Let's be Friend

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Kedua mata Soojung berbinar sempurna. Tidak ada yang mampu mendeskripsikan perasaannya saat ini. Pemandangan di hadapannya membuatnya berdecak kagum. Danau yang cukup luas terbentang, dengan pepohonan rindang yang mengelilinginya. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi yang menggelitik kulit wajahnya. Sungguh paduan yang sempurna untuk memperbaiki suasana hati Soojung saat ini.

“Kau menyukainya?” suara berat seseorang memaksa Soojung menoleh sejenak. Sedikit segan memang, tetapi akhirnya Soojung mengangguk. Karena memang dia menyukai pemandangan yang disuguhkan padanya.

“Syukurlah,” gumam Jongin pelan. Pemuda itu benar-benar bisa bernapas lega kali ini. Setidaknya pilihannya mengajak Soojung ke tempat ini bukan sesuatu yang salah.

Kedua sudut mata pemuda berkulit tan itu melirik Soojung diam-diam, tanpa disadari oleh gadis itu. Kelihatannya Soojung terlalu menikmati keelokan pemandangan yang tersaji di depannya. Membuat Jongin mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas, membentuk sebuah senyuman.

Gadis di sebelahnya itu –Jung Soojung kini sudah tampak lebih baik, tidak semengenaskan tadi. Jongin masih mengingat bagaimana dirinya bisa berakhir menemukan Soojung di rooftop sekolahnya. Gadis itu meringkuk dengan raut yang begitu sedih. Meski tidak menangis Jongin masih bisa merasakan kesedihan yang terpancar dari kedua lensa Soojung yang berkaca-kaca. Untuk sejenak tadi Jongin merasa kasihan pada Soojung. Karena itulah pemuda itu memutuskan untuk membawa Soojung ke mari. Lagi pula dia sudah susah payah meminta izin keluar kelas, jadi jangan sampai sia-sia.

“Apa kau sering ke mari?”

Lamunan Jongin buyar seketika ketika suara Soojung memasuki indera pendengarannya. Soojung menarik napasnya sejenak dan tetap memandang ke depan, tidak berniat menoleh ke arah Jongin. “Kau sering ke mari?” tanya gadis itu sekali lagi.

“Ne. Ketika aku sedang penat atau moodku memburuk, aku pasti ke mari,” jawab Jongin diiringi helaan napas yang cukup panjang.

Soojung mengangguk mengerti. Tidak salah juga jika Jongin sering ke mari untuk melepas penatnya. Suasana di sini memang sangat nyaman untuk memperbaiki suasa hati. Begitu nyaman dan menenangkan.

“Tapi, biasanya aku melakukan sesuatu agar merasa lebih baik,” Jongin melanjutkan perkataannya. Membuat Soojung akhirnya menoleh seraya mengerutkan keningnya.

“Aku punya kebiasaan yang cukup gila jika berada di sini. Mau coba lakukan?” tawar Jongin.

Soojung memiringkan kepalanya dan mengerjap pelan. Masih menimbang dengan jawaban apa yang harus dia berikan pada Jongin.

“Ahh, mungkin aku contohkan dulu,” putus Jongin akhirnya.

Pemuda itu segera menghadapkan dirinya ke arah danau. Perlahan ditariknya napas dalam-dalam. Mengisi seluruh ruang alveolus yang mungkin belum terisi penuh. Dan…..

“Aaaaaaaaaaaaaaaaa.”

Soojung berjengit kaget ketika mendengar teriakan Jongin yang begitu keras. Gadis itu memperhatikan Jongin dengan takjub. Pemuda yang baru saja berteriak itu terlihat tengah mengatur napasnya. Dadanya masih naik turun, tetapi senyum lega tampak terukir manis di wajah tampannya.

“Itulah yang biasa kulakukan. Setelah melakukannya aku selalu merasa lebih baik. Bahkan bebanku terasa lebih ringan,” jelas Jongin. “Jadi, bagaimana mau coba?”

Soojung menggigit bibirnya ragu. Namun, gadis itu melakukan hal yang sama dengan yang tadi Jongin lakukan.

“Pertama, tarik napas dalam-dalam, dan pejamkan kedua matamu. Anggap tarikan napas itu adalah beban berat yang menyiksamu selama ini,” Jongin memeberikan instruksinya. Dan dengan patuh Soojung mengikuti.

“Nah, dalam satu hembusan napas, berteriaklah sekencang-kencangnya, sekuat-kuatnya. Lepaskan seluruh bebanmu,” lanjut instruksi Jongin.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaa.”

Sesuai perintah Jongin, Soojung berteriak keras. Meluapkan segala beban yang terus menerus menyiksanya. Hal itu tentu saja membuat Jongin tersenyum puas. Pemuda itu sama sekali tidak menyangka bahwa Soojung mau melakukan sesuai instruksi Jongin.

“Nah, Soo….”

 

“Aaaaaaaaa..... Aaaaaaaaaaa…. Aaaaaaaaaaaaa.”

 

Jongin tertegun. Bukannya berhenti, Soojung malah berteriak semakin kencang.

 

“Aaaaaaaaaaa…. Hahh….hhaaahh….Aaaaaaaaaa.”

 

Dan napas Jongin tercekat ketika mendengar suara parau Soojung. Jongin bahkan yakin sekali bahwa dia menangkap getaran aneh di sela teriakan Soojung.

 

“Aaaaaaa….. Hiiks… hikss…”

 

“Soo-Soojung.”

Jongin dibuat panik karena Soojung baru saja terduduk lemas. Pemuda itu bertambah panik ketika mendengar isakan Soojung yang c

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya