His New Life

Soulmate from Seoul

Aku duduk di salah satu kursi penonton. Hari ini merupakan debut stage Baekhyun. Beberapa hari lalu Baekhyun mengirimkan sebuah tiket nonton Mnet Countdown untukku. Ini benar-benar pertama kalinya boyband Baekhyun muncul di depan penonton. Aku datang lebih siang agar bisa menonton Rehearsal mereka. Aku duduk layaknya fans-fans lain sambil membawa kipas dengan wajah Baekhyun. Aku tersenyum semangat melihat banyaknya fans yang datang untuk menonton debut stage mereka. Meskipun mereka Rookie band, sudah banyak sekali fans yang menunggu kemunculan mereka, mungkin karena ini merupakan boyband baru yang dikeluarkan oleh SM sejak lama.

                Aku memperhatikan fans-fans yang membawa papan nama Baekhyun. Aku mengirimkan beberapa email yang memberitahukan Baekhyun bahwa aku akan datang menonton debut stagenya. Aku tidak tahu apakah ia membaca email ku atau tidak, karena tidak ada balasan hingga hari ini.

                Beberapa menit kemudian mereka memulai Rehearsal. Aku memperhatikan satu per satu boyband dan girlband yang akan perform. Belum ada tanda-tanda adanya EXO. Aku menunggu dengan sabar. Ok, tidak dengan sabar. Semakin lama aku semakin berdebar. Aku merasa nervous dan excited. Sudah terlalu lama aku tidak bertemu dengan Baekhyun, dan sekarang aku akan melihatnya di panggung besar, di tempat impiannya sejak kecil.

                Setelah beberapa group, EXO muncul. Mereka terlihat sedang menunggu giliran Rehearsal di pinggir panggung. Aku memperhatikan Baekhyun. Ia terlihat sangat berbeda. Wajahnya terlihat semakin ganteng, hairstylenya berubah. Ia memakai kaos abu-abu dan jaket kulit hitam. Ia terlihat begitu nervous. Aku mencoba berpikir bagaimana mendapatkan perhatiannya, tapi aku menyerah karena terlalu banyak fans yang berpikiran sama denganku.

                Kini saatnya EXO rehearsal lagu pertama. Lucu sekali melihat mereka menari dan menyanyi dengan name tag besar di dada. Group mereka terdiri dari 6 orang. Baekhyun merupakan member yang berperan sebagai main vocal. Jika dilihat, mereka semua terlihat sangat ganteng meskipun mereka Rookie group. Mereka terlihat berbeda dari yang lainnya dan bersinar.

                Aku mengepalkan tanganku begitu keras. Terlalu nervous dengan debut stage ini. Aku memperhatikan dengan seksama performance mereka. Beberapa kali diluang karena sedikit kesalahan. Baekhyun terlihat bersemangat tapi juga capek di waktu yang bersamaan.

                Setelah 2 kali rehearsal, mereka langsung masuk ke tahap Recording. Tapi recording juga diulang hingga beberapa kali. Aku menggigit bibirku pelan. Baekhyun kini terlihat semakin capek. Aku berdoa agar proses recording ini tidak diulang lagi. Akhirnya recording selesai. Aku dengan cepat berjalan keluar dan menuju kearah belakang panggung. Aku berharap bisa melihat Baekhyun di sana. Tapi seperti sangat susah. Banyak fans yang menunggu mereka keluar untuk member selamat atas debut stagenya. Aku berdiri agak di belakang. Aku melihat samar-samar group EXO keluar. Aku meneriakkan namanya, tapi mereka semua terus berjalan, tidak begitu memperhatikan yang lainnya.

                Dan momen itu lewat begitu saja. Aku berjalan menuju halte bus dengan frustasi. Berat sekali menahan perasaan sedih. Aku berada di tempat yang sama dengan Baekhyun, begitu dekat, tapi ia tidak mengetahui keberadaanku sama sekali. Aku merasa marah, sedih, kecewa, dan sebagainya. Sepertinya terlalu banyak perasaan yang ada di dadaku. Dan ini merupakan hal yang sama sekali baru bagiku. Membuatku semakin ingin meledak.

                Moodku langsung jatuh saat itu juga. Aku berhenti sebentar di taman dekat gedung Mnet. Aku membuang kipas dengan wajah Baekhyun ke tempat sampah dan membuang buket bunga yang juga aku beli untuk Baekhyun dengan kesal. Aku sangat ingin meledak karena aku tidak bisa membuat Baekhyun menyadari keberadaanku. Aku tidak ingin bertemu siapapun. Tidak ingin kemanapun. Aku berjalan lurus langsung pulang ke apartemen.

