The Breakup

Soulmate from Seoul

Baekhyun-ah, sudah lihat berita baru yang tersebar?” tanya Sehun sambil tertawa. “Wahh, kamu benar-benar hebat yaa,” tambahnya. Ia menyodorkan laptop nya pada Baekhyun. Di sana terlihat foto Baekhyun dan Soojung terlihat sedang berciuman.

                Baekhyun dengan cepat mengambil laptop itu dan menatapnya kaget. “Apa ini?!”

                Ia cepat-cepat men-dial nomor Kirana, sambil berlari keluar. Pikirannya kosong. Hanya ada kekhawatiran tentang Kirana saat melihat berita ini. Ia benar-benar tidak bisa memaafkan dirinya karena bisa menyakiti Kirana lagi.

*************************

Oppa~” panggil Soojung dari salah satu lorong di gedung tersebut.

                Baekhyun berhenti berlari. Ia menghampiri Soojung dengan cepat. Ia menatap Soojung dengan tajam. “This isn’t funny. Kamu sudah keterlaluan,” ucapnya dingin.

                “Oppa, apa yang kamu bicarakan?Aku keterlaluan?” tanya Soojung bingung.

                “Aku tau semua ini kamu yang memulainya. Apa yang kamu inginkan? Kamu tahu pasti kalau aku sedang berhubungan dengan Kirana kan?” tanya Baekhyun.

                Wajah Soojung berubah. Ia terlihat angkuh dan menahan marah. “Yang aku inginkan? Aku ingin dia menghilang. Aku benci melihatnya selalu disamping Oppa, meskipun aku tidak melihatnya secara langsung. Tapi aku benci dengan keberadaannya” jawab Soojung keras.

                Baekhyun mengepalkan tangannya menahan segala amarah. “Ya! Jung Soojung! Sudah cukup sampai di sini. Aku tidak akan membiarkan kamu melakukan hal bodoh ini lagi. Apa kamu sudah melupakan mimpimu sebagai penyanyi? Apa kamu mau membuang semua itu? Hal ini bisa menghancurkan semuanya!

                “Ini tidak ada hubungannya dengan mimpiku. Aku melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku tidak akan membiarkan dia mengganggu Oppa lagi,” jawab Soojung.

                Baekhyun menggenggam lengan Soojung keras. “Apa yang kamu dapat dari semua ini? Apa belum jelas aku bilang kalau kamu hanya aku anggap sebagai ‘adik’? Semua ini Cuma akan menghancurkan karir mu sendiri. Kamu masih muda, dan kamu idol. Ini benar-benar buruk,” ucapnya cepat. “Untukmu dan juga untukku,” tambahnya pelan.

                Soojung memalingkan wajahnya dari Baekhyun. “Oppa, kenapa kamu berubah seperti ini?” tanyanya sedih.

                “Soojung-ah, dengarkan aku. Aku tidak mau hubungan kita rusak. Tapi tolong jangan lakukan ini lagi,” ucap Baekhyun melemah. Ia menundukkan kepalanya. “Tolong, jangan lagi menyakiti wanita yang aku cintai. Tolong, Soojung-ah. Aku tidak bisa lagi bertahan kalau kamu terus melakukan ini,” tambahnya.

                Air muka Soojung melembut. Ia menatap Baekhyun sedih. “Aku akan berhenti. Tapi bukan karena aku memaafkan dia, tapi karena Oppa. Aku akan menyangkal semua secepatnya,” ucapnya pelan.

                “Terima kasih, Soojung-ah,” ucap Baekhyun pelan. Lalu ia pergi.

                Soojung menatap kepergian Baekhyun dengan sedih. Ia meneteskan air mata di pipinya.

***********************

Aku menelan ludah saat melihat foto tersebut yang terpampang jelas di internet. Aku tidak bisa berkata apa-apa. HP ku berbunyi, terlihat nama Baekhyun di layarnya. Aku terdiam. Sepertinya hal ini sangat membuatku shock. Baekhyun menelfon lagi. Aku masih tidak bisa berfikir apapun.

                Aku menunduk menahan air mataku. Sepertinya hal ini lebih berat dari sebelumnya. “Aku harus percaya dengannya,” gumamku.

                Aku berjalan keluar dari rumah. Tanpa sadar aku sudah berada di taman dekat kampus. Aku duduk di sana dan terdiam untuk beberapa saat. HP ku berbunyi lagi. Aku masih terdiam dan tidak ingin menjawab telfon itu.

