There's Always a Reason

MISSING U
Please Subscribe to read the full chapter

HayiBaby is calling...

Hanbin tidak mengangkatnya bahkan setelah konsernya usai. Ia melirik ponselnya yang berada dalam mode getar itu berkelip menampilkan nama gadis yang saat ini tidak ingin Ia bahas. Mendengar suaranya hanya akan memperparah kondisi hatinya. Sialan Jung Jaewon...

"Oy! Ponselmu tuh dari tadi. Nggak niat buat diangkat? Baby tuh yang telepon" celoteh Bobby sembari mengusap keringat yang mengucur dipelipisnya.

Hanbin mendengus kasar. Baby, huh? Dia bukan Baby ku lagi. Baby Jaewon mungkin. Astaga! Apasih Bin! Sudahlah lupakan saja gadis jahat itu.  

"Sedang bertengkar?" Kini Yoyo yang sedari tadi memperhatikan ikut menyambar pembicaraan.

"Aku tidak mau membahas hal ini" Hanbin mendengus sekali lagi dan pergi meninggalkan dua hyung-nya itu.

"Aku ngomong sama Hanbin atau kuda sih Yo, kok dari tadi mendengus terus?" celoteh Bobby asal.

Yoyo atau Yunhyeong hanya mengendikkan bahunya dan melanjutkan melepas baju konsernya yang sudah benar-benar basah.

***

Disisi lain ada hati yang tak kalah cemas. Hayi terus menerus mencoba menelepon Hanbin. Mengirimkan berbagai pesan singkat. Ada apa sih kok tiba-tiba saja minta putus? Salah Hayi dimana? Atau jangan-jangan Yang sajang menyuruhnya untuk memutuskan Hayi lagi. Ya Tuhan... Mengapa semuanya menjadi rumit begini. Seharusnya sejak awal saja Ia tolak Hanbin. 

Baby we need to talk. Please answer my call...

Dikirimnya pesan terakhir itu. Namun sama saja. Hanbin tidak menjawab teleponnya. Hingga pada akhirnya ponselnya berdering. Bukan dari Hanbin. Tetapi Bobby meneleponnya.

"Kau sedang bertengkar?" 

Hayi mengernyitkan dahinya. Belum juga Ia berkata 'Halo' Bobby sudah menyambarnya dengan pertanyaan.

"Hemm...Kinda..." jawabnya "Tapi aku saja tidak tahu apa yang membuatnya marah. Kami bahkan tidak berkomunikasi sejak kemarin karena aku harus berlatih untuk showcaseku"

"Dia terlihat sangat marah. Aku takut..." cicit Bobby

"Kau ini lebih tua darinya. Pukul saja kalau dia memarahimu!" Hayi jadi emosi. Bisa tidak sih Bobby sedikit dewasa.

"Kau yakin tidak tau masalahnya?" tanya Bobby kembali.

"Sungguh Oppa! Tiba-tiba saja Ia mengirimiku pesan dan meminta untuk putus. Tolong ya tanyakan pada leadermu itu. Jika dalam waktu 24 jam tidak menghubungiku maka pesannya akan aku anggap serius! Camkan itu!" kemudian Hayi mematikan sambungan teleponnya. Dadanya naik turun karena amarah yang membuncah. Kepalanya sudah pusing memikirkan nasib hubungannya dengan leader keras kepala itu. Dan sekarang si leader tidak jelas itu meminta putus. 

Hey...tunggu sebentar. Bukankah ini bagus? Ia tidak perlu memikirkan alasan untuk memutuskan HanbinPabo itu.

Bukankah ini hal yang bagus?

Lantas mengapa hatinya mendadak kelu. Apakah ini benar benar hal yang bagus? 

Hayi menatap nanar proposal showcasenya. Impian terbesarnya. Apakah showcase ini adalah segalanya? Apakah ini benar benat hal yang Ia inginkan? 

***

"Aku sungguh tidak mau ikut campur. Silahkan pukul aku. Tapi aku hanya ingin menyampaikan pesannya saja" Bobby berteriak. Di depan pintu. Seperti orang gila.

Terserah apa kata orang. Yang penting Ia sudah menyampaikan pesan Hayi. Terserah apa kata pelayan hotel yang lewat. Mereka tidak mengenalnya secara personal ini kok. Untung urat malunya sudah Ia putus sejak lama. 

"Kau mendengarku Bin?! Jangan hanya mendengus! Kau bukan kuda" Bobby berteriak lagi.

"Kau tau. Kau harus mendengar cerita dari berbagai perspeksi. Supaya kau dapat menarik kesimpulan yang tepat. Jangan menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan pendapatmu saja. Kau berpacaran dengan orang lain. Bukan memacari dirimu saja" lanjut Bobby.

"Kalau kau sudah tidak mau. Hayi buatku saja ya! Dari pada kau--!" tandas Bobby. Belum juga Bobby menyelesaikan kalimatnya. Pintu di hadapannya terbuka. Menampilkan wajah Hanbin.

"Apa hyung bilang? Coba bilang sekali lagi?" ucap Hanbin dengan wajah horrornya. 

"Hem.. Ituuu... Ha-hayi..." apasih Bob kok jadi gagap gini. Batin Bobby.

"Coba ngomong sekali lagi. Biar jelas. Biar aku ada alasan buat gantung hyung di kamarku" ucapnya datar. Dingin. Tanpa ekspresi. 

Bobby jadi kicep.

"Ituu...hem..Hayi..." Bobby kembali gagap. Aduh...apasih Bob. Hanbin cuman bocah yang setahun lebih muda. Masak kalah sih :(

"Hayi kenapa?"

"Pu-put-tus ya" Bobby menampar mulutnya sendiri. Ngomong apa sih Bob!

"Tau dari mana? Hayi cerita?" Hanbin celingukan meilhat ke kanan dan kekiri. Sebelum akhirnya menyeret Bobby yang ketakutan setengah mati untuk masuk ke kamarnya.

Baiklah...mungkin jika nanti iKON comeback dengan 6 personil. Sudah dipastilan Bobb

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
bussyasbee
Update baru! Kalau ada typo tolong laporkan ya, ngetik cepet lewat hape nih

Comments

You must be logged in to comment
jj_jokvven
#1
Chapter 13: Lisaaaaaaaaaa ;p
mrlyncrdn #2
Chapter 1: English pleaseeee
madhyarfn #3
Chapter 12: Hanbinie is such a jealous ... xD this on-off relationship is so not healthy
Rubybeauty1982
#4
I can't read this language. I need an English version please.
jj_jokvven
#5
Chapter 10: ciye skripsi. disini maba masih luntang-lantung wkwk. semangat skripsi kak!
jj_jokvven
#6
Chapter 9: Junhoe emang yah hahahaha
jj_jokvven
#7
Chapter 7: gemessssssssh
fitriyannii #8
Chapter 7: Haha.. Mau mereka tetep bareng dong. Jealous Hanbin lucu bngt.. Hanhi
Leeyaaaa
#9
Chapter 5: Bau2nya sih si hayi mau balikan sm hanbin, haha
Si hanbin ya emg pinter nerima kode, pinter jg ngegombal, bisa jd calon penerus seungri nih *eh loh knp jd seungri yg kena
Dan hanbin disini maaaaaniiiissss banget
Di chapter sebelumnya dia kayak lebih kekanakan haha
Gimana hayi gak klepek2 coba
Sy kasih upvote berhubung km mau mendengarkan saran dr pembaca2 yg cerewet macem sy, hehe
Makasih ya udah update
Ditunggu chapter berikutnya
Semangat ^^
Leeyaaaa
#10
Chapter 4: Ceritanya bagus dan menarik
Aku gak ngerti si hanbin ini maunya apa, haha
Hayi mungkin karena cewek jd dia lebih ngikutin kemana "arah" si hanbin sambil dikit2 ngasih kode haha
Kalau boleh sedikit saran, author, mungkin tulisan km akan lebih enak dibaca kalau pakai bahasa baku semua, lbh konsisten (eg. kalau pakai "dia" ya "dia" terus, jgn ganti "ia" di tengah2), dan kalau misal kurang perlu pakai bahasa asing, mungkin gak usah pakai
Itu aja saranku, sisanya asik2 aja, mulai dr karakter sm plot aku suka
Makasih ya untuk ceritanya
Ditunggu chapter berikutnya
Semangat ^^