Chapter 11.

Net.
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Pemberian medali dipimpin oleh walikota Seoul selaku wakil dari asosiasi penyelenggara serta pihak berwenang.

Seulgi menundukkan kepalanya menatap medali yang terkalung di lehernya. 

Perak.

Bukan warna yang ia harapkan.

Bukan juga sesuatu yang ia pikir akan dapatkan.

Perak, sebenarnya bukan capaian yang buruk. Hanya saja, Seulgi mungkin berekspektasi terlalu tinggi. Padahal jelas ia bukan siapa-siapa.

Hanya seseorang yang cukup beruntung karena kemalangan nasib satu orang lainnya.

Seulgi mendengus pelan pada dirinya sendiri.

Menoleh ke samping kirinya, pasangan dari sekolah Kyunggi tersenyum lebar dengan medali emas yang bertenggar dileher masing-masing. Warna yang Seulgi inginkan. 

Senyuman mereka merekah sampai ke ujung mata. Medali yang terus dipegang dan diciumi serta sorak sorai pendukung yang masih riuh. 

Mengalihkan pandangan, mata Seulgi dengan seksama mengamati tribun penonton. Mereka yang mendukungnya tadi juga masih bersorak, tapi Seulgi tetap merasa kecewa. 

Pandangannya kemudian beralih pada gadis disebelahnya. Irene juga tersenyum, namun senyumnya tidak merekah sampai ke ujung mata. Dan Seulgi mendadak merasa tenggorokannya tercekat, serta matanya yang terasa panas. 

Lebih dari apapun, ia merasa bersalah. 

 

Amat bersalah,

 

Pada Irene.

 

 

 

-

 

 

 

Setelah turun dari podium, keduanya disambut rekan tim dan pelatih mereka. Juga teman-teman dekat yang ikut menonton.

Krystal yang melihat Seulgi berjalan dengan wajah sendu segera mendekati dan menariknya dalam pelukan hangat. Mengelus lembut punggung gadis itu—rasanya seperti hari pertama mereka datang kesana.

"Tidak apa-apa, kalian juga hebat. Selamat!"  

Seulgi hanya mengangguk pelan, menenggelamkan wajahnya pada pundak Krystal.

"Hey—" Seseorang meninju lengan atas Seulgi, "—apa-apaan ini?! Aku sudah menepati janjiku untuk menontonmu, kenapa dia duluan yang kau peluk?"

Seulgi melepaskan diri dari Krystal dan menoleh pada Yerim yang menyengir lebar, lengkap dengan tiga medali yang terkalung di lehernya.

Seulgi lalu menatap Krystal, si Jung hanya tersenyum dan mengangguk lalu beralih menghampiri Irene.

Yerim menaik-turunkan alisnya sembari melebarkan kedua tangan, mengundang Seulgi untuk memeluknya.

Seulgi tertawa.

"Menjijikkan. Sejak kapan kita saling memeluk?"

Instan menghapus cengiran Yerim. "Kau benar." 

Keduanya malah beradu tos dan membenturkan bahu satu sama lain.

"Selamat!"

"Kau menepati janjimu," ucap Seulgi menatap salah satu medali Yerim.

"Tentu saja. Kau juga menepati janjimu,"

"Aku kalah, Yerim." 

Yerim menggelengkan kepalanya, "tidak, kau bermain dengan maksimal. Itu cukup."

"Seulgi! Oh, hey Yerim." Joy menyela dan berdiri diantara keduanya. 

Seulgi refleks merengutkan wajahnya sedangkan Yerim hanya terkekeh. 

"Hey, Joy."

"Joy, berhentilah meneriakkan namaku."

Joy menarik paksa Seulgi dalam pelukannya. Mengukung erat Seulgi di dadanya.

"Kalau begitu aku menghampiri si Bae dulu." Samar Seulgi mendengar Suara Yerim.

Seulgi bersusah payah melepaskan diri dari Joy.

"Apa kau gila?!"

Joy malah tersenyum. "Tidak apa-apa, kalah itu manusiawi." 

"Tahu apa," Seulgi mendumel kecil sembari merapikan bajunya yang tertarik karena Joy.

"Aku tahu kau kecewa,"

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
apelpie
Hello. Yes, i'm wanseu95 on wattpad. Sila baca jika berkenan ya.

Comments

You must be logged in to comment
sooyeonsica_
#1
Chapter 12: Sukaaaa?
forgottensirloin #2
Chapter 6: Keren, keren, keren!
Suka sama alurnya. Penjabaran istilah bulutangkisnya juga mantap. Development antara Seulgi-Irene juga oke banget. Terima kasih atas tulisannya!
SoneTw_ss
#3
Chapter 6: Masih disini kok thor (`0´)∩ Seulrene moment nya slow progress but still UwU♡ Suka sih sm gaya bahasa author, jarang2 lho skrg yg kek begini. This fic deserves better, where are you +62 people??

Ps. Ttp update di aff ya thor, ga maen wattpad :(
SoneTw_ss
#4
Chapter 2: Padahal seulgi yg ngalamin, tp aku jg ikut degdegan bacanya XD