Another Reason

Best (Boy)friend

I want to hold you with another reason, but I coudn’t be more selfish

 

“Aku tidak percaya bocah itu bergerak dengan cepat,” ucap Chanyeol setelah Jongin keluar dari apartemen Ga Eun. Percakapan Jongin tentang dirinya yang tertarik dengan Ga Eun membuat Chanyeol bertanya-tanya.

“Bergerak cepat maksudmu? Lalu kenapa kening mu berkerut begitu? Apa kau berpikir tentang sesuatu” Ga Eun kemudian bangkit dari sofa lalu menjatuhkan dirinya disebelah Chanyeol. Sebelah tangan Ga Eun yang kosong menyentuh dahi Chanyeol lalu memijat kecil kening Chanyeol yang berkerut tadi.

“Bukan apa-apa, aku hanya mengoceh saja,” ujar Chanyeol kemudian memberikan Ga Eun senyumnya. Tangan Ga Eun perlahan menjauh dari kening Chanyeol lalu kembali membalas senyuman Chanyeol.

“Jadi, aku sedikit penasaran bagaimana kau bisa berkenalan dengan Jongin?” tanya Chanyeol penasaran.

Ga Eun menghela napasnya berat. Gadis itu kembali memutar ingatannya, bagaimana pertemuan konyol yang terjadi antara dirinya dan Jongin. “Sebenarnya aku tidak pernah berkenalan dengan dia, lelaki aneh itu saja yang menghampiri ku, lalu dengan percaya dirinya yang sangat tinggi dia memperkenalkan diri, aku terlalu malas mendengar basa-basi busuk lelaki tersebut segera menghindar darinya,” jelas Ga Eun.

Chanyeol mengangguk pelan setelah mendengar penjelasan dari Ga Eun. Tidak ada yang jauh berbeda dari penjelasan Ga Eun dan Jongin. Hanya saja Jongin terdengar sangat mengagumi Ga Eun, sedangkan Ga Eun tidak terlalu tertarik dengan Chanyeol.

“Bukankah lelaki itu tertarik padamu?” Chanyeol kembali bertanya. Ga Eun menatap Chanyeol tidak percaya lalu bertanya, “Apa yang kau katakan barusan? Lelaki itu tertarik dengan ku? Ada-ada saja.” Ga Eun berdecak tidak percaya.

“Ya, aku sendiri tidak tahu, mungkin saja kan.” Chanyeol kembali mengoceh.

“Ah! Sudah lah! Kepalaku pusing mendengar mu,” ucap Ga Eun dengan keningnya yang berkerut tidak lupa bibirnya yang mengerucut.

Aigoo, sudah lama tidak melihat Ga Eun ku salah tingkah seperti ini,” goda Chanyeol kemudian sebelah tangannya mencubit hidung Ga Eun yang berkerut.

“Salah tingkah apanya! Sudah lah! Aku tidak peduli dengan mu.” Ga Eun kemudian bangkit dari sofa dan meninggalkan Chanyeol di ruang tengah. Dengan segera Chanyeol menyusul langkah Ga Eun yang berjalan menuju kamar. Saat membuka kamar Ga Eun, Chanyeol mendapatkan gadis itu sedang tidur dengan posisi menyamping yang berlawanan arah dengan Chanyeol. Chanyeol kembali duduk disisi kasur Ga Eun, sebelah tangan Chanyeol mengguncang pelan bahu Ga Eun berharap Ga Eun berbicara dengannya segera.

“Ga Eun-ah, aku tadi hanya bercanda. Kenapa kau sensitif sekali,” ucap Chanyeol sembari tangannya mengelus pelan bahu Ga Eun, berharap Ga Eun segera membalik badannya. Chanyeol dapat merasakan bahu Ga Eun yang bergetar. Perasaan Chanyeol cemas dengan kemungkinan gadis itu menangis atau sesuatu hal buruk terjadi, atau mungkin saja perkataan Chanyeol menyinggung perasaan gadis tersebut. Chanyeol menghabiskan jaraknya dengan Ga Eun kemudian wajah Chanyeol mendekati telinga Ga Eun lalu berbisik. “Ga Eun-ah, jika aku tadi menyinggung perasaan mu, aku minta maaf.”

Bahu Ga Eun kembali bergetar hebat. Chanyeol yang merasa semakin cemas dengan segera membalikkan badan Ga Eun. Ekspektasi Chanyeol yang mengira gadis itu sedang menangis tersedu pun salah. Yang ada Chanyeol menemukan Ga Eun sedang menahan tawanya. Itu lah penyebab bahu Ga Eun bergetar dengan hebat tadi.

Ga Eun tertawa dengan terbahak-bahak sebelum menjawab Chanyeol, “Chanyeol-ah, apa kau begitu mencemaskan ku? Siapa suruh kau mengerjai ku tadi,” ucap Ga Eun kemudian kembali tertawa.

“Apa-apaan kau ini! Aku kira kau benar-benar menangis, oke Ga Eun, lihat saja pembalasan ku,” ucap Chanyeol dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya.

“Pembalasan maksudmu—“

Ga Eun tidak sanggup melanjutkan kalimatnya saat kedua tangan Chanyeol menangkap pinggang Ga Eun kemudia semua jari Chanyeol bermain dan menggelitik pinggang Ga Eun.

“Chanyeol-ah, ampun, hentikan!” teriak Ga Eun disela tawanya.

“Chanyeol oppa, aku minta maaf, ucapkan seperti itu.” 

“Aku terlalu malas memanggilmu oppa—aw! Chanyeol oppa, hentikan!” Ga Eun kembali berteriak. Namun teriakan Ga Eun tidak memberhentikan jemari Chanyeol yang masih menggelitikinya.

“Chanyeol oppa, aku minta maaf, seperti itu Ga Eun-ah,” ulang Chanyeol.

“Chanyeol oppa, aku minta maaf,” ucap Ga Eun dengan suara yang lantang dan berhasil memberhentikan jemari Chanyeol yang menggelitikinya. Chanyeol tersenyum puas mendengar Ga Eun yang mau menurutinya. Baik Chanyeol dan Ga Eun sama-sama tersengal setelah tertawa keras. Chanyeol kemudian bersandar di dinding kasur Ga Eun dan menatap sahabatnya yang sedang memegang pinggangnya.

“Apa aku menyaikitimu?” tanya Chanyeol.

Ga Eun tidak menjawab pertanyaan Chanyeol. Gadis itu kembali menatap Chanyeol sebelum menyandarkan kepalanya di atas paha Chanyeol, kemudian Ga Eun memberikan Chanyeol senyum termanisnya.

Chanyeol membalas senyum Ga Eun sebelum matanya menatap Ga Eun heran lalu berkata “Kenapa tingkah mu aneh sehari ini? Tadi kau marah tidak jelas hingga kini kau bertingkah manja.”

“Memang hanya kau saja yang boleh menyandarkan kepalamu di paha ku? Dan aku tidak boleh?” Ga Eun kembali bertanya kepada Chanyeol.

Senyum Chanyeol melebar sebelum sebelah tangannya menyentuh rambut Ga Eun dan jemari Chanyeol menyisir lembut helaian rambut Ga Eun.

“Aku ingat! Setiap kau menyandarkan kepala mu di pahaku itu berarti kau sedang merindukan ayah mu, bukan?” tanya Chanyeol.

Ga Eun menutup kedua mulutnya lalu terdiam dan kedua matanya menatap kosong Chanyeol. Dulu mungkin alasan Ga Eun bersikap manja dengan Chanyeol karena dirinya yang merindukan ayanya. Tetapi kali ini Ga Eun memiliki alasan yang lain.

“Aku…hanya saja semenjak aku kembali dari London aku tidak pernah manja dengan mu, atau—mungkin benar saja kalau aku merindukan ayahku,” jawab Ga Eun.

“Kau ini ada-ada saja.” Chanyeol kemudian tertawa kecil terhadap Ga Eun.

Tidak tahu sudah berapa lama jemari Chanyeol bermain di rambut Ga Eun, hingga sebuah panggilan masuk memberhentikan kegiatan Chanyeol tersebut.

“Halo. Iya Ji Eun-ah? Aku…aku kini sedang berada di suatu tempat? Kau menunggu disana? Baiklah aku akan segera kesana.” Chanyeol kemudian memutuskan sambungan telepon tersebut.

Tidak sengaja, Ga Eun menguping percakapan via telepon antara Chanyeol dan Ji Eun. Di dalam hatinya, Ga Eun merasa kesal kenapa Ji Eun harus mengganggu Chanyeol yang harus menemaninya hari ini. Ga Eun langsung bangkit dan duduk disebelah Chanyeol.

“Kau akan pergi sekarang?” tanya Ga Eun dengan suaranya yang serak. Seolah gadis itu sedang menahan sesuatu.

“Iya, aku memang ada janji tadinya dengan Ji Eun siang ini, kau tidak apa-apa aku tinggal sendiri kan?” tanya Chanyeol memastikan keadaan Ji Eun.

“A-aku…” Ga Eun terdengar tidak sanggup untuk melanjutkan kalimatnya.

“Ga Eun-ah, kau tidak apa-apa?” Chanyeol kembali bertanya.

“Pergilah, aku tidak apa-apa,” gumam Ga Eun.

“Baiklah aku pergi dulu,” kemudian Chanyeol bangkit dari kasur Ga Eun, namun tertahan karena Ga Eun kembali menahan lengan Chanyeol.

“Ada apa, Ga Eun-ah?” tanya Chanyeol mulai heran.

“Tidak, hati-hati dijalan,” balas Ga Eun sembari tangannya melepaskan lengan Chanyeol.

“Baiklah, aku pergi ya,” Chanyeol mengusap puncak kepala Ga Eun sebelum keluar dari kamar Ga Eun.

Tepat saat  pintu kamar Ga Eun tertutup, disaat itulah kedua mata Ga Eun mengeluarkan air mata.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pikahbajet #1
Chapter 1: kesian ga eun