A Weird Feelings Toward a Weird Boy

Soulmate from Seoul

Keesokannya aku bersiap menuju kampus. Hari ini aku tidak berangkat dengan JiHye, karena aku masuk agak siang. Karena masih lama, aku mencoba berjalan kaki menuju kampus. Sebenarnya jaraknya memang tidak terlalu jauh, tapi lebih mudah di tempuh dengan bus.

            Aku menikmati jalan santai ku siang itu. Sesampainya di kampus, aku langsung berjalan ke arah kantin untuk membeli air minum. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku. Aku berbalik dan melihat seorang cowok berdiri sambil tersenyum.

            ”Ternyata benar itu kamu,” ucapnya sambil tersenyum. ”We meet again,” tambahnya.

            “Okay, this is weird,” ucapku heran. Benar-benar tidak di sangka aku bisa bertemu lagi dengannya. Aku pikir aku tidak akan bertemu dengannya lagi, well, tidak secepat ini.

            ”Yupp. So, you go here? What’s your major?” tanyanya langsung.

            Aku menatapnya tidak percaya. “Seriously? You don’t even know my name. You think I’ll answer that question?” ucapku tak habis pikir. Aku berbalik dan meneruskan jalanku dengan tenang.

            Baekhyun mengikuti langkahku di samping. “That’s why. Because I don’t know your name, at least I know something else. I’ll walk you to your class,” ucapnya semangat. Sepertinya ia tidak peduli dengan perkataanku.

            Aku tidak berkata apa-apa lagi sampai di kelas, begitu juga Baekhyun. Ia hanya berjalan di sampingku dan sesekali melirikku. Aku merasa cowok ini nanti juga akan berhenti dengan sendirinya karena aku terus tidak menjawab pertanyaan-pertanyaannya.

            Baekhyun melirik kearah kelas yang masih agak kosong. “So, can we meet again?” tanyanya asal.

            “Well, apparently not. And I hope for it too,” jawabku tenang lalu meninggalkannya.

            Baekhyun tidak mengikutiku masuk kelas (untungnya). Ia hanya berdiri sambil melambai ke arahku dan pergi. Entah kenapa aku tidak yakin bisa berteman dengan orang baru di tempat yang asing ini. Aku belum begitu beradaptasi dengan segala budaya dan tata krama di sini. Dan aku belum yakin kalau Baekhyun memang benar benar orang yang baik dan tidak ada maksud jahat dengan aku yang merupakan orang asing yang baru pertama kali datang ke Seoul.

***************

Beberapa hari setelah pertemuanku dengan Baekhyun di kampus, cowok itu selalu datang ke kampusku. Ia selalu mengikutiku dan mencoba untuk berteman. Ia sering menemaniku makan siang dan ikut hang out denganku dan teman-temanku yang lain. Arya dan Evan (temanku yang berasal dari Indonesia juga) terlihat biasa saja dengan Baekhyun, tapi aku melihat Baekhyun sebagai cowok playboy yang sedang mencari pacar. Berbeda dengan Kanya (satu-satunya cewek yang berasal dari Indonesia), cewek ini melihat Baekhyun seperti melihat artis. Kanya suka sekali dengan Baekhyun dan selalu mendorongku untuk bisa dekat dengannya.

            Saat itu aku duduk di kantin sendirian. Kanya baru saja pergi karena ada urusan. Baekhyun datang dan duduk di depanku.

            “Are you done?” tanyanya.

            Aku menaruh bukuku di meja dan menatapnya. “What are you doing here? Don’t you have anything to do?” tanyaku heran.

            Baekhyun tersenyum dan menggeleng. “Not when I’m with you,” jawabnya.

            Aku menggigit bibir. Aku mengakui kalau Baekhyun memang manis sekali. Tapi ia selalu terlihat terlalu santai. “Why are you following me around? Do you like me?” tanyaku cepat. Aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya ia lakukan.

            “Yes. Kamu benar-benar menarik buatku, Kirana,” jawabnya santai.

            Aku batuk sedikit mendengar jawabannya. Saat ini ia sudah tau namaku dari Kanya, jadi ia selalu kemana-mana menyebut namaku terus. “I should go,” ucapku cepat. Aku membereskan barang barangku dengan canggung.

            Baekhyun menahan bukuku di meja dan menatapku serius. “Don’t you like me?” tanyanya.

            Aku kaget mendengar pertanyaannya barusan. Wow, baru beberapa hari aku di sini tiba-tiba sudah ada yang menyatakan ketertarikannya padaku. Hebat. Aku tersenyum bingung. “No. You just know me for less than a week. And you like me? You really are a playboy, aren’t you?” jawabku sambil mengambil kembali bukuku dan berjalan keluar dari kantin.

            “Apa salah kalau aku suka dengan cewek yang baru aku kenal? Aku bukan playboy. Aku cuma ingin lebih mengenalmu. Jadi temanmu,” ucap Baekhyun sambil mengejar langkahku.

            “But you act like one,” balasku.

            “Aku tidak tahu kenapa kamu bisa bilang aku playboy. Tapi aku benar benar ingin jadi temanmu,” ucap Baekhyun. Ia menarik tanganku hingga aku berhenti melangkah. Ia menatapku tajam. Aku berhenti sejenak dan merasa sedikit terintimidasi. “I got a surprise for you, a big one. Tunggu aku di depan warung tempat kita bertemu jam 10. I’ll pick you up there. Okay? Don’t forget!” tambahnya cepat. Lalu ia berlari pergi. Ia berhenti sejenak dan berbalik. “Kemampuan bahasa Koreamu sungguh meningkat tajam, kamu bisa mengerti segala perkataanku,” ucapnya cepat sambil tersenyum, lalu pergi.

            Aku menatap kepergian Baekhyun dengan bingung. Baekhyun benar-benar cowok yang aneh, pikirku.

**************

Keesokannya aku bangun pagi seperti biasa. Aku turun ke meja dan sarapan. Hari sudah sedikit siang, JiHye sudah pergi ke sekolah.

            “Apa acaramu hari ini?” tanya Tante.

            “Tidak ada,” jawabku cepat. Aku mengecek jam tanganku. 09.45. Aku teringat kata-kata Baekhyun kemarin. Ia mengajakku pergi ke suatu tempat. Aku tidak peduli. Okay, mungkin aku penasaran, tapi berfikir kalau aku akan menghabiskan waktu terlalu banyak bersama Baekhyun, si cowok aneh itu, membuatku merinding.

            Aku kembali ke kamar dan membuka buku bahasa Korea. Aku berrencana untuk mempelajari bahasa Korea lagi agar lebih lancar. Aku mengecek jam lagi. Sudah jam 10 pas. Aku mengetukkan jariku tidak sabar, lalu berdiri.

            Mungkin aku memang penasaran dengan apa yang akan Baekhyun perlihatkan kepadaku, lagipula aku memang tidak ada rencana apa-apa hari ini. Dan Baekhyun memang orang Korea asli yang pasti lebih mengenal seluk beluk kota ini. Jadi, ya, aku berjalan kearah warung tempatku bertemu dengan Baekhyun. Aku berjalan perlahan, aku tidak mau ia salah sangka dan mengira kau bersemangat dengan rencananya hari ini.

            “You came!” ucap Baekhyun sambil tersenyum lebar begitu aku tiba.

            “Don’t get me wrong. It’s not, like, I want to meet you. It’s just that I think this gonna be a good opportunity for me to explore this city, since you live here,” ucapku cepat. Wajahku terasa panas karena selama aku berbicara Baekhyun memperlihatkan senyumnya terus-menerus.

            “Yeah, sure,” balasnya santai. “Let’s go!” ucapnya lalu menarik tanganku sambil berjalan.

            Saat itu aku hanya diam dan mengikutinya. Entah berapa lama aku tanpa sadar berjalan sambil menggandeng tangannya. Baekhyun mengajakku ke berbagai tempat. Sampai akhirnya kami terlalu capek untuk berjalan dan berhenti di suatu taman umum. Aku duduk di kursi taman. Untuk beberapa saat aku dan Baekhyun hanya duduk dan memperhatikan taman itu.

            Tiba-tiba Baekhyun berdiri, ”Stay here, I’ll get you something to eat,” ucapnya cepat lalu ia pergi tanpa menunggu jawabanku.

            Aku memperhatikan sekelilingku. Taman ini sangat rapi dan asri. Tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang yang sedang lari sore dan beberapa keluarga kecil yang sedang santai.

            Beberapa saat kemudian Baekhyun datang. Dari kejauhan aku memperhatikan Baekhyun yang berjalan santai ke arahku. Cowok itu tidak begitu tinggi, badannya bagus dan style nya juga bagus. Aku sedikit memperhatikan sekelilingku saat aku berjalan tadi, hampir semua cewek melirik ke arahnya saat ia berjalan. Aku memperhatikan style nya hari ini. Ia memakai celana jeans yang pas, kaos putih, hoodie merah, sneakers putih dan topi hitam. Ia menarik topinya agak turun, seperti memancarkan aura misterius. Ia terlihat berbeda dengan gayanya saat bertemu di kampus. Ia lebih misterius.

            Baekhyun memberikan semangkuk makanan ke hadapanku. ”What? Already falling in love with me?” tanyanya santai, lalu duduk di sebelahku.

            Aku menerima makanan itu dan tersenyum. ”You wish, huh?” jawabku lalu mulai makan. “delicious!” ucapku saat mengunyah.

            “enak,” ucapnya.

            Aku tersenyum, “enak. Kamsahamnida.”

            Baekhyun menatapku takjub. “You actually can smile like that. You are really beautiful when you smile, Kirana,” ucapnya.

            Aku meliriknya dengan perasaan bingung. “Are you seducing me?”

            “Are you interested in me if I do?” tanyanya. Aku membuang muka. Baekhyun tertawa kecil. “Then no. I’m not seducing you. But you really beautiful when you smile,” tambahnya sambil tersenyum.

            Aku kembali makan dengan wajah yang memanas akibat kata-katanya barusan.      “So, where are we going after this?” tanyanya. Aku terdiam. “YG building?” ia mengucapkan kata-kata ini tanpa melihatku, tapi aku melihat ia tersenyum nakal. “You like them, right?”

            Aku mengangguk pelan. “You wanna go there?” tanyaku perlahan. “I mean, it’s not that I really wanna go there. It’s okay if we don’t go there,” tambahku cepat.

            Baekhyun tersenyum, setelah itu aku dan Baekhyun berjalan ke YG building, yang ternyata tidak begitu jauh dari taman tadi. Saat sampai di depan gedung aku berhenti dan menatap gedung itu tidak percaya.

            “Waah, akhirnya gw nyampe di depan gedung YGE,” ucapku pelan. Aku memperhatikan sekelilingku. Sepertinya gedung ini tidak seramai gedung SM yang di depannya banyak fans yang menunggu. Di sini hanya ada beberapa fans berbaju seragam sekolah.

            “So..” ucap Baekhyun memecah pikiranku. Untuk beberapa saat aku benar-benar lupa kalau di sebelahku ada Baekhyun. “I think I need to go now,” ucapnya pelan.

            Aku menatap Baekhyun, “Oh, sure,” balasku. Ia berbalik, tapi aku menarik tangannya, “Thanks for accompanying me today,” ucapku tulus aku tidak menatap wajahnya langsung, tapi aku tahu kalau saat itu Baekhyun tersenyum sangat lebar. Hari ini aku benar-benar senang.

****************

“So, do you still think that I’m just a useless playboy who wants to fool you because you’re new here?” Tanya Baekhyun sesaat setelah keluar dari restoran.

            Aku menatap Baekhyun dan menimbang nimbang jawabanku. “Not really. But now I know you’re actually nice and have no intention to fool me or anything else. And I’m not sure about the playboy thing. I haven’t decide it yet,” jawabku. “But I guess it’s okay for us to be friends,” tambahku sambil tersenyum.

            Baekhyun tertawa.

            Kami berjalan dalam diam selama beberapa saat. Aku memperhatikan sekelilingku dengan semangat. Hari sudah mulai gelap. Aku baru saja mengirimkan sms pada Tante untuk tidak menungguku makan malam. Aku melirik kearah Baekhyun. Sepertinya sekarang aku baru merasakan kalau Baekhyun cowok yang benar-benar baik dan aman untuk berteman dengannya.

            “It feels good when you say we can be friends now,” ucap Baekhyun sambil tersenyum.

            “Yeah. I just.. I think it’s a good decision, isn’t it? friend?” balasku.


********************

Tidak terasa sudah 2 minggu aku tinggal di negeri orang ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan suasananya. Arya, Kanya, Evan, Baekhyun dan Tante banyak membantuku. Mereka semua mengajariku berbagai hal satu demi satu. Aku juga sudah terbiasa dengan kehidupan kampus.

