Chapter 8.
Net.
Seperti saat set pertama, pertandingan di set kedua pun tidak kalah sengit. Bahkan keduanya sudah saling mengejar angka dari awal babak dimulai.
Sudah lebih dari 20 menit berjalan di game kedua ini dan masih belum bisa diprediksi siapa yang akan mengambil alih set kedua. Karena sampai saat ini kedudukan masih imbang.
19-19
Irene melakukan servis setelah berhasil kembali mengimbangi angka lawan. Dengan cepat melepaskan bola pendek pada lawan, yang disambut lawan dengan sergapan yang tak kalah cepat. Menekan keduanya dan memaksa Irene maupun Seulgi melakukan sikap defense. Tentunya memberikan keuntungan bagi lawan untuk lebih leluasa menyerang.
Yang pada akhirnya berhasil menembus pertahanan mereka.
19-20
Game point untuk lawan.
Seulgi melenguh kecewa karena lagi-lagi gagal mengembalikan bola, sepertinya lawan memang mengincarnya sebagai lumbung poin dengan terus-menerus mengarahkan bola smash padanya.
Poin kritis untuk kedua tim.
Seulgi dan Irene harus memaksa terjadinya deuce supaya bisa menyelamatkan set ini dan memenangkannya. Tetapi lagi, permainan tidak pernah bergulir semudah yang diharapkan. Karena justru poin terakhir kembali kepihak lawan yang pada akhirnya mengharuskan mereka bermain rubber, di set berikutnya.
-
"Rasanya seperti menonton pertandingan final saja, mereka luar biasa!" Seru Amber yang takjub dengan permainan kedua tim.
"Mereka bermain sangat sengit," timpal Chanyeol.
"Apalagi di set kedua tadi." Krystal ikut menimbrung.
Sekarang masih interval sebelum memasuki game ketiga.
"Apa mereka bisa menang? Seulgi dan Irene?" Tanya Chanyeol.
"Tentu saja. Mereka berani mengalahkan kita kemarin, kenapa harus kalah sekarang?!" Jawab Amber sedikit menggebu. Sebenarnya si tomboy itu agak merajuk karena kalah kemarin.
"Hey, apa kau masih kesal karena kemarin?" Tanya Krystal yang sudah siap dengan ceramahnya.
"Bukan begitu.." sela Amber, " maksudku, jika mereka saja mampu mengalahkan kita, seharusnya mereka juga bisa menang hari ini. Hanlim belum sebanding dengan kita,"
"Lihatlah orang tidak tau diri ini, aku merasa malu mendengarnya." Chanyeol memandang Amber jijik, gadis itu terkadang sangat berlebihan.
Krystal hanya menggelengkan kepalanya, memutuskan tidak lagi peduli dengan ocehan partnernya itu.
"Terserah kau saja."
-
Irene dan Seulgi kembali memimpin angka diinterval pertama set ketiga. Keunggulan 3 poin menjadi bekal untuk merebut sisa game di set ini. Dan merebut tiket final.
Seulgi mendengarkan dengan seksama saran dan instruksi pelatih, sesekali menganggukkan kepala sembari merenggangkan otot-otot tangannya yang terasa kebas.
Sampai wasit kembali mengumumkan waktu interval telah berakhir. Seulgi dan Irene memasuki kembali area lapangan. Penonton bersorak dengan berbagai yel-yel dari masing-masing pihak.
Seulgi menoleh pada Irene yang tengah membenarkan ikatan tali sepatunya, gadis itu kemudian berdiri dan menoleh pada Seulgi. Dengan senyuman tipis, Irene mengajak tos dan menyerukan kata dukungan.
"Kita bisa!"
Begitu saja, sudah lebih dari cukup menaikkan semangatnya menjadi membara.
Kita bisa.
-
Hal perta
Comments