chapter 8

This is my desteny??

Bagian 8

“Appa... aku tidak akan mengabaikan kewajibanku untuk membantu perusahaan... aku tidak akan mangkir dan lari dari kewajiban yang Appa berikan... tapi menjadi Komposer adalah impianku... Appa... music adalah hidupku... kumohon...”.

Appa masih diam ditempatnya tanpa mengatakan apapun.

Aku tidak berani memandang mata Appa, takut jika mata itu memancarkan kesedihan dan rasa kecewanya kepadaku.

“Lee Kyuhyun...” sebut Appa kemudian menarik tanganku dari kakinya.

Tanganku gemetar, tak pernah sekalipun Appa memanggil namaku lengkap begini, apa Appa sangat marah padaku?

“besok berangkatlah ke Inha” kata Appa setelah berdiri.

“Yeobo/Appa!” seru Hae Hyung dan Eomma bersamaan.

 “dia harus ke Inha besok untuk membatalkan penerimaannya...” kata Appa yang sudah sedikit jauh dari jangkauan kami.

“apa?” tanya Hae Hyung terdengar jelas ditelingaku.

“persiapkan ujian jurusanmu di Kyunghee” tambah Appa.

“Appa serius?” tanyaku tidak percaya.

“lakukan yang menurutmu baik Hyun-ah...” kata Appa.

Aku melepaskan tanganku dari Eomma dan berlari ke Appa.

Greb

Kupeluk Appa dengan erat.

“Gumawo Appa... saranghae... aku tidak akan mengecewakanmu... aku akan menepati kewajibanku... Saranghae! Ah! Appa memang Appa terbaik!” cerocosku tanpa sadar.

“ne Hyun-ah, Appa lebih menyayangimu... bahagialah nak... pilihlah jalanmu sendiri... tapi jangan lupa jalan untuk pulang dan tanggung jawabmu...”.

Aku mengangguk di punggung tegap Appa.

***

Setelah semua ketegangan soal kelanjutan pendidikanku sudah berlalu, disinilah aku sekarang. Diatas panggung pensi kelulusan kami, saatnya berpesta!

Beberapa chinguku datang berpasangan, dan ada juga beberapa yeoja datang menghampiriku, mengajak mengobrol dan juga mengajak untuk maju kedepan dan memeriahkan suasana dengan berdansa seperti yang lain. Tapi... sesaat seperti ada yang menarikku untuk mengingat sesuatu yang tidak sama sekali kurasa mengalaminya. ditempat yang hampir sama, diruangan  penuh dengan musik yang mengalun, beberapa orang bernyanyi... dan jangan lupakan suara gebrakan dan suasana yang jauh dari kata tenang. aku merasa seperti d'javu... dan kurasa dulu tanganku terasa hangat genggaman.


"Lee, cepat ke backstage! setelah ini kita tampil!" teriak Jessica selaku pengatur acara hari itu.

Aku segera ke backstage dan bergabung dengan teman-teman se bandku. mempersiapkan gitar dan microfonku.

"3 menit lagi!" peringat salah satu bagian acara.

***

Little, just a little i want to remember you

Not many, just a little, let me to remember our memories.

Slowly i forget you, even thought i really want to remember you.

Till all our memories disappear on mine...

***

Entah kenapa saat menyanyikan penggalan lagu ciptaanku itu, ada rasa kosong yang menjalari hatiku. Semakin masuk ke lagu itu, aku semakin ingin mengingat, tapi semakin lupa apa yang ingin kuingat Dan entah apa yang mendorongku saat membuat lirik itu dulu... liriknya terasa menyesakan dadaku, apa sih yang kurasakan ini?

***

“Kyunnie... bangun nak... ini sudah siang...” kata sebuah suara, aku tahu itu suara Eomma.

“15 menit lagi Eomma...”.

“kau ingin membolos kuliah pertamamu, sayang?”.

“ini masih hari minggu Eomma...”.

“lihat tanggalan hari ini...lihat di handphonemu nak... ini hari senin...”.

“Jinja?” tanyaku segera duduk dan melihat layar handphoneku.

Sial! Ini memang sudah hari senin. Dan sekarang sudah pukul 9.30. Upacara penerimaan mahasiswa jam 9.30 kan?

ASTAGA!

“Eomma!!!!” teriakku sambil turun dari ranjang dan berlari kekamar mandi, bebersih kilat, pakai baju yang sepertinya sudah disiapkan Eomma.

“sarapan dulu nak...” kata Eomma saat aku berlari turun tangga.

Kucomot 2 roti tawar dan 2 lembar keju, meminum susu coklatku dengan cepat dan terakhir....

CUP.

“Eomma... aku berangkat... nanti aku pulang cepat... Bye Eomma...” kataku setelah mencium pipi Eomma seperti biasa dan segera berlari keluar.

Diluar rumah Hwang Ahjussi sudah menunggu.

Syukurlah!

“Ahjussi! Ayo berangkat!” kataku setelah menutup pintu mobil jok sebelah supir dan mulai makan roti kejuku.

“makanlah pelan-pelan Tuan Muda...” peringat Hwang Ahjussi sambil menstarter mobilnya.

Aku mengangguk dan memelankan tempo makanku.

Tanpa banyak kata lagi Hwang Ahjussi segera mengendarai mobilnya membelah padatnya jalan raya.

Sial! Aku sudah telat untuk kelas pertamaku! Aish, jam kuliah pertamaku sudah mulai 30 menit yang lalu.

 Aku menoleh kesana kemari, malu untuk masuk kelas pertama...

“masuk... mundur... masuk... mundur... masuk... Ah Eotokhe!” gumamku didepan ruangan.

Tap... Tap... Tap...

Sebuah langkah terdengar sangat santai berhenti 2 meter didepanku.

Siapa dia? Apa dia juga Haeksang yang datang terlambat dihari pertama sepertiku?

Dia menatapku sesaat. Lalu tanpa kata, kami sepakat untuk masuk bersama-sama.

Tok.. Tok...

“masuk” perintah dari dalam.

“ Jusunghamnida kami terlambat Songsaenim...”.

“kalian tersesat mencari kelas yah? Guere... duduklah dibangku yang masih kosong...” kata dosen siang itu.

“Gamshamnida...” ucapku.

Kami berdua segera menuju 2 bangku kosong yang ada paling belakang. Aku di sisi kanan dan orang itu disisi kiri.

Tidak ada perbincangan sama sekali di jam pertama.

Aku berusaha fokus pada pelajaran untuk menebus kesalahanku tadi. Dan orang disampingku sepertinya juga melakukan hal yang sama.

Masuk ke pergantian dosen, banyak haeksang yang lain mulai berkenalan dengan kami, salah satunya Yoo Injung. Dia gadis cantik dan ceria.

“Hi, Yoo Injung Imnida, salam kenal” katanya dengan tangan mengacung dan senyum lebar.

“hem... Kyuhyun Imnida” jawabku sambil menyahut tangannya yang teracung didepanku.

Dia melakukan hal yang sama pada orang disampingku.

Orang di sampingku tampak menilainya sesaat dan memilih mengacuhkan Injung dan memilih memainkan handphonenya.

Aku memandangnya sesaat. Dia ini kenapa? Apa sariawan ya? Dari masuk kelas, dia sama sekali belum mengatakan apapun... bahkan masuk kelas telat tadi dia juga tidak mengucapkan apapun.

Mungkin dia sadar aku perhatikan juga, dia balas menatapku dan akhirnya pandangan kami bertemu dalam satu garis. Kuangkat kedua alisku.

Dia mengedikan bahunya dan kembali fokus pada bacaannya.

