Chapter 6.
Net.
"Kenapa kepala pelatih Seo membawamu kemari?" Tanya Irene, lalu gadis itu cepat-cepat mengklarifikasi. "No offense–aku hanya penasaran mengingat peraturan turnamen yang hanya membolehkan sekolah mendaftarkan dua wakil untuk tiap sektornya."
Seulgi mengangkat bahunya, menghela napas. "Entah, tapi kepala pelatih Seo bilang aku dibutuhkan tim untuk latih tanding disini. Sebagai cadangan juga, tapi aku tidak menyangka aku benar-benar dipakai untuk mengganti seseorang. Meskipun harus melenceng dari jalurku," Seulgi bergumam kecil untuk kalimat terakhir.
Namun rupanya itu tidak terlewatkan oleh Irene.
"Kau menyesalinya?" Tanyanya pelan.
Seulgi menatap Irene bingung untuk sesaat.
"Tentang?"
"Bermain melenceng dari jalurmu? Bermain denganku?"
Seulgi tidak langsung menjawab. Gadis itu menarik napas dalam sembari menatap Irene. Irene, disisi lain menemukan dirinya merasa gugup. Entah kenapa terasa sesuatu tengah mencekat napasnya.
tapi apa?
Tetapi Seulgi kemudian tersenyum, tatapan matanya melembut.
"Jika kau bertanya hal ini dua atau tiga hari lalu, aku, tanpa mengedipkan mata pasti akan menjawab 'ya'. Tetapi, sekarang situasinya sudah berubah. Dan tidak, aku tidak menyesalinya sama sekali. Bermain bersamamu membukakan mataku lebih luas pada olahraga ini. Bahwa bulutangkis bukan hanya soal shuttlecock dan raketnya saja, tetapi juga tentang motivasi dan prinsip. Tentang kita yang berjuang diatas karpet hijau, aku tidak menyesal, Sunbae."
Mendengarnya, napas Irene yang sejak tadi tertahan akhirnya bisa keluar lega.
"Sunbae sendiri, apa menyesalinya?"
Irene menggeleng cepat, " kecewa mungkin, pada awalnya. Tetapi sekarang seperti dirimu, aku merasa mungkin ini memang jalan yang terbaik. Siapa tahu kita berdua bisa memberikan kejutan?"
"Kita sudah melakukannya, dengan menang hari ini." Jawab Seulgi tersenyum. Matanya menyipit seperti bulan sabit yang sering ia tatap dimalam hari pada awal bulan baru.
Dan Irene, untuk pertama kalinya menyadari jika gadis itu memiliki senyuman yang indah.
--
"Aku hanya bisa mendoakan segala yang terbaik untuk kalian. Dan berharap siapapun pemenang yang keluar nanti tidak akan merusak keharmonisan dalam tim, oke?"
Empat orang gadis dengan seragam olahraga mengangguk dihadapan kepala pelatih Seo yang barusan memberikan wejangan.
Kepala pelatih Seo tersenyum bangga pada anak asuhnya itu. Meski sedikit disayangkan karena kedua pasangan harus bertemu dibabak ini, namun meliha
Comments