I'm (Not) Happy

Best (Boy)friend

‘Aku kembali tersenyum sekaligus kembali merasa sakit,’

 

Pagi yang cerah bagi orang-orang untuk memulai aktivitas, tetapi tidak bagi Ga Eun. Bunyi alarm yang sangat menganggu seolah memaksa Ga Eun untuk cepat-cepat bangun dari tempat tidurnya. Alarm Ga Eun sudah berbunyi 5 kali yang berarti itu kesempatan terakhir Ga Eun untuk bermalasan di kasurnya. Dengan malas Ga Eun mendudukan dirinya, lalu tangan Ga Eun meraih telepon genggamnya yang berdering. Ga Eun menolak panggilan masuk dari Chanyeol karena terlalu malas mendengar omelan dari sahabatnya tersebut. Ga Eun kembali menguap sebelum bagkit dari tempat tidurnya dan berlalu ke kamar mandi. Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk Ga Eun bersiap-siap. Ga Eun terlihat sangat simpel dengan overzised t-shirt dan celana jeans birunya. Ga Eun keluar dari kamar lalu berjalan ke dapur. Tepat di meja makan, langkah Ga Eun berhenti saat melihat lelaki dengan tubuh tinggi yang sedang membelakanginya, lelaki tersebut terlihat sibuk memotong sesuatu.

“Chanyeol-ah! Apa yang kau lakukan disini?” Ga Eun menghampiri Chanyeol yang sedang sibuk memotong sosis.

“Aku sedang mengantar nyawaku untuk mu, Ga Eun.” Chanyeol terdengar sangat serius tanpa melihat Ga Eun dan tetap sibuk memotong sosis.

“Maksudmu?” Ga Eun heran dengan ucapan Chanyeol lalu meraih pundak Chanyeol dan menatap Chanyeol serius.

Chanyeol berhenti dengan kegiatannya lalu kembali menatap Ga Eun. Senyum Chanyeol yang baru saja membelah di wajahnya berubah menjadi tawa yang terlihat lucu.

“Aku bercanda Ga Eun. Kenapa kau sangat serius. Tadi aku sudah menelepon mu, tetapi kau menolak panggilan ku. Aku ingat kondisi mu semalam tidak baik dan aku berniat untuk sarapan bersamamu dan mengantarmu ke kampus.” Chanyeol menjelaskan alasan keberadaannya pagi itu di apartemen Ga Eun.

Ga Eun tersenyum tipis mendengar penjelasan Chanyeol. Di dalam hati Ga Eun, dia merasa sangat senang karena Chanyeol selalu ada untuknya, walaupun kini lelaki tersebut sedang dekat dengan wanita lain.

Chanyeol melihat Ga Eun yang menunjukkan senyum tipisnya pun ikut merasa senang. Melihat suasana hati sahabatnya itu terlihat baik merupakan sebuah kelegaan tersendiri bagi Chanyeol. Kedua tangan Chanyeol lalu menangkup wajah Ga Eun, kedua ibu jari Chanyeol mengelus lembut pipi Ga Eun, “Melihat senyum di wajah mu, sepertinya hari ini akan menjadi salah satu hari terbaik di dunia ini.”

Ga Eun tertawa kecil mendengar Chanyeol sembari kedua tangannya memegang lengan Chanyeol lalu menjauhkan telapak tangan lelaki tersebut dari wajahnya. “Baiklah tuan Park, terserah kau saja. Sebelum aku kenyang mendengar rayuan mu itu, lebih baik selesaikan masakan mu tersebut agar aku bisa sarapan karena sekarang aku merasa sangat lapar.” Ga Eun mencubit pelan hidung Chanyeol lalu meninggalkan lelaki tersebut di dapur, membiarkan sahabatnya tersebut menyelesaikan masakannya.

Ga Eun dapat merasakan giginya seolah akan kering karena perlakuan Chanyeol yang manis tadi. Tentu saja Ga Eun senang diperlakukan manis seperti tadi oleh Chanyeol. Pikiran Ga Eun melayang, gadis itu berpikir, jika hanya menjadi sahabat Park Chanyeol, lelaki tersebut bisa bertingkah sangat manis, bagaimana jika nantinya Chanyeol menjadi kekasihnya. Namun pikiran konyol Ga Eun itu tidak berlangsung lama saat ponsel Chanyeol yang tergeletak di atas meja makan itu bergetar. Dari layar ponselnya tersebut, Ga Eun dapat melihat bahwa ponsel Chanyeol baru saja mendapatkan sebuah pesan singkat, dan melihat nama pengirim dari pesan masuk tersebut sukses membuat suasana hati Ga Eun berubah menjadi buruk. Dari layar ponsel Chanyeol, terlihat si pengirim hanya menulis sebuah pesan yang sangat singkat.

                From: Ji Eun

                Selamat pagi Chanyeol :)

Ga Eun tidak ingin terlalu memperdulikan pesan singkat tersebut dan menghiraukan pesan bodoh itu. Terdengar Chanyeol sudah tidak sibuk lagi dengan kegiatannya di dapur, Ga Eun langsung berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

“Oke, sarapan sudah siap nyonya Song. Aku hanya membuat omelette dan sosis dengan saus buatanku sendiri. Aku harap kau suka dan bisa menghabiskan ini dengan cepat karena aku harus berada di kampus sekitar 30 menit lagi.” Chanyeol mulai mengomel melihat Ga Eun yang sibuk dengan ponselnya.

“Baiklah tuan Park, tidak usah mengomel. Masakanmu terlihat lezat seperti biasanya. Aku makan ya.” Ga Eun mulai menyantap sarapan yang dibuat oleh Chanyeol. Chanyeol terlihat puas melihat Ga Eun makan dengan baik pagi itu. Ponsel Chanyeol kembali berbunyi dan Chanyeol pun berhenti menyantap sarapannya. Ga Eun dengan diam-diam memperhatikan Chanyeol yang terlihat senyam-senyum sendiri melihat ponselnya tersebut.

“Aku benar bukan bahwa hari ini adalah salah satu hari terbaik? Ga Eun-ah, hari ini aku akan berkencan dengan Ji Eun, awalnya dia menolak ku untuk hari ini dan akan menggantinya dengan minggu depan, tetapi pagi ini dia kembali memberitahu ku bahwa hari ini dia bisa pergi dengan ku, aku sungguh tidak sabar!” Chanyeol terdengar sangat bahagia melihat pesan singkat yang dikirim oleh Ji Eun.

“A-aku, turut berbahagia, Chanyeol-ah,” ujar Ga Eun terbata-bata. Dengan malas Ga Eun kembali menyantap sarapannya.

“Jika bukan karena dirimu, mungkin aku tidak bisa dekat dengan Ji Eun, terima kasih, Ga Eun-ah.” Chanyeol menatap Ga Eun dengan serius. Terpancar dari kedua mata Chanyeol bahwa lelaki tersebut sangat bersyukur bisa dekat dengan gadis yang ia sukai.

Ga Eun hanya bisa kembali menatap Chanyeol. Ga Eun menggigit bibir bawahnya, berusaha semampunya untuk tidak menjatuhkan air matanya yang sudah memaksa untuk keluar. Berulang kali Ga Eun memastikan perasaannya agar baik-baik saja. Senyum tipis membelah di wajah Ga Eun, seolah dirinya memberitahu Chanyeol secara tidak langsung bahwa ia ikut berbahagia.

‘Aku kembali tersenyum melihat mu bahagia, Chanyeol-ah. Meskipun kau tidak tahu betapa sakitnya perasaan ku saat ini.'

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pikahbajet #1
Chapter 1: kesian ga eun