Chapter 5.

Net.
Please Subscribe to read the full chapter

 

"Seulgi!" 

Seulgi menoleh pada sumber suara dan mendapati Irene yang melambaikan tangannya. Seulgi lantas tersenyum dan membalas lambaian tangan pada Irene.

"Sunbae!"

Adegan tersebut sontak saja mengagetkan anggota tim bulutangkis yang sedang melakukan latihan ringan pagi itu. Beberapa orang menatap heran pada dua gadis yang sejak kemarin bersitegang malah bertukar sapa.

Amber menyikut pelan Krystal disampingnya, "apa yang terjadi?"

"Apanya?" 

"Kemana perginya kucing betina yang kemarin hendak menggaruk hidup Seulgi?" Tanya Amber lagi.

Krystal tersedak air minum mendengar ocehan si tomboy yang asal. Terbatuk sembari tertawa.

"Apa maksudmu? Mereka sudah akur, hidup rukun dan bahagia selalu." Jawab Krystal tak kalah ngawur.

Amber merengut. Memutar matanya lantas menggeleng pelan.

"Bukan main,"

Dan Krystal kembali tertawa.

 

 


Seulgi bergeser sedikit memberi ruang untuk Irene duduk. Irene memberikan senyuman manis sebagai imbalan.

"Selamat pagi,"

"Selamat pagi."

Keduanya kemudian fokus dengan aktifitas masing-masing. Seulgi tengah mempersiapkan raket yang akan ia pakai. Memasang grip pada raket dengan cekatan. Sedangkan Irene juga mengeluarkan peralatan untuk berlatih pagi itu.

"Sudah menonton videonya?" Tanya Irene memecah keheningan.

"Hmm? Oh, sudah."

"Bagaimana menurutmu?"

Seulgi berpikir sesaat, tangannya yang memilin grip raket ikut berhenti.  "Entah.. sepertinya sulit." Menoleh pada Irene, "menurutmu?"

Irene tersenyum, menoleh pada Seulgi sekilas. "Akan menyenangkan. Melawan mereka pasti seru,"

"Tapi kita butuh menang,"

"Kita juga perlu menikmati permainan, lagipula.." Irene mendekatkan wajahnya, berbisik tepat di telinga Seulgi. "Ada kau bersamaku."

Seulgi mengerjapkan matanya cepat. Menatap Irene antara kaget dan malu.

"Kau pemain berbakat Seulgi, jangan khawatir." Lagi-lagi Irene tersenyum dengan manis dan lagi-lagi Seulgi merasakan jantungnya berdesir.

"Kita pasti bisa!" 

 

 

-

 

 

Memasuki babak 16 besar, lawan yang dihadapi semakin naik levelnya. Kali ini pasangan dari sekolah Seoul yang menjadi penantang.

Servis awal dimulai dari wakil Seoul pada Irene. Bola-bola pendek yang menjadi ciri khas mereka cukup merepotkan keduanya. Terbukti dengan ketertinggalan angka yang diraih Seulgi dan Irene pada interval game pertama.

Skor saat ini adalah 11-7 untuk keunggulan tim lawan.

Kepala pelatih Seo memberikan instruksi baik untuk Seulgi maupun Irene agar lebih agresif dalam permainan depan. Meminta pada mereka untuk menekan lebih dulu supaya lawan terpaksa memberi bola atas untuk Seulgi tuntaskan. Karena dengan postur Seulgi yang cukup tinggi, akan mudah bagi mereka menekan lawan.

"Temponya, kalian harus memimpin temponya. Jangan biarkan mereka bermain sesuai ritme mereka. Oke?"

Kedua gadis itu mengangguk paham. Irene dan Seulgi saling memandang dan mengangguk. 

"Baiklah, semoga berhasil."

Pertandingan kembali berjalan. Sebisa mungkin Irene dan Seulgi mengejar satu demi satu angka untuk menyamakan kedudukan terlebih dahulu. 

Rally berjalan cukup ketat dan cepat diantara kedua pasangan. Selagi mereka beradu drive datar, Seulgi bisa melihat area kosong disisi kiri lapangan lawan. Ketika bola diarahkan padanya, Seulgi langsung memanfaatkan kesempatan dengan melepaskan pukulan drive silang dari tengah lapangan. Menjurus langsung pada bagian kiri sisi lapangan lawan yang tentunya tidak bisa mereka kembalikan.

Poin untuk pasangan Irene dan Seulgi.

14-15

Mereka masih tertinggal satu angka.

Irene memberikan acungan jempolnya untuk Seulgi. 

Seulgi hanya tersenyum sembari mengajak tos.

"Nice shoot." Bisik Irene.

Berpindah servis, giliran Irene.

"Semangat!" Bisik Seulgi yang Irene respon dengan anggukan. Kemudian mereka kembali tos sebelum Irene mengambil ancang-ancang untuk servis.

Dikursi pelatih, kedua pria yang mengawasi jalannya pertandingan menegapkan dada dengan gugup sekaligus bangga. 

"Sepertinya.. " kepala pelatih Seo melirik pada asisten pelatih Choi yang menggantungkan kalimatnya, "kita melihat pasangan masa depan." 

Kepala pelatih Seo hanya tersenyum mendengar komentar asistennya itu, lalu kembali melihat dua pemainnya yang tengah bertanding.

"Mereka punya chemistry, itu yang jelas." Tandasnya.

Kembali ke lapangan, Irene baru saja menyerobot bola diatas net dengan cepat. Menghasilkan poin sekaligus membalikkan keadaan dengan keunggulan satu poin.

16-15

Seulgi berteriak girang karena akhirnya mereka mulai bisa mengatasi tekanan dari lawan.

 

Pertandingan berjalan benar-benar seru sekaligus menegangk

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
apelpie
Hello. Yes, i'm wanseu95 on wattpad. Sila baca jika berkenan ya.

Comments

You must be logged in to comment
sooyeonsica_
#1
Chapter 12: Sukaaaa?
forgottensirloin #2
Chapter 6: Keren, keren, keren!
Suka sama alurnya. Penjabaran istilah bulutangkisnya juga mantap. Development antara Seulgi-Irene juga oke banget. Terima kasih atas tulisannya!
SoneTw_ss
#3
Chapter 6: Masih disini kok thor (`0´)∩ Seulrene moment nya slow progress but still UwU♡ Suka sih sm gaya bahasa author, jarang2 lho skrg yg kek begini. This fic deserves better, where are you +62 people??

Ps. Ttp update di aff ya thor, ga maen wattpad :(
SoneTw_ss
#4
Chapter 2: Padahal seulgi yg ngalamin, tp aku jg ikut degdegan bacanya XD