                “Kenapa tidak mengangkat telfonku?”

                Aku berdiri sambil memejamkan mataku sesaat setelah mendengar suara Baekhyun dari belakang dan tidak menjawab pertanyaannya. Aku mencoba untuk mengontrol emosiku.

                “Jangan percaya foto itu,” ucapnya pelan. Ia memelukku dari belakang.

                “A picture speaks a thousand words,” ucapku pelan.

                “Tolong percaya padaku,” ucapnya lagi.

                Aku menunduk sedih. “Akan lebih mudah jika kamu orang biasa yang tidak mengenal dunia entertainment,” ucapku pelan. “Sangat capek jika harus terus begini.

                “Kirana-yaa..”

                Aku melepaskan pelukan Baekhyun dan maju selangkah. “Do you know how hard it is to hear a lot of things in the same time?” tanyaku. “Terlalu berat bagiku saat mendengar banyak orang mendukung ‘hubungan’mu dan Soojung. Mendengar betapa cocoknya kalian saat disandingkan. Tapi aku bertahan. Kamu menyuruhku untuk tetap percaya, jadi aku bertahan,” ucapku. Aku berbalik dan menatap Baekhyun. “And now.. this picture.. out of nowhere.. tell me what should I do. Because it is surely gonna be harder than before. Tell me what should I do now, because I can’t think straight. There’s a lot of thoughts in mind but I can’t seems to find what’s right,” ucapku. Aku menutup wajahku dan menangis dalam diam.

                Baekhyun memelukku lagi. “I’m sorry. I’m sorry. Please believe in me this time, just this one time,” ucapnya.

                Aku melepaskan pelukannya lagi dan melangkah menjauh. “I trust you. I do. But this is just too much to bear,” ucapku. Aku menghela nafas dan menghapus air mataku. “Maybe we should end this,” ucapku pelan.

                “What?” Baekhyun menatapku tidak percaya.

                Aku mengalihkan pandanganku dari matanya. “We should end this,” ucapku lagi.

                “Kirana-yaa.. this is not.. this.. what are you talking about? This is just..” Baekhyun memegang kepalanya. Ia tidak bisa berpikir.

                “It’s a logical action,” ucapku tenang.

                “What do you mean? What do you mean a logical action?”

                “It’s the right thing to do. Accept it that we don’t belong together. We are different, by any means. Kita akan terus menyakiti satu sama lain kalau kita tetap bersama. Kita akan menyakiti orang disekitar kita juga. Aku capek dengan semua ini. Aku bahkan tidak tau lagi hubungan kita ini disebut apa. And, We have no future anyway.”  Aku mengucapkan kalimat terakhirku dengan sangat pelan. Aku tidak yakin Baekhyun bisa mendengarnya.

                Baekhyun menghela nafas “Apa ini benar-benar kemauanmu?” tanyanya serius.

                Aku menatap Baekhyun kaget. Sesaat pikiranku langsung buyar. Aku bahkan lupa apa yang telah aku katakan tadi. Baekhyun meraih tanganku dan menggenggamnya lembut. “Apa kamu benar-benar ingin mengakhiri semua ini?” tanyanya lagi.

                Aku mengerjapkan mataku mencoba bertahan pada realita. Aku mengangguk pelan.

                “Once, I said I wanna be your man, I wanna be your future, someone you can lean on. I mean it. I’m willing to work on it. I just want you to know that, because this is as far as we can go. Aku hanya ingin kamu bahagia dan aku tidak ingin kamu tersakiti lagi. Aku akan menerima segala keputusanmu,” ucap Baekhyun sambil melepaskan tanganku dan pergi.

                Aku menatap kepergian Baekhyun. Setelah itu aku jatuh terduduk. Semua air mataku keluar tanpa tertahankan.

                Segala perjuangan yang aku lakukan seperti hancur sia-sia. Dadaku terasa sesak. Aku bahkan tidak bisa bernafas dengan normal. Semua hal seperti terputar kembali di kepalaku. Hal ini benar-benar menguras perasaanku.

                Aku mengambil nafas panjang. Dan ini begitu menyakitkan. Yang membuatku begitu sedih bukanlah segala hal yang terjadi antara Baekhyun dan Soojung, tapi kenyataan bahwa Baekhyun telah melepaskan diriku dari genggamannya.

                Baekhyun merelakan hubungan ini seakan hubungan ini bukanlah sesuatu yang serius.

                Baekhyun melepaskan genggaman tanganku.

***************************

Beberapa hari berlalu setelah kejadian itu. Aku bahkan lupa bagaimana aku melewati hari-hariku. Aku tidak bisa konsetrasi dengan apapun. Aku tidak mengingat apapun. Segalanya berjalan seperti tidak ada yang berarti bagiku.

                Aku terbiasa dengan kehidupan tanpa Baekhyun di sampingku, tapi melihat dirinya di TV terasa begitu menyakitkan. Aku bahkan tidak tahu aku akan merasakan hal seperti ini.

                “Are you sure, you are ok?” Tanya Tante yang datang untuk mengantarkan makananku ke apartemen.

                Aku mengangguk dan tersenyum. Tidak ingin Tante menjadi khawatir. Aku berusaha kerasa untuk bersikap seperti biasa, meskipun aku tahu aku terlihat sangat berantakan saat ini.

                “You will call me when you need something, right? I’ll come here as long as you need me,” ucapnya khawatir.

                Aku tersenyum lagi. “aku sudah sangat senang karena makanan yang Tante berikan saat ini. Aku pasti akan menelfon jika ada sesuatu. Don’t worry about me, ok?” balasku cepat sambil memeluk Tante.

                Tante tersenyum sambil menyentuh pipiku lembut, lalu ia pulang lagi.

                Aku berjalan ke ruang tengah dan menyalakan TV. Salah satu variety show terkenal sedang disiarkan, dan EXO adalah bintang tamunya. Aku memfokuskan pandanganku pada sosok Baekhyun. Baekhyun terlihat tampan seperti biasa. Dingin dan tidak terjamah. Ia hanya tersenyum beberapa kali dan memberikan komen sekedarnya.

                Tanpa sadar, aku meneteskan air mataku lagi. Seperti mimpi, hubunganku dan Baekhyun dimulai. Seperti mimpi juga, hubungan ini berakhir.

*************************

Dunia seakan ingin membuatku semakin tertekan. Segala penjuru Korea seakan sedang menyiksaku dengan segala publikasi EXO yang sangat gencar. Dimana-mana diputar lagu EXO, dan MV nya diputar.

                Aku melihat keramaian di ujung jalan. Sepertinya sedang ada acara. Aku melangkah mendekati kerumunan itu. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sosok yang sangat aku kenal. Aku membalikan badanku dengan cepat.

                Aku memegang dadaku dan mengatur nafasku sampai normal. Siapa sangka ternyata sedang diadakan fansign EXO di sini. Aku memberanikan diri untuk berbalik. Aku melihat kearah event itu diadakan, tidak jauh dari tempatku berdiri. Aku berusaha untuk tidak menarik perhatian dari siapapun.

                Aku tahu ini benar-benar menyiksaku. Melihat Baekhyun dari kejauhan. Ia bahkan tidak mengetahui keberadaanku di sini. Tapi entah apa yang membuatku bertahan, aku tetap berdiri di sini dan memperhatikan Baekhyun. Tanpa sadar aku tersenyum saat melihat Baekhyun tersenyum.

                Tiba-tiba pandangan Baekhyun menangkap keberadaanku. Aku mematung saat itu juga. Tatapan Baekhyun terlihat kaget, tapi ia berusaha keras untuk tidak memperlihatkannya. Seperti orang bodoh, aku terus berdiri di tempatku, tidak melakukan apapun. Aku bahkan lupa bagaimana cara untuk bernafas.

                Baekhyun tersenyum sedikit kearahku. Hal ini menyebabkan teriakan fans semakin menggila. Aku terdiam. Sudah lama sekali aku tidak melihat Baekhyun, apalagi senyumnya. Tersadar, aku menggelengkan kepalaku dan kembali pada kenyataan. Aku membalikkan badanku cepat dan berjalan menjauhi lokasi event fansign EXO.

                Aku melangkah dengan perlahan. Jauh jauh jauh dilubuk hatiku, aku berharap Baekhyun mengejarku, layaknya drama di TV. Tapi aku tahu itu tidak akan terjadi. Aku menunduk sedih.

                HPku berbunyi dan aku mengangkatnya tanpa melihat dari siapa panggilan tersebut.

                “Why are you walking away from me?” Tanya sang penelfon.

                Aku membeku saat mendengar suara Baekhyun dari seberang sana. “I--“

                “I think we need to talk,” ucapnya.

                Aku menggigit bibirku pelan. “I don’t think so,” balasku dingin.

                “Kirana-yaa—“

                “You have an event to go to, aren’t you? I saw you very busy there. You don’t have the time to talk,” potongku. Aku menekankan kata-kata terakhirku pada Baekhyun.

                “I just need to talk,” ucap Baekhyun. Nadanya terdengar frustrated and desperate.

                Aku terdiam sesaat. “Yeah, sure. When you have the time,” jawabku pelan.

                Terdengar suara manager EXO yang memanggil Baekhyun. “I really need to talk to you, to see you. But now I have to go, ok,” ucapnya cepat. Lalu telfonnya terputus.

                Aku menghela nafas. “Of course you always need to go,” ucapku pelan.

**************************

Aku sangat kaget menemukan Baekhyun yang berada di depan pintu apartemenku. Hari masih sangat pagi. Aku tidak bisa tidur malam itu dan memutuskan untuk keluar menghirup udara segar.

                “What are you doing here?” tanyaku kaget. Aku mencium sepintas bau alcohol dari sekeliling Baekhyun.

                Baekhyun duduk menyandar di dinding depan pintu apartemenku dengan lemas. Ia terlihat tidak begitu sadar. Cowo itu mabuk. Ini pertama kalinya aku melihat Baekhyun begitu lemas dan ‘tidak hidup’. Ia masih memegang botol soju di salah satu tangannya.

                Aku menarik tangan Baekhyun. “Are you drunk? Yaa, ayo bangun,” ucapku sambil membantunya berdiri. Aku meninggalkan botol soju diluar apartemenku.

                Tiba-tiba Baekhyun melepas tanganku. Ia menatapku serius. “Kirana?” tanyanya. Aku terdiam. “Aku mohon jangan marah lagi. Aku benci melihatmu menangis. Aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan Soojung. Warna duniaku memudar jika aku tidak melihatmu. Aku butuh kamu. Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi. Aku benar-benar menyesal,” ucapnya cepat.

                Aku tersenyum kecil. Aku tidak tau harus bersikap seperti apa. Aku tau Baekhyun masih mabuk, tapi aku ingin sekali mempercayai semua ucapannya.

                Baekhyun duduk dan memegang kakiku. “Kirana-ya, menikahlah denganku. Aku benar-benar mencintaimu,” ucapnya tidak jelas.

                Aku menggigit bibirku. Aku menarik tangan Baekhyun dan memapahnya. Aku membawanya masuk ke dalam dan menaruhnya di sofa ruang tengah. Aku memberikan Baekhyun segelas air dan menyuruhnya istirahat. Aku duduk di kursi dan memperhatikan Baekhyun. Ini pertama kalinya aku melihat seorang cowo tidur dengan jarak yang sedekat itu. Wajah Baekhyun sempurna. Garis wajahnya tegas, alisnya tebal, bulu matanya panjang dan bibirnya tipis. Aku yakin ia pasti tidak kalah jika disandingkan dengan idol manapun. Ia terlihat begitu damai saat tidur.

                Mungkin memang ini tidak adil baginya. Aku marah dan menyalahkannya meskipun ini sebenarnya sama sekali bukan salahnya. Aku selalu berpikir kalau semua yang terjadi ini merupakan kesalahan. Aku tidak jujur pada diriku sendiri kalau sebenarnya aku memang mencintai Baekhyun. Semua terjadi karena aku ada. Soojung tidak akan berbuat sperti ini kalau aku tidak ada. Karir Baekhyun tidak akan terpengaruh kalau aku tidak ada. Ini semua karena aku. Kesalahanku yang datang dan merasa terlalu nyaman.

                “Kirana?” tanya Baekhyun setengah sadar.

                Aku mengelap air mataku cepat. “Sudah sadar?”

                Baekhyun bangun sambil memegang kepalanya. Aku menyodorkan segelas air putih yang cepat-cepat diminum olehnya. “Apa yang aku lakukan di sini?” tanyanya sambil melihat sekelilingnya.

                Aku berdiri. “You’re drunk. Aku menemukanmu di depan pintu. Jadi aku membawamu masuk. Sebaiknya kamu mencuci wajahmu. Aku akan menyiapkan sarapan,” ucapku sambil menunjuk kearah pintu kamar mandi, lalu pergi ke dapur.

                Aku menyiapkan sarapan simple untuk Baekhyun. Baekhyun keluar dari kamar mandi dan terlihat lebih segar, tidak berantakan seperti tadi pagi. Ia duduk dan makan. Kami makan dalam diam. Sepertinya sudah lama sekali tidak melihat Baekhyun ada di apartemenku.

                “Maaf,” ucap Baekhyun pelan.

                “Emm?”

                Baekhyun menundukkan kepalanya sedikit. “Aku baru saja mengingat kejadian tadi pagi,” ucapnya perlahan.

                Aku tersenyum kecil. “Eng. Aku tau kalau orang mabuk sering bicara yang aneh-aneh. Aku tau kamu tidak sungguh-sungguh,” ucapku perlahan.

                Baekhyun menatapku. “Bicara aneh? Kamu anggap semua yang aku bicarakan aneh?” tanyanya serius.

                Aku kaget mendengar kata-kata Baekhyun. Ucapannya membuatku menarik tubuhku menjauh dari meja makan. “Kamu bicara aneh karena kamu mabuk.”

                Baekhyun tertawa kecil. “So, you think I said it because I’m drunk?” tanyanya. Ia menatapku lagi. “Kamu tau kenapa aku mabuk?” tanyanya lagi. Aku diam. “Karena aku merasa aku tidak sanggup untuk menyampaikan hal itu kalau aku tidak mabuk,” ucapnya.

                “Finish your meal. You’re not sober yet,” ucapku dingin. Aku bahkan kaget mendengar kata-kata yang meluncur dari mulutku sendiri.

                Baekhyun membanting sumpitnya di meja dan menatapku tidak percaya. Aku berdiri dan berjalan menuju tempat cuci piring, tidak ingin melihat wajahnya yang sedang marah. Baekhyun mengikutiku dan berdiri tepat dibelakangku. Ia menaruh tangannya diantara tubuhku, trapped me between himself and the sink. Ia membalikkan tubuhku kasar hingga ia bisa menatap mataku. Tatapannya tajam dan marah. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Aku menarik tubuhku mundur, mencoba membuat jarak diantara aku dan dia sejauh mungkin, tapi gagal.

                “Are you really want this?” tanyanya. Aku diam. “Are you really want this break up?” tanyanya lagi.

                Aku mendorong tubuhnya menjauh, tapi Baekhyun tetap bertahan. “What if I am?” tanyaku tenang tapi menantang. I cursed myself for this. Baekhyun sedang marah dan tidak seharunya aku berbicara seperti ini.

                Baekhyun menciumku dengan paksa. Aku mendorong tubuhnya sekuat tenaga. Aku merasakan Baekhyun menciumku dengan kasar, dan aku menggigit bibirnya keras. Ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan terhuyung mundur sambil memegang bibirnya yang kini berdarah sedikit.

                Aku menatapnya marah. “What the hell are you doing?” tanyaku. I practically scream now.

                Baekhyun masih menatapku. “Aku tidak ingin melepasmu. Harusnya aku menelfonmu dan menemuimu setelah semua ini terjadi, tapi aku tidak bisa karena schedule yang ketat. Harusnya aku tidak begitu saja melepaskanmu, Kirana. Aku benar-benar menyesal. Aku harusnya tidak melakukan semua itu. Aku masih ingin kamu berada terus disampingku. Aku butuh kamu disampingku,” jawabnya. Ia menekankan kata-kata terakhirnya. Nada suaranya terdengar seperti memohon dan desperate. Ia melangkah mendekat kembali kearahku.

                Aku menatapnya tidak percaya. Ini merupakan sisi lain dan baru dari Baekhyun. “I won’t be there anymore,” ucapku. Aku membohongi diriku sendiri. Aku tahu apa yang aku mau, tapi aku berbohong.

                “Why?”

                Aku menunduk sedikit. “Because this is wrong. From the very first start, this is wrong. From the moment you say you’re going to debut, this is wrong,” jawabku. Aku menatapnya sedih. “Baekhyun-ah, Ini bukan karena masalah foto itu. Foto itu hanya mengingatkan dimana diriku seharusnya berdiri. Harusnya aku tidak memulai hubungan ini. Maaf ini semua salahku. Orang sepertimu tidak seharusnya berada di dalam suatu hubungan, apalagi dengan orang biasa sepertiku. Aku hanya akan menjadi hambatan bagi karir dan hidupmu,” jawabku perlahan.

                Baekhyun menatapku kaget.

                Aku duduk tanpa menatap Baekhyun. Aku tahu aku dan Baekhyun pernah membicarakan hal ini, tapi aku tidak bisa menahan diri untuk melupakan hal ini. Aku tidak menahan perasaan kalau aku memang tidak cocok untuk seorang Baekhyun. “I know this relationship will end, eventually. I know it from the very first start. I’m trying not to get you attached to me. But that’s, I realize, my biggest mistake. I am getting attached to you. And loose myself in it. In the end, it’s my fault, to turn you like this. I guess, the idea of knowing you better than anyone else, give me such an overwhelming feelings, and I just seems to be lost in your charm,” jawabku perlahan. Aku berusaha keras untuk mengatur nada bicaraku dan segala emosi di dadaku. Aku menahan air mataku sebelum meledak keluar.

                “What are you--?”

                Aku berdiri dan menatap Baekhyun. Aku menghela nafas pelan. “I realize that this is not about you, it’s about me. It’s about my own ego, that I can’t control myself. Aku tidak ingin hidup sebagai ‘sebuah rahasia’. Aku tidak ingin melihatmu berbohong di depan public. Aku tidak ingin kamu terbebani dengan keberadaanku. I should’ve ended this earlier. I’m sorry I just made it harder for you. Harusnya aku tidak datang ke event itu. Harusnya aku tidak boleh melihatmu lagi. I shouldn’t have.. loved you,” ucapku.

                “What--?”

                Aku tersenyum kecil. “All of those thought made me realize that, by all means, we are different,” ucapku. Aku menatap mata Baekhyun dengan serius. “This is the end, Baekhyun.”

                Baekhyun menutup matanya sesaat. Aku tahu ia tidak percaya dengan apapun yang aku katakan, bahkan diriku sendiri juga tidak percaya. Aku tidak mengerti kenapa aku mengatakan semua ini. Seakan bibirku berjalan tanpa bisa aku control. Setiap kata-kataku terdengar dingin dan tidak berperasaan. Aku terdengar seperti diriku yang dulu sebelum aku bertemu dengan Baekhyun.

Ia menatapku lagi. Sedih. Aku menahan diriku untuk melakukan apapun, karena aku tahu tatapan itu selalu berhasil untuk membuatku luluh. I clenched my teeth really tight, trying hard not to speak.

                Baekhyun berbalik dan berjalan mengambil jaketnya. Ia berhenti di depan pintu. Ia tidak mau melihatku. “Sepertinya hanya aku sendiri yang memikirkan tentang hal ini dengan serius. Maaf kalau aku telah mengganggu kehidupanmu. Lupakan semua kata-kataku tadi. Aku hanya bicara aneh,” ucapnya, lalu pergi.

                Aku diam dan melihatnya melangkah menjauh dari gapaian tanganku. Aku memejamkan mataku sesaat. Air mataku turun deras di pipi. Hatiku benar-benar sakit. Aku merasa jijik pada diriku sendiri karena terlalu banyak berbohong dan menyakiti orang-orang di sekitarku. Aku merasa duniaku runtuh saat itu juga.

                Baekhyun sungguh-sungguh. Dan aku mengacaukan segalanya.

                Tidak ada jalan untuk kembali. Saat ini Baekhyun akan benar-benar melepaskan genggamanku.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cupulwin #1
Chapter 11: Dear author-nim.. I love your story.. E tapi kok udah finish aja sih.. >.<
nightynight #2
annyeong Kiranaaaa~ Baekhyun is epic *if you know what i mean* :p
gracesally
#3
aaaaaaaa sequel dong..
aku sukaa ffmu ~
nice FF~~
dowufan #4
what a great story !!
ceritanya rapih banget, alurnya jg jd ga bingung bacanya..
can't wait for your next fanfic ! :D
exobyun
#5
ahaha. emang hrsnya sih ga selesai secepet ini
tp takut ga seru klo kepanjangan
hihii
thanx for the comment :D
yong89
#6
woah~ kok udahan O_O
tapi good job authornim d^_^b
rasanya ini kayak beneran. dan aku jadi penasaran sama author XD
yong89
#7
ㅠ~ㅠ I can't imagine if this is real ♥
Byeontae-Rin #8
aaa, baconnya romantis :3
Ceritanya bagus, beneran deh..
yong89
#9
keren :D walaupun aku gak tau Baekhyun XD plotnya keren. semangat!