Seperti biasa, aku berangkat ke kampus dengan bus. Sekarang sepertinya JiHye sudah sedikit menerima keberadaanku, atau mungkin lebih tidak peduli. Ia sudah mulai membalas sapaanku juga mau berangkat bersama.

“Hey!” sapa Baekhyun yang tiba-tiba datang entah darimana.

Aku menatapnya kaget. “Hai. How do you know--?”

Baekhyun tersenyum nakal. “I always know,” jawabnya santai. Ia memperhatikan wajahku dan Arya yang tidak begitu ceria. “Do I interrupt something here?” tanyanya tidak enak.

Aku menggeleng. “No. We’re done here, aren’t we? He needs to figure something out. We should get outta here,” jawabku sambil menarik tangan Baekhyun menjauh dari Arya.

“What’s wrong with him?” Tanya Baekhyun bingung.

“He got some issues with his ex. I don’t wanna be with him, now that his ex getting all furious,” jawabku asal.

Baekhyun membiarkanku membawanya kemanapun aku mau. Ia tidak melepaskan tangannya dariku. Aku hanya terus berjalan tanpa menyadarinya. Hingga aku sampai ke taman dekat rumah Tante, aku duduk di salah satu kursi tamannya.

Aku menatap Baekhyun. Cowo itu tersenyum lebar. “What?” tanyaku heran.

apa kamu akan memegang tanganku sepanjang hari?” tanyanya jail.

Aku langsung melepaskan tanganku dari genggamannya. “I don’t even realize. Sorry,” ucapku cepat.

“No problem. I’m fine with that,” jawabnya santai.

Sepertinya akhir-akhir ini Baekhyun lebih gencar memberikan signal-signalnya. Tapi aku memang belum menyukainya seperti itu. Aku suka padanya hanya seperti aku melihat Arya ataupun Evan. Tidak ada yang special.

“How’s your day?” tanyanya.

Sudah lama aku tidak mendengar orang menanyakan hal ini kepadaku. “Fine. How’s yours?”

“Fine too,” jawabnya.

*****************

Dari kejauhan aku melihat seorang cowok yang dengan ceria berjalan bersama seorang nenek. Ia menggandeng tangan nenek itu sambil ngobrol santai. Ia juga membawakan tas serta plastic belanja nenek tersebut.

            Tanpa sadar aku tersenyum melihat pemandangan itu. Pasti bahagia bila punya pacar yang bisa memperlakukan nenek ku sebaik itu juga, pikirku. Family man memang selalu menarik dimataku.

            Aku mengikuti mereka hingga mereka memasuki toko sayuran yang ada di dekat sana. Aku melirik ke dalam toko itu sekilas. Tapi tiba-tiba saja seorang cowok keluar dan menabrakku.

            “Maaf,” ucap cowok itu cepat. Aku mengangguk sekali. “Kirana? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya cowo tersebut.

            Aku menatap cowo itu kaget. Ternyata itu adalah Baekhyun. “Hey. I.. I just passed by. What are you.. doing here?” jawabku terbata-bata. Sesaat aku berfikir, jangan-jangan cowok yang aku ikuti tadi ternyata Baekhyun.

            Baekhyun tersenyum. “Fulfilling my duty as a good grandson? I’m here with my grannie,” jawabnya santai.

            “Grand.. mom? Seriously?” tanyaku kaget. Wow, ternyata cowok itu benar Baekhyun. Aku sangat tidak menyangka.

            Nenek Baekhyun tiba-tiba keluar dari toko itu dan menghampiri Baekhyun. “Baekhyun-ya, ini siapa?” tanyanya perlahan.

            Aku menunduk memberi salam. “Annyeong haseyo, grandmother,” ucapku.

            Baekhyun tersenyum. “Ini Kirana, temanku. Kita tiba-tiba bertemu di depan,” jawabnya kepada neneknya.

            “Aaa, begitu. Kamu cantik sekali. Senang bertemu denganmu,” ucap nenek Baekhyun pelan.

            “We gotta go home. I’ll see you around,” ucap Baekhyun sambil menuntun neneknya dan pergi menjauh.

            Aku melambai sebentar kearah Baekhyun dan neneknya. Aku memegang dadaku. Jantungku berdegup kencang. Sepertinya aku memang mudah untuk tertarik pada cowok yang baik kepada orang lain. Tapi pikiran tersebut aku dorong jauh-jauh ke ujung kepalaku dan berusaha untuk tidak memikirkannya lagi.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!