Chapter 5

The Man Who Came from the Star [BTS VHope]
Please Subscribe to read the full chapter

V baru saja menuruni kaki gunung Yongmasan setelah melihat air terjun disana. Seorang diri menyusuri jalan setapak untuk menuju halte. Setelah 10 menit menunggu, bus dengan tujuan pusat kota datang.

"Kapan sunbae akan menjemputku disini?" gumam V pelan.

V menikmati pemandangan gunung sepanjang perjalanan pulang menuju kota. Tempat ini begitu tenang dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Bus yang ditumpangi V sudah mendekati kota. Pandangannya teralihkan ketika melihat sebuah pasar tradisional. Sudah lama V tidak pergi ke pasar, terakhir ia kesana bersama Hoseok untuk membeli bahan makanan. Hoseok memang lebih suka pergi ke pasar tradisional daripada hypermarket karena harganya lebih murah.

"Tolong berhenti di sini!" ujar V pada supir bus. V menyempatkan diri untuk mampir ke toko ikan. Bukan toko yang menjual ikan-ikan segar untuk dimasak melainkan toko yang menjual ikan-ikan hias. Perhatiannya tertuju pada ikan koi berwarna oranye yang senada dengan warna rambutnya. Ikan itu gendut dan matanya menonjol keluar seperti mau copot. Tapi memang begitulah penampakan si ikan koi. V membeli satu ekor, kemudian ia memutuskan untuk membeli satu lagi yang berwarna hitam kecokelatan. Si penjual membungkus dua ekor ikan yang dipesan V dengan plastik yang sudah diisi oleh gas oksigen.

"Ikan ini mirip aku dan Hoseok hyung," gumamnya sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Ahjeossi, aku juga mau beli akuarium kecil itu ya!" seru V yang menunjuk ke arah akuarium berbentuk bulat. V juga membeli pakan ikan dan mini generator sebagai alat sirkulasi airnya.

V merasa senang karena ia punya peliharaan baru yang dianggap sebagai teman barunya. Sejak ia pergi dari apartemen Hoseok, V merasa kesepian karena Nick masih ada disana. Selama tinggal bersama Yoongi, pria itu membebaskan V untuk pergi kemana saja asalkan ia tidak pulang larut malam. Kenyataannya V merasa kesepian, Yoongi dan Hoseok terlalu berbeda. Yoongi tidak pernah memarahinya dan selalu mengerti keadaannya, berbeda dengan Hoseok yang selalu melarangnya untuk melakukan ini dan itu. Namun Hoseok selalu ada untuknya.

V berjalan menuju halte bus terdekat. Beberapa meter di depannya ada sebuah keramaian, V menghampiri dengan susah payah karena ia menjinjing dua kantung kresek besar yang berisi barang belanjaannya tadi. Disana telah terjadi kecelakaan mobil beruntun. Beberapa mobil ambulans dan mobil polisi baru saja datang dan segera mengatasi kekacauan yang terjadi.

"Apa yang terjadi?" tanya V.

"Ada kecelakaan mobil beruntun, awalnya dari truk pengangkut barang itu." seru salah seorang yang menjawab pertanyaan V dengan menunjuk ke arah mobil truk cokelat yang hampir terbalik dan masuk parit.

V berjinjit untuk melihat situasi yang terjadi. Banyak orang yang mengalami luka-luka. V merasa kasihan melihat para korban itu. Tanpa sengaja V melihat seseorang yang menyita perhatiannya.

"Hoseok hyung?" V bergumam setelah melihat sosok pria kurus yang dikenalnya itu. Hoseok sedang membantu beberapa korban yang tidak bisa keluar dari mobil karena terjepit. V ingin menghampirinya namun jika itu terjadi pasti nanti Hoseok akan marah. Nampaknya dia juga sibuk sekali. V bergerak mundur dari kerumunan, berusaha untuk lenyap dari pandangan Hoseok

Sementara itu Hoseok berusaha mensterilkan area kecelakaan.

"Mundur, kubilang mundur, disini terlalu berbahaya." ujar Hoseok seraya memberi instruksi kepada para pejalan kaki dan pengendara mobil yang sengaja memberhentikan mobilnya hanya untuk melihat peristiwa kecelakaan itu. Hoseok mulai geram karena tidak ada satupun yang mau menuruti perkataannya.

"Jimin bantu aku!" pinta Hoseok.

"Arraseo hyung!" sahut Jimin.

Hoseok dan Jimin segera menghampiri orang-orang dan memundurkan mereka secara paksa. Ketika sibuk mengatur orang-orang di jalan. Hoseok menemukan sosok berambut oranye terang diantara kerumunan itu.

"V?" Hoseok menyipitkan matanya, memastikan apakah itu benar-benar V.

V bergerak semakin menjauh. Hoseok berusaha menembus kerumunan itu untuk mengejar V. Terlalu banyak, Hoseok kesulitan mengejarnya.

"V tunggu! Minggir saya sherif! Minggir!" seru pria itu sambil mengangkat lencananya.

Hoseok segera menyambar bahu V dan menariknya secara paksa.

"V kau kemana saj-" beberapa kalimat omelan panjang lebar sudah menggantung di ujung lidah Hoseok, namun orang yang ditariknya bukanlah V.

"Maafkan saya," Hoseok membungkukkan tubuhnya sedikit. Dia jadi canggung karena sudah salah memanggil orang. Untunglah orang yang ditarik Hoseok tidak marah sedikitpun. Hoseok memijat keningnya yang mulai terasa pening. Kenapa bayang-bayang V selalu menghantuinya? Akhir-akhir ini ia terus memikirkan V.

.

.

.

Setelah hampir empat jam lebih mensterilkan area kecelakaan, Hoseok sampai melupakan niatnya untuk menanyakan soal trauma yang dialami Cho Seunghoon— pembunuh bayaran itu pada Yoongi. Terakhir keduanya bertemu ketika Hoseok menanyakan tentang V. Setelah itu keduanya disibukkan pada kerjaan masing-masing.

"Yoongi aku mau bicara sesuatu." Hoseok menghampiri Yoongi yang sedang sibuk dengan komputernya.

"Ada apa?" tanya Yoongi dengan ekspresi datar.

"Aku bertemu dengan Cho Seunghoon di RSJ kemarin. Aku penasaran kenapa dia bisa jadi gila seperti itu? Dia terus ketakutan dan berkata dia hampir mati karena paru-parunya terisi air. Kau yang terakhir menemukannya jadi aku ingin kau mengklarifikasi semua ini"

Ada apa gerangan Hoseok menanyakan hal ini padanya? Yoongi bahkan sudah menutup rapat-rapat mengenai kasus tersebut.

"Kasus ini sudah selesai beberapa bulan yang lalu jadi untuk apa kau mengungkitnya kembali?" sahut Yoongi, kali ini sedikit acuh.

Hoseok sedikit emosi. Perkataan Yoongi memang benar, di satu sisi kasus ini sudah selesai tetapi Hoseok memiliki firasat ada perihal yang menjanggal mengenai tersangka itu.

"Jelas itu hak-ku karena kasus ini awalnya diberikan padaku!"

"Baiklah kalau itu maumu akan kuberikan laporannya segera."

"Tidak aku maunya sekarang!" sergah Hoseok.

Yoongi berusaha menahan amarahnya. Hoseok ini benar-benar keras kepala. Sebenarnya tak jarang kedua rival ini bercekcok.

"Pria itu hanya mengalami anxiety disorders setelah mencoba membunuh kau." Yoongi buka suara.

Hoseok memicingkan mata, "Tapi dia menyebutkan bertemu dengan hantu atau semacamnya, apalah itu pokoknya. Apa yang dikatakannya benar?"

"Kau percaya dengan hantu?" selidik Yoongi.

"Tidak." jawab Hoseok dengan tegas.

"Ya begitu juga denganku." sahut Yoongi santai.

Yoongi begitu rumit. Tapi Hoseok merasa ketakutan yang dialami Cho Seunghoon itu tidak dibuat-buat. Kalau dia menderita anxiety disordes, seharusnya itu terjadi setiap dia membunuh orang, sedangkan di catatan riwayatnya tidak ada sama sekali laporan yang menunjukan bahwa pria itu menderita kelainan tersebut.

Setelah percakapan tadi Hoseok merencanakan sesuatu. Hari ini seperti biasa, Yoongi pulang kerja lebih awal. Sejam lebih berlalu, Hoseok memutuskan untuk bergerak ke ruang kerja Jimin.

"Jimin kau bisa meretas kan?" tanya Hoseok dengan suara yang pelan.

"Apapun bisa kulakukan hyung." sahut Jimin.

"Baiklah aku minta bantuanmu, tolong kau periksa data yang ada di komputer milik Yoongi!"

"Waeyo hyung? Wah jangan-jangan kau mau berbuat curang ya?" selidik Jimin.

"Aniyo bukan begitu! Aku pikir Yoongi telah menyembunyikan suatu hal pada kasus Cho Seunghoon"

Jimin mangut-mangut sembari mengusap dagunya yang lancip. Apapun permintaan Hoseok pasti dongsaengnya ini tidak bisa mengelak. Hoseok sudah sangat mempercayainya. Begitu juga dengan Jimin. Anak itu masih jadi semur jagung di dunia kriminal dan ia sudah sangat mengenal luar-dalam Hoseok.

Jimin dan Hoseok bergegas untuk memeriksa komputer Yoongi. Keahlian Jimin sebagai hacker sudah tidak diragukan lagi. Belum sampai lima menit ia berhasil membuka semua data yang telah dikunci oleh Yoongi. Hoseok memeriksa folder satu persatu. Folder dengan nama 160220 mencuri perhatiannya. Angka tersebut bertepatan dengan tanggal penangkapan tersangka. Folder itu berisi file foto tersangka dan dua dokumen laporan. Hoseok menyalin folder tersebut. Kemudian setelah selesai Jimin kembali menghapus recent history dan mematikan komputer seperti semula.

Hoseok membuka 2 file laporan yang berhasil ia salin melalui komputernya, masing-masing file memiliki judul sama. Namun salah satu file diberi akhiran huruf V. Hoseok membuka file yang terakhir dan meng-scroll laporan yang sebagian besar ditulis olehnya. Semakin menuju ke halaman akhir ia menemukan ada sesuatu yang menjanggal. Ada tulisan yang membuatnya terdiam sejenak dan ia membaca dengan perasaan tidak karuan. Tulisan itu diberi highlight kuning terang.

"Tersangka bertemu dengan seorang pemuda dengan ciri-ciri bertubuh tinggi besar, mata terlihat hitam, berpakaian kaus biru tua lengan panjang, ujung lengan ada dua garis putih dengan celana hitam. Pemuda itu mengangkat tubuhnya ke atas hingga melayang kira-kira satu setengah meter dari permukaan tanah tanpa menyentuhnya sedikitpun."

Hoseok membaca satu persatu kalimat itu. Tangannya terus meng-scroll mouse perlahan. Deskripsi kalimat yang ditulis oleh Yoongi sama persis dengan kalimat yang diucapkan Cho Seunghoon.

Ciri-ciri pakaian itu sama persis dengan pakaian milik Hoseok. Namun saat itu yang mengenakan bukan dia, melainkan V. Hoseok mencoba mengingat kembali saat ia pulang dari rumah sakit dan melihat V yang terserang demam.

Hoseok mengambil kertas kosong dan pulpen, ia segera membuat timeline peristiwa yang terjadi.

Mula-mula ia menulis 'pelabuhan' dan membubuhkan tanda panah lalu menuliskan: Hoseok bertemu dengan tersangka kemudian menambahkan kecelakaan dan tenggelam di laut. Berikutnya tersangka bertemu dengan orang yang dianggap sebagai hantu. Hoseok memberi tanda X pada sosok misterius yang dilihat tersangka. Setelah itu Yoongi menangkap tersangka di Donggu. Ciri-ciri X mirip dengan pakaian milik Hoseok yang dikenakan oleh V.

Jadi kesimpulannya X itu adalah V.

Hoseok meremas rambutnya. Jika disimpulkan ini cukup masuk akal. Saat di tempat kejadian perkara, Hoseok tenggelam sekitar pukul 20.56 KST, sedangkan tersangka baru ditangkap Yoongi pada pukul 21.37 KST. Yang menyelamatkan Hoseok adalah Jimin. Jimin diperintahkan oleh Yoongi untuk ke pelabuhan. Jimin menemukan Hoseok yang sudah diselamatkan oleh beberapa petugas yang sedang berjaga. Menurut saksi, Hoseok diselamatkan pada pukul 21.28 KST. Mustahil jika Hoseok sudah tenggelam selama lebih dari 20 menit. Bisa saja dia sudah mati saat itu. Jika ditelaah berarti ada seseorang yang telah menolongnya pada jam-jam sebelum penangkapan tersangka.

Hoseok mem-print halaman yang diberi highlight kuning itu kemudian membawanya pergi bersama dengan dirinya.

Keesokan harinya pagi-pagi sekali Hoseok pergi ke pelabuhan dan bertemu dengan saksi yang telah menyelamatkan dirinya saat tenggelam. Tidak butuh waktu lama bagi Hoseok untuk bertemu dengan dua orang petugas pelabuhan. Kedua orang itu kompak bersaksi dan mengatakan "Kami berpatroli di area sini dan melihatmu jatuh tenggelam tidak sadarkan diri"

"Apa kalian yakin? Aku melihat keanehan jika mencoba membuat timeline ini. Hoseok menunjukkan secarik kertas yang telah dibuat olehnya.

"Selisih waktu saat kalian menyelamatkanku dengan laporan yang ditulis temanku tidak tepat. Seseorang yang jatuh tenggelam setelah dipukul kepalanya hingga pingsan tidak akan bertahan lebih dari 20 menit" Hoseok tersenyum menyeringai. Kedua petugas itu saling bertatapan satu sama lain. Seolah-olah salah satu dari mereka harus berani mengajukan pembelaan.

"Bagaimana? Apa ada yang masih mau mengelak?"

"Baiklah, saat kejadian itu seorang anak muda menghampiri kami. Dia basah kuyup dan meminta kami untuk segera membantu menyelamatkanmu. Tapi setelah kami menolongmu, anak itu menghilang," jawab salah satu petugas itu.

"Iya dia juga meminta kami untuk merahasiakanya, entah kenapa tapi kurasa saat itu dia benar-benar mengkhawatirkanmu." sahut petugas yang lain.

Kedua petugas itu juga mengiyakan bahwa pemuda yang menyelamatkan Hoseok berpakaian seperti yang ditulis olehnya.

Jadi Hoseok menulis di notes kecilnya. "Hoseok bertemu tersangka. Tersangka bertemu dengan X. Dan tersangka bertemu dengan Yoongi."

Tidak salah lagi, X itu V.

Tapi yang menjadi pertanyaan bagi Hoseok adalah apakah X bertemu dengan Yoongi?

.

.

.

Di rumah Yoongi, V sedang asyik dengan peliharaan barunya. Dua ekor ikan baru miliknya itu bergerak kesana-kemari dengan menggerakkan siripnya.

"Kalian lapar?" tanya V, kemudian ia membuka bungkus pakan ikan dan menuangkannya sedikit ke tangan. Pakan ikan itu ditaburkan ke dalam akuarium. Ikan-ikan itu segera memakan pakan ikan yang mengambang di permukaan air dengan cepat.

Sementara itu Yoongi baru saja tiba, semalam dia tidak pulang karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan olehnya. Tubuh Yoongi terasa letih sekali, ia ingin segera berbaring di tempat tidurnya.

"Hyung lihat aku membeli ikan!" seru V pada Yoongi yang baru saja pulang dari kantornya.

"Huh? Bagus sekali V," ujar Yoongi datar. V hanya diam mendengar respon Yoongi. Sepertinya pria itu sama sekali tidak tertarik dengan ikan baru milik V.

"Yoongi hyung kau sakit ya?" tanya V yang sedikit khawatir.

"Tidak sama sekali kok." Yoongi berusaha tersenyum. Seharusnya tadi dia berpura-pura tertarik dengan 'mainan' baru V itu.

"Oh iya kemarin sore aku melihat kecelakaan beruntun di distrik 29."

"Wae? Aigoo V kenapa kau pergi ke distrik 29? Jangan pergi jauh-jauh, berbahaya jika sendirian!" Yoongi mulai menunjukan rasa khawatir jika ia nanti bertemu dengan Hoseok karena rivalnya itu bekerja di distrik 22 hingga 29.

"Mianhae hyung saat itu aku dari pasar dan membeli ikan ini hehe," sahut V yang hanya terkekeh.

"Lalu apa ada sherif lain yang mengatasi?"

"Hmm ada banyak." V mengusap-usap ujung dagunya dengan telunjuknya dan berpikir sejenak.

"Hah ya sudah kalau begitu, V selamat malam!" seru Yoongi yang meninggalkannya sendiri di ruang tamu.

Dug. Dug. Dug.

"Min Yoongi buka pintunya!" teriak Hoseok dari luar pintu.

Hoseok menggedor-gedor pintu rumah Yoongi dengan keras.

"Siapa sih yang datang malam-malam begini?" desis Yoongi.

"Hoseok hyung?" gumam V.

Yoongi segera membukakan pintu.

"Heh brengsek kau harus jelaskan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet