First Day, First Meeting

Soulmate from Seoul

Aku menjejakkan kakiku pertama kali di Korea. Aku tersenyum saat melihat tulisan “WELCOME TO INCHEON INTERNATIONAL AIRPORT.” Aku berjalan keluar dari airport itu dengan persaan ringan. Ini pertama kalinya aku memutuskan untuk mengikuti keinginanku sendiri, tidak mendengar perkataan orang tuaku.

            Namaku Kirana Hadijaya. Umurku 22 tahun. Aku seorang cewe biasa yang tidak special, kecuali tinggiku yang berada di atas rata-rata cewe seumuranku. Perjalananku ke Korea adalah untuk mengikuti program Student Exchange selama 1,5 tahun.

            Seorang wanita paruh baya mengangkat papan nama yang bertuliskan, “Welcome, Kirana!!” Aku tersenyum dan menghampiri wanita tersebut. Aku menunduk memberi salam.

            “Annyeonghaseyo,” ucapku pelan. Aku tau wanita tersebut adalah Tante ku. Namanya Shin MinYoung. Ia orang korea asli yang menikah dengan Oom ku dan tinggal di sini. Oom ku sedang berada di Amerika dan aku akan menghabiskan hari-hari ku di rumahnya hingga aku menemukan apartemen baru. Sebenarnya aku tidak begitu mengenal Oom dan Tante ku ini, tapi aku tidak peduli demi bisa datang ke Korea. Keberangkatanku ke Korea ini juga sebenarnya tidak di setujui oleh Ayah, tapi aku memaksa sampai akhirnya aku diperbolehkan karena ada Oom dan Tanteku ini.

            Wanita itu tersenyum dan memelukku. “It’s really nice to finally meet you, Kirana,” ucapnya hangat. “You must be tired. Let’s go home,” tambahnya sambil membantuku membawa barang dan menuntunku ke arah parkiran.

            Saat sampai mobil, aku duduk di depan dan Tante ku menyetir. “You’re really beautiful. It’s been a long time since I saw you. You’ve already grow this big,” ucapnya lembut.

            Aku tersenyum. “Thank you for having me here. Yes, it’s been a very long time, Auntie. I don’t even remember when was the last time I saw you,” jawabku canggung

            Tante menggelengkan kepalanya pelan. ”don’t call me Auntie, I’ll be happy if you call me MinYoung-ssi. Your uncle is on duty for a week or two. He’s in America right now.  So, you’ll be with me here,” ucapnya. ”Can you speak Korean?” tanyanya.

            ”Hanya sedikit,” jawabku pelan. ”I think I’ll be able to survive with my poor Korean here,” tambahku.

            Tante tertawa kecil. ”Yes, I’m sure. I’ll teach you then,” balasnya.

            Begitu sampai di rumah Oom ku itu, aku benar-benar terkejut. Rumahnya benar-benar bagus dan bergaya Tradisional. Hampir semuanya kayu. Tante menuntunku masuk. Ia berteriak memanggil seseorang untuk membantunya membawa masuk koper-koperku. Lalu seorang cewe turun dari tangga dan menghampiri kami. Cewe itu sangat cantik, rambutnya panjang dan tubuhnya semampai. Ia memperhatikanku dari atas hingga ke bawah. Aku tidak bisa menebak apa arti tatapnnya. Tapi yang pasti ia tidak senang.

            ”This is our daughter, JiHye. She’s 16 years old, still in high school,” ucap tante memperkenalkan anaknya.

            Aku menunduk sedikit. ”Annyeonghaseyo. Senang bertemu denganmu,” ucapku sambil tersenyum. Dia mungkin bisa menjadi teman pertamaku di sini, pikirku.

            JiHye hanya menunduk sedikit dan membawa salah satu koperku masuk tanpa berkata apa-apa.

            ”Aigoo, she’s always like that. I’m so sorry,” ucap Tante. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. ”You must be tired, right? Let me show you your room,” tambahnya sambil menuntunku masuk ke rumah.

            Tante menunjukkan kamarku lalu mempersilakanku istirahat. Tapi rasanya aku tidak begitu capek, jadi aku minta izin untuk pergi jalan-jalan di sekitar rumah. Aku membuka peta Korea, lalu berjalan menuju Gwanghamun.

            Sebenarnya alasan pertama untuk datang ke sini adalah aku ingin mencoba hidup sendiri. Aku merasa tidak nyaman dengan kehidupan rumahku. Aku tinggal di keluarga yang tidak normal. Ayah dan Ibuku hubungannya tidak harmonis. Kedua kakakku, Raisha dan Audri, sudah bekerja dan jarang ada di rumah. Ayahku sibuk bekerja dan Ibuku sibuk dengan kehidupannya sendiri, jadi tidak ada artinya juga aku tinggal di rumah. Karena itu aku memilih untuk lari. Beruntung, aku mendapatkan Program ini. Aku akan menghabiskan seluruh tahun terakhirku di sini.

            Aku juga memang menyukai kebudayaan Korea dan segala isinya. Aku suka dengan musik, makanan, film, dan semuanya yang berkaitan dengan Korea. Menurutku Korea merupakan salah satu negeri yang sangat menarik yang masih sangat kental dengan budaya aslinya.

            Sampai di daerah Gangnam, aku berjalan-jalan sebentar serta sedikit foto-foto. Aku tau apa yang aku cari saat itu. Aku berdiri tepat di depan gedung SM Entertainment. Ada beberapa orang yang sedang menunggu diluar gedung. Diantara orang-orang itu ada yang memegang CD ataupun poster artis-artis SM. Aku sangat penasaran dengan Entertainment ini. Mereka bisa mencetak bintang-bintang besar yang sudah terkenal di seluruh dunia.

           Aku memegang erat CD SuperJunior dan SNSD ku. Siapa tahu bisa bertemu salah satu dari mereka, pikirku. Tapi setelah 15menit menunggu, aku tau kalau ini pasti sia-sia. Lalu aku berbalik. Tapi tidak sengaja aku menabrak seseorang yang sedang berjalan ke arahku. Aku terjatuh.

Ya!!!” teriak orang tersebut.

            Aku berdiri sambil membersihkan celanaku yang berdebu. ”maaf maaf,” ucapku refleks. Cowo itu berdiri di depanku dengan wajah bingung. Ah, aku lupa kalau ini di Korea, pikirku. ”emm, Mianhaeyo,” ucapku pelan sambil membungkuk sedikit.

            ”you’re not Korean?” tanyanya.

            Aku memperhatikan cowo itu. Aku tidak pernah melihat dia di TV, sepertinya bukan artis. Tapi wajahnya lumayan ganteng dan badannya juga bagus. Gayanya juga cool sekali. ”No,” jawabku.

            Cowo itu melihat sekilas CD yang aku pegang. ”Ah, pasti kamu fans ya.” Kata-kata itu terucap dengan nada bukan pertanyaan. Aku tersenyum malu sambil menutupi CD di belakang punggungku. ”Where are you from?” tanyanya.

            ”Indonesia,” jawabku cepat. Dari wajahnya, sepertinya ia tidak tahu apapun tentang Indonesia. Aku tersenyum. ”Once again sorry. I gotta go,” ucapku lagi sambil langsung pergi meninggalkan cowo itu.

            Aku berjalan santai sambil melihat daftar tempat yang ingin kukunjungi. ”ok, next destination!”

*********

Aku berbaring di tempat tidur. Rasanya capek sekali hari ini. Baru saja aku diajak makan malam bersama Tante dan JiHye. Sepertinya JiHye tidak menerima kedatanganku ke sini. Ia masih tetap bersikap tidak ramah.

            Aku benar-benar tidak sabar untuk menunggu besok. Hari pertama aku menjalani hari-hari sebagai mahasiswa Seoul University. Aku membayangkannya hingga tertidur.

*********

Jam 8 pagi aku sudah siap menempuh hari baru. Aku sudah rapi dan berjalan menuju ke ruang makan untuk sarapan. Aku lihat JiHye sudah mulai sarapan. Aku tersenyum kecil, ia tidak membalas. Aku duduk dan mulai sarapan.

            ”JiHye, lebih baik kamu berangkat dengan Kirana. Seoul University kan dekat dengan sekolahmu,” ucap Tante pelan.

            ”Tidak mau. Biar dia pergi sendiri saja. Dia punya peta,” jawab JiHye sambil meneruskan sarapannya.

            ”kenapa?”

            ”Pokoknya aku tidak mau,” jawab JiHye lalu berdiri dan pergi.

            Tante menarikku dan menyuruhku agar ikut pergi bersama JiHye agar lebih mudah sampai kampus. Aku sebenarnya tidak mau mengikuti anak ini pergi, tapi aku benar-benar tidak enak dengan kebaikan hati Tanteku, jadi aku hanya mengikuti JiHye dari jarak yang agak jauh.

            Saat sampai di halte bus, aku berdiri di samping JiHye. Tiba-tiba ia menengok ke arahku. Ia kembali memperhatikanku dari atas sampai bawah.

            ”Jangan dekat-dekat. Aku malu berdiri di sampingmu karena fashion sense-mu yang jelek begitu. Sayang sekali kamu tinggi tapi tidak bergaya,” ucapnya ketus.

            Aku tidak mengerti kata-katanya. Yang tertangkap di telingaku hanya ’fashion sense’. Aku memperhatikan pakaianku. Menurutku tidak ada yang salah dengan pakaianku. Aku memakai tanktop putih dan kemeja kotak-kotak dengan celana skinny jeans hitam dan flat shoes. Tidak berlebihan dan nyaman.

            Aku tidak peduli dengan kata-kata JiHye, tanpa dia pun aku bisa sampai di kampus dengan selamat walaupun mungkin akan banyak bertanya. Bus yang kami naiki berhenti tepat di depan sekolah JiHye. Ia turun tanpa memberitahuku dan langsung menghampiri teman-temannya. Aku memperhatikan JiHye dan teman-temannya. Sepertinya JiHye adalah salah satu cewe cantik di sekolahnya. Saat dia turun, banyak teman-teman cowonya yang memperhatikan dia dengan kagum.

            ”Kenapa dia jutek banget sih sama gw?” ucapku pelan.

            Tidak lama, aku tiba di Seoul University. Sekolah itu benar-benar besar. Butuh waktu agak lama untukku menemukan bagian akademisnya. Lalu aku mulai mengurus jadwal kuliah dan mereka juga memberikan peta kampus agar aku lebih mudah menemukan kelas-kelasnya.

            Masih ada sekitar satu jam sebelum kelas pertamaku di mulai. Aku berjalan-jalan ke sekeliling kampus, lalu duduk di salah satu kursi taman yang kosong. Aku memperhatikan mahasiswa-mahasiswa yang berjalan di sekitarku. Karena ingat dengan JiHye, aku mulai memperhatikan pakaian yang dipakai oleh mahasiswa sana juga. Mungkin memang pakaianku hari ini cukup simpel dibandingkan mahasiswa lainnya yang lebih bergaya, malah ada beberapa cewe yang rela menggunakan high-heels ke kampus.

            Tidak terasa satu jam berlalu. Aku langsung berjalan menuju kelas. Saat sampai di kelas, ternyata ada beberapa mahasiswa pertukaran sepertiku. Sebenarnya aku tidak tahu mereka hanya student exchange atau memang dari awal kuliah di sana, tapi ada beberapa mahasiswa yang bukan orang Korea. Aku duduk di barisan ke tiga. Dosen yang mengajar memberikan pelajaran dengan bahasa Inggris.

*************

Aku berjalan santai di sekitar rumah Tante. Sepertinya kota ini benar-benar tidak pernah tidur. Sekarang sudah hampir jam 11 malam tapi di jalanan masih sangat ramai. Kebetulan di dekat situ ada sebuah pasar, yang tadi siang aku datangi, aku langsung mengarah ke pasar tersebut.

            ”Wahh,” ucapku berkali-kali saat melalui pasar ini. Segalanya terlihat sangat asing dan menarik bagiku. Pasar ini terlihat berbeda saat malam. Lalu aku memilih salah satu warung yang tidak terlalu ramai untuk makan malam.

            Aku tersenyum melihat makanan yang terpajang saat aku melewatinya. ”Ahjjuma, ttokboki hana juseoyo,” ucapku kepada penjaga warung. Dengan secepat kilat, ia menyiapkan pesananku. Aku benar-benar semangat melihat makanan yang begitu menggiurkan di depanku.

            ”Ah, the fan girl,” ucap seseorang di depanku.

            Aku menatap orang di depanku. “Ah, cowok yang kemaren,” ucapku. Refleks aku menunjuknya dan tidak sadar kalau di tanganku masih ada sumpit dan bumbu ttokboki nya berceceran ke celanaku. Saat aku sadar, aku langsung mengelap celanaku dengan tisu yang ada di meja.

            Cowok itu membantuku membersihkan celanaku. “hati-hati,” ucapnya.

            Setelah celanaku cukup bersih, cowo itu duduk di hadapanku. Aku menatapnya bingung. Kenapa ini cowo malah duduk di sini, pikirku. “Thanks,” ucapku. Berharap cowo itu mengerti maksudku yang tidak ingin diganggu makannya.

            Cowo itu tersenyum. “Byun Baekhyun-imnida. What’s your name?” ucapnya.

            Aku terdiam. Aku tidak suka berbicara dengan orang asing, apalagi dengan orang yang kesannya berantakan (meskipun dia keren).

            “I see you’re eating alone. Mind if I join you?” tanyanya. Aku hanya mengangguk. Lalu ia memesan sesuatu pada penjaga warung. “are you here alone?” tanyanya. Aku mengangguk. “what are you doing here?” tanyanya lagi.

            Banyak tanya juga ya, pikirku. “Just spending my holidays,” jawabku bohong sambil melahap makananku. Aku makan sambil menebak-nebak apakah cowok ini cowok baik atau hanya ingin menganggu malamku saja.

            “To meet artists too?” tanyanya. Aku diam dan terus makan. “bisa bahasa Korea?” tanyanya.

            Aku terdiam dengan wajah bingung. Aku sebenarnya tahu apa yang ia tanyakan, tapi aku takut menjawabnya. Takut tidak bisa menjawab pertanyaan selanjutnya, jadi aku berlagak bodoh.

            “ah, nggak bisa,” gumamnya sambil memulai makan. “How old are you? I’m 23,”

            Aku berpikir sesaat, ingin menjawab umur asli atau palsu. “I’m 22,”

            Baekhyun mengangguk pelan. “Oppa,” ucapnya sambil menunjuk diri sendiri. “Dongsaeng” sambil menunjukku. Aku hanya mengangguk.

            Untuk beberapa saat, kami hanya sibuk dengan makanan sendiri-sendiri. Setelah selesai makan, aku tersenyum pada Baekhyun. “Its kinda late, I gotta go home now,” ucapku sambil membereskan barang-barangku.

            “Let’s talk,” ucap Baekhyun sambil menarik tanganku agar duduk lagi. “it is not that late. Besides, you’re here alone. I’ll treat you, so stay. Aku sungguh tertarik denganmu,” tambahnya. “What’s your name again?” tanyanya santai.

            Aku berpikir sebentar. “I didn’t say my name,” ucapku dingin. Well, tidak ada salahnya juga untuk lama-lama di luar rumah, Tante dan JiHye pasti sudah tidur, pikirku. Aku tersenyum dan duduk lagi.

            “What do you do in Indonesia?” tanyanya.

            “I’m a college student. Third year. What do you do here?”

            Baekhyun mengangkat bahunya. “Same. I’m still in college,” jawabnya.

            “Ooh,” balasku. “Your English is very good. Most of Koreans aren’t fluent in English, right?”

            “Well, I lived in America when I was 15,” jawabnya.

            Oh, that’s explain everything, pikirku. Aku heran mengapa cowo ini gampang sekali membeberkan hal tentang dirinya kepada orang asing yang bahkan tidak mau menyebutkan namanya, seperti aku ini.

            “So, who is your favorite artist? I saw you in front of SM building for a little while. Whose fan are you?” tanyanya santai dengan senyum super manis.

            Aku menunduk sedikit. Wajahku agak panas. “Emm, okay. I don’t have much time. I gotta go, really, I need to go home,” ucapku sambil berdiri dan menyelempangkan tasku. Aku merogoh isi tasku untuk menemukan dompet.

            “I’ll pay for the meal,” ucap Baekhyun cepat sambil tersenyum.

            Aku menatapnya aneh. Yeah right, he’s definitely hitting on me. “No, thank you,” ucapku sambil menaruh tiga lembar uang 5000won.

            Baekhyun berdiri dan memegang tanganku. “At least, tell me your name,” ucapnya.

            Aku tersenyum paksa sambil melepaskan tangannya cepat. “You don’t need my name,” jawabku perlahan lalu keluar.

            “Hey!! Can I see you again?” Tanya Baekhyun sedikit keras.

            Aku tidak begitu mendengar ucapan Baekhyun. “I hope not,” ucapku pelan, aku mengabaikan kata-katanya. Sekilas aku masih mendengar Baekhyun meneriakan sesuatu, tapi aku tidak mendengar. Sudah hampir lewat jam 12 dan aku belum sampai rumah, pasti Tante akan khawatir, pikirku.

            Saat sampai di rumah, aku berjalan masuk tanpa suara. Sepertinya semua orang sudah tidur. Aku berjalan menuju kamar. Sampai di kamar aku ganti baju dan bersih bersih, lalu bersiap untuk tidur.

            Pertemuanku dengan Baekhyun tadi merupakan salah satu pertemuan paling aneh dalam hidupku. Aku tidak pernah bertemu cowok seceria dan sesemangat itu di depanku. Cowok itu begitu santai dan tanpa beban. Cowok itu begitu hidup.

 

 

 

*****************

Ok, karena aku masih blm bs berbahasa Korea, jadi huruf dgn cetak miring maksudnya adalah percakapan dgn bahasa Korea smiley

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!