Hari-hariku berjalan dengan baik. Aku juga masih betah duduk dengan si manusia pendiam ini. Didekatnya aku bisa bebas bermain PSP dikelas dan ketiduran, dia sama sekali tidak menegur dan tidak banyak kata untuk mengangguku... kadang dia juga tidur ditengah pelajaran... ya Haeksang yang normallah. Bukannya kami malas, hanya saja terkadang dosen yang mengajar sedikit membosankan. hehehe...

Ah, seperti siang itu. Sudah 2 minggu ini aku kuliah kali ini aku sedang mengikuti kelas paling menyebalkan. Sejarah music. Hampir satu kelas tertidur mendengarkan nina bobo dari namja tambun berkacamata tebal yang berdiri didepan sana sambil memperlihatkan proyektor berisi tulisan full. Sementara aku? Aku sudah membawa penyelamatku. PSPku.

Aku bermain PSP untuk menghalangiku mengantuk, setidaknya aku masih mendnegar penjelasannya, eumh... ‘sedikit’ mendengarkan penjelasanya sebenarnya.

Dosen kali ini entah dia memang tidak tahu muridnya bosan atau dia memang sengaja membiarkan, dia sama sekali tidak menegur mahasiswa yang tidur lelap dikelasnya, dia hanya terus dan terus menjelaskan mata kuliahnya. Ah sudah biarkan, kenapa aku yang jadi pusing memikirkannya? Ada-ada saja!

Aku menoleh kesamping. Orang disampingku menunduk.

Bukan, dia tidak tidur. Caranya tidur tidak akan begitu. Dia akan tidur dengan cara bertopang dagu dan kalau tidak benar-benar kau perhatikan, kau pasti mengiranya masih memperhatikan pelajaran.

Aku jadi penasaran apa yang dia lakukan... Eumh... mencuri lihat, tidak melanggar peraturan dalam undang-undang Negarakan?

Aku melihat arah pandangannya, PSP putih. Starcraft juga! Ah, dia bawa PSP dan bermain Starcraft juga.

“waw... kau juga suka starcraft? Ayo bertanding! Namaku Kyuhyun!” kataku sambil menyenggol sikunya sedikit.

Dia menoleh sedikit kearahku. Kemudian merestart gamenya.

“Kibum, namaku Kibum” katanya sesaat sebelum kami memulai permainan.

Akhirnya kami batle, tidak selesai dalam satu kali main tentunya. Kami mengulanginya berkali kali hari itu.

Ah, tidak hanya hari itu saja. Besoknya... besoknya lagi... dan seterusnya. Kami menjadi teman dan menjadi sahabat karena Starcraft pada awalanya. Dia cukup pendiam dan dingin, tapi walau begitu dia memahamiku, tentunya dengan caranya sendiri. Dan lama kelamaan dia bisa lebih hangat dan berbicara lebih banyak.

Dia sendirian di Korea, keluarganya semua di Amerika, maka aku sering mengajaknya kerumah. Appa dan Eomma tidak menolak, mereka bahkan menerimanya dengan baik.

Dan Hae Hyung, keposesifannya membuatku ingin tertawa dan mencubitnya kalau saja aku tidak ingat dia itu Hyungku.

Dia selalu waspada, takut kalau aku punya hubungan Khusus dan kecewa sekali lagi.

Aku dan Kibum melewati semester demi semester bersama. Mengambil kelas yang sama setiap semesternya dan berbagi apapun diantara kami, termasuk cerita, keisengan dan tentu saja battle game.

“Ya! Bum! Kau curang!” erangku saat melihat aku kalah saat kami bertanding sepak bola menggunakan PS dikamarku.

“curang apa! Terima saja! Kau kalah!” serunya tidak terima.

“tapi kau tadi mengecohku!”

“Don’t care!”.

“menyebalkan!”.

“memang...”.

“ya!”.

“terima saja nasibmu! Kita liburan ke hawai semester ini!” katanya dengan wajah kemenangan telak disertai smirknya yang mengerikan.

“ya! Padahal aku ingin sekali kita ke Osaka!”.

“semester lalu aku menurutimu ke Ilsan! Libur tahun baru aku menurutimu ke Jeju! Lalu liburan sebelumnya aku menemanimu dirumah sakit sepanjang liburan! Sekarang tidak ada acara ke Osaka! Tujuan kita ke Hawai! Setelah itu pulang ke rumahku!” omelnya mengungkit-ungkit liburan kami sebelumnya dengan nada menyebalkan.

“Bum...” rengekku, biasanya ini akan berhasil.

“Shiro!” tolaknya.

“menyebalkan!”.

“kau tidak ingin tahu tempatku dibesarkan?”.

Aku memandang kedua manik matanya yang berwarna hitam yang memantulkan refleksi wajahku.

“liburanlah ke Osaka, Mom memintaku pulang” kata Kibum akhirnya.

“ck, guere, kita ke Hawai” putusku. Liburan sendiri walau itu di Osaka kurasa tidak akan menyenangkan. Masih ada libur semester depankan? Aku akan menyeretnya ke Osaka dan Kyoto, lihat saja nanti!

Smirknya berkembang.

“untuk ke Hawai, tabunganku masih kurang kau tahu?” tanyaku sebal.

“...” dia tampak berfikir.

“Appa tidak akan memberiku tiket liburan karena aku sudah meminta jatah liburanku dengan kaset game” kataku mengingatkannya kejadian beberapa minggu lalu.

“biar kuurus. Tapi gantinya, bantu aku putus dengan Saemi...” kata Kibum cuek.

“YA! Kau baru jadian 1 minggu babo! Mana bisa kau putus?” serangku.

“don’t care!” katanya cuek.

“ck!” decakku.

Aku mengumpulkan semua tenagaku kemudian memulai seranganku.

“HYA!” teriakku memulai menggelitiki pinggang dan lehernya.

Hampir selalu begitu saat kami main game dan berdebat tentang apapun yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk menjadi sebuah bahan perdebatan dan pertengkaran.

Semakin dekat persahabatan kami, semakin jauh aku mengenalnya, kami memiliki banyak kesamaan tapi juga sangat banyak perbedaan. Salah satunya yang kutemukan diawal persahabatan kami adalah keplayboyannya, dia akan menerima yeoja manapun yang mengajaknya berpacaran, kemudian memutuskannya ketika sudah bosan. Termasuk yeoja bernama Saemi itu, maksudku Kang Saemi.

Dia Sunbae kami, lain jurusan tapi se fakultas. Yeoja ganjen dan perayu ulung, hampir semua pria tampan di fakultas kami pernah dirayunya. Aku? Eumh... dulu sekali saat awal semester ke tiga mungkin, dia juga merayuku.

Akukan juga masuk jajaran wanted boy difakultas kami... hahaha... mian ini bukan hanya narsisme, tapi ini kenyataan.

Minggu lalu, saat Saemi Sunbae mengajaknya berpacaran, aku sudah menyuruhnya menolak hari itu, tapi memang dasar Bum-bum Babo, dia menerimanya dan sekarang dia kesulitan minta putus dari michi yeoja itu.

“setidaknya aku ingin mereka senang pernah menjadi yeojachinguku...” dalihnya suatu hari saat ku marahi tentang kebiasaan buruknya selalu menerima yeoja yang mengajaknya berpacaran dan berganti dengan mudahnya setelah bosan.

Sejak 2 hari yang lalu kami sudah tidak punya jadwal kuliah, Ujian semester sudah selesai, tugas-tugas sudah rampung dan untuk kelas pendek, kami tidak menyiapkannya karena kalaupun nilai kami terpaksa membuat kami ikut, kami akan kabur ke Hawai mulai minggu depan.

Hari itu, akan keluar pengumuman hasil belajar semester ini. Jadi disinilah kami berdua. Di kantin fakultas menunggu pengumuman keluar sambil mencari-cari tujuan wisata yang akan kami datangi saat di Hawai nanti.

“aku mau kesini! Kata Hae Hyung, tempat ini cukup bagus saat matahari terbenam” kataku sambil menuding salah satu nama tempat yang terpampang di layar laptop kami.

“hem... dimana lagi?”.

“eumh... ketempat ini?” tanyaku sambil menuding nama yang lain.

“tempat itu hanya tempat makan biasa” kata Kibum menolak.

“tapi design tempatnya bagus... kita harus mengambil beberapa foto dan mungkin makan disana... ayolah!” pintaku.

“ck... terserah kau saja” kata Kibum sambil mencatat nama tempat itu dalam daftar tempat yang akan kami kunjungi.

“Bum...”.

“huem...”.

“usulkan tempat lain lagi”.

“kau ingin yang bagaimana?”.

“tempat asik buat foto, tempat rekreasi, tempat makan atau tempat lain yang menyenangkan juga boleh”.

“sudah semua... lihat ada 15 nama tempat yang sudah kita catat”.

“eumh... gureyo, kalau begitu, kita buat list California dan sekitarnya, tidak mungkinkan kau hanya akan mengajakku beridam diri didalam rumah selama 1 bulan?”.

“disana ajak saja Saehee... aku jarang main keluar”.

“ck... kau ini tidak bertanggung jawab! Kau yang mengajakku kesana Kim Kibum!”

“A-anyeong S-su-Sunbae... bo-boleh a-aku berbicara de-dengan Su-sunbae?” tanya seorang yeoja pada kami.

Aku dan Kibum saling memandang.

“nde, silahkan... duduklah, tidak nyaman kalau dilihat kau berbicara dengan berdiri sementara kami duduk” kataku sambil menarikkan kursi disampingku yang kosong.

“a-nniyo, gamsahamnida...” katanya sambil menunduk dan memilih tetap berdiri.

Aku dan Kibum saling melihat lagi.

Kibum mengedikan bahunya dan kembali ke layar laptopnya.

 “su-sunbae... a-ku menyukai-mu... ma-maukah sunbae menjadi kekasihku?”.

 

 

 

Bersambung....

mianhe... updatenya lama banget... 1 bulan lebih di surakarta baru nemu namanya warnet dan saya tidak antisipasi sebelumnya.. mianhe chingu, tapi untuk selanjutnya diusahakan akan cepat update... untuk yang komen, subscribe dan membaca thx alot... gumawo...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 14: Baru tau ada ff ini, sayang gak ada lanjutannya, padahal pengen sampai kihyun punya anak
emon204
#2
Chapter 13: Aku kira ni ff sampai ending ternyata masih tbc.

Apa ini akan berhenti sampai disini saja? semoga bisa dilanjut.

Terima kasih ffnya
emon204
#3
Chapter 11: Percakapan Kibum dan Kyuhyun yang to the point mengingatkanku pada teman chatku yg juga memberian link ff ini padaku (jadi ingin tertawa)

Terima kasih ffnya
emon204
#4
Chapter 10: Chapter ini sudah romantis kok. Romantis ala KiHyun hehe

BumKyu disini lucu banget
emon204
#5
Chapter 8: Pertemuan pertama mereka dan adegan lainnya sama persis dengan yang diceritakan oleh Kibum2016. Masalahnya mengapa Kyuhyun tak ingat semuanya?
emon204
#6
Chapter 6: "Kalau marah makanlah yang banyak" kebiasaan Kyuhyun yg unik ini patut untuk dicontoh. Tapi sayang, banyak sekali makanan yg tak boleh kumakan :(

Terima kasih ffnya
emon204
#7
Chapter 4: Aku sempat tertawa dengan nama2 member super Junior disini. Pertanyaanku, siapa nama maknaenya? Guixian? Marcus? Hahaha..... #abaikan.
emon204
#8
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
emon204
#9
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
Rikamy #10
Chapter 13: Haish......yunho masih menggangu babykyu lagi ckckckck.....dan bum bum masuk rumah sakit apa yang telah terjadi chingu ? Tapi scandal yang di buat bum bum boleh jugak hehehehe.....