Her Love, Her Life

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Sehun memulai aktivitas pagi harinya seperti biasa. Membuka lokernya dan menemukan sebuah kotak bekal yang tersedia di sana. Dengan tarikan napas kesal pemuda berkulit putih itu kembali meraih memo yang diletakkan di atas kotak bekal itu.

 

Maafkan soal kejadian kemarin. Aku bersalah. Aku berjanji tak akan mengulanginya lagi. Saranghae Oh Sehun. ^^

 

Seringaian Sehun muncul seiring dia selesai membaca pesan yang tertulis di memo itu. Memaafkan? Yang benar saja, memangnya semudah itu. Dan untuk kesekian kalinya Sehun meremas memo yang didapatnya dan membuangnya ke sembarang tempat.

“Tidak bisakah kau tidak membuang ini?” Sehun segera berbalik dan menemukan sepasang mata rusa itu menatapnya tajam.

“Setidaknya hargai sedikit. Dia sudah menulisnya dengan tulus, dengan sepenuh hati.”

Sehun memutar bola matanya malas lantas memasang seringaian sinis. “Jangan sok ikut campur. Sudah sering kuingatkan bahwa ini bukan wilayahmu.”

Sehun lantas berbalik dan kembali mengurusi buku-bukunya. Percuma berdebat soal memo yang tidak jelas dan juga soal pengirimnya yang begitu merepotkan.

“Apa membuatnya mengubah penampilan tidak cukup? Apakah melihatnya tersiksa setiap hari di sekolah tidak cukup?”

Sehun mengambil kotak bekal di lokernya lantas membanting pintu lokernya keras. Untungnya hari masih terlalu pagi, sehingga tempat loker itu masih sepi.

“Sudah ku bilang jangan ikut campur, Xi Luhan,” ucap Sehun tajam.

“Aku tidak akan protes jika kau memperlakukan tunanganmu dengan baik,” tukas Luhan segera. Dia sudah cukup sabar mengahadapi Sehun. Tetapi, melihat sang pujaan hati menangis karena perbuatan pemuda yang satu ini benar-benar membuat kesabaran Luhan mencapai batasnya.

“Kau merasa bisa memperlakukannya dengan baik, begitu?” sindir Sehun. Perlahan pemuda itu mendekat dengan seringaian sinis tetap terpampang di wajah tampannya.

“Kalau begitu kau bisa mengajukan diri pada kakek untuk melakukan perjodohan ini,” usul Sehun –berbisik di telinga Luhan. “Ups, tapi aku lupa. Mana mungkin kakek akan membiarkanmu. Mengingat posisimu saat ini, sepupu.”

Telapak Luhan mengepal selepas kalimat terakhir yang diucapkan Sehun. Yah, semua benar. Mau protes bagaimanapun, kenyataan tidak akan memihak padanya.

“Hei, apa yang sedang kalian lakukan?”

Perhatian Sehun dan Luhan oleh suara seseorang. Dapat mereka lihat bahwa orang itu tampak heran melihat interaksi keduanya yang tidak terlihat bersahabat. Sehun menghela napasnya sejenak lalu segera melemparkan kotak bekal yang dipegangnya.

 

Hap.

 

“Jatahmu hari ini, Jong,” kata Sehun lantas berlalu pergi.

Jongin mengernyit, “Dari pengagum rahasiamu lagi?” tanyanya penasaran. Namun, Sehun tidak menjawab. Dia terus saja melenggang pergi dan mengabaikan pertanyaan yang diajukan Jongin.

“Hissh, dia itu. Bagaimana mungkin ada yang menyukainya hingga seperti ini?” tanya Jongin heran sambil memandangi kotak bekal yang dipegangnya. “Rasanya terlalu bagus buat Oh Sehun yang berhati dingin,” komentar pemuda berkulit tan itu kemudian.

“Kau benar,” sahut Luhan. “Oh Sehun benar-benar terlalu buruk mendapat perhatian semacam itu.”

Jongin mengangkat sebelah alisnya. Apa maksud Luhan? Tumben sekali dia berkomentar seperti itu?

.

.

.

.

.

.

Di sisi lain seseorang tampak menghela napas kecewa. Kedua matanya menatap sendu ke arah perginya Sehun tadi. Apakah dia benar-benar tidak punya kesempatan memenangkan hati pemuda itu? Hati pemuda yang selalu diyakini sebagai takdirnya.

 

O0O

 

“Apa kau tidak punya tempat lain? Kenapa duduk di sini lagi?”

Jongin menghentikan aktivitas makannya lantas menunjukkan senyum manisnya, “Memang tidak boleh? Kulihat tidak ada tanda larangan untukku duduk di sini.”

Soojung menghembuskan napasnya pelan. Kedua lensanya kemudian bergerak liar mengamati sekeliling kantin. Bagus, dia sekarang benar-benar jadi pusat perhatian. Semua berkat Kim Jongin.

“Lagi pula aku suka di sini. Makan di sini lebih nyaman. Apalagi bersamamu.”

Euh, Soojung merasa ingin muntah saat ini juga. Rayuan Jongin barusan benar-benar rayuan kacangan. Memangnya Jongin pikir Soojung semudah itu terkena tipu muslihat rayuan gombal Jongin yang terkenal seantero jagad raya.

“Ckkss, jangan memulai. Makan saja makananmu. Dan jangan bicara lagi,” kata Soojung ketus.

“Kau kan yang mengajakku bicara, Soojung.”

Skak mat. Yah, kali ini Jongin cukup pintar membalikkan situasi. Kali ini Soojung yang dibuat tidak bisa membalasnya. Dalam hati Jongin tertawa senang. Satu langkah besar membuat gadis itu tidak berkutik di hadapannya. Kerja bagus Kim Jongin.

 

Srek.

 

Kedua bola mata Jongin melebar. Dan sungguh rasanya Jongin ingin merobek bibir yang tengah tersenyum di hadapannya itu. Bibir si pengganggu.

“Apa yang kau lakukan, Luhan?” tanya Jongin meredam kekesalannya. Tatapan matanya seolah mengatakan –mau apa kau?

“Aku hanya duduk dan makan. Salah?”

Salah. Tentu saja salah, batin Jongin terus berteriak. Dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran salah seorang sahabatnya ini. Jika Luhan di sini, maka potensi Jongin mendekati Soojung semakin berkurang.

“Kau pergi saja.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya