Your Smile

Best (Boy)friend

‘Your Smile Even Better than Cotton Candy,’

 

Dengan malas Chanyeol bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar dari kamar Ga Eun menuju dapur. Chanyeol memeriksa dapur Ga Eun dan memeriksa kulkas Ga Eun yang masih sepi. Chanyeol berjalan keluar apartemen Ga Eun untuk pergi ke supermarket dan membeli beberapa bahan masak yang dia perlukan. Tidak memerlukan waktu yang lama bagi Chanyeol untuk berbelanja, setelah selesai, Chanyeol dengan segera kembali ke apartemen dan langsung membuat bubur untuk sarapan pagi itu.

Ga Eun terbangun dari tidurnya dan melihat disebelahnya tidak ada Chanyeol. Ga Eun duduk dengan malas kemudian berdiri dan bangkit dari kasurnya. Langkah gontai Ga Eun membawanya ke kamar mandi untuk cuci muka hingga keluar dari kamar dan sampai di dapur. Ga Eun berjalan mendekati Chanyeol yang selesai memotong daun bawang. Kedua tangan Ga Eun memeluk Chanyeol dari samping dengan manjanya.

“Chanyeol-ah, kau buat apa pagi ini?” tanya Ga Eun lalu menyandarkan kepalanya di lengan Chanyeol.

“Aku membuat bubur untuk sarapan kali ini karena kau sakit, nona Song,” jawab Chanyeol dengan tangannya mengaduk bubur yang dia masak. Ga Eun dapat melihat Chanyeol kesusahan karena lengannya sedikit menahan lengan Chanyeol untuk bergerak ditambah kepalanya menyandar disana. Ga Eun dengan berat hati melepaskan pelukannya dari Chanyeol.

“Kau tunggu aku di ruang makan. Aku akan selesai sebentar lagi,” suruh Chanyeol.

“Tidak. Aku akan menunggu mu, aku malas duduk sendirian di ruang makan Chanyeol!” balas Ga Eun terdengar sedikit manja.

“Aigoo! Ga Eun ku memang terlihat lucu dan manja kalau sudah sakit begini. Kalau saja sehat pasti tiada hari tanpa kejutekan mu,” ucap Chanyeol sembari kedua tangannya mencubit pelan pipi Ga Eun.

Dengan cepat salah satu tangan Ga Eun membalas Chanyeol dengan mencubit hidung Chanyeol.

“Aigoo! Tuan Park yang sangat menyukai gadis manja ini sampai lupa masakanmu sudah masak.” Ga Eun segera melepas cubitannya saat Chanyeol melepaskan pipinya dari pipi Ga Eun dan kembali sibuk dengan masakannya.

Chanyeol langsung menghidangkan masakannya saat dia selesai dengan masakannya. Satu mangkok yang sudah berisi bubur dia berikan kepada Ga Eun dan Chanyeol membawa satu miliknya lalu mereka berdua jalan bersama menuju ruang makan.

“Terlihat lezat sekali. Aku akan makan dengan baik,” ucap Ga Eun sebelum menyantap makanannya. Baik Chanyeol maupun Ga Eun sama-sama tidak bersuara sibuk dengan makanan mereka karena mereka sangat lapar. Chanyeol dan Ga Eun tidak memerlukan waktu yang lama untuk melahap makanannya sampai habis. Hingga selesai makan mereka membersihkan piring bersama. Walaupun Chanyeol menyuruh Ga Eun untuk beristirahat, tetapi Ga Eun tetap menahan diri untuk menemani Chanyeol.

“Chanyeol-ah. Kau tidak ada kelas hari ini, bukan?” tanya Ga Eun saat mereka beristirahat di ruang tengah. Ga Eun tentunya berharap Chanyeol menjawab ‘Ya’.

Chanyeol menggeleng kecil sebelum menjawab Ga Eun. “Tidak Ga Eun-ah. Tadinya memang aku tidak ada kelas, tetapi karena kelompok ku dapat giliran presentasi untuk kelas sejarah musik, mau tidak mau aku harus ke kampus hari ini,” balas Chanyeol.

Ga Eun tidak menjawab Chanyeol dan hanya memperlihatkan wajah murungnya terhadap Chanyeol. Senyum membelah di wajah Chanyeol saat melihat wajah murung Ga Eun, Chanyeol bagaimanapun selalu merasa senang saat Ga Eun terlihat sedih mengetahui dirinya akan pergi, karena seperti itu, Chanyeol merasa dirinya adalah seseorang yang sangat berarti bagi Ga Eun. Sahabat yang paling dia sayangi. Benar, hanya sahabat.

Chanyeol menangkup wajah Ga Eun, menaikkan wajah Ga Eun yang menunduk, kedua jari telunjuk Chanyeol mengarahkan bibir Ga Eun untuk tersenyum.

“Tersenyumlah. Kau bahkan lebih manis di banding dengan permen kapas saat tersenyum. Kau mengerti,” ucap Chanyeol. Ga Eun langsung memberikan Chanyeol senyum termanisnya. Chanyeol kembali merengkuh badan Ga Eun karena sahabatnnya itu selalu bisa menuruti kemauannya.

“Terima kasih, untuk tersenyum manis, Ga Eun-ah,” ucap Chanyeol lalu mengecup puncak kepala Ga Eun. Senyum Ga Eun semakin melebar di wajahnya. Saat Ga Eun ingin mengeratkan pelukannya, disaat itulah telepon masuk merusak suasana indahnya bersama Chanyeol. Ga Eun mau tidak mau mengalah dengan panggilan masuk tersebut dan membiarkan Chanyeol menjawab teleponnya.

“Halo, Ji Eun-ah, iya benar kelas ku sekitar jam 2. Kau ingin makan siang dengan ku sebelum kelas? Baiklah kalau begitu aku akan menemui mu sekitar jam satu? Oke, sampai berjumpa nanti. Aku juga mencintai mu.” Chanyeol menutup panggilan singkatnya dengan Ji Eun.

‘Aku juga mencintaimu?’. Ga Eun dengan tenaga yang ia miliki mencoba menahan air mata dan emosinya. Ga Eun mencoba tidak peduli dan menganggap dia tidak pernah mendengar pernyataan cinta Chanyeol kepada gadis lain tersebut.

Saat bel pintu apartemen Ga Eun berbunyi, dengan cepat Chanyeol bangkit dan membuka pintu apartemen. Seperti yang Chanyeol duga, orang yang datang ke apartemen adalah Jongin mengingat Chanyeol tadi meminta Jongin untuk menemani Ga Eun untuk hari ini karena kondisi kesehatan Ga Eun yang kurang baik.

“Jongin-ah! Kau datang juga, masuklah,” Chanyeol dengan segera mempersilahkan Jongin masuk. Jongin segera masuk ke apartemen Ga Eun dan menemukan Ga Eun sedang duduk terdiam di ruang tengah. Melihat Ga Eun dari sisi lain, tidak sengaja menyegarkan penglihatan dan perasaan Jongin.

Jongin mendekati sofa yang diduduki Ga Eun lalu menjatuhkan badannya di sebelah Ga Eun.

“Halo Ga Eun, aku dengar kau sakit. Kenapa? Apa kau kelelahan karena membantuku seharian kemarin?” tanya Jongin sembari sebelah punggung tangannya menyentuh kening Ga Eun untuk memeriksa suhu tubuh gadis tersebut.

“Aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah mencemaskan ku,” balas Ga Eun saat tangan Jongin menjauh dari keningnya.

“Tidak  perlu berterima kasih. Aku hanya menjadi teman dan tetangga yang baik untukmu. Atau sebut saja aku sedang berlatih siaga jika kekasih ku sakit nantinya. Ya anggap saja aku apa saja,” Jongin meracau tidak jelas membawa senyum di wajah Ga Eun.

“Iya, terserah kau saja,” ucap Ga Eun disela tawa kecilnya.

Chanyeol memang sibuk dengan ponselnya setelah menerima email berisi slide presentasi untuk kelas nanti. Tetapi sudut mata Chanyeol melihat adegan Jongin yang menghibur Ga Eun dan Ga Eun yang tersenyum kepada Jongin. Chanyeol merasa senang ada orang lain yang bisa menghibur dirinya, tetapi Chanyeol tidak menyangkal ada perasaan janggal yang ia rasakan saat melihat Jongin bersama Ga Eun. Lamunan Chanyeol buyar saat ponselnya berbunyi.

“Iya Ji Eun-ah? Oh iya? Sudah jam 12. Kau menunggu dari sekarang. Ah! Ji Eun-ah jangan seperti itu. Baiklah jika kau tidak merasa keberatan, terima kasih sayang. Sampai bertemu nanti!” Chanyeol menutup panggilan lalu bangkit dari sofa.

“Ji Eun sudah menunggu dan aku harus bergegas kesana. Aku tinggal dulu ya. Jongin tolong jaga Ga Eun dan suruh dia beristirahat banyak karena suhu badannya belum normal. Sampai bertemu,” pamit Chanyeol kemudian berlalu meninggalkan apartemen Ga Eun.

“Baiklah,” jawab Ga Eun singkat.

“Baiklah hyung hati-hati,” balas Jongin.

Saat mendengar Chanyeol menelepon Ji Eun, suasana hati Ga Eun kembali buruk. Sampai Chanyeol berlalu meninggalkan apartemen, saat mendengar pintu apartemen tertutup, Ga Eun kembali menjatuhkan air matanya. Kedua tangan Ga Eun merangkul pinggang Jongin, kepalanya bersandar di dada Jongin.

“Ga Eun-ah, kenapa—“

“Biarkan aku bersandar, sebentar saja,” lirih Ga Eun.

‘Jika kau ingin, kau bisa bersandar kepada ku, selamanya, Ga Eun.” Batin Jongin dalam hati.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pikahbajet #1
Chapter 1: kesian ga eun