                “I saw you,” ucap seseorang dari balik dinding gedung apartemenku.

                Aku tersenyum begitu mendengar suara itu. Aku tau itu Baekhyun. Aku melihatnya berdiri di depan pintu apartemenku dengan topi yang ditarik sangat turun sehingga wajahnya tidak terlihat. Wajahku berubah menjadi ekspresi kesal.

                “No, you didn’t,” ucapku cepat.

                Baekhyun melangkah menghampiriku. Ia berhenti tepat di depanku. Ia menaikkan topinya dan menatap mataku. “I saw you with a bouquet of flowers. And a.. a fan, with my face in it,” ucapnya tenang. Ia memperhatikanku yang tidak membawa apapun. “hmm, you look so pissed, I bet you dump the bouquet?” tambahnya dengan senyum nakal.

                Aku terdiam. Aku memperhatikan wajah Baekhyun begitu lekat. Rasanya sudah lama sekali tidak melihat wajahnya sedekat ini. Aku berjalan melewati Baekhyun dan masuk ke dalam apartemen. Baekhyun mengikutiku tanpa berkata apapun. Aku berjalan ke dapur dan menyiapkan minuman segar untuk Baekhyun. Aku tahu ia belum pulang ke asrama dan langsung ke sini. Aku bisa melihat di wajah Baekhyun masih full make-up. Aku menyodorkan gelas kepada Baekhyun dan berjalan ke ruang tengah. Aku kembali menatap wajahnya seakan aku akan mati jika tidak melakukan hal ini. “I just wanna see you,” ucapku pelan.

                Baekhyun tersenyum. “I know. Me too.”

                Aku memeluk Baekhyun cepat dan erat. “How are you?” tanyaku pelan. Sepertinya otakku bergerak lebih lambat dari tubuhku. Aku bahkan kaget mendapati diriku memeluk Baekhyun saat itu. Aku tidak pernah memeluk orang lain selama ini.

                Baekhyun mengendurkan pelukannya dan menatapku. Senyum manis merekah di wajahnya. “Kamu tahu, ini pertama kalinya kamu memelukku duluan,” ucapnya senang.

                Aku ikut tersenyum. Hal ini yang membuat Baekhyun begitu menarik. Ia memperhatikan segala detail tentang hubungan kami. He’s everything I’m not. “Kamu terlihat begitu nerveous sebelum naik panggung. Apa kamu lega sekarang?”

                Baekhyun mengangguk. “Aku lega karena kamu di sini.”

                Aku melepaskan pelukkanku dan menyuruhnya duduk dan beristirahat. “This must be hard for you,” ucapku pelan. Aku menyadari ini bukanlah waktu yang tepat untukku berlagak cool di depannya. Baekhyun hanya butuh di semangati untuk menjalani kehidupan barunya ini.

                Baekhyun menggenggam tanganku. Ia menarikku dan menyandarkan kepalanya di pundakku. “This is just the beginning. I won’t give up easily,” balasnya tenang. “I don’t have much time. I’m gonna spend this little time only with you.”

                “Jam berapa kamu akan kembali untuk latihan?”

                Baekhyun melirik jamnya. “20 menit lagi.”

                Beberapa saat kami terdiam. Aku melirik kearah Baekhyun. Sepertinya ia sangat capek. Ia tertidur di pundakku. Aku tidak berani bergerak, takut akan membangunkannya.

                Baekhyun merenggangkan tangannya. Ia menatapku. “Did I fell asleep?”

                Aku tersenyum kecil. “I guess, you have to go now, or you’re gonna be late for your schedule,” ucapku.

                Wajah Baekhyun berubah muram. Ada sedikit rasa bersalah di wajahnya. “I’m sorry you have to go through all this. I’ll be a perfect boyfriend for you.” Baekhyun mengecup bibirku lembut. “I’ll be back when I get the time. Please wait for me,” ucapnya. Ia berdiri dan berjalan menuju pintu.

                Aku melepaskan genggamannya perlahan. “I’ll see you when I see you,” ucapku pelan. Lalu ia pergi. Aku masih berdiri di depan pintu selama beberapa saat. Aku merasa sangat lega telah bertemu dengannya meskipun hanya sebentar saja.

******************

Aku menonton siaran ulang debut stage EXO di channel KBS. Aku memperhatikan perform mereka dengan seksama. Aku masih merasa aneh melihat Baekhyun ada di TV. Ia seperti orang lain yang tidak aku kenal. Orang lain yang benar-benar asing.

                Sudah seminggu aku tidak bertemu Baekhyun. Sepertinya ini akan menjadi pola kehidupanku dengan Baekhyun hingga waktu yang tidak ditentukan.

                Aku mendekap lututku semakin dekat ke dada dan terus memperhatikan Baekhyun. Setelah itu ada siaran tentang behind the scene debut stage EXO. Aku tidak mengganti channelnya.

                Baekhyun berjalan di belakang Sehun dan D.O. Wajahnya tidak berekspresi. Tanpa senyum. Tanpa kata-kata. Para fans meneriakkan nama mereka di tengah-tengah fanchant. Mengangkat tinggi-tinggi hand banner agar idola mereka mengetahui kalau mereka dicintai.

                Aku melihat scene itu dan merasakan perasaan aneh. Aku juga pernah menjadi salah satu dari fans itu. Meneriakkan nama-nama idola hingga rasanya seperti mau gila. Berharap orang yang kita idolakan sedikit saja melirik kearah kita. Berharap orang yang kita idolakan setidaknya mengetahui keberadaan kita. Berharap rasa kagum, support dan cinta kita didengar dan dirasakan oleh mereka. Dan sekarang aku duduk di sini menonton salah satu idola mereka yang sebenarnya adalah kekasihku.

                Perasaan aneh ini muncul begitu saja. Perasaan seakan telah menghancurkan harapan semua fans Baekhyun yang ada di sana hanya dengan keberadaanku di sini. Rasa bersalah ini begitu besar.

*******************

Ding dong!!!

                Aku berjalan kearah pintu depanku. Aku mengintip di lubang pintu dengan perasaan agak takut. Hari sudah malam dan aku tidak mengharapkan tamu atau apapun hari ini. Setelah melihat siapa yang berdiri di depan pintu, aku cepat-cepat membuka pintu dan menatap tamua-tak-diundang tersebut dengan kaget.

                “What the hell are you doing here?” tanyaku. Setengah kaget, setengah bingung.

                Baekhyun tersenyum. “Surprise surprise,” ucapnya.

                Aku masih berdiri dengan wajah kaget. “What--?”

                “Aren’t you gonna let me in? at least?” tanyanya santai. Ia berjalan masuk melewatiku begitu saja.

                Aku mengikutinya masuk ke dalam apartemen tanpa berkata apa-apa. Aku tidak habis pikir kenapa Baekhyun datang ke apartemenku. Pada jam semalam ini. Tanpa pemberitahuan. “How can you--?”

                Baekhyun berbalik dan memelukku dengan cepat. “I miss you. So I run to you,” jawabnya cepat. Ia menaruh kepalanya di pundakku.

                Aku mengelus rambutnya pelan. Entah mengapa, pemandangan ini begitu menunjukkan kalau ia terlihat capek dan sedih. “Is there anything wrong happened?” tanyaku khawatir. Aku tahu kehidupan baru Baekhyun ini membutuhkan banyak penyesuaian dan bagitu berat.

                Baekhyun menggeleng pelan. Ia duduk di sofa ruang tengah dan memanggilku. Aku duduk di sampingnya dan menatapnya khawatir. “Are they doing something to you?”

                “I’m just tired. I need a rest from that--,” ucapnya terputus saat ia menggenggam tangaku. “life.”

                “Are you sure you’re ok?” tanyaku lagi. Aku memegang dahinya dan mengecek apakah suhu badannya panas.

                Baekhyun menjatuhkan kepalanya di pangkuanku. “I just need you,” ucapnya pelan.

                Aku menaruh jari-jariku diantara rambut Baekhyun yang masih penuh dengan hairspray. Aku menatapnya sedih. Aku tidak pernah melihat Baekhyun begitu lemas seperti ini. Aku membiarkannya tidur untuk beberapa saat.

                Baekhyun bergerak sedikit dan menatapku. “I’m glad I have you here,” ucapnya.

                Aku tersenyum. “Do you want to eat? Or take a bath? Sepertinya kamu langsung ke sini setelah selesai acara. Kamu bahkan belum menghapus make-up mu,” ucapku. Baekhyun terdiam dan memejamkan matanya. Aku memindahkan kepala Baekhyun ke bantal dan masuk ke kamar. Aku mendengar Baekhyun mengerang pelan karena aku meninggalkannya.

                Aku mengambil botol make-up remover dan kapas. Aku tersenyum dan berjalan kembali ke sofa. “I’ll remove your make-up, ok? Aku tidak mau wajahmu yang tampan ini jadi bermasalah karena kamu tidak membersihkan wajahmu hari ini,” ucapku sambil menyiapkan make-up remover.

                Baekhyun tersenyum, tapi tetap menutup matanya. “Akhirnya kamu mengakui kalau aku memang tampan,” ucapnya lemas.

                “You put a lot of eyeliner here,” ucapku sambil menghapus eyeliner di matanya.

                “They say I look good with it, so coordi noona draw it thicker every time we perform,” jawabnya asal.

                “Who said that?” tanyaku sambil membersihkan bagian lain wajahnya.

                “Fans.”

                “Really?”

                “It doesn’t look good on me?” tanyanya sambil membuka matanya sedikit, memperhatikan ekspresiku.

                Aku memiringkan kepalaku sedikit. “It does. Tapi aku lebih suka kamu tanpa make-up apapun. Kamu terlihat feminine dengan semua itu,” jawabku.

                Baekhyun mengganti posisinya menjadi duduk di depanku. “Aku tidak bisa keluar tanpa make-up. Coordi noona tidak memperbolehkanku,” balasnya.

                Aku mengangguk pelan. “That’s because you’re an idol, you stupid,” ucapku mengingatkan statusnya.

                Baekhyun tersenyum. “Aku akan menghapus semua make-up jika akan bertemu denganmu,” ucapnya senang.

                “You need to wash your face now,” ucapku.

                Baekhyun berdiri dan berjalan ke kamar mandi dengan malas. Setelah itu, ia kembali berjalan ke sofa dan merebahkan dirinya.

                “Apakah kamu tidak pulang?” tanyaku perlahan. Aku melihat jam dinding, sudah hampir jam 12 malam. Harusnya dorm Baekhyun sudah ditutup saat ini. Dan seharusnya dia memang tidak ada di sini sama sekali.

                “Can I stay here a little longer?” tanyanya. Baekhyun menatapku dengan tatapan memohon.

                “It’s past midnight. They gonna locked you out,” ucapku tenang.

                “Let them. I’m staying. I feel too tired to walk. I’ll sneak in later in the morning,” balasnya santai.

                Aku menggigit bibirku. Aku berdiri dan menjauh dari Baekhyun. Ada perasaan aneh dalam diriku. Aku tidak begitu menyukai ide Baekhyun yang ingin menginap. Aku memang menginginkan waktu bersama Baekhyun lebih lama, tapi aku tidak ingin ia menginap. Aku melirik ke arah Baekhyun yang masih berbaring dengan santai. Bagaimanapun juga, aku ini seorang wanita yang tinggal sendirian. Tapi aku tidak ingin membuat Baekhyun tersinggung dengan penolakanku.

                Baekhyun melemparkan pandangannya kearahku dan tersenyum. “Apa kamu tidak ingin aku tetap di sini?” tanyanya seakan membaca pikiranku.

                Aku menggeleng pelan. “It’s not that. It’s just—“

                Baekhyun tersenyum. “I know, you’re a girl who lived alone. I’m not a low person, you know? It is not like I’m gonna you. I’ll just gonna stay here until morning,” potongnya masih dengan senyum lebar.

                Aku menundukkan kepalaku. Aku tahu wajahku kini memerah. Aku begitu malu hingga rasanya tidak mampu lagi menatap Baekhyun.

                Baekhyun tertawa kecil dan melangkah kearahku. “I’ll go home if you want me to. But it’s getting late, and like what you said, they gonna locked me out. I’ll just sleep in your couch, if that’s ok with you,” ucapnya lembut.

                Aku mengangguk pelan.

                Baekhyun menarikku kembali ke sofa. Merangkul pinggangku, menarikku lebih dekat. Ia menaruh kepalanya di bahuku. “Maaf kalau aku mengganggumu,” ucapnya pelan.

                “Aku tidak—“

                “Aku hanya butuh istirahat dari segala kegiatanku. Tanpa aku sadari, schedule ku menjadi semakin menggila. Aku kesulitan untuk menyesuaikan diri,” ucapnya sedih. “My voice cracks a few times. I feel like I become a burden to my own group,” tambahnya.

                Aku menepuk kepalanya pelan. “Don’t give up. This is your dream, right?”

                Baekhyun mengangguk. “That’s why I need you to make me stay strong,” balasnya.

                Aku tersenyum. Aku begitu senang mengetahui bahwa keberadaanku ternyata memang penting untuk Baekhyun.

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!