Prolog

The Man Who Came from the Star [BTS VHope]
Please Subscribe to read the full chapter

Setitik cahaya berpendar kecil di antara cahaya yang bergeming lainnya. Cahaya yang berpendar itu terus bergerak turun melalui atmosfer bumi, melintasi awan cirrostratus dan kemudian jatuh di belakang kaki gunung Yongmasan. Kepulan asap membuat penglihatan jadi sukar. Tanah di hutan itu menjadi rusak karena disinggahi oleh benda misterius berlapis baja. Kobaran api yang keluar dari lubang pembuangan bahan bakar mulai padam namun berhasil menghancurkan rumput, pepohonan bahkan semak sekitarnya. Kapal luar angkasa yang didominasi warna hitam metalik itu cukup besar dan berkilauan di saat malam-malam begini. Pintu dari samping kiri terbuka ke atas dan beberapa sosok makhluk turun menginjakkan kaki-kaki mereka ke tanah. Satu diantaranya melompat dari anak tangga kedua terakhir dan berjongkok kemudian mengusap-usap permukaan tanah itu. Agak basah dan lembab karena di Seoul baru saja turun hujan.

"V teruslah berjalan!" perintah salah seorang kepada makhluk yang barusan berjongkok. Anak bernama V itu langsung bangkit berdiri dan menepuk-nepuk kedua tangannya yang kotor. Kemudian mengelapnya ke samping celananya. Menjijikkan, batin si orang yang barusan menegurnya. V hanya terkekeh kecil.

Kelima orang itu kemudian memeriksa area sekitar, meski di tengah hutan dan gelap gulita mereka tak lupa membawa lampu untuk pencahayaan. Baju yang dikenakan mereka didominasi oleh warna hitam. Dibalik jas hitam kelam menawan tersembul renda pada bagian kerah kemeja.

Si orang yang menegur V itu meminta empat orang lainnya termasuk V untuk mencari beberapa beberapa daftar benda yang diinginkan olehnya. Mereka pun berpencar dan dibatasi waktu hingga dua jam ke depan. Setelahnya mereka akan kembali ke titik berkumpul.

V si anggota termuda ikut mencari, ia bertugas untuk mencari bahan metal yang tertimbun di tanah bukit ini. Konon katanya tanah ini menyimpan sumber mineral yang melimpah. V menyentuh tanah kemudian mendekatkan telinganya ke permukaan. Suara ledakan dari kejauhan membuat V bangkit berdiri. V tercengang begitu menatap berbagai petasan warna-warni yang diduganya adalah bunga api di lemparkan ke langit. Hari ini adalah pergantian tahun baru 2016 jadi sudah menjadi tradisi setiap orang merayakannya dengan menyalakan petasan sampai jam dua belas malam. V menengadahkan kepalanya dan benar-benar takjub pada setiap bunga api raksasa yang membuat langit kelam itu seperti hidup.

Sebelumnya, seniornya Seokjin yang pernah bertandang ke Seoul suka bercerita padanya tentang indahnya kota empat musim itu. Seokjin pernah datang seribu tahun sebelumnya dan membantu klan mereka untuk melakukan sejumlah riset di bumi. Jadi untuk kali ini, V bersikeras berupaya membantu klan mereka untuk melanjutkan riset yang sudah pernah dilakukan oleh kelompok mereka sebelumnya. V sangat antusias dan tanpa sadar kakinya bergerak mengikuti ke arah 'bunga api raksasa' itu dan meninggalkan kaki gunung.

V pun tiba di tengah kota Seoul yang padat. Penampilannya sangat mencolok diantara yang lain karena jas hitam, kemeja renda serta rambut oranye terang. Tingkahnya tidak kalah mencolok dari penampilannya. V sangat antusias melihat ramainya kota Seoul. Ini memang sud

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet