New Place!!

Soulmate from Seoul

Sepertinya sudah waktunya aku mencari tempat tinggal sendiri. Karena aku benar-benar tidak mau merepotkan Tante, Oom dan JiHye lagi. Lagipula, aku akan lebih belajar mandiri dengan cara tinggal sendirian.

                Sudah beberapa hari ini aku mencari-cari tempat tinggal baru. Ternyata jika menyewa rumah, biayanya akan sangat besar, jadi aku memutuskan untuk menyewa apartemen yang berapa dekat kampus. Jaraknya hanya kira-kira 15 menit jika ditempuh dengan jalan kaki.

                Apartemen baruku lumayan bagus. Tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Sangat pas untukku yang tinggal sendirian. Ada 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Ada dapur kecil serta meja makan untuk 2 orang. Lingkungan sekitarnya juga sangat aman dan nyaman. Banyak juga mahasiswa asing yang tinggal di apartemen ini karena dekat dengan kampus.

                “Aku dengar, kamu pindah ke apartemen baru?” Tanya Baekhyun saat aku keluar dari kelas.

                Aku menatapnya heran. Sepertinya aku belum bilang kepada siapa-siapa tentang kepindahanku ini. “How do you--?”

                Baekhyun mengeluarkan senyum lebarnya. “Kanya-ssi bilang padaku tadi.”

                Aku menghela nafas. Kanya benar-benar memiliki mulut yang selalu bicara tanpa bisa di tahan. Aku mengangguk pelan.

                “Dimana?”

                Aku tidak menjawab dan terus berjalan menuju ke gerbang. Aku tidak ingin Baekhyun datang ke tempat tinggalku. Apalagi sekarang aku mulai tinggal sendiri. Aku belum memutuskan apakah Baekhyun berbahaya atau tidak.

                Baekhyun tertawa kecil. “Aku tahu kalau kamu pasti tidak ingin kan kalau aku datang ke tempatmu?” tanyanya.

                Aku hanya melirik sedikit kearahnya. Ia selalu tahu apa yang sedang aku pikirkan.

                “Aku kan temanmu sekarang, apa tidak boleh datang?” tanyanya lagi. Ia mengeluarkan aegyo nya.

                Aku sangat tidak tahan jika Baekhyun bersikap seperti ini. Aku tahu aku memang anak yang kaku dan dingin, tapi sepertinya Baekhyun, walaupun baru bertemu, sudah tahu titik kelemahanku. “Tempatku masih berantakan,” jawabku cepat.

                Baekhyun tersenyum. “Aku akan membantumu merapikan. Kamu tahukan kalau dua orang akan mebuat pekerjaan cepat selesai,” balasnya cepat. Ia mengikuti langkahku hingga ke apartemen baruku.

                Tanpa bisa dicegah, akhirnya Baekhyun benar-benar datang ke apartemenku yang baru. Isi apartemenku masih benar-benar berantakan. Di ruang tengah masih banyak box-box berisi barang. Yang rapi hanya kamarku saja. Baekhyun masuk dan berkeliling. Ia terlihat seperti anak kecil yang menemukan mainan baru. Matanya membelalak dan excited.

                “Apakah aku orang pertama yang datang ke sini?” tanyanya semangat.

                Aku berpikir sebentar dan menggeleng. “Tentu saja Tante dan JiHye yang pertama datang kesini. Mereka membantuku pindahan,” jawabku.

                Baekhyun tersenyum. “Berarti aku teman pertamamu yang datang ke sini,” ucapnya. Kata-katanya bukanlah pertanyaan, tapi sebuah pernyataan.

                Aku menaruh tasku di kamar dan mulai membuka-buka box di ruang tengah. Baekhyun membantuku dan menaruh barang-barangku di tempat yang aku tunjuk. Ia melakukan apa yang aku bilang, dan bercerita tentang keluarganya. Tentu saja aku hanya mendengarkan, topic keluarga merupakan hal sensitive untukku dan tidak mungkin aku bicarakan pada siapapun, apalagi Baekhyun.

                Setelah 2 jam, kami benar-benar selesai merapikan apartemenku. Sekarang apartemenku sudah layak untuk ditinggali oleh seorang wanita muda. Aku tersenyum melihat hasil kerjaku dan Baekhyun, ia juga tersenyum bangga.

                “Karena kamu sudah membantuku merapikan semua ini, aku akan membelikanmu makanan. I’ll treat you anything you want,” ucapku sambil menatap Baekhyun.

                Baekhyun tersenyum, tapi tidak menjawab. Ia melirik kearah dapur. “Apapun?” tanyanya.

                Aku menatap Baekhyun sinis. Perasaanku jadi tidak enak. Ia tersenyum nakal. Tapi aku tetap mengangguk pelan. Ia pantas mendapatkan harga berapapun karena telah membantuku merapikan semua ini, pikirku.

                “Aku tidak ingin makan diluar. Can you just cook anything for me?” ucapnya.

                “What??”

                “Cook for me,” ulangnya.

                “Ya—“

                Baekhyun tersenyum. “Kamu bilang apapun,” potongnya.

                “Aku tidak bisa masak,” jawabku cepat. Ok, aku bohong,tentu saja aku bisa memasak.

                “Aku akan makan apapun yang kamu buat. Just cook for me, ok,” balasnya tidak peduli, lalu ia duduk di sofa dan mulai menonton.

                Aku menatap Baekhyun tidak percaya. “Cowok ini mulai nggak tau diri ya,” ucapku kesal. Lalu aku menuju ke dapur dan mulai memasak. Aku memasakkannya nasi goreng kimchi, satu-satunya makanan yang bisa aku buat dengan bahan yang sangat terbatas di apartemen baruku ini.

                Setelah itu aku menyiapkan makanan di meja makan dan memanggil Baekhyun untuk makan. Ia tersenyum kegirangan melihat nasi goreng di depan matanya. Ia duduk dan mulai makan. Aku memperhatikan Baekhyun dan segala perilakunya. Sepertinya ini pertama kalinya aku memasak untuk orang lain. Aku memperhatikan reaksi Baekhyun saat memakan masakanku.

                “enak! Benar-benar enak!” ucapnya bangga.

                Tanpa sadar aku tersenyum. Baekhyun melihat reaksiku dan menatapku serius.

                “What?”

                “I’m serious when I said I like you. I think, it is time for you to think about it seriously too. I really love to spend my time with you,” ucapnya. Baekhyun tersenyum. Begitu lembut sampai rasanya dinding di sekeliling hatiku runtuh.

                Aku menunduk sedikit. Tidak berani menatap Baekhyun secara langsung. Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku. Harusnya aku menepis kata-katanya langsung sepeti biasa, tapi sepertinya dengan melihat matanya dan senyum lembutnya aku bahkan tidak bisa berkata apapun.

                Selama makan, aku dan Baekhyun tidak berbicara. Setelah itu Baekhyun berdiri dan mengambil jaketnya.

                “I need to go now. I guess, I’ll see you around then,” ucap Baekhyun sambil berjalan ke pintu. Aku mengikutinya di belakang dan mencoba untuk tidak menatap matanya.

                “Thanks for your help,” ucapku pelan. Aku berdiri di pintu dan Baekhyun berdiri di hadapanku.

                Tiba-tiba Baekhyun mengangkat daguku dan membuatku melihat langsung ke matanya yang misterius. Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mencium pipiku lembut. “Pikirkan apa yang baru saja aku katakan. Aku tidak suka menunggu lama,” ucapnya pelan. Entah kenapa, nadanya begitu menghanyutkan. Lalu ia pergi meninggalkanku yang masih berdiri di pintu dengan wajah memerah.

 

 *************

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!