-8-

i love you

Tak lama kemudian jeonghan pun tertidur, namun baru sekitar 20 menit matanya terpejam, jeonghan kembali terbangun sambil memegangi dada sebelah kirinya

sakit

sesak

itu yang saat ini tengah ia rasakan, yang entah mengapa sering terjadi akhirakhir ini

Keringat dingin sudah mulai membanjiri seluruh tubuhnya, tangannya pun berusaha sekuat tenaga untuk membungkam mulutnya sendiri karena rasanya ia ingin menjerit sekeraskerasnya karena sakit dan sesak didadanya

 

***

 

hari demi hari telah berlalu, jeonghan masih enggan keluar dari kamar dan sampai saat ini pun belum ada makanan atau minuman yang mengisi perutnya. kurus ? tidak. walaupun jeonghan tak makan dan minum selama beberapa hari tapi jeonghan tidak kurus justru ada beberapa bagian tubuh jeonghan yang membengkak. lesu, pucat dan lingkaran hitam dimatanya pun membuktikan kalau ia memang tengah menderita

Sementara jisoo, saat ini ia sedang mencari cincin tunangannya bersama jeongan di salah satu toko perhiasan terkenal di daerahnya

"jisoo~ya" panggil jeongan

"apa ?"

"kalau yang ini bagaimana ? bagus tidak ?" tanya jeongan sambil menunjuk sepasang cincin emas putih dihiasi beberapa permata

"bagus" kata jisoo singkat dan dibalasan dengusan kesal dari jeongan

"kenapa ?" tanya jisoo heran

"sudahlah" jawab jeongan lalu kembali melihatlihat deretan cincin yang sangat indah

Merasa ada kesempatan, jisoo mencoba mengirimi pesan untuk seseorang

 

/to : bintang kecilku
hi~
apa kabarmu jeonghan~ah ? sudah lama kita tidak bertemu/


.
/from : bintang kecilku
hi jisoo~ya..
aku ? aku baikbaik saja disini, bagaimana denganmu ?/


.
/to : bintang kecilku
aku juga baikbaik saja/


.
/from : bintang kecilku
syukurlah kalau begitu
jisoo~ya, apa kamu masih melanjutkan perjodohanmu ?/


.
/to : bintang kecilku
hmm iya.. bagaimana denganmu ? apa kamu menerima perjodohan itu ?/


.
/from : bintang kecilku
tentu saja aku menerimanya, setelah bertemu dengan gadis yang akan jadi calon isteriku ternyata dia saaaaangat cantik, tubuhnya semampai, rambutnya hitam halus, tatapan matanya menyejukan hati, bibirnya yang tipis dan dia juga pandai bermain gitar. mana mungkin aku menolaknya/

 

setelah membaca pesan dari jeonghan, jisoo hanya bisa tersenyum getir lalu menghampiri jeongan yang masih sibuk mencari cincin

"sudah ketemu ?" tanya jisoo membuat jeongan sedikit terkejut

"jisoo~ya!!" teriak jeongan pelan sementara jisoo malah mengalihkan pandangannya menuju deretan cincincincin

"bagaimana kalau yang itu ?" tanya jisoo sambil menunjuknunjuk sepasang cincin yang berada dipojok kanan atas

"yang mana ?" jeongan yang penasaran langsung menajamkan matanya untuk mencari cincin yang jisoo maksud

"yang ini" jawab jisoo sambil terus mengetukngetuk kaca etalasenya

"oke call" tanpa basabasi lagi jeongan langsung menyutujui cincin pilihan jisoo yang sederhana namun begitu elegan

"kenapa kamu tidak membalas pesanku lagi ? kamu benarbenar menyebalkan jisoo~ya!! bodoh!!"
jeonghan kecewa karena jisoo tak membalas pesannya lagi

/to : manusia bodoh
jisoo~ya aku ingin mengatakan sesuatu padamu
aku..
aku menyukaimu
aku menyayangimu
aku mencintaimu
aku harap kamu mau membatalkan perjodohanmu, aku mohon walaupun aku tau kamu normal dan tak mungkin menyukaiku tapi aku mohon tolong kabulkan permintaanku, demi aku sahabatmu/

setelah melempar handphonenya kesembarang tempat, jeonghan kembali meringis kesakitan karena entah apa yang terjadi sesuatu telah menyerang dada sebelah kirinya lagi dan tak lama kemudian akhirnya jeonghan tak sadarkan diri

dddrrrtt dddrrrttt dddrrrttt

Ketika hendak membuka pesan yang ternyata dari jeonghan tanpa sengaja ada seseorang yang menabraknya hingga handphone yang semula ia genggam terlempar dan terjatuh kedalam goronggorong yang berada disepanjang jalan

"ya!! kalau jalan pakai mata!!" teriak jisoo ke arah seorang mahasiswa yang sepertinya tengah terburuburu

"aku minta maaf, aku tidak sengaja" sesal mahasiswa itu

"percuma kamu minta maaf!! handphone ku sudah masuk kedalam sana" teriak jisoo lagi sambil menunjuknunjuk tempat handphonenya berada saat ini

"sudahlah jisoo~ya diakan sudah minta maaf. kita sudah memaafkanmu, pergilah" lerai jeongan lalu menyuruh mahasiswa itu pergi

"sial!! garagara mahasiswa tadi aku jadi belum sempat membaca pesan jeonghan" kesal jisoo dalam hati.

 

***

 

setelah pingsan cukup lama, jeonghan pun akhirnya tersadar dan berniat keluar dari kamarnya untuk mengambil obat penahan nyeri milik ayahnya di kotak obat. Dengan rambut yang kusut, wajah yang kusam, kulit yang pucat, badan yang lemas dan membengkak tak lupa lingkaran hitam yang makin membesar dimatanya berhasil membuat ibunya terkejut setengah mati

"jeonghan~ah, ya tuhan.. kenapa kamu jadi seperti ini sayang ?" ibunya langsung memeluk erat sang anak yang sudah begitu lemas

"kamu makan ya sayang. ibu buatkan makanan kesukaanmu"

"aku tidak mau makan bu" tolak jeonghan

"kamu sudah tak makan ataupun minum sejak kemarin jeonghan~ah. Tapi ? kenapa badanmu jadi membengkak seperti ini ?" jelas ibunya terheranheran melihat kondisi jeonghan saat ini, sudah hampir seminggu jeonghan tak mengisi perutnya bukannya kurus jeonghan justru malah membengkak

"ibu" panggil jeonghan lemas

"ada apa sayang ? kamu mau apa ? biar ibu bantu"

"bisa tolong ambilkan aku obat penahan nyeri milik ayah ?"

"obat penahan nyeri ? apa kamu sakit ? sebelah mananya ?" ibunya makin khawatir

"dadaku bu, entah kenapa dari kemarin dadaku terasa sesak dan sakit" keluh jeonghan sambil tertunduk memegangi dadanya

"kamu harus dibawa kerumah sakit jeonghan~ah, tunggu sebentar ibu telepon ayahmu dulu" baru berjalan beberapa langkah ia kembali dikejutkan oleh jeonghan yang sudah terjatuh dari kursi dalam keadaan tak sadarkan diri lagi

"jeonghan~ah!!!!" teriaknya dan langsung menelepon ambulan

 

***

 

"bagaimana keadaan anak saya dokter kim ?" tanya ibu jeonghan cemas

"kenapa anda baru membawanya sekarang ? pasien yoon jeonghan mengalami gagal jantung, diperkirakan sudah dari setengah tahun yang lalu" jelas dokter kim

"APAAAAA!!???!?!"

"kamu pasti bercanda kan dok ?" tanya ayah jeonghan dengan tegas

"saya serius mr.yoon, seharusnya kalian menyadarinya sejak awal dan langsung membawanya kemari, mungkin jeonghan masih bisa terselamatkan"

"masih bisa terselamatkan apa maksudmu ? apa sekarang anakku tak bisa diselamatkan, hah ? dokter macam apa kamu ?" emosi ayah jeonghan makin memuncak

"maafkan saya mr.yoon, saya tidak bisa menjamin jeonghan bisa sembuh 100%" kata dokter kim sambil membungkukan badannya lalu beranjak pergi
 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
omjojosshhnn
dimohon untuk memberikan sedikit komentarnya ya buat kalian yang ga sengaja baca ff bobrok om ini :")
bukan ff baru sih tapi ya om nyoba buat ngepost di sini hehe
thangyu~

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet