Not for Anyone

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Jung Taewoo, ayah dari Jung Soojung ini tak pernah menyangka mendapat kunjungan langsung dari ketua WG Group --Kim Jonghwan. Mungkin Jung Taewoo akan merasa tersanjung saat perusahaan sebesar WG Group menawarkan kerja sama dengan perusahaannya, tetapi jika yang menjadi ketua perusahaan itu adalah ayah dari Kim Jongin, apa masih bisa? Ingat, Jung Taewoo masih belum sepenuhnya merestui hubungan putrinya dengan lelaki itu. Terlebih selepas skandal yang melibatkan mereka.

"Apakah ada maksud lain di balik pertemuan bisnis ini?" tanya Jung Taewoo selepas bertemu deng Kim Jonghwan --ayah Jongin. Dia ingat sekali pesan yang disampaikan sekeretarisnya tadi. Bahwa Kim Jonghwan ingin ada pertemuan yang bersifat pribadi dengan Jung Taewoo. Jadi, sudah dapat dipastikan pertemuan bisnis ini hanya kedok untuk pertemuan pribadi lain yang mencurigakan.

"Anda ternyata lebih peka dari yang saya kira," Kim Jonghwan tersenyum menanggapi sang lawan bicara. "Yah, pertemuan ini juga dimaksudkan untuk pembicaraan lainnya. Mengenai putra-putri kita, misalnya?"

Jung Taewoo mendengus kesal. Entah mengapa ada sesuatu yang membuat harga dirinya jatuh setelah mendengar pernyataan Kim Jonghwan. Tidak ada nada menghina memang. Tetapi, seolah Jung Taewoo akan segera luluh melepaskan sang putri hanya untuk keuntungan financial. "Apa anda baru saja ingin membeli putriku untuk putra anda?"

Kim Jonghwan tampak mengerutkan kening. Merasa tidak nyaman dengan istilah yang digunakan Jung Taewoo. "Saya tidak pernah ingin membelinya.  Saya hanya sekadar meminta putri anda untuk anak saya. Saya yakin anda menolak jika saya menyebutkan tujuan utama ini. Jadi, saya menggunakan pertemuan bisnis sebagai alasan."

"Dan lagi, saya ini profesional, tuan Jung. Jika perusahaan anda tidak memenuhi kriteria yang kami cari sebagai rekan kerja, maka pertemuan bisnis ini tidak akan dilanjutkan. Meski anda menerima pinangan putra saya untuk putri anda," terangnya panjang lebar.

Jung Taewoo sungguh meresapi apa yang disampaikan oleh ayahnya Kim Jongin. Tidak menyangka saja jika lelaki paruh baya itu tulus meminang Soojung untuk putranya. "Mengapa anda melakukan itu semua, tuan Kim? Setelah skandal yang terjadi, juga setelah mengetahui latar belakang putriku?"

Kim Jonghwan tersenyum. Saatnya menyadarkan ayah dari Jung Soojung ini. "Ini demi putraku. Dan demi cintanya. Karena saya yakin hanya dengan Soojung, Jongin akan mendapatkan kebahagiaannya. Tidakkah anda berpikir demikian juga untuk putri anda?"

O0O

Sedari tadi, Soojung tidak berani mengangkat wajahnya. Hanya sesekali dia mencuri pandang ke arah Jongin. Memastikan ekspresi lelaki yang dicintainya itu. Tidak luput jua mencuri ke arah sang ayah. Dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sekarang terjadi. Bagaimana bisa dirinya dan Jongin dipertemukan kembali dalam sebuah jamuan makan malam?

"Jadi, kau yang bernama Soojung?" suara nyonya Kim memecah keheningan yang melingkupi mereka.

"Benar, bibi," jawab Soojung pelan dan sedikit ragu.

"Cantik sekali. Pantas Jongin sangat menyukaimu," tutur nyonya Kim kemudian.

"Eomma!"

"Eiuuuh, kau malu, Jong? Jangan sok manja jika di depan kekasihmu," suara Hyeyeon tampak menginterupsi. Membuat Jongin semakin merasa kesal.

"Tapi, Soojung...," tuan Kim tiba-tiba bersuara. "Kenapa kau menyukai putraku? Dia itu bodoh, menyebalkan, malas, playboy, hitam, jelek, ...."

"Appa, kau menghinaku," sela Jongin segera. " Dan lagi aku ini tidak jelek. Kulitku juga tidak hitam. Hanya sedikit lebih gelap."

"Sama saja, bodoh."  Hyeyeon menimpali.

"Beda."

"Sama."

"Beda."

"Ehhheem."

Dehaman tuan Jung membuat Hyeyeon dan Jongin terdiam segera. Mereka menunduk dalam dan menantikan sesuatu yang mungkin ingin disampaikan oleh tuan Jung.

"Aku tidak pernah mempermasalahkan Jongin hitam atau apalah namanya itu,"  kata tuan Jung. "Yang penting dia menyayangi putriku dan bersedia bertanggungjawab untuk menjaga Soojung."

Jongin terkesiap. Tunggu dulu. Apa maksud perkataan tuan Jung? Apakah artinya ....

"Kim Jongin, bersedia menjaga dan menyayangi Soojungku selamanya?"

O0O

"Apa yang kau pikirkan, hum?"

Jongin menggeleng. Telapak tangannya semakin menggenggam erat telapak tangan Soojung. Mengaitkan jemari keduanya, tak berniat melepaskannya sama sekali.

"Ini terasa seperti mimpi, kan Jong?" suara Soojung kembali mengalun. "Kita bersama sekarang. Dan hebatnya kini direstui. Sungguh jika ini mimpi aku tidak ingin terbangun."

Jongin tersenyum. Dibelainya pipi Soojung menggunakan sebelah tangannya yang bebas. Secara cepat kemudian lelaki itu meraup bibir gadisnya. Membuat Soojung mengerjap dengan wajah memerah.

"Ciuman itu masih terasa seperti mimpi?"

Soojung mengangguk.

Cup.

Jongin kembali mengecup bibir Soojung. "Masih seperti mimpi?"

Soojung tersenyum dan kembali mengangguk.

Cup.

Jongin kembali mendaratkan bibirnya ke bibir Soojung. Kini dalam waktu yang lebil lama. Menekan bibir Soojung penuh kelembutan. Melumatnya dengan kehati-hatian. Membelai celah hati Soojung hingga awang-awang.

"Bukan mimpi lagi, kan?"

Soojung kini mengangguk. Gadis itu lantas mendekap tubuh Jongin. Meyakinkan diri sendiri jika Jongin kini akan selalu berada di sisinya.

"Aku mencintaimu," ujar Soojung.

"Aku juga."

"Berjanjilah untuk tidak akan melepaskan dan meninggalkanku."

Dekapan Jongin mengendur. Kini dia menatap lekat manik kecokelatan favoritnya. "Aku berjanji. Kim Jongin tidak akan pernah berpisah dari Jung Soojung," katanya lantas kembali mempersempit jarak antara dirinya dan Soojung. Menautkan kembali bibir keduanya.

Soojung memejamkan mata. Merasakan segenap perasaan yang dicurahkan Jongin kepadanya. Dalam hati dia berdoa, semoga kebersamaan ini tidak akan berakhir.

O0O

Oh Sehun, pemuda berkulit putih itu berjalan di sepanjang koridor sekolah penuh percaya diri. Pemuda itu tak mempedulikan gunjingan yang ditujukan kepadanya. Pun semua pandangan penuh belas kasihan itu. Sehun berdecak kesal. Apakah dia terlihat begitu menyedihkan?

"Oh Sehun!"

Baekhyun berlari menghampiri temannya itu. Sama seperti yang lain, tatapan yang Baekhyun layangkan tampak menyiratkan rasa simpati yang begitu besar kepada seorang Oh Sehun. Semua karena pemuda itu baru saja kehilangan sang calon tunangan --Jung Soojung. Mirisnya, Sehun tidak hanya mendapat penolakan, tetapi juga sang tunangan direbut oleh sang sahabat --Kim Jongin.

Ahh, tidak layak juga disebut merebut. Karena sejak awal Sehun sendirilah yang menyerahkan Soojung-nya kepada Jongin.

"Kau ke mana saja? Kenapa berhari-hari tidak berangkat, huh?"

Sehun hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Baekhyun. "Aku hanya sedang bosan ke sekolah."

Baekhyun berdecak kesal. "Jangan sok. Aku tahu kalau kau depresi karena masalah Soo.... ahh, maafkan aku." Baekhyun tampak menyesal karena kembali menyebut Soojung di hadapan Sehun.

"Jangan sungkan, Byun Baek. Aku baik-baik saja. Sungguh."
.
.
.
"Sehun?"

Sehun terkesiap saat mendengar suara lembut Soojung. Suara itu amat dirindukannya. Begitupun sosok sang gadis. Ingin rasanya Sehun membawa Soojung ke dalam dekapannya sesaat setelah melihat gadisnya itu. Tetapi urung dilakukannya karena ada sosok lain yang berdiri di sisinya. Sosok kekasih Soojung, Kim Jongin.

"Kau baik-baik saja? Kudengar dari Luhan kau mengurung diri di kamar beberapa hari ini," ada nada kekhawatiran dalam suara Soojung. Dan Sehun menyukai itu.

"Tentu, aku hanya sedikit tidak enak badan."

Soojung menatap Sehun dengan rasa iba. Ada sekelumit rasa berasalah menghampiri Soojung. Tetapi, tak banyak yang bisa gadis itu lakukan. Sekarang sudah tidak ada lagi ruang untuk Sehun di hatinya. Tidak mungkin baginya untuk menerima Sehun.

"Kudengar, paman Jung sudah merestui kalian. Selamat, yah," ujar Sehun tiba-tiba. Membuat Soojung hanya mampu menunduk. Semakin tidak enak hati.

"Terima kasih," balas Jongin. "Semoga kau segera menemukan kebahagianmu yang lain."

Sehun mengangkat kedua sudut bibirnya. "Tentu. Aku pasti menemukan kebahagianku."

"Baiklah, kami permisi lebih dahulu," pamit Jongin sembari menarik Soojung untuk berjalan mengikutinya.

Ketika melewati Sehun, Jongin berhenti sejenak. Itu semua karena Sehun menahan bahu Jongin. Menahannya untuk bejalan lebih jauh. "Jaga Soojung dengan baik, Kim Jongin," pesannya.

Jongin hanya tersenyum. "Tentu, percayakan saja dia kepadaku. Aku akan selalu menjaganya," tuturnya sebelum kembali melangkah meninggalkan Sehun bersama Baekhyun.
.
.
.
"Oh, aku tidak menyangka semua akan baik-baik saja," celetuk Baekhyun sesaat setelah Jongin dan Soojung meninggalkan mereka. "Kau baik sekali, Oh Sehun. Menerima kekalahanmu dengan lapang dada."

Sehun terkekeh mendengar perkataan Baekhyun. "Aku? Baik?" Sehun menggeleng pelan. "Aku tidak sebaik itu, Byun Baek."

Baekhyun mengerjap pelan. Entah salah atau tidak, tetapi dirinya menangkap aura aneh menguar dalam diri Sehun. Dan semua didukung ucapannya barusan. Ucapan yang sarat akan makna. Makna yang membuat Sehun bergidik ngeri karenanya.

O0O

"Jadi, kapan pertunangannya dilangsungkan?" tanya Luhan saat dirinya bertemu dengan Soojung di salah satu cafe langganan mereka.

Semua berkat Soojung yang tiba-tiba menghubunginya. Gadis itu mengatakan bahwa dirinya merindukan Luhan dan obrolan ringan mereka. Membuat keduanya kini bertemu layaknya sahabat karib, seperti dulu.

"Appa, ingin menundanya hingga kami lulus dari bangku sekolah menengah. Biar bagaimana juga pertunanganku yang sebelumnya gagal. Tidak baik jika melakukan pertunangan lainnya dalam waktu dekat," jawab Soojung sembari menyesap jus mangga kesukaannya.

Luhan menganggukkan kepala mengerti. Dirasa keputusan ayah Soojung amat tepat. Tetapi, Luhan masih khawatir. Mengingat sang mantan tunangan Soojung, Oh Sehun tidak dalam kondisi yang baik.

Luhan sebenarnya mengkhawatirkan diri Sehun sejak acara pertunangan antara lelaki itu dan Soojung gagal. Sehun mengurung diri seharian penuh. Tidak menyentuh makanan yang di antarkan ke kamarnya dan juga tidak menampakkan diri sama sekali. Sempat Luhan memergoki pelayan mereka membawakan sebotol minuman keras ke kamar Sehun. Itu pesanan Sehun katanya. Hingga, Luhan menyimpulkan jika Sehun mengalami depresi berat pasca pertunangan yang berlangsung sebelum ini gagal.

"Luhan?"

"Oh?" Luhan mengerjap cepat. Dengan sedikit kaku dirinya mengulas senyum. "Maaf aku melamun tadi," katanya kemudian.

Soojung menghela napas panjang. Jemarinya bergerak gelisah. Membuat pola melingkar di meja dan terkadang mengetukkannya di gelas.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?"

Soojung mengigit bibirnya. Ragu untuk bertanya, tetapi rasa penasaran sudah menguasai dirinya. "Soal Sehun, apakah dia benar-benar baik-baik saja?"

Luhan terdiam sejenak. Pertanyaan Soojung sungguh menohok dirinya. Biar bagaimanapun Luhan sendiri mengakui jika Sehun berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Tetapi, Luhan juga tidak ingin Soojung terlampau khawatir, jadi dia memutuskan untuk tidak mengatakan kebenaran mengenai keadaan Sehun yang sesungguhnya.

"Luhan?" Suara Soojung kembali mengalun. "Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?"

Luhan meraih jemari Soojung. Mengusapnya lembut, sekadar menyalurkan ketenangan. "Bukankah kau lihat sendiri kemarin. Dia berangkat ke sekolah dalam kondisi prima. Dan dia kelihatan baik-baik saja, bukan?"

Soojung mengangguk pelan. Dia akui itu. Sehun terlihat baik-baik saja menghadapi semuanya. Dia bahkan mengucapkan selamat atas hubungan Soojung dan Jongin yang baru saja direstui. Tetapi, tetap saja Soojung merasa tak nyaman. Ini bukan sekadar rasa bersalah karena tidak dapat menerima Sehun kembali. Bukan karena itu saja. Ada hal lain yang mengganggu Soojung. Membuatnya sedikit merasa was-was.
.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya