Chapter 2.

Net.
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Seulgi, meskipun bukan termasuk pemain yang dianggap hebat dalam klub tetapi memiliki keterampilan yang cukup baik jika Irene pikir lagi.

Sebagai pemain spesialis tunggal, ia memiliki ketahanan fisik dan footwork yang baik. Ia juga cukup ulet saat mengejar bola. Juga pukulan bola yang sangat baik dengan pergelangan tangan yang kuat. Bola-bola pukulannya memiliki power yang diatas rata-rata.

Diam-diam Irene sering memperhatikan gadis itu ketika tim tunggal klub sedang berlatih. Menilai dan membandingkan kemampuan Seulgi dengan pemain lain. Ada pun satu hal yang selama ini sering menghambat perkembangan gadis itu untuk maju ialah kontrol diri yang kurang. Seulgi seringkali kehilangan fokus ditengah pertandingan ataupun terlihat down di poin kritis

Dan sekarang Irene tengah membuktikan teorinya sendiri. Menilai bagaimana Seulgi sejak tadi bermain overaktif dan terkesan serakah. Ia mengejar bola kesegala arah, kemanapun perginya. Tidak memberi Irene peluang untuk bermain dan Irene hampir berpikir gadis itu lupa jika ia berbagi lapangan dengannya. Namun pikiran itu lekas terhapus tatkala Seulgi menoleh pada Irene dengan seringai tipis—sangat tipis, sampai Irene pikir hanya dia seorang yang menyadari.

Dan itu sukses membuat darahnya mendidih. 

 

Oke, permainan hanya dilakoni oleh dua orang, kan?

 

Jadi, Irene tancap gas. 

 

 

-

 

 

 

Kepala pelatih Seo menggaruk tengkuknya gemas. Pasangan pemain racikan dadakannya itu terlihat seperti sedang bertarung satu-sama lain, alih-alih bekerjasama. Keduanya lebih fokus merebut bola dari satu-sama lain ketimbang mengalahkan rekan sparing mereka.

Kekacauan terjadi ketika Seulgi yang menerobos Irene untuk mengambil bola yang seharusnya menjadi bagian partnernya itu. Menyebabkan Irene yang jatuh tersungkur setelah tidak sengaja terdorong badan Seulgi.

Kobaran api segera menyulut dari mata Irene sebelum gadis itu meloncat untuk menerkamnya. 

Semua orang, terutama kepala pelatih Seo segera bergerak menyelamatkan Seulgi dari cengkraman Irene. Amber dan Krystal kesusahan menahan tubuh Irene yang mengamuk seperti kucing betina. 

Seulgi sendiri sudah menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh pelatih Seo. Masih syok dengan apa yang barusan terjadi, menatap horror pada Irene yang sudah diseret Amber menjauh.

 

 


-

 

 


"Apa yang kalian pikir telah lakukan?!" Tanya kepala pelatih Seo sembari mendesis marah. Matanya menatap tajam Seulgi dan Irene bergantian. Setelah kejadian tadi, mereka berdua segera ditarik menghadap pelatih Seo. Tentunya setelah menunggu Irene mendinginkan kepalanya.

Irene menatap tajam Seulgi. Di matanya masih ada kilatan api yang terlihat, " tanyakan pada manusia idiot disebelah sana."

"Irene.." peringat kepala pelatih Seo.

Seulgi sendiri hanya mampu menelan ludah takut. Luka cakaran Irene di pipi kirinya masih terasa sakit.

Kepala pelatih Seo menghela napas dalam. 

" Pertandingan babak pertama dimulai kurang dari dua hari, meskipun aku memang tidak menekankan kemenangan pada kalian, setidaknya kalian tetap bersikap ramah pada satu sama lain. Apa yang menjadi masalah sebenarnya?"

Aku pemain tunggal, dan dia macan betina. Itu masalahnya! Adalah kalimat yang ingin Seulgi katakan, namun urung. Melihat bagaimana Irene masih bersungut menatapnya.

"Seulgi," Seulgi mendongak pada kepala pelatih Seo, "aku tahu ini sulit bagimu, tapi cobalah untuk sedikit memahami. Bermain tunggal dan ganda memang sedikit berbeda–"

Sangat berbeda.

"–Tapi jika kau sudah mencoba membiasakan diri, rasanya tidak akan sesulit sebelumnya. Jadi, bisakah kau bekerja sama?" 

Seulgi menggigit bibirnya ragu, melirik pada Irene yang melengos marah.

"Atau, kita biarkan sekolah membayar sanksi saja?"

Untuk hal itu, Seulgi tak punya pilihan lain. Selain mengangguk pasrah dan menerima segala konsekuensinya.

Kepala pelatih Seo akhirnya tersenyum, lantas menempatkan kedua tangannya pada bahu dua gadis yang tengah berkonflik. " Kalian berdua berbaikanlah." Titahnya.

Yang membuat Seulgi menganga takut, dan Irene yang semakin mengerutkan wajahnya.

"Cepat." Paksa kepala pelatih Seo.

Ragu-ragu Seulgi mengulurkan tangannya, " euhm..M-maaf."

Irene menatap uluran tangan Seulgi dengan dahi mengkerut, lalu beralih menatap wajah gadis itu kemudian mengangguk kecil. Mengabaikan tangan Seulgi yang menggantung diudara tanpa mengatakan apapun lagi. 

Seulgi meringis.

Menarik kembali uluran tangannya yang tidak berbalas, lalu mengangguk pada kepala pelatih Seo.

Kepala pelatih Seo kembali menghela napas. Setidaknya Seulgi masih mendapat anggukan kecil, yang menandakan jika Irene masih bersedia bekerjasama meskipun sangat terpaksa.

 

 


--

 

 

 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
apelpie
Hello. Yes, i'm wanseu95 on wattpad. Sila baca jika berkenan ya.

Comments

You must be logged in to comment
sooyeonsica_
#1
Chapter 12: Sukaaaa?
forgottensirloin #2
Chapter 6: Keren, keren, keren!
Suka sama alurnya. Penjabaran istilah bulutangkisnya juga mantap. Development antara Seulgi-Irene juga oke banget. Terima kasih atas tulisannya!
SoneTw_ss
#3
Chapter 6: Masih disini kok thor (`0´)∩ Seulrene moment nya slow progress but still UwU♡ Suka sih sm gaya bahasa author, jarang2 lho skrg yg kek begini. This fic deserves better, where are you +62 people??

Ps. Ttp update di aff ya thor, ga maen wattpad :(
SoneTw_ss
#4
Chapter 2: Padahal seulgi yg ngalamin, tp aku jg ikut degdegan bacanya XD