Chapter 3.

Net.
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Pada babak pertama, yang menjadi lawan Seulgi dan Irene adalah perwakilan dari sekolah Cheongdam. Mereka sebetulnya bukan lawan yang sulit, melihat bagaimana mereka bukanlah pasangan unggulan diturnamen ini. Tetapi, jika menilai dari sisi ini, maka begitupun Irene dan Seulgi. Keduanya bahkan bukan pasangan tetap. Meskipun Irene sendiri punya pamor yang cukup tinggi disektor ganda.

Terbukti dengan ketatnya jalan game saat ini. Kedua pasangan melakoni permainan rubber set dengan Seulgi dan Irene memimpin satu angka saja.

18-19

Tim lawan baru saja menambah angka lewat kecerobohan Seulgi yang menaruh bola terlalu lebar kebelakang.

Seulgi mengekspresikan penyesalannya dengan mendesah frustasi. Ini adalah kesekian kalinya ia membuat kesalahan sendiri.

Sedangkan Irene hanya menghela napas sembari memelototi Seulgi.

"Apa mereka akan baik-baik saja?" Bisik asisten pelatih Choi yang mendampingi keduanya bersama kepala pelatih Seo dibangku pelatih.

Kepala pelatih Seo menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Menatap anak didiknya yang tengah bertanding.

Sepanjang pertandingan ini, tidak sekalipun terlihat komunikasi diantara keduanya. Kecuali ketika Seulgi melakukan kesalahan, maka Irene akan menghardiknya dalam diam. Mereka bahkan tidak melakukan tos ketika mendapat poin seperti halnya yang dilakukan pasangan lawan.

18-20

Irene baru saja memanfaatkan kemampuannya didepan net untuk mengeksekusi bola tanggung dari lawan.

Tidak ada tos.

Irene hanya berteriak keras untuk poin yang diraihnya. Sedangkan Seulgi menatap dibelakang.

Dengan ini mereka hanya butuh satu lagi poin untuk menang dan melenggang ke babak berikutnya.

Fakta ini tentunya membuat kepala pelatih Seo agak terkejut—untuk konteks yang baik—karena sedari awal ia sudah mengekspektasi kekalahan mudah untuk mereka. Namun, jika melihat keseluruhan permainan, ia juga sedikit kecewa dengan sikap yang ditunjukkan pemainnya itu. 

Permainan tanpa komunikasi dalam bidang ganda adalah permainan terburuk dikamusnya.

Ia sepertinya harus berupaya ekstra keras untuk menyelaraskan dua gadis itu.

"Sabar! Satu lagi, fokus!" Teriak asisten pelatih Choi.

Seulgi mengangguk pada pelatih. Sekarang adalah gilirannya mengambil servis. Mengambil napas gugup, Seulgi bersiap melakukan servis. 

Fokus.

Dimomen krusial tentunya Seulgi tak ingin kembali melakukan kesalahan. Mereka memang masih punya dua kesempatan match point untuk menutup game, tetapi Irene? Seulgi tidak yakin gadis itu akan memberi kesempatan lain padanya jika ia kembali gagal.

Dengan tarikan napas final, Seulgi menepak shuttlecock lebih kencang. Berniat menyerang lebih dulu dengan awalan kuat.

Namun, Kok yang ia tepak malah menabrak sedikit ujung net, yang menyebabkan dorongan Kok melemah dan malah terjatuh jauh diluar garis awal bidang permainan lawan.

Out!

Seulgi terbengong dengan service error yang barusan ia lakukan. Menepuki kepala, ia merutuki kelalaiannya sendiri. bola yang ia dorong terlalu rendah. 

Gantian lawan yang berteriak girang disebrang sana.

19-20

Skor kembali bertambah untuk lawan.

"Fokus, Kang!" Irene menggeram pelan. Memarahinya untuk kesekian kali.

Seulgi menoleh pada pelatih dibelakang. Asisten pelatih Choi memberikan arahan dengan isyarat untuk tetap tenang sedangkan kepala pelatih Seo hanya mengangguk menyemangati. Kemudian beralih menoleh pada Irene, rekannya hanya memberikan delikan tajam.

Membuang napas dalam, Seulgi mengangguk pada dirinya. 

Satu lagi, pasti bisa!

Seulgi kembali bersiap untuk menerima bola servis lawan. Lawan melepaskan bola dengan flick servis, membuat Seulgi sesaat tersentak sebelum berlari kebelakang mengejar Kok yang hampir jatuh mengenai lantai. Beruntung, Kok masih bisa terselamatkan. Tetapi karena posisi yang kurang baik dari Seulgi ketika memukul Kok, mengakibatkan pengembaliannya yang kurang sempurna—yang tentunya tidak disia-siakan lawan. Salah satu pemain dari sekolah Cheongdam sudah menunggu didepan net dan langsung menuntaskan bola tanggung dari Seulgi.

20-20

Deuce.

Keringat dingin mulai mengalir dipelipis kedua pemain. 

Sinyal buruk.

Tim lawan baru saja membalikkan keadaan dan memaksa adu setting.

Disaat genting itu Seulgi kembali memberanikan diri menoleh pada rekannya, dan lagi-lagi menerima delikan tajam Irene yang hampir—kembali—naik pitam.

Lagi, Seulgi hanya bisa menelan ludah.

 

Tamat sudah riwayatku.

 


-

 

 

"Apa sebenarnya yang kau pelajari selama ini? Melakukan servis saja tidak becus!"

Pertandingan tadi akhirnya dimenangkan oleh Seulgi dan Irene secara dramatis. Dengan skor akhir 23-21 untuk keunggulan mereka atas wakil Cheongdam.

Seulgi menatap Irene nyalang. Merasa tersinggung dengan kata-kata Irene barusan.

Sejauh ini, selama pertandingan ia berusaha untuk bersabar. Menghadapi sikap kasar Irene sekaligus tekanan dalam lapangan jelas memberikan beban berat untuk dipikul. Namun jika gadis itu juga menyikut t

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
apelpie
Hello. Yes, i'm wanseu95 on wattpad. Sila baca jika berkenan ya.

Comments

You must be logged in to comment
sooyeonsica_
#1
Chapter 12: Sukaaaa?
forgottensirloin #2
Chapter 6: Keren, keren, keren!
Suka sama alurnya. Penjabaran istilah bulutangkisnya juga mantap. Development antara Seulgi-Irene juga oke banget. Terima kasih atas tulisannya!
SoneTw_ss
#3
Chapter 6: Masih disini kok thor (`0´)∩ Seulrene moment nya slow progress but still UwU♡ Suka sih sm gaya bahasa author, jarang2 lho skrg yg kek begini. This fic deserves better, where are you +62 people??

Ps. Ttp update di aff ya thor, ga maen wattpad :(
SoneTw_ss
#4
Chapter 2: Padahal seulgi yg ngalamin, tp aku jg ikut degdegan bacanya XD