-6-

i love you

"jisoo~ya!!" teriak jeonghan dari jauh sambil berlari menghampiri jisoo

"apa ?" jawab jisoo santai

"apa kamu melihat seungcheol ?" tanya jeonghan membuat jisoo mendelik tajam kearahnya

"seungcheol ?" ulang jisoo

"iya seungcheol. CHOI SEUNGCHEOL" jelas jeonghan dengan penuh penekanan pada setiap katanya

"ada apa kamu mencarinya ?" tanya jisoo penasaran sekaligus kesal

"semalam dia meninggalkan handphonenya dirumahku" jawab jeonghan polos membiat jisoo terkejut setengah mati

"APA ? SEMALAM ? DIRUMAHMU ?"

"ya!! pelankan suaramu. aku tidak tuli" kata jeonghan sambil memukul jisoo

"kenapa seungcheol bisa ada dirumahmu semalam ? apa yang kalian lakukan ? apa kalian melakukan-" saking kesalnya jisoo langsung berpikiran yang macammacam

"melakukan apa maksudmu ? apa yang kamu pikirkan ? apa kamu pikir aku dan seungcheol melakukan 'itu' ?" tanya jeonghan sambil membulatkan matanya. tanpa menjawab jisoo hanya menatap tajam jeonghan seakan mengiyakan pertanyaan jeonghan

"ya tuhan. hong jisoo, kamu benarbenar" jeonghan menghela nafasnya panjang menahan kesal

"sudahlah, buangbuang waktu saja aku berbicara denganmu" tanpa banyak bicara lagi jeonghan langsung pergi meninggalkan jisoo yang masih kesal atau lebih tepatnya cemburu


"mengenang masa lalu, hah ?"

"senang ?"

"mau seperti dulu lagi ?"

"choi seungcheol"

"semuanya menjadi kacau semenjak kamu datang"

"jeonghan jadi terusterusan membicarakanmu"

"kalau aku tidak ingat tuhan mungkin saat ini kamu sudah berkenalan dengan malaikat pencabut nyawa"

"tapi tunggu saja seungcheol~ah"

"semuanya akan tiba pada waktunya"

"aku akan menjadi mimpi burukmu"

"hahahahahahaha" batin jisoo menggila karena kecemburuannya terhadap seungcheol

 

***

 

suatu hari terjadi kegaduhan di rumah jeonghan. ayahnya akan menjodohkan jeonghan dengan putri rekan bisnisnya

"aku tidak mau!!" tolak jeonghan dengan kasar

"kamu harus mau!!" tegas ayahnya

"ibu, aku mohon aku tidak mau dijodohkan dengan siapapun" jeonghan berkacakaca meminta pertolongan dari ibunya

"turuti saja apa kata ayahmu jeonghan~ah" jawaban ibunya membuat jeonghan makin putus asa

"pokonya minggu depan kamu dan putri dari rekan kerja ayah akan melangsungkan pertunangan. dia sangat cantik, tubuhnya semampai, elegan dan dia satusatunya ahli waris keluarganya. kamu pasti akan menyukainya" jelas ayahnya

"melihat rupanya saja aku belum pernah dan ayah seenaknya saja membuat keputusan seperti itu. ini menyangkut tentang masa depanku ayah, aku bisa menentukan masa depanku sendiri. kalau ayah sangat menyukai gadis itu kenapa tidak ayah saja yang menikah dengannya ?" membuat ayahnya geram jeonghan mendapatkan tanda merah memanas dipipi kanannya. sambil terus memegangi pipinya jeonghan pergi meninggalkan rumah dan langsung menuju kafe favoritnya

"halo"

"jisoo~ya" panggil jeonghan sambil menangis

"ada apa ? kenapa menangis ? kamu dimana ? biar aku kesana" tanya jisoo khawatir

"aku di kafe biasa"

"baiklah, tunggu disana. jangan kemanamana"

10 menit kemudian akhirnya jisoo datang

"kenapa ?" tanya jisoo makin khawatir ketika melihat jeonghan masih menangis terisakisak

"jisoo~ya pinjamkan aku punggungmu" jisoo mengikuti kemauan jeonghan dengan memberikan punggungnya untuk jeonghan. Jisoo terdiam beberapa saat ketika jeonghan mulai menangis sekencangkencangnya dipunggung jisoo, jisoo ingin berbalik tapi selalu ditahan oleh jeonghan. Setelah puas menangis, jeonghan hanya terdiam dengan tatapan kosong

"sebenarnya apa yang terjadi ?" tanya jisoo

"aku akan dijodohkan" jawab jeonghan lemas

"APA ?!?" jisoo terkejut

"aku tidak mau jisoo~ya, aku menyukai orang lain. tolong bantu aku" kata jeonghan menahan tangis

"kenapa kamu tidak menolaknya ?" tanya jisoo dingin

"sudah, dan hasilnya ini" jeonghan memperlihatkan pipinya yang masih lebam karena tamparan ayahnya

"maafkan aku tidak bisa membantumu. mau tak mau kamu harus menerima perjodohan itu" jeonghan kecewa dengan apa yang baru saja jisoo katakan

"tapi aku menyukai orang lain. aku tidak mau dijodohkan. apa yang akan kamu lakukan kalau kamu berada di posisiku ? kamu pasti akan memberontak juga kan ?" tanya jeonghan heboh

"aku juga dijodohkan jeonghan~ah" jisoo tertunduk

"APA ?!? lalu apa yang akan kamu lakukan ?" tanya jeonghan

"apalagi yang harus aku lakukan selain mengiyakan perjodohan itu ? sebenarnya aku juga sama sepertimu, aku memiliki seseorang dihatiku, orang yang sangat aku cintai. tapi aku tidak bisa melawan ayahku" jelas jisoo dengan raut muka yang amat sedih

"kamu bodoh, jisoo~ya" perlahan air mata jeonghan kembali membasahi pipinya

"ikuti saja kemauan ayahmu, jangan melawannya. aku harus pergi sekarang, maafkan aku jeonghan~ah" jisoo langsung pergi meninggalkan jeonghan yang masih syok

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
omjojosshhnn
dimohon untuk memberikan sedikit komentarnya ya buat kalian yang ga sengaja baca ff bobrok om ini :")
bukan ff baru sih tapi ya om nyoba buat ngepost di sini hehe
thangyu~

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet