribut girlgroup dan boyband SM. Aku hanya berjalan tidak menentu.

Aku berjalan ke dekat backstage. Banyak juga fans yang menunggu di sana. Beberapa crew bolak-balik keluar-masuk backstage. Aku tidak bisa melihat ke dalam. tiba-tiba sekumpulan crew baru datang. Mereka berjalan dari bus kearah backstage. Aku melihat Baekhyun di tengah kumpulan itu. Aku mencoba maju, tapi terlalu banyak fans yang menghalangiku untuk maju ke depan. Aku mencoba berteriak memanggil nama Baekhyun, tapi tertutupi oleh suara fans Baekhyun yang lain. Sampai akhirnya mereka masuk dan menutup pintu.

Ia tidak mungkin melihatku, pikirku sedih sambil menutup wajahku. Rasanya sedih sekali mengetahui kalau Baekhyun berada tidak jauh dari diriku tapi ia bahkan tidak tahu aku ada di sini.

Aku tau konser akan segera dimulai, jadi aku memutuskan untuk kembali dan berjalan-jalan di sekitar Orchard Road sampai konser selesai.

Aku berjalan-jalan sangat lama. Aku tidak tau bagaimana cara aku menghabiskan waktu menunggu, tapi saat ini sudah jam 11 malam. Aku langsung berjalan ke daerah Hotel tempat artis SM dan crew nya menginap. Aku tau kalau konser pasti sudah selesai saat ini. Aku tidak tau apakah mereka sudah masuk Hotel atau belum, tapi aku tetap menunggu. Aku duduk di kursi yang ada di depan Hotel entah berapa jam. Aku tidak melihat tanda-tanda apapun dari artis SM ataupun fansnya.

Aku berdiri dan siap untuk menyerah. Tapi aku melihat sosok cowok yang sangat aku kenal baru saja keluar dari Hotel. Aku memperhatikannya dengan seksama. Betapa rindunya aku pada Baekhyun sampai-sampai aku ingin menangis begitu melihat sosoknya yang familiar itu.

“Baekhyun!!” teriakku memanggil Baekhyun. Ok, aku bahkan tidak sadar kalau aku memanggil namanya kencang-kencang.

Baekhyun berbalik dan menatapku kaget. “Kirana?”

Aku tersenyum kaku. Begitu bertemu langsung sepertinya kata-kata yang aku persiapkan hilang begitu saja. Aku bahkan tidak tau mau bilang apa. Aku terlalu senang juga sedih melihat Baekhyun.

“What a surprise.. What are you doing here?” tanyanya heran.

“I.. I.. I’m spending my holiday here. You?” jawabku kaku. Aku tau ini bodoh karena aku tau betul kalau ia di sini karena konser.

“I’m here for the concert,” jawabnya. Ia menatapku dengan matanya yang misterius. “So, how are you doing?”

                “I’m fine. How are you?” jawabku perlahan.

                Baekhyun mengangguk. “I’m fine too,” jawabnya.

                Sesaat kami terdiam. Aku menggigit bibirku kaku. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Ini betul-betul awkward. Aku bahkan bingung harus melihat kearah mana. Baekhyun juga kelihatannya sama bingungnya sepertiku.

                “So, I’m gonna go now. Just gonna grab some late dinner,” ucap Baekhyun perlahan.

                Aku mengangguk. “Yeah, me too. I gotta go meet my friends. So.. it’s really nice to meet you,” jawabku mencoba sesantai mungkin, lalu aku berbalik.

                Aku berjalan beberapa langkah, lalu berhenti. Aku menghela nafas panjang dan berbalik mengejar Baekhyun. “I lied,” ucapku pada Baekhyun. Aku menarik tangannya dan membalikkan tubuhnya agar ia bisa melihatku.

                “What?”

                Aku menelan ludahku. Aku sudah sampai sini mengejar pria yang aku cinta, aku tidak mungkin melepasnya lagi. “Actually.. I’m here because of you. I’m here to see you. To chase you back. I lied when I said I’m fine. I’m not fine. I feel cold and hungry and sad and confused. I’m here to see you. Actually, I waited here for, like, 4 hours just to see you. I spent all my savings just to see you, Just to see you,” ucapku cepat.

                Baekhyun hanya berdiri diam dengan tatapan kaget. “But you hate doing crazy things,” ucapnya perlahan.

                Aku tersenyum kecil. “I know. I do it for you,” jawabku. “I’m sorry for leaving you like that. I regret it. And I’m sorry for hurting you, for not believing you. I’m sorry for everything. I lack in many ways I can’t express myself. I’m sorry I hurt you because of my pride, because of my selfishness, because of my stubbornness. Now I know if I keep lying like that I’ll lose you,” ucapku lagi. Air mataku sudah menetes deras di pipiku. “I lost you once, I won’t let go this time. I’ll stand by your side no matter what, even if you don’t want to. I’ll stay and fight. Because I know you’re so important to me, I can’t bear if I lose you again,” tambahku.

                Baekhyun tersenyum lalu memelukku erat. “I’m glad you do all that,” ucapnya senang.

                “Do you forgive me?” tanyaku pelan.

                Ia tersenyum dan mencium bibirku lembut. Ciuman ini cukup menjadi jawaban pasti untukku. Sepertinya sangat bahagia telah mendapatkan cintaku kembali.

                “Sepertinya usahaku tidak sia-sia,” ucap Baekhyun pelan.

                “Usaha?”

                Baekhyun tertawa kecil. “Kamu tau kan aku harusnya tidak muncul di berbagai acara untuk me-manage image ku? Menurutmu karena siapa aku melakukan semua itu? Aku melakukan itu untuk menghukummu karena pergi tanpa bilang dan agar kamu dihantui oleh rasa bersalah saat melihat foto-fotoku di media. Aku bahkan harus memohon kepada manager-hyung agar bisa masuk acara-acara itu,” ucapnya sambil tersenyum lebar.

                “You do that for me? So I won’t forget you?” tanyaku kaget.

                “It really works, isn’t it?” jawabnya sambil memelukku lagi. “I won’t let you go. Not even when you beg me to,” tambahnya.

 

 

 

 

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

YEAY!!! FINISH!!!

Hope u like this story guys!

Comment me if there's something weird in this story XD

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!