-fin-

i love you

beberapa jam kemudian akhirnya jeonghan sampai ditujuan. hotel dimana jisoo dan pasangannya akan melangsungkan pertunangan.

terlihat jelas sosok yang sangat ia rindukan sedang berdiri berdampingan dengan seorang wanita yang sangat menawan.

"pantas saja kamu tidak menolak perjodohan itu. dia sangat cantik dan sempurna untukmu. dengan berat hati aku merestui kalian berdua, semoga kalian bahagia. aku mencintaimu jisoo~ya"

"nona!! nona!! bangun!! tolong panggil ambulan, ada yang tak sadarkan diri!!" teriak beberapa orang yang terkejut ketika melihat seseorang terjatuh tak sadarkan diri didekatnya

"kenapa dia ?"

"lihatlah wajahnya pucat sekali"

merasa ada kegaduhan yang terjadi, jisoo penasaran dan langsung menghampiri kerumunan itu

"jeonghan~ah!!!!" teriak jisoo matanya membulat sempurna ketika ia melihat sosok jeonghan yang terbaring lemah tak sadarkan diri. dengan panik jisoo langsung pergi membawa jeonghan menuju rumah sakit dan meninggalkan acara pertunangannya yang belum berlangsung.

"jeonghan~ah!! jeonghan~ah!! sebenarnya apa yang terjadi padamu ? aku mohon bangunlah" jisoo makin khawatir kala denyut nadi jeonghan semakin melemah ia terus memeluk erat jeonghan dan tak sedikitpun melepaskannya

"dokter!! suster!! atau siapapun tolong aku!! tolong selamatkan kekasihku!!" dengan jeonghan yang berada dipangkuannya jisoo terus berteriak mencari pertolongan dan salah satu dokter pun datang menghampiri jisoo

"dokter!! dokter!! tolong selamatkan dia, aku mohon. aku tidak tau dia kenapa aku hanya menemukannya sudah tak sadarkan diri" jelas jisoo dengan panik

"pasien yoon jeonghan ?" tanya dokter tibatiba

"ya! namanya yoon jeonghan"

"kenapa dia bisa berada bersamamu ? dia baru saja terbangun dari koma" jelasnya

"koma ?" jisoo bingung, kepalanya seakan berhenti bekerja ia tidak bisa mencerna apa saja yang baru ia dengar

"dia pasien gagal jantung. kenapa kamu mengajaknya pergi keluar ? aku tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini, kondisinya kritis sekali" dokter itu pun menggelenggelengkan kepalanya sambil pergi meninggalkan jisoo untuk segera menangani jeonghan

"koma ? gagal jantung ? kenapa aku tidak mengetahui itu semua ?" jisoo makin terpukul ketika mengetahui yang sebenarnya

30 menit berlalu masih belum ada kabar mengenai jeonghan membuat jisoo semakin khawatir dan gelisah. tak lama kemudian dokter itupun keluar dan memberitahu jisoo kalau jeonghan masih bisa diselamatkan.

sekarang jeonghan tengah tertidur dengan jisoo yang setia berada disampingnya sebari memegangi erat tangan dingin dan pucat milik jeonghan

"jeonghan~ah.. kenapa kamu tidak memberitahuku ? kenapa kamu tidak menjawab teleponku seminggu yang lalu ? apa saat aku meneleponmu kamu sedang tertidur pulas seperti ini ? kalau begitu maafkan aku karena telah mengganggumu dengan panggilanpanggilan yang tak penting dariku"

"kita baru bertemu lagi jeonghan~ah, tapi kenapa kamu seperti ini ? tak seperti jeonghan yang aku kenal. jeonghan yang dulu aku kenal adalah jeonghan yang ceria, sehat dan tak ada lingkaran hitam dimatanya. aku merindukanmu jeonghan~ah" tanpa jisoo sadari, kini jeonghan tengah memandangi jisoo dengan tatapan sendu

"jisoo~ya" panggil jeonghan lemas

"jeonghan~ah!! kamu sudah sadar ? syukurlah, terimakasih ya tuhan"

"sebenarnya apa yang terjadi padamu jeonghan~ah ?" tanya jisoo sambil terus memegangi tangan jeonghan

"aku begini karenamu" jawab jeonghan ketus

"karenaku ?" jisoo bingung dengan jawaban jeonghan

"kenapa kamu menerima perjodohan itu ? karena sibuk memikirkannya aku jadi sakit seperti ini" jelas jeonghan masih dengan nada yang sama

"jeonghan~ah" suara jisoo bergetar matanya memerah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar

"bodoh!! aku hanya bercanda" kata jeonghan sambil terkekeh pelan dan tak lama kemudian berubah menjadi batuk yang terus menerus diikuti darah segar yang keluar dari mulutnya

"jeonghan~ah!! kamu kenapa lagi ? bertahanlah sebentar, aku akan panggil dokter dulu" dengan keadaan panik yang ada dipikiran jisoo saat ini hanyalah memanggil dokter untuk segera membantu jeonghan

"jangan pergi, aku mohon" kata jeonghan sambil menarik tangan jisoo

"sebentar jeonghan~ah!! sebentar saja" jisoo terus mencoba melepaskan genggaman tangan jeonghan

"aku mohon" pinta jeonghan yang makin melemah

"jeonghan~ah" jisoo tak kuat melihat keadaan jeonghan saat ini

"kabulkanlah permintaan terakhirku ini, bisakah kamu menciumku ? sebentar saja" dengan tangan yang bergetar pipi yang sudah terbasahi oleh air matanya sendiri jisoo mendekatkan wajahnya untuk mencium jeonghan. ciuman yang singkat namun begitu menyayat hati

"tunggu aku jeonghan~ah, aku pasti akan kembali padamu. jangan pernah kamu meninggalkanku" dengan cepat jisoo langsung pergi meninggalkan jeonghan

"tunggu aku yoon jeonghan!! kamu tidak boleh pergi sekarang!! aku masih punya sesuatu yang sangat harus aku katakan padamu"

"jangan pergi jisoo~ya"

"aku hanya ingin kamu mendengarkanku"

"aku mencintaimu"

"sangat mencintaimu" perlahan jeonghan mulai menutup matanya tapi bibirnya tak henti mengatakan kalau ia mencintai jisoo

 

***

 

"cepat tolong kekasihku dok" paksa jisoo saat dokter mulai memeriksa jeonghan

"kami turut berduka cita. kami sudah berusaha semaksimal mungkin. tapi, tuhan berkehendak lain. mungkin ini jalan terbaik untuknya" jelas sang dokter setelah memeriksa keadaan jeonghan

"jangan bohong dok!! selamatkan dia seperti tadi kamu menyelamatkannya!! berapapun biayanya pasti akan kubayar!!"

"pasien sudah tak bernyawa semenjak kami datang, itu artinya pasien meninggal saat anda mencari kami. lebih baik ikhlaskan saja kepergian pasien, beritahu juga keluarganya, sekali lagi saya turut berduka cita" jelas sang dokter lalu pergi meninggalkan jisoo yang masih terdiam mematung. jisoo pun berjalan gontai menghampiri jeonghan

"kalau aku tau akan begini jadinya, seharusnya aku tidak meninggalkanmu"

"seharusnya aku menuruti keinginanmu"

"seharusnya aku tetap berada disampingmu"

"kenapa kamu pergi begitu cepat ? aku masih punya sesuatu yang harus aku sampaikan padamu, sesuatu yang sudah sejak lama ingin aku katakan namun waktu terus tak mengijinkannya, sesuatu yang sudah sejak lama aku pendam, bahwa aku.. bahwa aku mencintaimu jeonghan~ah, sangat mencintaimu.. tapi kenapa aku selalu tak bisa mengatakan itu semua padamu jeonghan~ah ? sekarang untuk apa lagi aku hidup kalau orang yang paling aku berarti dalam hidupku telah tiada ?" jisoo sangat menyesal karena tak mendengarkan permintaan jeonghan, seandainya waktu bisa ia putar kembali

dengan keadaan yang sangat terpuruk jisoo pergi meninggalkan jeonghan yang sudah terbujur kaku menuju atap rumah sakit.
kini jisoo sudah berdiri tepat diujung atap yang salah sedikit saja akan membuatnya terjatuh. orangorang yang berada dibawah rumah sakit berteriak histeris melihat aksi jisoo, jeongan yang berada dikerumunan itu pun terkejut melihat calon suaminya sedang mencoba melompat dari atas gedung rumah sakit yang sangat tinggi

"jisoo~ya jangan!!" jeongan berteriak sekuat tenaga sambil melambailambaikan tangannya kearah jisoo dengan maksud -jangan!! jangan melakukan itu!!- sementara jisoo yang menyadari kalau jeongan berada dikerumunan orangorang itupun hanya bisa tersenyum

"maafkan aku jeongan~ah"

jisoo memejamkan matanya

"aku mencintaimu yoon jeonghan" jisoo menjatuhkan diri dari atap gedung rumah sakit dan berakhir mengenaskan setelah tubuhnya menghempas dinginnya lantai halaman depan rumah sakit

"hong jisoooooooo" teriak jeongan histeris

 

***

 

sampai ajal menjemput pun jisoo dan jeonghan masih tidak mengetahui kalau sebenarnya mereka berdua memiliki perasaan yang sama sejak dulu

takdir sepertinya memang tak pernah berpihak pada mereka berdua

 

 

the end

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
omjojosshhnn
dimohon untuk memberikan sedikit komentarnya ya buat kalian yang ga sengaja baca ff bobrok om ini :")
bukan ff baru sih tapi ya om nyoba buat ngepost di sini hehe
thangyu~

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet