Tired

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Aku lelah. Benar-benar lelah.

 

Soojung memperhatikan pantulan dirinya di cermin yang terpasang di pintu lokernya. Dirinya yang sekarang terlihat begitu mengenaskan. Dengan kedua kantung mata mengerikan dan terlihat bengkak. Baiklah, salahkan semua ini pada Oh Sehun. Sedikit banyak tunangannya itu ikut andil menjadi penyebab kondisinya berubah semengerikan ini. Untung saja dia mengenakan kacamata di sekolah. Setidaknya kacamatanya bisa sedikit mengaburkan kondisi Soojung yang mengenaskan.

Soojung menghembuskan napasnya pelan. Mengingat Oh Sehun membuat dadanya kembali sesak. Soojung sudah sering mendapat perlakuan kasar dan dingin dari pemuda itu. Bahkan dia menjadi kebal karenanya. Tetapi, kali ini lain. Jika biasanya Soojung tidak peduli dengan semua sikap Sehun, kali ini gadis itu tidak bisa untuk tidak peduli. Menurutnya Sehun sudah cukup keterlaluan. Bisa-bisanya pemuda itu membuat Soojung melayang lalu menghempaskan dirinya begitu saja. Yah, Soojung tahu sih jika Sehun memang suka menyiksanya seperti ini. Tapi, semua orang punya batas toleransi kesabaran. Dan Soojung sudah lelah untuk bersabar.

Jadi, haruskah dia menyerah saja? Lalu melepaskan Sehun sesuai kemauan pemuda itu?

 

“Hai, Soojungie.”

 

Soojung nyaris tidak menoleh saat seseorang menyapanya hangat. Gadis itu juga tidak terlalu terganggu ketika orang itu merangkul bahunya sok akrab. Bukannya tidak merasa terganggu, sih. Soojung hanya sudah terlalu terbiasa. Dia juga sudah lelah melarang, toh tidak berguna. Kim Jongin kan bebal untuk dinasehati.

“Kau suka sekali melamun, sih?” Jongin mendekatkan wajahnya dan mengamati Soojung. Berharap gadis itu segera meresponnya.

Tuk.

Soojung mendorong kening Jongin menggunakan jari telunjuknya, “Jangan dekat-dekat,” kata gadis itu dengan raut datar.

Jongin terkekeh kecil, “Kenapa? Kau salah tingkah, ya?” goda Jongin sambil mencolek dagu Soojung. Membuat Soojung merasa risih dan tersipu secara bersamaan.

Tersipu? Soojung bergidik sendiri. Kenapa juga dia harus tersipu saat menerima perlakuan Jongin yang terkesan melecehkan. Terlalu bersama pemuda itu membuat otaknya benar-benar sedikit konslet.

“Jangan bicara yang aneh-aneh, bodoh,” dengus Soojung pelan. Tetapi tak lantas membuat Jongin tersinggung. Jongin malah merasa senang. Baginya semua umpatan Soojung terdengar menggemaskan.

Soojung berniat berbalik dan segera bergegas menuju ke kelasnya, sebelum pelajaran pertama dimulai. Tetapi, langkahnya terhenti saat melihat sosok jangkung tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Sosok itu terdiam dan memandang Soojung dengan kedua mata elangnya yang begitu tajam. Soojung segera memalingkan muka. Sebelum lebih merasa terintimidasi lagi, dia memilih untuk pergi.

“Yak, Jung Soojung,” Jongin berseru untuk memanggil nama Soojung. Tetapi, panggilan Jongin dihiraukan. Gadis itu sama sekali tidak menoleh.

“Kau sepertinya serius sekali kali ini, Jong?”

Jongin yang tadinya sedang memandangi sosok Soojung yang menjauh pergi akhirnya menoleh.

“Apa kau begitu tertarik dengan mobilku?”

Entah kenapa Jongin merasa tidak suka mendengarnya. Telapak tangan Jongin mengepal begitu saja. Mulutnya terkatup rapat. Ada pancaran emosi dari kedua irisnya. Jongin merasa kalau pertanyaan itu sedikit merendahkan. Tetapi, bukan Jongin namanya kalau tidak bisa membalas.

“Sebenarnya, mobilmu itu tidak terlalu menarik. Aku bahkan bisa dapat yang seperti itu hingga 10 biji, Oh Sehun,” kata Jongin santai dan terkesan mengejek.

Sehun mengangkat bahunya acuh lantas membuka lokernya segera. pemuda itu terdiam beberapa saat. Ada yang berbeda dari lokernya itu. Tidak ada lagi bekal atau notes yang biasanya Soojung letakkan di sana. Jika kemarin gadis itu hanya meletakkan memo saja. Kali ini malah tidak ada apapun yang diberikan gadis itu padanya. Membuat Sehun kembali merasa aneh. Terbiasa menerima banyak hal dari Soojung, membuat Sehun merasa aneh ketika tidak mendapatkan apapun.

Jongin tersenyum saat menyadari perubahan ekspresi Sehun. Dia tentu dapat menduga penyebab perubahan ekspresi sahabatnya itu. “Kau tahu? Ada yang lebih membuatku tertarik dan serius untuk melakukan taruhan ini,” celetuk Jongin tiba-tiba.

Sehun menaikkan sebelah alisnya, menantikan penjelasan Jongin selanjutnya.

“Kurasa, mendekati pengagum rahasia seseorang itu sangat menarik. Apalagi kalau bisa merebutnya,” lanjut Jongin.

Sehun terdiam dan menatap Jongin tajam. Dari penjelasan singkat Jongin, Sehun dapat menduga kalau pemuda berkulit tan itu sudah mengetahui identitas secret admirer-nya.

“Jadi, akhirnya kau tahu juga,” Sehun tersenyum saat mengatakannya.

“Baguslah jika kau memang serius melakukannya. Kalau bisa malah benar-benar membuat gadis menyusahkan itu jauh dariku,” lanjut Sehun sambil menyeringai licik.

Jongin mengerutkan keningnya. “Apa maksudmu?” pemuda itu sama sekali tidak mengerti jalan pikiran Sehun. Namun, Jongin kemudian menyadari sesuatu yang aneh. “Jangan bilang kalau kau mengikuti taruhan ini agar bisa terlepas dari pengagum rahasiamu?”

Sehun tersenyum, setidaknya tebakan Jongin hampir tepat. “Yah, jika dia jatuh hati padamu, maka aku tidak perlu repot mengurusinya. Dia benar-benar mengganggu,” kata Sehun ringan. Dan Jongin benar-benar tidak menyukai perkataan sahabatnya itu.

“Bagaimana bisa kau setega itu, Sehun?” Jongin benar-benar tak habis pikir dengan rencana Sehun.

Sehun tertawa mengejek Jongin, “Jangan munafik, Jong. Bukankah itu sama saja dengan dirimu. Kau juga suka mempermainkan hati gadis-gadis. Jadi, jangan sok suci.”

Bibir Jongin terkatup, tak mampu membalas perkataan Sehun. Biar bagaimanapun yang dikatakan Sehun benar. Jongin tidak lebih baik dari pemuda itu. Dengan definisi lain, sebenarnya Jongin dan Sehun sama saja.

Sehun memandang Jongin remeh sebelum mendahului sahabatnya itu menuju ke kelas. Tanpa disadari oleh Sehun, Jongin sudah menatap pemuda itu tidak suka.

“Baiklah, Oh Sehun. Akan kulakukan maumu,” gumam Jongin serius. “Tapi, jangan harap aku akan menyerahkannya kembali, bahkan jika kau memintanya.”

 

O0O

 

Soojung menatap ke luar jendela mobil Jongin dengan perasaan kesal.

“Kenapa kita ke sini?”

Jongin tersenyum menanggapinya. Bukannya menjawab, pemuda itu malah tersenyum dan melangkah keluar mendahului Soojung. Soojung mendengus karenanya. Bagaimana tidak kesal, pemuda itu baru saja menculiknya dan membawa Soojung tanpa ijin gadis itu sendiri. dan bodohnya Soojung mau saja mengikuti ajakan Jongin. Yah, Soojung pikir Jongin bosan belajar di sekolah, hingga dia ingin ganti suasana baru dengan mencari tempat belajar yang lain. Tetapi, ternyata bukan seperti itu. Pemuda itu tidak berniat belajar seperti sebelumnya. Yah, mana ada orang yang belajar di tempat karaoke?

<
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya