Chapter 9.
Net.
Amber, Chanyeol dan Krystal saling melemparkan pandangan bertanya pada satu-sama lain. entah kenapa, suasana dimeja mereka mendadak berubah mencekam. ketegangan diantara Irene dan Joy jelas membuat semua orang dimeja itu merasa tidak nyaman—terutama Seulgi yang berada di tengah keduanya. Serasa duduk di tengah medan perang.
Chanyeol diam-diam menyikut lengan Amber disampingnya, "kenapa dengan mereka?"
Amber menggeleng.
"mereka bertengkar?"
"sepertinya begitu,"
"karena apa?"
Amber sedikit lebih mencondongkan badannya ke sisi kiri, pada Chanyeol. "aku bisa menebak beberapa hal—tetapi kupikir yang paling besar adalah dia–yang–duduk–di–tengah."
Chanyeol bingung, "Seulgi?"
Amber mengangguk.
"memang kenapa dengannya?"
Belum sempat Amber menjawab, suara Krystal sudah lebih dulu menginterupsi.
"shhh..." isyarat Krystal memerintahkan keduanya untuk berhenti berbisik dan duduk diam.
Amber kembali meluruskan badannya, sedangkan Chanyeol yang masih belum menemukan jawabannya hanya melenguh kecewa.
Krystal menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan dua orang bergaya maskulin namun senang bergosip.
Sedangkan disebrang meja, Irene terlihat mengaduk makanannya tidak selera sementara Joy asyik bergelayut di lengan Seulgi.
Sesekali Irene melirik tajam ke arah Joy.
Seulgi yang risih dengan ulah Joy mencoba melepaskan tangan gadis itu yang terus menempelinya sejak tadi.
"bergeserlah sedikit, aku kepanasan, berhentilah menempeliku!" kesal Seulgi.
"kenapa denganmu?"
"kau yang kenapa?! lepaskan tanganmu."
"kenapa? biasanya juga tidak apa-apa."
"sejak kapan?!"
Urat diwajah Seulgi mulai terlihat karena ia sudah mulai habis kesabaran menghadapi tingkah aneh Joy.
"apa-apaan? kemarin saat ku cium kau baik-baik saja," sontak saja pernyataan Joy barusan menarik reaksi berlebih dari mereka yang duduk disana. bahkan Krystal yang sejak tadi tetap kalem tidak bisa menahan rahangnya yang terjatuh karena kaget.
Ekspresi Amber dan Chanyeol lebih bodoh, dengan mata melotot dan mulut menganga, keduanya tidak bisa menahan otak mereka untuk berpikir hal yang bukan-bukan.
"K-ka-kalian.."
"B-berciuman?!"
Seulgi membelalakan matanya pada gadis sinting disebelahnya,pupilnya membesar karena terkejut. bisa-bisanya dia..
"kita tidak berciuman!" sanggah Seulgi setengah teriak.
Blam!
Semua mata beralih pada Irene yang menggebrak meja.
"Apa kalian tidak bisa diam? aku sedang berusaha makan," Irene mendelik pada Seulgi lalu Joy disebelahnya. "Berhentilah mengganggui Seulgi, dia jelas-jelas tidak nyaman denganmu."
"Apa urusannya denganmu? Kau bisa pindah meja jika merasa acara makanmu terganggu—" ucap Joy pada Irene kemudian menatap Seulgi. "—Aku tidak pernah bilang kita berciuman, bibir ke bibir."
Seulgi ingin kembali menanggapi ucapan Joy namun suara Irene lagi-lagi mengalihkan perhatiannya.
"Urusanku." Ucap Irene yang membuat Joy menaikkan satu alisnya, menantangnya untuk memberikan penjelasan. "Dia partnerku, dan kami masih punya pertandingan p
Comments