-2-

i love you

nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi

"jisoo~ya.. tidak biasanya kamu mematikan handphonemu. kenapa kamu semarah itu padaku ?" sesal jeonghan dan terus mencoba menghubungi jisoo. kalau diingatingat lagi memang belakangan ini jeonghan sering membuat jisoo marah, dimulai dari nilai ujian hingga yang terbaru adalah jeonghan tak menepati janjinya untuk menemui jisoo di tempat biasa padahal jisoo sudah menunggunya lama

nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi 

lagilagi yang terdengar hanya suara operator saja


merasa tak enak hati, jeonghan mencoba menemui jisoo dirumahnya untuk meminta maaf.
 

tttukk

ttuuukk

ttukk

satu persatu batu kerikil sudah jeonghan lemparkan ke kaca jendela jisoo, tapi sepertinya tak ada reaksi dari sang pemiliknya

"jisoo~ya cepat buka jendelamu. ini aku jeonghan!" kata jeonghan berteriak pelan

"jisoo~ya cepat bukalah! aku mulai membeku disini!" dengan badan yang menggigil jeonghan masih terus berusaha melempari jendela jisoo dengan batu kerikil kecil berharap agar jisoo segera menyadarinya

"jeonghan~ah" panggil seseorang

"omo~" sontak jeonghan terkejut dan hampir saja terpeleset ketika mengetahui yang memanggilnya adalah ibunya jisoo

"ibu-" kata jeonghan sedikit malu. jeonghan dan jisoo memang sudah bersahabat sejak lama jadi jeonghan sudah terbiasa memanggil ibu kepada ibunya jisoo

"sedang apa kamu disitu sayang ?" 

"ayo cepat masuk" 

"kamu sudah menggigil kedinginan" ajak ibu jisoo dan jeonghan pun menurutinya


setelah masuk ke dalam rumah ibunya jisoo langsung mempersilahkan jeonghan untuk masuk ke kamar anaknya. jeonghan sedikit ragu apakah yang dilakukannya saat ini sudah benar ? ia takut kalau saja jisoo masih marah dan tak mau menemuinya. setelah berdiam sejenak didepan pintu kamar jisoo akhirnya jeonghan memberanikan diri untuk masuk

"jisoo~ya.. ini aku jeonghan" sapa jeonghan ketika ia melihat jisoo sedang terbaring membelakanginya.

"maafkan aku" sesal jeonghan sebari melangkah mendekati jisoo

"aku tau aku memang salah. tapi sikapmu ini sungguh keterlaluan jisoo~ya" keluh jeonghan yang kini tengah duduk manis diujung ranjang jisoo

"tak menghubungiku. mengabaikanku. bahkan mematikan handphonemu" ketika jeonghan sedang mengeluarkan keluh kesahnya samar tapi pasti ia mendengar suara dengkuran

"kamu tidur ? jisoo~ya ?" tanya jeonghan sambil menyenggol pelan punggung jisoo

"hong jisoo ??" panggilnya sekali lagi untuk memastikan

"sialan! bocah ini benarbenar sedang tidur" kesal jeonghan saat mengetahui bahwa jisoo sedang tertidur

"aku takut" bisik jeonghan

"aku takut kalau kamu marah padaku" lanjutnya lagi

"kesalahan terbesarku adalah selalu membuatmu marah. dan itu membuatku menjadi jauh darimu" tanpa disadari mata jeonghan mulai memanas

"aku tidak bisa! aku tidak mau kamu menjauhiku! kamu ingat ? pada saat kamu menggagalkan kencan butaku kamu mengatakan pada gadis itu kalau aku 'gay' kan ? congratulation hong jisoo!! perkataanmu kini menjadi kenyataan. aku tau aku memang bodoh. benarbenar bodoh sampaisampai aku memiliki perasaan yang seperti ini padamu" jeonghan membekap mulutnya kencang sebari mengatur ulang nafasnya yang sempat sesak menahan air matanya agar tak menetes

"sekali lagi maafkan aku jisoo~ya"

"maafkan aku karena menyukaimu" setelah mengungkapkan isi hatinya jeonghan langsung berlari pergi tanpa menghiraukan ibunya jisoo yang terheranheran melihatnya menangis setelah keluar dari kamar jisoo

 

***

 

Dalam perjalanannya menuju kelas jisoo melihat jeonghan sedang duduk dibangku taman sendirian, ia pun melangkahkan kakinya menuju ke tempat jeonghan berada. 

"kamu disini rupanya" sapa jisoo

"..." hanya senyuman tipis yang jeonghan berikan

"ibu bilang semalam kamu kerumahku ? ada apa ?" tanya jisoo penasaran

"tidak ada apaapa" jawab jeonghan singkat. jisoo hanya memandangi wajah jeonghan dengan serius, menyadari hal itu jeonghan langsung membuka mulutnya lagi

"aku hanya ingin meminta maaf padamu" kata jeonghan gelagapan

"untuk apa ?" tanya jisoo

"kamu tidak perlu bertanya untuk apa aku meminta maaf. jelasjelas belakangan ini aku sering membuatmu marah" jelasnya

"hmm baguslah kalau kamu menyadarinya" jisoo tersenyum manis dan jeonghan pun ikut tersenyum bersama jisoo

"tapi ibu bilang kamu keluar dari kamarku dengan keadaan menangis ?" tanya jisoo lagi membuat jeonghan kikuk

"apa.. semalam kamu tidak mendengar apa yang aku katakan padamu ?" tanya jeonghan balik

"hng ? memangnya semalam kamu mengatakan apa ? kamu kan tau sendiri kalau aku tidur kedua telingaku pasti aku sumpal dengan earphone" jawab jisoo polos

"baguslah" kata jeonghan lega sekaligus kecewa

"kenapa menangis ?" tanya jisoo lagi

"tidak. semalam waktu aku mau membangunkanmu aku terpeleset dan membentur lantai jadi aku menangis" jawab jeonghan berbohong

"apa ada yang luka ?" terlihat jisoo sangat khawatir setelah mendengar penjelasan jeonghan

"untungnya tidak" jawab jeonghan sambil mengembangkan senyuman indahnya

"makanya kalo jalan hatihati. aku tidak mau melihatmu terluka" kata jisoo sambil memandangi jeonghan. jeonghan terdiam seketika "lagilagi kamu menggodaku" celetuk jeonghan, jisoo hanya bisa tertawa pelan diikuti oleh senyuman dari bibir mungil jeonghan

 

***

 

dear diary..

kemarin jisoo menggodaku lagi, dia bilang "hatihati kalau berjalan, aku tidak mau kamu terluka". Pada saat itu hatiku berdegup sangat kencang dan aku rasa mukaku telah berubah warna menjadi merah padam. Tapi sepertinya reaksiku terlalu berlebihan. Terkadang aku lupa kalau jisoo tak pernah serius padaku, tiada hari tanpa mengusiliku

tulis jeonghan di buku diary kesayangannya


"ya~ jeonghan~ah" tibatiba jisoo masuk ke kamar jeonghan

"ya!! hong jisoo!! kamu tidak pernah diajarkan tata krama apa ? ketuk pintu dulu sebelum masuk ke kamar orang lain! kalau aku lagi gak pake baju gimana ?" protes jeonghan sambil sibuk menyembunyikan diarynya

"huuuummmm" gumam jisoo

"apa !?" tanya jeonghan dengan detak jantung yang tak karuan

"aku jadi ingin lihat" kata jisoo sambil tersenyum mesum

"lihat apa !?" jeonghan menjadi kikuk, ia tidak bisa menatap mata jisoo

"membayangkan kamu gak pake baju aja sudah membuatku panas dingin. apa lagi kalau melihat secara langsung" jelas jisoo dengan wajah mesumnya

"ya!! apa kamu 'gay' !??" teriak jeonghan sambil melempar jisoo dengan bantal "dasar otak mesum" lanjutnya. jisoo yang cengengesan mengambil bantal yang dilempar jeonghan kepadanya dan mendekati jeonghan yang tengah duduk dikasur

"ya!! jangan mendekat" jeonghan memperingati jisoo "aku bilang jangan mendekat!!" teriaknya lagi, tapi jisoo terus mendekati jeonghan dan akhirnya...

dduuuggg

"awwww" rintih jeonghan kesakitan. Jisoo hanya ingin mengembalikan bantal itu kembali ke tempatnya semula tapi reaksi jeonghan berlebihan jadi ia memukul kepala jeonghan dengan bantal yang ia pegang

"bodoh!!" bisik jisoo ditelinga jeonghan membuat bulu kuduknya berdiri secara serentak karena hembusan nafas jisoo yanh membelai daun telinganya. Seketika itu pula jeonghan terdiam mematung

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
omjojosshhnn
dimohon untuk memberikan sedikit komentarnya ya buat kalian yang ga sengaja baca ff bobrok om ini :")
bukan ff baru sih tapi ya om nyoba buat ngepost di sini hehe
thangyu~

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet