I Miss You, But I Hate You
MISSING U“Aku sudah berfikir ribuan kali dan tentunya mempertimbangkan keputusan terbaik yang harus diambil. Aku harap kau tidak akan terluka dengan keputusanku dan kita akan tetap menjadi teman baik. Seperti sebelumnya” Hanbin menggenggam tangan Hayi erat.
Hayi tercekat, Ia tahu kemana arah pembicaraan ini.
“Jadilah wanita yang tegar, kejarlah impianmu, jadilah penyanyi terkenal dan menangkan penghargaan tertinggi sebagai seorang penyanyi. Aku hanya akan menghalangi karirmu” Hanbin terus saja meracau, Ia sampai tidak sadar kalau ‘pacarnya’ sedang berusaha amat sangat keras menahan tangisnya.
“Jangan rindukan aku, jangan mencariku lagi. Kita hanya sampai di sini saja. Jangan menangis, aku merasa menjadi laki-laki yang brengsek karena telah membuatmu menangis. Aku mencintaimu, dulu, sekarang dan entah sampai kapan” Ia mencium kening Hayi kemudian beranjak keluar dari studio rekaman yang telah menjadi saksi bisu bagaimana kisah cinta mereka dimulai.
“Jangan pergi” dengan suara bergetar, Hayi menahan kepergian Hanbin yang sudah berada diujung pintu. “Jika kamu melangkah keluar dari pintu itu, kita benar-benar selesai” ucapnya parau.
“Maaf”
Hayi semakin tercekat. Ia sudah tidak bisa menahan lagi air matanya. Jadi kisah cintanya benar-benar sudah berakhir. Cinta pertamanya, pacar pertamanya, dan pemilik ciuman pertamanya benar-benar harus berhenti sampai di sini. Ia menangis di dalam studio yang kedap suara. Meleburkan suaranya agar tidak terdengar oleh siapapun. Studio rekaman ini menjadi saksi bagaimana kisah cinta mereka dimulai. Dari mulai menulis lagu bersama, berlatih bersama, hingga ciuman pertama mereka dimulai di ruangan sempit ini. Bukan ciuman yang panas seperti di film dewasa. Ciuman pertama mereka terasa lembut dan menyenangkan. Seperti musim semi.
Dan musim semi Hayi sepertinya sudah berakhir diterjang badai dan gemuruh besar.
***
“Hei Bro! Mukamu jelek banget. Kayaknya kamu butuh moodbooster deh” y mendekatkan wajahnya ke telinga Hanbin dan membisikan sesuatu kepadanya. “Lee Hayi sedang rekaman untuk comebacknya di studio sebelah. Bagaimana kalau kau datang dan curi beberapa ciuman darinya”
“Berhenti membicarakan Hayi, hyung. Kami sudah berakhir”
“What!”
Hanbin menatap hyung favortinya itu dengan tatapan –jangan-bertanya-soal-perempuan-itu-lagi-padaku- dan seketika dibalas tatapan –oke-aku-mengerti- dari Bobby dengan sedikit raut wajah kecewa. Meskipun Hayi adalah tipe wanita idealnya, melihat adik kesayangannya putus dan begitu merana membuat Bobby tak urung ikut sedih juga. Bagaimanapun Hanbin dan Hayi adalah pasangan favoritnya setelah Song Joong Ki dan Song Hye Kyo di drama Descendant of The Sun.
“Kau tahu Hanbin-ah, meskipun duniamu runtuh kamu tetap harus menghidupan dunia orang lain. Kamu seorang entertainer Bro!” y menepuk punggungnya perlahan dan beranjak pergi meninggalkan ruang latihan.
“Oh iya, jangan lupa persiapkan yang terbaik untuk konser iKON besok” kali ini Bobby benar-benar pergi meninggalkan Hanbin yang masih termenung di dalam ruang latihan.
Hanbin benar-benar tidak mengerti dengan hidup yang Ia jalani. Setelah kerja keras untuk mewujudkan debutnya dalam iKON kini pun hidupnya tetap harus keras tanpa bisa mendapatkan cinta dari orang yang Ia sayangi. Sungguh kehidupan entertainer itu sangat kejam. Bahkan kau harus tetap menahan rasa rindumu hingga kau pikir kau akan menjadi gila karenanya. Tapi nyatanya kau masih saja menetap dan bertahan, demi semua kerja keras yang kau lakukan. Iya semua kerja keras itu takkan Hanbin lepaskan begitu saja hanya untuk seorang wanita. Jadi dia pikir Hayi pasti bisa menunggunya. Jika perempuan itu masih mau menunggunya. Ah sialan! Mengapa hidupnya begitu rumit. Mengapa Hayi membuatnya begitu rumit!
Ah tidak-tidak! Ini bukan salah Hayi. Jika ada oknum yang harus disalahkan, itu adalah dirinya. Rookie kurang ajar yang berani-beraninya menaruh hati pada seniornya dan dengan berani meminta seniornya itu menjadi kekasihnya. Lebih kurang ajar lagi karena rookie brengsek
Comments