Perubahan
100 Hari Mengejar Irene BaeHari ke-62
Masih dihari yang sama dan Kang Seulgi semakin bingung dengan semua hal yang terjadi padanya akhir-akhir ini.
Pertama.. Saat ini di tangannya ada bekas luka.
Kedua.. Sentuhan Irene terasa sangat menyakitkan
Tiga.. Pertahanannya menjadi kurang tajam.
Ya bagaimana tidak?
Untuk alasan ketiga, Seulgi benar-benar tau ada yang aneh dengan dirinya.
Ketika intuisi seorang Clepta berdarah murni itu seperti hewan buas— setajam predator berdarah dingin..
Kali ini Seulgi merasa bahwa ada yang menurun pada dirinya.
Dia bahkan tiba-tiba terkejut ketika seseorang menghampirinya.
Ya seperti saat ini.
Karena benar saja, dia hampir melompat ketika dia melihat Wendy menarik kerahnya.
"Ikut aku" bisik Wendy
"Kemana?"
Wendy terkekeh nakal, dia bersiul beberapa kali— seperti sedang memanggil sesuatu.
Seulgi tau apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.
"Wendy jangan lag—
Namun belum sempat Seulgi menyelesaikan perkataannya.
Seekor Kucing raksasa dengan sayap berduri menabrak dinding sekolah.
Menghancurkan batu bata yang tadinya tertatah dengan rapih.
Seulgi mendesah,
"Kau bajingan"
Wendy pun tertawa dan sedikit membungkuk.
Bajingan memang.
Dia lalu menghampiri, felis itu lalu mengusap punggungnya dengan pelan..
"Kerja bagus Krena, ini untukmu"
Wendy meraih sebuah biji kacang berwarna hitam dari dalam saku kemejanya dan melemparkannya kedalam mulut monster peliharaannya itu.
Sekali lagi menepuk surai lembut Krena, Wendy pun naik keatas punggungnya dan secara ajaib mengambil sebuah topi dari dalam kemejanya.
"Naik Seul, kita akan terbang!" ucapnya antusias dengan senyuman lebar diwajahnya
Namun Seulgi pun menggeleng, berniat untuk menolak ajakan Wendy.
"Tidak hari ini—
"Son Seungwan! Kang Seulgi!" lalu terdengar suara teriakan Guru Park yang menggelegar sempurna disepanjang koridor sekolah.
Seulgi mendecih,
"Oh ayolah Wendy.." kesalnya sambil menatap Wendy dengan tajam
Wendy pun tertawa dengan kencang,
"Larilah lebih cepat pak atau kau akan ketinggalan"
Terdengar umpatan keras dari Guru Park.
Seulgi yang tak punya pilihan lain akhirnya naik keatas Krena..
"Kau menyeretku lagi ke dalam rencana busukmu"
Wendy pun mengedipkan matanya,
"Terima kasih kembali Kang Seulgi"
"Vade" ucap Wendy pada Krena.
Segera setelah kata itu keluar, kucing raksasa bersayap itu langsung berlari beberapa meter dan mulai mengambang diatas udara.
Namun..
"Glacio" ucap seseorang dari bawah
Membuat Krena membeku dan tak bisa kemana-mana.
Wendy mengumpat dengan keras.
"Custos sialan!" ucapnya sambil menengok kebawah
Dan segera membungkam mulutnya ketika dia melihat siapa itu.
"Bu Erica? Huh? Apakah dia Custos? Setau ku dia—
"Dia orang asing" pelan Seulgi, menatap Erica dengan tajam.
Entahlah tapi semenjak kejadian melawan Naga itu.. Seulgi merasa bahwa dia harus berhati-hati dengan guru barunya itu.
Iya.
Menurutnya Erica terlalu mencurigakan.
"Seul tapi dia baru saja melemparkan mantra khusus"
Ya.
Glacio.
Mantra para kaum Custos.
Hanya para Custos lah yang bisa menggunakan mantra itu.
"Kalian berdua turun sekarang!" ucap Erica dari bawah
Seulgi masih menatap Erica dan rasa kecurigaannya kian menjadi-jadi saja.
Melihat kedua mata itu, Seulgi melihat ada sesuatu yang begitu familiar.
Dia tidak tau itu apa tapi yang pasti..
Mata itu benar-benar membuat Seulgi merasakan berbagai macam emosi.
Dia benci merasakan ini..
Dia benci menjadi seperti ini..
Dia benci semua ini..
Dan saat itu di dalam benaknya hanya ada satu.
Kang Seulgi ingin pergi jauh-jauh dari sana.
"Intermissum" ucapnya
Dan seketika itu juga, sebuah mantra pembatal telah diucapkan oleh Kang Seulgi.
Mata Erica terbelakak,
Napas Wendy tertahan ditenggorokannya.
Dan Seulgi?
Dia sendiri pun terkejut akan dirinya.
Ya.
Karena benar saja.
Comments