-9-

i love you

"ayah" suara yang begitu pelan itu berhasil membuat kedua orang tuanya terbangun

"jeonghan~ah, ayah disini" jawab ayah jeonghan yang langsung menghampirinya

"aku dimana ?" tanya jeonghan yang masih belum sepenuhnya tersadar

"kamu ada dirumah sakit"

"ternyata aku belum mati" kata jeonghan sambil sedikit tersenyum tipis

"apa yang kamu bicarakan jeonghan~ah ? kamu tidak akan mati, kamu pasti sembuh" kata ayahnya sambil menahan tangis

jeonghan terdiam dan memandangi kedua orang tuanya penuh sayang senyuman manisnya terukir indah dibibir tipisnya namun tak lama kemudian senyuman itu berubah menjadi raut wajah yang menampakan kalau ia sedang kesakitan, jeonghan mencengkram tangan ayahnya kuat guna menahan rasa sakit yang kembali menyerang dadanya

"jeonghan~ah!!.. jeonghan~ah!! sayang tolong panggilkan dokter kim" sang ayah yang panik tak henti hentinya memanggil nama jeonghan agar ia tak kehilangannya lagi. tak lama kemudian dokter kim pun datang

"kami akan berusaha semaksimal mungkin" kata sang dokter seraya memeriksa kembali keadaan jeonghan.

25 menit telah berlalu masih belum ada kabar dari dokter kim. ayah dan ibu jeonghan masih setia menunggu berharap akan ada keajaiban yang datang menghampiri mereka.

"bagaimana hasilnya dok ?" tanya sang ayah ketika dokter kim baru saja keluar dari ruangannya

"kami sudah berusaha, tapi kondisi jeonghan sudah terlalu lemah untuk bertahan. jadi saat ini jeonghan sedang mengalami koma" jelas dokter kim yang berhasil membuat ibu jeonghan tak sadarkan diri.

makin merasa bersalah ayah jeonghan terduduk lemas memikirkan betapa bodohnya ia sebagai seorang ayah sampaisampai ia tidak tau kalau anaknya sedang sakit ditambah perjodohan yang sangat ia paksakan makin memperparah kondisi anaknya

 

***

 

"kenapa jeonghan tidak mengangkat teleponku ? apa karena ia tidak mengenal nomernya ? ah!! pasti karena itu" kesal jisoo ketika jeonghan tak kunjung mengangkat telepon darinya

"siapa yang tidak mengangkat teleponmu, jisoo~ya ?" tibatiba saja jeongan datang dan sudah berada disamping jisoo

"ya~ jeongan~ah, kenapa kamu masuk kekamarku ?" tanya jisoo dengan tatapan heran

"memangnya kenapa ? toh sebentar lagi juga ini akan jadi kamarku, kan ? wleee" jawab jeongan sambil menjulurkan lidahnya kearah jisoo sementara jisoo hanya bisa berdecak malas

Merasa diacuhkan akhirnya jeongan pamit untuk pulang

"jisoo~ya aku pulang. aku kesini hanya untuk mengantarkan undangan persta pertunangan kita, jaga kesehatan jangan sampai kamu sakit saat hari bahagianya tiba" setelah panjang lebar berbicara jeongan kembali dibuat kesal karena jisoo hanya menganggukan kepalanya dan matanya hanya terfokus pada layar handphone yang sedaritadi jisoo pegang tanpa menoleh sedikitpun kearahnya

 

/to : jh
jeonghan~ah ini aku jisoo, angkat teleponku/
--

/to : jh
ya~ jeonghan~ah, apa kamu sedang sibuk ? setidaknya balas pesan ini kalau kamu tidak mau mengangkat teleponku/
--

/to : jh
yoon jeonghan. apa kamu marah karena aku tidak membalas pesanmu ? maafkan aku, ada bocah sialan yang menabraku dan membuat handphoneku terjatuh kedalam goronggorong sebelum aku sempat membaca pesanmu/
--

/to : jh
baiklah kalau kamu masih tetap mau begitu, tak mengangkat teleponku, tak membalas pesanku
aku hanya mau mengundangmu untuk hadir di acara pertunanganku yang akan berlangsung minggu depan di hotel dekat restoran terakhir kali kita makan.
kalau kamu mau, kamu bisa membawa wanitamu juga supaya aku bisa melihatnya, tapi aku pikir lebih baik kamu datang sendiri. aku tunggu jeonghan~ah/

 

***

 

Hari ini tepat dimana jisoo dan jeongan akan melangsungkan pertuangan mereka dan hari ini pulalah jeonghan akhirnya tersadar dari koma

"ngghh" lenguh jeonghan sambil memcoba membuka matanya

"jeonghan~ah ? jeonghan~ah akhirnya kamu sadar juga sayang, ibu sangat merindukanmu" tangis bahagia mengalir deras dipipi ibu jeonghan, ia tak hentihentinya memeluk jeonghan dan mengelusngelus wajahnya yang masih lesu

"jisoo" panggil jeonghan lemas

"jisoo ?" tanya ibunya

"jisoo" panggil jeonghan lagi

"jisoo tidak ada disini sayang. dia sedang bertunangan hari ini" jelasnya. ibu jeonghan terkejut ketika tibatiba saja jeonghan menangis tersedusedu. takut terjadi apaapa lagi pada jeonghan, sang ibupun berniat untuk memanggil dokter kim namun tertahan oleh genggaman tangan jeonghan.

"aku ingin ayah disini" kata jeonghan

"tapi kamu tidak kenapa kenapa kan ?"

"aku hanya ingin ayah ada disini" jelas jeonghan lagi

"baiklah akan ibu telepon ayahmu agar ia segera datang kemari"

"jangan. ibu pergilah jemput ayah"

"itu tidak mungkin. ibu tidak bisa meninggalkanmu sendiri"

"aku tidak apaapa bu. disini banyak perawat dan dokter. aku mohon bu bawa ayah kemari" pinta jeonghan yang masih menangis

"baiklah. jangan menangis lagi, ibu akan segera kembali bersama ayahmu. tunggu sebentar sayang"

setelah memastikan kalau ibunya sudah benarbenar pergi, jeonghan langsung kabur dengan susah payah

"tunggu aku jisoo~ya!! kamu tidak boleh bertunangan tanpa kehadiran dan restuku. tunggu aku" dengan nafas yang mulai tersenggalsenggal jeonghan masih terus berusaha sekuat tenaga menuju tempat dimana jisoo akan melangsungkan pertunangannya

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
omjojosshhnn
dimohon untuk memberikan sedikit komentarnya ya buat kalian yang ga sengaja baca ff bobrok om ini :")
bukan ff baru sih tapi ya om nyoba buat ngepost di sini hehe
thangyu~

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet