Chapter 12.End.

Net.
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Dua pekan berlalu sejak pertandingan final. Seulgi kembali mengikuti kegiatan sekolah seperti biasanya. 

Pekan ini klub bulutangkis sekolah kembali menggelar latihan rutin mereka setelah libur panjang. Seulgi mengisi kembali posisinya di tim tunggal. 

Di klub mereka, agenda latihan tim tunggal berbeda dengan ganda. Begitupun untuk sektor ganda campuran. Sekolah Seulgi merupakan salah satu pencetak bibit pemain remaja bulutangkis terbaik, maka sistem latihan mereka juga lebih elit ketimbang klub bulutangkis di sekolah lain. Dengan satu kepala pelatih dan beberapa asisten pelatih untuk tiap sektor.

Sore itu, seluruh pemain tunggal anggota klub diharuskan berbaris. Seusai menyelesaikan latihan rutin mereka.

Seulgi berdiri dibarisan paling depan dengan terpaksa setelah beberapa temannya mendorong maju. Kepala pelatih Seo dan juga asisten pelatih Kim berdiri didepan mereka.

"Baiklah, aku hanya ingin menyampaikan beberapa kabar pada kalian." Mulai kepala pelatih Seo. Ditangannya terdapat secarik kertas yang Seulgi tidak ketahui isinya. "Beberapa diantaranya adalah kabar baik, sedang lainnya adalah kabar buruk. Apa yang kalian ingin dengar lebih dulu?"

"Yang buruk." Seru seseorang dari baris belakang.

Kepala pelatih Seo mengangguk. 

"Ok, ini kabar buruknya—kami sudah mengevaluasi hasil buruk tim tunggal dikejuaran terakhir dan memutuskan untuk memberikan gemblengan lebih pada kalian selama tiga bulan berikutnya guna persiapan menjelang pelepasan siswa kelas tiga. Salah satunya dengan menambah jam latihan juga porsi latihan dalam sepekan. Kalian diharuskan berlatih 5 hari tiap pekan termasuk diakhir pekan. 3 jam dihari normal dan 5 jam terbagi dua sesi diakhir pekan, jelas?"

Terdengar rintihan para siswa yang merasa sedikit keberatan. Seulgi sendiri hanya membuang napas dalam.

Hilang sudah akhir pekanku.

"Selain itu, kabar baiknya—" seluruh siswa kembali menatap kepala pelatih Seo penuh harap. Kepala pelatih Seo justru memusatkan perhatiannya pada Seulgi—yang saat ini tengah berdiri gugup. Entah mengapa, Seulgi merasa sesuatu yang besar akan dilontarkan padanya.

Kepala pelatih Seo tersenyum. "Seulgi, selamat! Klub Samsung menunjukkan minatnya padamu dan memintamu untuk ikut seleksi masuk dalam klub. Semuanya, berikan applause untuk rekan kita Seulgi."

Serentak semua orang bertepuk tangan dan situasi berubah ramai dangan siswa yang berebut memberikan selamat pada Seulgi.

Sedangkan Seulgi masih menganga tak percaya ditempatnya.

 

Klub Samsung?

 

Klub profesional Samsung?!

 

 

 


-

 

 

 


Hal pertama yang dilakukan Seulgi sepulang kegiatan klub adalah mendial nomor Yerim dan berteriak pada gadis malang disebrang telpon.

"Aduh kupingku," keluh Yerim sesaat menerima sambungan telpon.

"YERIM!!"

"Ya?"

"YERIM!!!"

"Apa?!"

"YERIIIIMMMM!!!!"

"BERISIK!! Apa yang salah denganmu sih?" Omel Yerim pada Seulgi yang terus teriak.

 

"KLUB SAMSUNG!"

"KENAPA DENGAN SAMSUNG?!" Yerim ikut berteriak.

"KLUB SAMSUNG!!

"SEULGI! KUHAJAR JUGA KA—"

"MEREKA MEMINTAKU IKUT SELEKSI!!"

"—U, APA?!!"

"KLUB SAMSUNG YERIM! SAMSUNG!!"

"SERIUS?! KLUB PROFESIONAL SAMSUNG ELEKTRONIK??!!"

"IYA!"

Setelahnya terdengar teriakan Yerim yang menggila dari sebrang telpon. Meneriakkan nama Seulgi berulang-ulang—yang diikuti si empunya nama.

"Kau bedebah gila yang sangat beruntung. Astaga Seulgi, suaraku habis." Ucap Yerim sesaat teriakan mereka usai.

"Aku memang bedebah beruntung," beo Seulgi pelan. Berbicara pada dirinya sendiri.

"Selamat, aku tidak percaya bisa mengulang ucapan itu hanya selang dua pekan. Kau gila.. "

Seulgi bisa merasakan senyuman Yerim mengembang dari sana, dan ikut tersenyum. 

"Aku senang."

"Hm, berbanggalah. Bagaimana pun ini hasil kerja kerasmu. Sekali lagi, selamat!"

"Terimakasih, Yerimie." Seulgi akhirnya berucap. Karena—meskipun benar kerja kerasnya lah yang membawanya sejauh ini, tetapi beberapa petuah dari Yerim lah yang justru membuatnya bertahan dan lagi, memompa semangatnya selama ini—Selain Krystal tentunya.

"Terima kasih." Ulang Seulgi.

Yerim terkekeh kecil. Riang seperti biasanya. Lalu topik pembicaran melebar pada arah yang sejenak terlupakan Seulgi.

"Bae, apa dia juga ikut?"

Seulgi mengerjap. 

Benar juga.

"Seulgi?"

"Aku sebenarnya tidak tahu. Kepala pelatih Seo hanya menyebut namaku, dan juga—kami berbeda sektor jadi dia tidak ada disana tadi."

"Oh." Ada jeda disana, " dia tahu?"

Seulgi mendadak merasa resah, mencecap mulutnya gugup. "Aku hanya teringat padamu."

Dengusan, kemudian sesuatu yang terdengar seperti Yerim yang menepuk kepalanya sendiri. 

"Wow, aku sangat terharu!"

Jikapun Seulgi menyadari nada satire dari Yerim, ia lebih memilih memikirkan hal yang lebih mendesak. 

"Bagaimana jika—Irene sunbae tidak ikut mendapat tawaran, apakah aku harus tetap merasa senang? Bisakah aku tetap ikut seleksi itu?" 

Jawaban Yerim datang lebih lambat dari perkiraan. Selagi menunggu, Seulgi menggigiti bibirnya gelisah. Ada rasa tak enak menyelimuti hatinya menyangkut nasib karir Irene—Seulgi sebenarnya masih merasa cukup bersalah karena final dua pekan lalu. Tetapi ia juga tak bisa menyangkal keinginan egoisnya untuk melebarkan sayap karir sebagai pemain profesional.

"Yerim?" 

Yerim mendesah, "tentu. Kau layak merasa senang, dan—masa depanmu adalah milikmu. Keputusan yang kau ambil menentukanny

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
apelpie
Hello. Yes, i'm wanseu95 on wattpad. Sila baca jika berkenan ya.

Comments

You must be logged in to comment
sooyeonsica_
#1
Chapter 12: Sukaaaa?
forgottensirloin #2
Chapter 6: Keren, keren, keren!
Suka sama alurnya. Penjabaran istilah bulutangkisnya juga mantap. Development antara Seulgi-Irene juga oke banget. Terima kasih atas tulisannya!
SoneTw_ss
#3
Chapter 6: Masih disini kok thor (`0´)∩ Seulrene moment nya slow progress but still UwU♡ Suka sih sm gaya bahasa author, jarang2 lho skrg yg kek begini. This fic deserves better, where are you +62 people??

Ps. Ttp update di aff ya thor, ga maen wattpad :(
SoneTw_ss
#4
Chapter 2: Padahal seulgi yg ngalamin, tp aku jg ikut degdegan bacanya XD